You are on page 1of 21

Assalamualaikum Wr. Wb.

Seminar Penelitian
PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI PADI DAN
ALANG-ALANG MENJADI SILASE DENGAN
PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN
Lactobacillus plantarum
Di susun oleh:
Andri Rulandi (3335101421)
Hanifah Azzahra (3335100175)

Rahmayetty ST., M.Eng
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Tinjauan Pustaka
Tahapan Penelitian
Variabel Penelitian
Limbah jerami padi dan alang-alang kebanyakan tidak
dilakukan pengolahan dengan benar melainkan
langsung dibakar sehingga mengakibatkan pencemaran
lingkungan.

Limbah Jerami padi dan alang-alang biasa digunakan
sebagai pakan ternak tetapi kendalanya sama dengan
sumber serat lain yaitu berlimpah pada saat musim dan
kosong ketika tidak musim dan kulitasnya semakin
menurun seiring dengan waktu lamanya pemanenan.
Kebutuhan pakan hijau untuk ternak ruminansia mulai
mengalamai keterbatasan terutama pada musim
kemarau.

Limbah pertanian seperti jerami padi dan alang-alang
kaya akan serat kasar lebih dari 20% dan sumber energi
berupa BETN (Bahan ekstrak tanpa nitrogen) sehingga
dbisa digunakan sebagai bahan baku silase.

Limbah merupakan salah satu penyebab utama
pencemaran lingkungan. Limbah jerami padi dan
alang-alang dapat dimanfaatkan kembali dengan
proses fermentasi yang menghasilkan produk berupa
silase dengan bantuan agen biologi berupa
Lactobacillus plantarum.


Membandingkan komposisi silase antara jerami
padi dan alang-alang dengan cara uji proximat dan
pH.


Limbah pertanian yang digunakan adalah jerami
padi dan alang-alang di daerah Banten. Metode yang
akan digunakan dalam pembuatan silase ini adalah
proses fermentasi biologi dengan variasi bahan baku
yang digunakan. Analisa yang digunakan adalah uji
kadar protein dan pH.
Silase adalah bahan pakan ternak berupa
hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa )
yang disimpan dalam bentuk segar mengalami
proses ensilase (Prihatman, 2000 dalam Nevy,
2008).
Silase itu sendiri merupakan hijauan yang
difermentasi sehingga hijauan tersebut tetap
awet karena terbentuk asam laktat
(Kartasudjana, 2001 dalam Nevy, 2008).
Prinsip utama pembuatan silase yaitu:
Mengubah karbohidrat menjadi asam laktat
melalui proses fermentasi oleh bakteri
Menahan pembusukan yang diakibatkan oleh
enzim dan bakteri pembusuk yang terdapat di
dalam hijauan
Menghentikan pernafasan dan penguapan sel-
sel tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembuatan silase:
Hijauan yang digunakan seperti rumput-
rumputan, jerami dan lain sebagainya
Penambahan zat aditif untuk meningkatkan
kualitas silase.
Kadar air yang tinggi berpengaruh dalam
pembuatan silase. Kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan jamur dan dapat
menyebabkan pembentukan asam yang tidak
diinginkan seperti asam butirat.
Kandungan Kimia Jerami Padi dan Alang-alang
Kadar air 60,2 %
Lemak 0,87 %
Serat kasar 28,1 %
Protein 4,5%-5,5 %
Jerami Padi
( Oriza sativa )
Kadar air 93,76 %
Protein 7,33 %
Alang-alang
(Imperata cylindrica )
Aditif
Zat aditif yang ditambahkan di dalam proses
ensilase dapat berupa bahan-bahan yang
mengandung hidrat arang (karbohidrat) yang
siap diabsorpsi oleh mikroba, antara lain:
molasses, onggok, tepung jagung, dedek halus
dan ampas sagu ( Nevy, 2008).
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri yang
mampu mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi
asam laktat. Efek bakteri dari asam laktat
berkaitan dengan penurunan pH lingkungan
menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan
bakteri lain termasuk bakteri pembusukan
terhambat.
Kandungan gizi silase justru lebih tinggi
dibanding dengan hijauan segar. Sebab dalam
proses pembuatannya, silase diberi tambahan
dedak halus. Selain nilai gizinya bertambah, silase
juga lebih mudah dicerna oleh lambung ternak.
Sebab selama proses penyimpanan, jaringan
keras hijauan itu akan berubah menjadi lunak.
Silase bisa diberikan kepada ternak secara
terpisah, tetapi bisa pula bersamaan dengan
pemberian hijauan atau konsentrat.
Persiapan bahan baku
1. Pengurangan kadar air
2. Pemotongan
3. Analisa Proximat
Tahapan Proses fermentasi biologis
Pencampuran bahan
baku dengan
Lactobacillus plantarum
dan dedak
Pengecekan pH awal
Proses fermentasi
dengan kondisi
anaerob
Silase hasil fermentasi
Uji proximat dan pH
Uji Proximat
Uji protein
0.1-1 gr Produk Silase
0.5% gr selen










HCl 0.05 N


Labu destruksi

dipanaskan hingga larutan
berwarna hijau jernih
dinginkan

erlenmeyer

destilasi

Aquades secukupnya
NaOH 32-50% berlebih
Indikator PP 1%
50 ml H
3
Bo
3

2%
Indicator BCG
destilat

titrasi

Kerjakan blanko

7-10 ml H
2
SO
4
0.01%
Uji kadar air








Cawan porselen
Oven

Penimbangan massa akhir

1 - 5 g Silase
Timbang massa awal cawan
Uji kadar abu

Cawan





sample










Oven dengan suhu 110
o
C dan
waktu 30 menit kemudian
didinginkan dengan menggunakan
desikator

Timbang massa awal cawan

Cawan

Oven

Hingga tidak terlihat asap

Pembakaran pada suhu 600
o
C

Dinginkan pada desikator

Timbang massa akhir cawan

Variabel Bebas
Bahan baku yang digunakan yaitu
jerami padi dan alang-alang.
Massa bakteri L. plantarum 0,1%,
0,3%, dan 0,5%.
Variabel Tetap
Waktu fermentasi
Bakteri yang digunakan
Wassalamualaikum Wr. Wb.

You might also like