You are on page 1of 5

a.

Zaman Kerajaan (750-510 SM)


Kerajaan Romawi berasal dari sebuah kota, yaitu kota Roma. Menurut ceritera tradisi
rakyat (mitologi).Kota Roma didirikan oleh Remus dan Romulus tahun 750/751 SM di atas
tujuh buah bukit.
Perkembangan pemerintahan dari kota Roma terus berlangsung hingga menjadi
sebuah kerajaan. Daerah kekuasaan pada awalnya terbatas hanya pada kota Roma dan
sekitarnya.
Pemerintahan dijalankan oleh seorang raja yang memegang kekuasaan tak terbatas.Ia
juga merangkap sebagai panglima perang dan hakim tertinggi. Seorang raja dibantu oleh
Dewan Senat yang beranggotakan 300 orang yang terdiri atas kaum patricia (bangsawan)
yang membuat undang-undang. Diluar Dewan Senat juga terdapat Dewan Perwakilan Rakyat
(Comitia Curiata).
Bentuk pemerintahan kerajaan ini berlangsung cukup lama, namun tidak menjadikan
Kerajaan Romawi menjadi sebuah kerajaan besar. Wilayah kerajaannya hanya terbatas pada
kota Roma dan sekitarnya. Akhirnya, muncul tokoh-tokoh dikalangan bawah yang ingin
mengembangkan dan memperluas wilayah Romawi.Tokoh-tokoh itu yang mengubah bentuk
kerajaan Romawi menjadi Republik Romawi.

