@ES DEFINISI KEMISKINAN Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-Hak Dasar Terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Mengapa Miskin ? Kemiskinan merupakan fenomena yang kompleks, bersifat multidimensi. Wilayah yang luas dan budaya masyarakat yang beragam menyebabkan kondisi dan permasalahan kemiskinan di Indonesia menjadi sangat beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat dan pengalaman kemiskinan yang berbeda antara perempuan dan laki- laki.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin: Indonesia 1990-2003 (Sumber: BPS) Tahun Jumlah (juta) % 1990 15.1 27.2 1993 13.7 25.9 1996 17.5 34.5 1999 23.4 47.9 2002 18.2 38.4 2003 17.4 37.4 Kemiskinan ditandai dengan rendahnya mutu kehidupan masyarakat Berbagai indikator pembangunan manusia dan indikator kemiskinan manusia menunjukkan ketertinggalan Indonesia dibanding dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. Saat ini Indonesia hampir setara dengan Vietnam yang sepuluh tahun yang lalu jauh tertinggal di bawah Indonesia.
Masyarakat miskin di kawasan pesisir dan kawasan tertinggal menghadapi permasalahan yang sangat khusus. Penduduk di kawasan pesisir umumnya menggantungkan hidupan dari pemanfaatan sumberdaya laut dan pantai yang membutuhkan investasi besar, sangat bergantung musim, dan rentan terhadap polusi dan perusakan lingkungan laut.
Permasalahan Kemiskinan Dilihat dari aspek : pemenuhan hak dasar beban kependudukan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender
Kegagalan Pemenuhan Hak Dasar Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Pengembangan Usaha Terbatasnya Akses Layanan Perumahan dan Sanitasi
Kegagalan Pemenuhan Hak Dasar Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih Lemahnya Kepastian Kepemilikan dan Penguasaan Tanah Memburuknya Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Lemahnya Jaminan Rasa Aman Lemahnya Partisipasi
Beban Kependudukan
Beban masyarakat miskin makin berat akibat : besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi
Rumahtangga miskin di perkotaan rata-rata mempunyai anggota 5,1 orang Rata-rata anggota rumahtangga miskin di perdesaan adalah 4,8 orang Dengan beratnya beban rumahtangga, peluang anak dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan menjadi terhambat dan seringkali mereka harus bekerja untuk membantu membiayai kebutuhan keluarga
Beban kependudukan Beban kependudukan Mengurangi beban kependudukan : KB Permasalahan KB : keterbatasan akses terhadap alat KB, khususnya alat KB yang dulu disediakan secara gratis sekarang harus dibeli dan harganya semakin mahal. Kenaikan harga alat KB menyebabkan penggunaan alat KB secara tidak teratur dan terjadinya kehamilan di luar rencana.
Beban kependudukan Akibat langsung dari urbanisasi adalah meningkatnya beban kota dalam menyediakan fasilitas layanan publik dan lapangan kerja, dan meningkatnya permukiman di bantaran sungai, pinggiran rel, kolong jembatan dan lahan kosong lainnya.
Ketidakadilan dan Ketidaksetaraan Gender Kemiskinan dan pemiskinan perempuan mengikuti deret ukur, sementara laki-laki mengikuti deret hitung. Sumber dari permasalahan kemiskinan perempuan terletak pada budaya patriarki yang bekerja melalui pendekatan, metodologi, dan paradigma pembangunan.
Ketidakadilan dan Ketidaksetaraan Gender Persoalan gender lainnya adalah masalah perdagangan (trafficking) yang diartikan sebagai pemindahan paksa manusia (khususnya perempuan dan anak) Perdagangan manusia terutama anak dan perempuan ini telah mendapat perhatian besar baik dalam negeri maupun internasional Puspitawati dan Megawangi (2003) menyatakan bahwa kualitas perempuan sebagai ibu sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak-anaknya melalui alokasi waktu untuk pengasuhan dan pendidikan anak. Perempuan sangat dominan dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui fungsi pemeliharaan dan pengasuhan atau caring and parenting.
Program penanggulangan kemiskinan Inpres Kesehatan, Inpres Perhubungan, Inpres Pasar, Bangdes, Inpres Desa Tertinggal (IDT). Program-program pemberdayaan: Program Pembinaan dan Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K), Program Tabungan dan Kredit Usaha Kesejahteraan Rakyat (Takesra- Kukesra), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), dan seterusnya.
Menurut Knowles (2000) Pendekatan yang paling sukses untuk mengurangi kemiskinan adalah berdasarkan pada kerangka kebijakan keseluruhan yang memperkuat pertumbuhan ekonomi, dengan tekanan pada sektor yang memberikan pekerjaan untuk penduduk miskin. Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi menguntungkan masyarakat yang tidak beruntung, kebijakan harus menggunakan investasi yang tepat di sumber daya manusia seperti pendidikan, kesehatan dan pelayanan KB.
Kriteria Miskin BPS BKKBN UNDP pendapatan di bawah 1 dolar per hari : di bawah garis kemiskinan . Proporsi penduduk suatu negara yang berada di bawah garis kemiskinan bervariasi, dari 9 persen di Cina sampai dengan 46 persen di Laos. Proporsi negara dengan pendapatan di bawah 1 dolar per hari juga bervariasi, mulai dari di bawah 2 persen di Thailand sampai dengan lebih dari 50 persen di Nepal, sedangkan di Indonesia hanya 8 persen.
Indikator sosial dari kemiskinan angka melek huruf orang dewasa angka harapan hidup saat lahir malnutrisi anak Angka melek huruf Melek huruf dapat dicapai dengan menamatkan sekolah dasar selama 4 sampai 5 tahun Angka melek huruf pada orang dewasa hampir sama tingginya di Filipina, Thailand, dan Vietnam yang mencapai 95 persen, sedangkan Indonesia sebesar 84 persen Rata-rata angka melek huruf di bawah 60 persen di negara lain Asia Selatan (Bangladesh, India, Nepal, Pakistan) dan Laos Angka harapan hidup Angka harapan hidup waktu lahir sangat rendah (kurang dari 65 tahun) pada kebanyakan negara Asia Timur dan Tenggara, Asia Selatan (kecuali Sri Lanka) dan Papua Nugini Angka harapan hidup yang tinggi di Sri Lanka, Cina dan Vietnam menggambarkan prestasi di tengah pembangunan ekonomi yang moderat.
Malnutrisi pada anak Lebih dari 40 persen anak balita, menunjukkan tanda malnutrisi kronis di semua negara Asia Selatan, kecuali Sri Lanka, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Papua Nugini Prevalensi malnutrisi anak di Indonesia (42 %), sangat tinggi di negara dengan tingkat pembangunan ekonomi yang cukup baik. Hal itu kontras dengan prevalensi malnutrisi yang lebih rendah di Sri Lanka (hanya 18 persen-padahal GDP negara itu lebih rendah daripada Indonesia), kecuali di negara dengan GDP yang lebih rendah.
Pertumbuhan Balita Jadi Indikator Kemiskinan Dalam Millenium Development Goals (MDG) 2000, para pemimpin dunia sepakat bahwa proporsi anak balita kurang gizi atau berberat badan rendah merupakan salah satu indikator kemiskinan. Gangguan pertumbuhan anak balita, khususnya anak di bawah dua tahun, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) pada bayi baru lahir serta tinggi badan kurang pada anak baru masuk sekolah berhubungan dengan kemiskinan.