You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti
sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut
adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam
proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal
karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan
semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa
melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor
metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran
adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang
mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut
seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan
diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana
yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana motivasi belajar yang ditimbulkan?
2. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan?
3. Bagaimana kondisi lingkungan keluarga mahasiswa?
4. Bagaimana kondisi lingkungan kuliah mahasiswa?
5. Apakah ada faktor-faktor pengaruh yang dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa?
6. Apakah ada upaya yang dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui motivasi belajar
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan
3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan keluarga
4. Untuk mengetahui kondisi lingkungan kuliah
5. Untuk mengetahui apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa
6. Untuk mengetahui apakah ada upaya yang dapat membangkitakan motivasi belajar







BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris -
"MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa
Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat kabar,
kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami
sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
Motivasi dapat diartikan sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang
itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau
mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Jadi motivasi dapat definisikan bahwa: Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan
mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.
B. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli.
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving
force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu
mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan
motivasi (niat). Menurut : Wexley & Yukl (dalam Asad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi
adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah
proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga
hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan
yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan
tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such
behavior ).
McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga
di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota
suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar
proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan
manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi
kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses-
proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat
internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persistensi.
C. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan
untuk mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju) dalam ranah
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku).
D. Jenis-jenis Motivasi
Dengan hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi
kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi kita harus
mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi mana yang cocok
diterapkan. Jenis-jenis motivasi ada 2 yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
1. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar
menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan
untuk mendapatkan hadiah.
2. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau
melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan
adalah lewat kekuatan ketakutan.
Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedangkan motivasi negatif untuk jangka
pendek saja. Secara umum motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Motivasi Intristik Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.
2. Motivasi Ekstrinsik Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut dating dari luar
individu yang bersangkutan. Jadi orang itu dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi belajar
mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap suatu kegiatan yang
sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan interaksi belajar, guru dalam hal ini
memegang peranan sangat penting dalam upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi
ekstrinsik siswa secara menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta
berpartisipasi positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengingat motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri
siswa. Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model pembelajaran yang
bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh
serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru
yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka,
selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif.
E. Teori Motivasi
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara
perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi sangat dibutuhkan seseorang untuk
membangkitkan semangat seseorang. Berikut beberapa teori menurut pendapat para ahli yaitu:
Teori Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia ada lima jenjang
kebutuhan, yaitu:
1. faali (fisiologis)
2. Keamanan, keselamatan dan perlindungan
3. Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
4. Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
5. Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, menurut maslow, pimpinan perlu
memahami sedang berada pada anak tangga manakah bawahan dan memfokuskan pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan
bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negative (teori
X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain
positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
Teori Motivasi Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang
mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua factor itu
dinamakan factor yang membuat orang merasa tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik
atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
1. prestasi (achievement)
2. Pengakuan (recognition)
3. Tanggung Jawab (responsibility)
4. Kemajuan (advancement)
5. Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)
6. Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan :
1. prestasi (achievement)
2. Kekuasaan (power)
3. Afiliasi (pertalian)
Teori Harapan Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik
dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar
kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-
ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan
memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi
oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat
tukaran imbalan dari organisasi Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep
suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi
perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses
pembelajaran.
F. Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi.
1. Fakor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan kata-kata, belajarlah yang giat,
belajar pangkal pandai, dan lain sebagainya. Banyak dari kita yang salah mempersepsikan
belajar sebagai kegiatan yang hanya membaca buku saja, berarti orang yang rajin belajar adalah
orang yang rajin membaca buku. Belajar bukanlah dalam ruang lingkup itu saja. Belajar adalah
suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan untuk mencapai tujuan ,
yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju) dalam ranah kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Dengan memahami betul konsep tersebut, ternyata
belajar itu sangat luas sekali dan tidak hanya terbatas pada membaca saja. Interaksi diri yang
melibatkan fisik artinya adanya pengindraan yang bisa menunjang proses belajar tersebut. Psikis
artinya adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan lingkungan, artinya
kekondusifan environmental sangat dibutuhkan dalam belajar. Semua interaksi ini ditujukan agar
pengetahuan seseorang, sikap (moral) dan tindakan bisa mengalami kemajuan.
