You are on page 1of 10

Laporan Perawat

Home
Askep KMB
Askep Anak
Askep Jiwa
Askep Maternitas
DOWNLOAD ASKEP
Kamis, 22 Desember 2011
Askep Tonsilitis Kronik
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS KRONIK


KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Tonsilitis kronik adalah tonsil yang dapat mengalami peradangan menahun. (M.A. Handerson,
Ilmu Bedah untuk Perawat, 1989)

2. Etiologi
Penyebab tonsillitis kronik sama dengan tonsillitis akut yaitu kuman golongan atreptococcus
hemolyticus viridans dan streptococcus pyogenes, tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi
kuman golongan gram negatif.
Faktor predisposisi timbulnya radang kronik ini ialah yang menahun (misalnya : makanan),
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat, serta hygiene yang buruk.

3. Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari tonsillitis yaitu tonsil membesar dengan adanya hipertropi dan jaringan
parut.
Sebagian kripta tampak mengalami stenosis, tapi eksudat yang sering kali purulen.
Gambaran klinis lain yang sering adalah dari tonsil yang kecil biasanya membuat lekukan.
Biakan tonsilia dengan penyakit kronis biasanya menunjukan beberapa organisme yang
virulensinya relatif rendah.
Gejala tonsillitis kronik sebagai brikut
a. Keluhan sakit menelan, liur banyak.
b. Panas, sakit kepala, rasa sakit ditelinga
c. Tonsil warna merah dan membengkak.
d. Tonsil tampak bercak kecil dan sumbatan pada kripta (angila lakrimalis) pada tonsillitis folio
kuralis bercaknya besar.
e. Bercak tampak bergabung menjadi satu meluas sampai ke arkus varing.
f. Oedem pada arkus varing dan mungkin sampai palatum mole.
g. Sakit tekan pada limforadi.
h. Bercak dapat meluas keseluruh jaringan limfe dilingkaran welldeyer.


4. Patofisiologi
Pada tonsilitis kronik terdapat dua bentuk yaitu hipertroil dan aerotnsil karena proses berulang,
maka selain epitel mukosa terkikis, jaringan limfoik diganti oleh jaringan parut. Jaringan parut
ini sesuai dengan sifatnya akan mengalami pengerutan. Kelompok jaringan limfoid mengerut,
sehingga ruang antara kelompok melebar. Hal ini secara klinik tampak sebagai pelebaran kriptus
dan kriptus ini diisi oleh defritus. Proses berjalan terus, sehingga menembus kapsul dan akhirnya
timbul perlekatan dengan jaringan disekitar fosa tonsillitis. Pada anak-anak proses ini disertai
dengan pembesaran kelenjar limfe sub mandibula.

5. Pathways
Tonsilitis berulang

Epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis

Proses penyembuhan limfoid


Cicatrik

Tonsilitis kronik


Hipertropi & cicatrik

mengkerut dan hiperemis

Pelebaran kripta

timbul lekukan

Mengganggu Tonsil membesar & tonsil tetap kecil

nervus Pengangkatan jaringan

glasovaringeus tonsilektomi

adenopati reginal


gangguan
telinga nyeri menelan nyeri luka insisi kesulitan
tengah bicara

potensial komplikasi
Resiko Resiko
Infeksi perdarahan


Input cairan < gangguan rasa resti perubahan

nyaman, nyeri volume cairan input nutrisi Kerusakan
kurang dari resti prubahan nutrisi komunikasi
kebutuhan kurang dari kebutuhan verbal


6. Komplikasi
Tonsillitis yang tidak segera ditangani/diterapi dapat berkembang menjadi penyakit yang
berbahaya.
Komplikasi ke daerah sekitar tonsil berupa
a. Rinitis kronis
b. Sirositis
Komplikasi ke organ yang jauh dari tonsil seperti
Indokarditis Artritis
Miositis Nefritis, ufeisis
Iridoksitis Dermatitis
Pruritis Utikaria
Furun kilosis

7. Penatalaksanaan
Pengobatan dan perawatan yang diberikan pada pasien tonsillitis kronik adalah:
a. Tonsilektomi
b. Antibiotika, analgetika/anti panas
c. Makan-makanan yang lembut
d. Makanan yang pedas dan panas dilarang

TONSILEKTOMI
Indikasi tonsilektomi yang penting dapat diterima anak-anak adalah sebagai berikut :
1. Serangan tonsillitis berulang yang tercatat (walaupun telah diberikan penatalaksanaan medis
yang adekuat)
2. Tonsilitis berhubungan dengan streptococcus menetap dan patogenik (keadaan karier)
3. Hiperplasia dan obstruksi yang menetap 6 bulan setelah infeksi mononucleosis (biasanya pada
dewasa muda)
4. Hiperplasia tonsil yang obstruksi
Kontra indikasi
1. Infeksi pernafasan bagian atas yang berulang
2. Infeksi sistemik
3. Asma
4. Tonus otot yang melemah
5. sinositus