b. Zaman Republik (510-31 SM)
Pada mulanya Republik Romawi adalah republik kaum Patricia dengan sistem
pemerintahannya bersifat aristocrat. Ketika itu masih berbentuk sebuah polis atau negara
kota. Namun dalam waktu lima abad, republik polis ini tumbuh menjadi sebuah imperium.
Imperium Romanium menguasai wilayah yang sangat luas.Wilayah kekuasaanya
meliputi seluruh wilayah Laut Tengah.
Timbulnya golongan proletar Untuk memperluas wilayah kekuasaanya, republic
Romawi memerangi daerah di sekitarnya. Peperangan yang terus menerus dilakukan oleh
bangsa Romawi menyebabkan tanah-tanah pertanian di Italia terbengkalai. Setelah
peperangan berakhir, tanah pertanian yang terbengkalai itu dijual dan para pemiliknya pergi
ke kota Roma untuk mencari pekerjaan. Karena jumlah mereka sangat banyak sedangkan
lapangan pekerjaan sangat terbatas, maka diantara mereka banyak yang menjadi
gelandangan.Kaum gelandangan inilah yang disebut dengan kaum proletar, (artinya
golongan yang hanya mempunyai anak, kerena proler berarti anak).
Senat memegang seluruh kekuasaan Kekuasaan tertinggi di Imperium Romanum
dipegang oleh Senat.Kekuasaan Senat bukan hanya dalam bidang legislatif saja, tetapi juga
dalam bidang eksekutif.Fungsi Senat telah berubah dari badan penasehat menjadi badan yang
paling berkuasa di seluruh negara, sehingga seseorang hanya mungkin diangkat menjadi
konsul apabila disukai atau dapat diperalat oleh Senat.Kekuasaan senat yang besar itu, lambat
laun ditentang oleh para panglima perang.
Triumvirat I Untuk menghadapi Senat, pada tahun 64 SM, para panglima perang
seperti Pompeius, Crassus, dan Yulius Caesar membentuk persekutuan tiga serangkai atau
lebih dikenal dengan sebutan Triumvirat.
Kemunculan Triumvirat membuat Senat tidak mempunyai kekuasaan lagi.Setelah
Crassus meninggal, hubungan Yulius Caesar dengan Pompeius mulai retak.Hal ini
disebabkan Pompeius iri melihat keberhasilan dan kesuksesan Yulius Caesar.Oleh karena itu,
Pompeius memihak Senat untuk menghadapi Yulius Caesar.Tetapi usahanya mengalami
kegagalan.Pasukan Pompeius dan Senat dengan mudah dikalahkan oleh pasukan Yulius
Caesar.
Kemenangan itu menjadikan Yulius Caesar sebagai penguasa tunggal di seluruh
Imperium Romanium.Ia praktis menjadi seorang diktator.
Tidak semua tokoh Romawi menghormati kebesaran dan keagungan Yulius
Caesar.Musuh-musuhnya terus berusaha untuk menjatuhkannya.Akhirnya, para musuh ini
dipimpin Brutus dan Cassius berhasil melenyapkan Yulius Caesar.(14 SM).
Triumvirat II Kematian Yulius Caesar menimbulkan kekecauan, karena para
anggota Senat saling berebut kekuasaan. Usaha Senat itu berhasil digagalkan oleh panglima
perang Yulius Caesar yang membentuk Triumvirat baru tahun 43 SM. Anggota-anggota
Triumvirat yang kedua ini adalah : Antonius, Lepidus, dan Octavianus.
Ketika keamanan telah pulih kembali, para panglima itu mengadakan pembagian
wilayah bekas kekuasaan Yulius Caesar, yakni :
Antonius mendapatkan bagian wilayah sebelah timur, yakni propinsi Asia kecil dan
Mesir;
Lepidus mendapatkan bagian wilayah di daerah Afrika bagian utara dan pulau-pulau
kecil disekitarnya.
Octavianus mendapat bagian wilayah di sebelah barat, meliputi daerah yang
membentang dari Yunani sampai Spanyol.
Sejak awal pembagian itu telah terjadi perselisihan antara Octavianus dengan
Antonius.Mereka merasa khawatir apabila salah satu diantara mereka menjadi penguasa
tunggal terhadap seluruh Imperiun Romanium.Puncak perselisihan itu terjadi ketika Antonius
mengawini Cleopatra dan mengangkatnya menjadi Ratu Mesir.
Dengan dukungan penuh dari Senat dan pejabat-pejabat pusat di Roma, Octavianus
memimpin pasukan menyerang Antonius.Dalam waktu singkat pertahanan Antonius berhasil
dihancurkan dan Clopatra lebih memilih untuk bunuh diri daripada ditangkap hidup-hidup
oleh pasukan Octavianus.
Setelah Octavianus berhasil menaklukkan pasukan Antonius, sejak saat itu seluruh
kekuasaan Imperium Romanium jatuh ke tangan Octavianus, mengingat Lepidus telah
meninggal sebelum terjadinya pertempuran antara Octavianus dan Antonius.
c. Kekaisaran Romawi (31 SM-476 M)
Octavianus akhirnya diangkat menjadi Kaisar pertama oleh Senat.Senat memberi
gelar Augustus kepada Octavianus (Augustus artinya yang maha mulia).