Sebagai contoh, mari kita amati ilustrasi berikut ini. Pada saat Pram sedang asik naik
sepeda motor tiba-tiba ban sepeda motornya terkena paku dan terpaksa harus ditambal, setelah
tengak-tengok kesana-kemari ternyata dipingir jalan ada tukang tambal ban. Pram langsung
mendatangi tambal ban itu. Setelah sampai disana ban sepedanya langsung diproses dengan
sangat cepatnya oleh tukang tambal ban, selama disana Pram melihat cara kerja, peralatan yang
dipakai, bahkan dia bertanya berapa modal, keuntungan dan kerugian, harga ini dan harga itu,
dan sebagainya. Dengan adanya peristiwa ini ranah kognitifnya menjadi luas dengan mengetahui
tentang dunia penambalan ban. Dengan pengetahuan yang tidak disengaja ini juga, dia menjadi
tertarik akan lapangan pekerjaan tersebut (ranah afektif). Sehingga dia membuka usaha
penambalan ban dengan memperkerjakan banyak orang (ranah psikomotorik), tentu saja dari
trik-trik yang dia dapatkan dari pengetahuan tadi. Hal yang dilakukan Pram ini adalah contoh
salah satu proses belajar. Sangat luas sekali definisi dari belajar ini serta proses berlangsungnya
bisa dimana saja, kapan saja dan tidak terbatas oleh waktu. Dengan latar belakang itu maka
muncullah suatu konsep belajar sepanjang hayat. Dimana belajar tidak terbatas ruang dan waktu.
Lalu apa hubungan motivasi dengan belajar ?. Sebelum beranjak lebih lanjut, mari kita pahami
konsep dari motivasi itu sendiri.
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia. Ada tiga factor yang mempengaruhi motivasi seseorang yaitu kebutuhan, dorongan,
dan tujuan.
Apabila seseorang mempunyai kebutuhan yang mendesak maka motivasinya akan
meningkat, misalnya ; ada orang yang sangat lapar karena tidak makan selama tiga hari tiga
malam (lapar merupakan kebutuhan biologis) maka dia akan makan dengan sangat lahap, dari
pada orang yang perutnya kenyang. Hal ini menggambarkan tentang motivasi makan. Dorongan
juga sangat mempengaruhi motivasi. Dorongan ini biasanya berupa reward (penghargaan) dan
punishment (hukuman). Misalnya seorang anak yang takut diberi hukuman bila tidak
mengerjakan PR oleh gurunya, maka dia akan memaksakan diri untuk mengerjakan meskipun
dia tidak bisa. Begitupun juga, misalnya seorang guru yang bernama X berjanji akan
membelikan Honda Jazz bagi yang mengerjakan PR. Jangankan murid dikelasnya, murid dikelas
lain, atau bahkan murid disekolah-sekolah lainnya akan berebutan mengerjakan PR yang
diberikan oleh guru X tadi.
Faktor terakhir yang mempengaruhi motivasi adalah tujuan. Tujuan, cita-cita, dan visi
seseorang sangat mempengaruhi motivasi. Karena hal inilah, bapak besar proklamtor bangsa
Indonesia Ir Soekarno pernah berkata, Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Hal ini
sangatlah benar, misalnya seorang perempuan yang bercita-cita hanya sebagai ibu rumah tangga
maka motivasinya dalam bersekolah, beraktualisasi diri dan mengukir prestasi akan rendah,
karena tujuan hidup bagi dia jelas sekali, hanya berkisar dapur, sumur, dan kasur (ungkapan adat
jawa tradisional terhadap para perempuan). Hal tersebut akan berbeda bila kita bandingkan
dengan seorang perempuan yang bercita-cita ingin jadi presiden, dia akan belajar dengan giat,
mencoba aktif dalam partai-partai politik, mengukir prestasi yang bisa mengangkat harkatnya
sebagai seorang wanita.Setelah memahami hal tersebut diatas maka bisa dilanjutkan pembahasan
tentang bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap belajar.