KONSEP KEPERAWATAN
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap (Gebbie and Lavin, 1974) yaitu :
1. Pengkajian
2. diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian
yang cermat untuk mengenali masalah klien, agar dapat memberikan arah pada tindakan
keperawatan.
Pengkajian data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi data-data dari klien yang
meliputi biopsikososial spiritual yang komprehensif. Data dapat dikumpulkan dari berbagai
sumber.
Data utama adalah pasien. Data-data tambahan yang dibutuhkan dapat diperoleh dari sumber
lain, missal : keluarga, tenaga kesehatan lain, catatan-catatan oleh tenaga kesehatan yang tercatat
dalam dokumentasi medis pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
Adapun data yang diperoleh dari pasien tonsillitis :
Data Subyektif
a. Keluhan sakit menelan
b. Sakit kepala
c. Pasien sakit di telinga
d. Pasien sakit tekan di limfoid

Data Obyektif
a. Panas
b. Liur banyak
c. Tonsil tampak memerah
d. Tonsil bengkak
e. Oedema pada arkus faring


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan pre atau post operasi
tonsillitis antara lain :
a. Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan masukan
cairan sekunder terhadap nyeri saat menelan.
b. Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
penurunan masukan sekunder terhadap nyeri saat menelan.
c. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik yang berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang komplikasi, penatalaksanaan nyeri, pengaturan posisi dan
pembatasan aktivitas.
d. Nyeri berhubungan dengan pembedahan.
e. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik terhadap
pembedahan.
f. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah berhubungan dengan
kurangya pengetahuan tentang perawatan diri saat pasien pulang.
g. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan post
operasi takut tentang beberapa aspek pembedahan.
h. Resiko tinggi terhadap komplikasi, infeksi berhubungan dengan factor pembedahan

3. PERENCANAAN
Merpakan prioritas, hasil yang diharapkan dari pasien dengan kegiatan keperawatan yang
spesifik.
Beberapa diagnosa yang menjadi focus intervensinya adalah :
a. Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan masukan
cairan sekunder terhadap nyeri saat menelan.
Rencana tujuan
Klien dapat meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml
Rencana tindakan
Kaji perubahan tanda vital, contoh peningkatan suhu tubuh
Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa.
b. Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
penurunan masukan sekunder nyeri saat menelan.

Rencana tujuan
Klien menunjukan nafsu makan
Rencana tindakan
Beri makanan porsi kecil dan sering atau makanan yang menarik untuk pasien.
c. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik yang berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang komplikasi, penatalaksanaan nyeri, pengaturan posisi dan
pembatasan aktivitas.
Rencana tujuan
Klien dapat menggambarkan proses penyakit, penyebab-penyebab dan factor penunjang pada
gejala dan aturan untuk penyakit atau kontrol gejala.
Rencana tindakan
Diskusikan aspek ketidalmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan
kesembuhan.
d. Nyeri berhubungan dengan pembedahan.
Rencana tujuan
Klien menyatakan nyeri hilang/terkontrol
Rencana tindakan
Pantau tanda-tanda vital
Berikan tindakan nyaman missal perubahan posisi, musik, relaksasi.
e. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik terhadap
pembedahan.
Rencana tujuan
Klien berpartisipasi secara fisik dan atau verbal dalam aktivitas.
tentukan tingkat bantuan yang diperlukan.
f. Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat pasien pulang.
Rencana tujuan
Klien menyatakan mrngerti tentang instruksi, melaksanakan dengan tepat ketrampilan perawatan
diri yang diperlukan, mengidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perawatan.
Rencana tindakan
Ajarkan dan biarkan pasien merawat luka jika penggantian perlu dilakukan di rumah.


g. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan post
operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
Rencana tujuan
Mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, melaporkan
berkurangnya perasaan cemas atau gugup, ekspresi wajah rileks, kurang bicara.
Rncana tindakan
Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi termasuk tes laboratorium
pra operasi, alas an status puasa.
h. Resiko tinggi terhadap komplikasi, infeksi berhubungan dengan factor pembedahan.
Rencana tujuan
Tidak ada infeksi
Tidak ada komplikasi
Rencana tindakan
Pantau suhu badan tiap 4 jam, keadaan luka ketika melakukan perawatan.

4. IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat terhadap pasien.
Beberapa petunjuk pada implementasi adalah sebagai berikut :
a. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.
b. Dokumenyasi intervensi dan respon klien.

5. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan dan menentukan sejauh mana tujuan dapat
dicapai.
Evaluasi dilakukan dengan memakai criteria evaluasi, dengan melibatkan klien, keluarga dan
anggota tim kesehatan lain.
Evaluasi dikatakan berhasil apabila masalah sudah dapat diatasi dengan kata lain tujuan sudah
tercapai sesuai dengan rencana tujuan yang telah ditetapkan.


PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tonsilitis kronik adalah tonsil yang dapat mengalami peradangan menahun.
2. Kasus tonsillitis kronik tanpa diragukan merupakan penyakit yang paling sering dari srmua
penyakit tenggorokan berulang.
3. Tonsiliyis kronik sering ditemukan pada anak-anak.
4. Pengobatan pada klien tonsillitis kronik adalah berupa tindakan tonsilektomi dan pemberian
antibiotik serta anti piretik.

B. Saran
Dalam setiap melakukan pengkajian keperawatan, seorang perawat hendaknya mampu
melakukan pengkajian secara menyeluruh karena dengan pengkajian yang menyeluruh segala
aspek, maka didapatkan data yang lengkap sehingga dapat memunculkan diagnosa keperawatan
yang tepat.

Diposkan oleh Uncategorized di 05.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ASUHAN KEPERAWATAN
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Download 705 AsKep

Home
Askep KMB
Askep Anak
Askep Jiwa
Askep Maternitas
DOWNLOAD ASKEP
Entri Populer
Perawatan Luka Jahitan
PERAWATAN LUKA JAHITAN A. Pengertian Perawatan luka jahitan adalah
melakukan tindakan perawatan mengganti balutan, membersihkan luka pada...
Askep Tonsilitis Kronik
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS KRONIK KONSEP MEDIS 1. Pengertian
Tonsilitis kronik adalah tonsil yang dapat mengalami peradangan menahun. ...
Pterigium
PTERIGIUM 1. PENGERTIAN Pterigium adalah pertumbuhan jaringan konjungtiva ke
dalam kornea. Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovask...
Askep Syok; Gangguan Sirkulasi
SYOCK (GANGGUAN SIRKULASI) I. Definisi : Suatu keadaan / syndrome
gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya...
Askep Trauma Muskuloskeletal; Fraktur
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
(FRAKTUR) A. Fraktur 1. Pengertian Trauma sistem muskuloskeletal yang sering
terja...
Asuhan Keperawatan Batu Saluran Kemih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BATU GINJAL KONSEP MEDIS
Pengertian Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal ...
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KUMPULAN 705 ASUHAN KEPERAWATAN DAN BONUS 303 MATERI, 78
LEAFLET + 100 EBOOK KEPERAWATAN ( JUMLAH SEMUANYA ADA 1186
FILE ) Hanya dengan Rp. ...
Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; THT
PENYAKIT PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN (THT) PENYAKIT-
PENYAKIT DARURAT DI BIDANG THT : 1. EPISTAXIS Nama lain : mimisan,
pendaraha...
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI
A. Pengertian Oksigenasi adalah salah satu komponengas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsunganhidup se...
Askep Fibroadenoma Mammae
ASUHAN KEPERAWATAN FIBROADENOMA MAMMAE PENGERTIAN 1.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi
kelenj...
Link
http://belajar-mantri-suster.blogspot.com/
http://perawat-rohimin.blogspot.com/
http://blog-akper.blogspot.com/
http://askep-ilmukeperawatan.blogspot.com/
http://kumpulan-askep-lengkap.blogspot.com/
http://kumpulan-asuhan-keperawatan-eddie.blogspot.com/
http://asuhan-keperawatan-maternitas.blogspot.com/
http://asuhan-keperawatan-jiwa.blogspot.com/
http://asuhan-keperawatan-icu.blogspot.com/
http://asuhan-keperawatan-anak.blogspot.com/
http://eddie-suster-boy.blogspot.com/
http://mantri-keliling.blogspot.com/
http://tugas-kuliah-keperawatan.blogspot.com/
http://studykeperawatan.blogspot.com/
http://perawat-siaga.blogspot.com/
http://perawat-kita.blogspot.com/
http://belajar-ilmu-keperawatan.blogspot.com/
http://perawat-online.blogspot.com/
http://asuhan-keperawatan-mandiri.blogspot.com/
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/
http://kumpulanaskep.com/
http://kumpulanasuhankeperawatan.com/
Visitor
Arsip Blog
2012 (25)
2011 (31)
o Desember (27)
Askep Striktur Uretra
Batuk Darah
Askep Hernia
Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; THT
Askep Tonsilitis Kronik
Askep Fibroadenoma Mammae
Pterigium
Perawatan Luka Jahitan
Askep Serebrovaskuler
Askep Tetanus
Askep Trauma Tumpul Abdomen
Askep Akut Miocard Infark
Askep Stroke Non Hemoragik
Askep Syok; Gangguan Sirkulasi
Askep Fraktur Humerus
Askep Tuberculosis Paru
Morfologi Sel
Morfologi Sel
Askep Trauma Bladder
Askep Trauma Muskuloskeletal; Fraktur
Askep Pneumonia
Askep Dengue Haemorragic Fever; dhf
Askep Varises Truncal dan Retikularis; Vena Variko...
Askep Anak Gangguan Bicara
Askep Tonsilektomi
Askep Tumor Otak; Tumor Intrakranial
Asuhan Keperawatan Askariasis
o Januari (4)
2010 (9)
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like