Octavianus diakui pula sebagai panglima tertinggi atau imperator.Para gubernur
militer yang memerintah di provinsi-provinsi hanya tunduk dan taat kepada perintah Kaisar
dan kedudukannya hanya sebagai wakil Kaisar yang memerintah atas daerah yang
dikuasainya.Octavianus juga menjabat sebagai kepala agama atau Pontifex Maximus, bahkan
kemudian menganggap dirinya sebagai dewa.
Dengan segala kekuasaanya, Octavianus telah menjadi seorang raja besar dengan
kekuasaan mutlak.Sejak saat itu Republik Romawi diubah menjadi Kekaisaran Romawi.Masa
pemerintahan Octavianus cukup lama, yaitu dariu tahun 31 SM 14 M. Pada masa
pemerintahannya itu Imperium Romanium mengalami masa yang gemilang yang merupakan
puncak kejayaan Romawi.Kebudayaan dan pembangunan juga mengalami kemajuan yang
pesat.
Pengganti Octavianus adalah Tiberius (14 37 M).Pada masa pemerintahan Tiberius,
di daerah Palestina berkembang agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Nabi
Isa).Agama ini baru bersifat monotheisme dan berbeda dengan agama rakyat Romawi yang
bersifat polytheisme (memuja banyak dewa).
Agama Kristen telah berkembang.Penganut agama Kristen makin lama makin
bertambah banyak terutama dari golongan budak.Penindasan dan pengejaran dilakukan oleh
pasukan-pasukan Romawi atas perintah Kaisar Romawi.
Pada masa pemerintahan Kaisar Nero (54 68 M) penindasan dan pengejaran
terhadap umat Kristen mencapai puncaknya.
Konstantin Agung (306 337 M), melalui Edict Milan memerintahkan penghentian
pengejaran dan penyiksaan terhadap umat agama Kristen.
Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius (378 395 M) agama Kristen dinyatakan
sebagai agama negara.Dengan demikian, setelah 4 abad Yesus Kristus disalib di Golgota,
akhirnya agama Kristen memperoleh pengakuan.Bahkan, kemudian menjadi dasar peradaban
bangsa-bangsa Eropa.
d. Pembagian Romawi
Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius, wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi
dibagi menjadi dua bagian.
Kekaisaran Romawi Barat dengan ibukota Roma Sejak pembagian itu kekaisaran Romawi
Barat tidak bertahan lama karena terjadi serangan-serangan dari bangsa Hun atau bangsa
Indo-Jerman (Goth).Bangsa-bangsa Indo-Jerman yang masih rendah kebudayaannya
berdesak-desakan atau berebutan masuk ke wilayah Romawi Barat.Mereka mendirikan
kerajaan baru di wilayah yang mereka kuasai.
Pada pertengahan abad ke-5 M, yang berkuasa di Romawi Barat bukan lagi Kaisar
Romawi, melainkan jenderal-jenderal dari berbagai bangsa tadi.Sedangkan Kaisar Romawi
hanya sebagai boneka belaka.Akhirnya pada tahun 476 M, Kaisar Odoaker dari Romawi
Barat turun tahta.Berakhirlah kekuasaan di Romawi Barat.
Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel Runtuhnya Romawi Barat tahun
476 M, tidak mempengruhi perkembangan pemerintahan Kekaisaran Romawi Timur
(Byzantium). Bahkan Kekaisaran Romawi Timur dapat bertahan hingga 10 abad lamanya.
Hal ini disebabkan karena letak ibukota Konstantinopel (sekarang Istambul) sangat strategis.
Kekaisaran Romawi Timur mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan
Kaisar Yustinianus (527-563 M). Pada mulanya daerah kekuasaan Romawi Timur meliputi
daerah Balkan, Asia Kecil, Asia Barat dan Mesir. Perkembangan selanjutnya daerah
Kekuasaan Romawi Timur diperluas lagi hingga meliputi daerah Afrika bagian utara
dan sebagian wilayah Spanyol.
Pada masa kekuasaan Yustinianus, kota Konstantinopel menjadi terkaya dan terindah
di dunia. Pada kota ini terdapat sebuah bangunan gereja yang indah dan megah, yaitu Gereja
Hagia Sophia (kini menjadi masjid). Kaisar Yustinianus meletakkan dasar-dasar hukum
Romawi yang lebih dikenal dengan nama Corpus Iuris (Codex Yustinianus).
Dalam bidang kekuasaan, kaisar-kaisar Romawi Timur bersifat mutlak atau
absolutisme.Mereka berdiri diatas segala undang-undang yang mengikat semua rakyat.
Dengan kekuasaan seperti itu, kekaisaran Romawi Timur terus dapat bertahan hingga tahun
1453 M. Pada tahun itu, terjadi serangan dari bangsa Turki Osman atau Turki Ottoman yang
mengakibatkan runtuhnya kekaisaran Romawi Timur. Bangsa Turki tetap menjadikan
Konstantinopel sebagai ibukota negaranya dengan mengganti namanya menjadi Istambul.

You might also like