A. Gambaran Umum Cooling Systempada I njection Molding Injection molding telah menjadi salah satu metode manufaktur plastik atau polimer yang populer karena memiliki efisiensi yang baik dan mudah untuk di manufaktur. Injection molding terdiri atas tiga tahap utama, yaitu filling and packing stage, cooling stage, dan ejection stage. Diantara stage tersebut, cooling stage merupakan yang paling penting karena menentukan produktivitas molding dan kualitas dari produk hasil injection molding, selain itu juga mempengaruhi surface finish, critical dimension dan lain-lain. Secara normal, 70%-80% dari siklus waktu proses injection molding. Basic system dari cooling stage pada injection molding adalah menggunakan cooling channel yang dibuat berdasarkan atas pengalaman dari engineer yang berkutat dalam bidang injection molding. Metode ini sederhana dan efisien jika part yang dicetak sederhana, akan tetapi jika molding part yang dibuat compleks, maka dibutuhkan perhitungan lebih cermat mengenai cooling efisiensi serta parameter lain yang menentukan. Berikut adalah skema cooling system secara umum
Gambar 1. Skema sederhana cooling system pada Injection Molding Gambar 2. Sistem channel cooling standar yang digunakan pada Injection Molding B. Efek Cooling System Terhadap Benda Kerja Hasil Injection Molding Perencanaan Cooling System pada Injection Molding adalah salah satu hal yang paling sulit untuk direncanakan karena sangat vital terhadap produksi secara keseluruhan apabila merancangnya dengan tidak maksimal. Berikut adalah hal hal yang akan terjadi apabila cooling system pada injection molding tidak berjalan baik atau optimal: 1. Dimensi part yang diproduksi tidak sesuai keinginan 2. Surface finish yang jelek 3. Jika temperatur pendinginan tidak unifom, maka produk terdapat defect atau cacat pada produk atau part. 4. Terdapat defect hot spots pada benda kerja. 5. Terdapat sink marks atau tanda kecil yang terbenam dari permukaan benda atau part produksi. 6. Terjadinya differential shrinkage, yaitu pengecilan salah satu bagian atau spot dari benda kerja, sedangkan bagian yang lain normal, sehingga menyebabkan cacat akibat pendinginan yang tidak uniform 7. Adanya thermal residual stress, yaitu stress atau tegangan yang terjadi akibat sisa thermal yang ada pada benda kerja. 8. Warpage, yaitu terdapatnya seperti lapisan yang membungkus benda kerja, padahal lapisan itu tidak dinginkan, sehingga bisa dikategorikan sebagai cacat. Berdasarkan paparan diatas, terlihatlah betapa krusialnya cooling system pada injection molding, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai perihal heat exhanger, control, serta molding agar bisa membangun sistem pendiginan yang optimal.