Belajar tanpa motivasi bagaiakan kendaraan bermotor tanpa bahan bakar, sehingga semewah
apapun kendaraan tersebut tidak akan bisa dijalankan tanpa adanya bahan bakar. Selengkap
apapun fasilitas yang dimiliki seseorang, meskipun ribuan eksemplar buku yang dia miliki,
walaupun ratusan juta rupiah biaya yang dimiliki untuk pendidikan, tidak akan berpengaruh jika
motivasi belajar tidak melekat didalam dirinya. Begitupun sebaliknya, seminim dan semiskin
apapun seseorang apa bila motivasi belajarnya tinggi maka kekurangan didalam dirinya hanyalah
kerikil kecil yang menghalangi langkah. Oleh karena itu apabila motivasi yang bersifat intrinsik
(dari dalam diri) tidak dipunyai, maka motivasi ekstrinsik (dari luar diri) harus segera aktif untuk
membangkitkan motivasi intrinsik tersebut. Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari
orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima
pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah didalam keluarga, dan pendidikan
yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap
perkembangan pribadi anak (Drs. Suwarno). Banyak kita ketahui orang tua yang hanya
memberikan uang kepada anaknya untuk kuliah, dilengkapinya fasilitas kendaraan bermotor,
Handphone, komputer, dll. Memang benar apabila lengkapnya fasilitas akan sangat menunjang
seseorang dalam belajar, namun tanpa adanya motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik fasilitias
tersebut tidak akan berpengaruh , bahkan bisa saja disalah gunakan. Dari hal ini maka muncullah
kenakalan remaja, misalnya kebut-kebutan dijalan, uang SPP untuk beli narkoba, bahkan untuk
berzinah.Dengan pembahasan yang panjang lebar tersebut diatas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lbeih efektif, bila
ditunjang dengan motivai yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik. Dan orang
tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang.
2. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Membedakan Motivasi Belajar Seseorang Dengan
Yang Lainnya. Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa
terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
a. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual.
b. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
c. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
d. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau
rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
e. Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
3. Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya,
hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak
mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh
orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar
lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang
hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
a. Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk
karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk
mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
b. Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan
dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis
orang yang bersangkutan.
4. Tips-tips Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-
cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian
tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat
termotivasi. Berikut beberapa tips yang dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu:
a. Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar.
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun
gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam
belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah
atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang
mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas
sebuah presrasi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya
analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita
bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika
bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
b. Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa
belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film,
berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
c. Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang
senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan
memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris.
d. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan
tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau
berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
e. Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani
hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa
dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi
Anda belajar dan meraih prestasi.























BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara seorang guru
dan siswa nya dan motivasi belajar setiap orang bisa jadi tidak sama. Kita harus mengetahui arti
motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat
melaksanakan nya dalam kehidpan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar kita termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor
lingkungan. Bila faktor lingkungan dalam keadaan baik maka akan berdampak baik pula
terhadap diri kita dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik maka akan berpengaruh
negatif dan upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti itu. Jika semua
dapat teratasi maka kita siap untuk meraih cita-cita yang diharapkan.


















Daftar Pustaka
Whandi. 2010. Pengertian Belajar. http://whandi.net/pengertian-belajar.html. Diakses 7
November 2010
Fuddin. 2008. Psikologi Pendidikan. http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-
pendidikan/. Diakses 7 November 2010.
Belajar Psikologi. 2010. Macam-macam Motivasi Belajar.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/. Diakses 7 November 2010.
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma.
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.1996. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I.
Jakarta. Gunadarma.

You might also like