You are on page 1of 21

1

BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu kebidanan atau obstetrik ialah bagian dari ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari semua hal yang bersangkutan dengan lahirnya anak. Mereka yang
berkecimpung dalam bidang ini harus memahami pengetahuan tentang anatomi,
fisiologi, dan patologi alat reproduksi.
1

Anatomi adalah ilmu mengenai struktur tubuh manusia. Kata anatomi berasal
dari bahasa yunani yaitu :ana dan tome, yang berarti memotong dan memisahkan.
Anatomi sangat penting dipelajari untuk mengetahui struktur tubuh manusia. Dalam
anatomi kita juga mempelajari sistem vaskularisasi, saluran limfe, inervasi, dan juga
bagian mikroskopik dari organ tubuh itu sendiri(histologi).
2

Sistem sirkulasi (vaskularisasi) adalah penghubung antara lingkungan ekternal
dan lingkungan internal tubuh, sistem vaskularisasi berfungsi untuk membawa nutrisi
serta transport O2 kedalam semua sel, jaringan, organ dan sistem organ, dan juga
berfungsi untuk membawa produk akhir metabolik keluar.
2
Sistem saraf (inervasi) adalah serangkaian organ kompleks dan bersambungan
dan terdiri dari jaringan jaringan saraf. Impuls saraf sangat berpengaruh dari
lingkungan eksternal. Sistem saraf mempunyai kemampuan khusus seperti sensitivitas
terhadap suatu stimulus (iritabilitas) dan kemampuan untuk mentransmisi suatu respon
terhadap suatu stimulasi (konduktivitas).
2

Pekerjaan melayani perempuan melahirkan sungguh pekerjaan yang tidak
terhindar dari berlumuran darah. Sampai sekarang perdarahan dalam obstetrik masih
memegang peran penting sebagai penyebab utama kematian maternal, sekalipun di
negara maju. Amerika menyebutkan bahwa 30% kematian maternal disebabkan oleh
perdarahan diluar keguguran. Latar belakang kematian maternal adalah perdarahan
obstetrik (24,8%), infeksi(14,9%), eklamsia(12,9%), distosia(6,9%), abortus(12,9%),
dan sebab lain (7,9%).
1

Untuk menekan angka kematian bayi dan kematian maternal maka pemahaman
tentang vaskularisasi dan inervasi wanita penting bagi praktek obstetrik sekarang ini.
Bisa terdapat variasi yang bermakna dalam struktur anatomi masing-masing wanita.
2
Anatomi dari vaskularisasi dan inervasi juga sangat penting dalam tindakan
melahirkan bayi dan pembedahan.
1,2

Dengan mengetahui anatomi dari vaskularisasi dan inervasi yang baik kita
dapat menekan angka kematian ibu, karena angka kematian ibu terbanyak saat ini
adalah diakibatkan oleh perdarahan post partum, kita juga dapat mencegah terjadinya
robekan pada arteri arteri besar. Dan dengan mengetahui inervasi yang baik dari jalan
lahir maka kita dapat menekan rasa nyeri dari ibu yang akan dilakukan tindakan
pembedahan dan akan melakukan persalianan normal sekalipun.
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ
genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama,
sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel
telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.
1























3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



2.1 DINDING ABDOMEN ANTERIOR
Dinding abdomen anterior berfungsi untuk melindungi organ dalam abomen,
dinding abdomen anterior akan meregang untuk mengakomodasi uterus yang
membesar, serta memberikan akses bedah ke organ reproduksi internal.
3


1. Kulit
Garis langer sangat berperan penting dalam menunjukkan arah serat-serat
dermis pada kulit. Pada dinding abdomen anterior serat-serat tersebut tersusun secara
transversal. Sehingga, apabila dilakukan insisi kulit secara vertikal maka dapat
menyebabkan peningkatan tegangan lateral sehingga dapat megakibatkan jaringan
parut yang lebih lebar. Sebaliknya, insisi transversal rendah, seperti Pfannenstiel,
mengikuti garis Langer dan memberikan hasil yang lebih baik secara kosmetik.
3


2. Lapisan Subkutan
Lapisan ini dibagi menjadi lapisan lemak-Fasia Camper, dan yang lebih dalam
serta mempunyai lebih banyak lapisan membranosa yaitu Fasia Scarpa. Lapisan-
lapisan tersebut tidak terpisah, melainkan suatu lapisan jaringan subkutan yang
kontinu.

3. Otot Abdomen
Muskulus oblikus eksternus, oblikus intemus, dan transversus abdominis
bertemu di garis tengah membentuk vagina muskuli rekti abdominis. Konstruksi
struktur ini bervariasi, yang disebut linea arkuata.
3


4

Gambar 1. Otot dan pembuluh darah dinding abdomen
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3


4. Vaskularisasi
A. Cabang Arteri Femoralis
Arteri femoralis ini merupakan cabang dari arteri illiaka eksterna. Arteri
epigastrika superfisialis, arteri sirkumfleksa superfisialis dan arteri pudenda eksterna
superfisialis berasal dari arteri femoralis tepat di bawah ligamentum inguinale pada
daerah trigonum femoris. Pembuluh darah ini mendarahi kulit dan lapisan subkutan
dinding abdomen anterior dan mons pubis. Arteri epigastrika superfisialis berjalan
secara diagonal menuju umbilikus. Sewaktu dilakukan insisi kulit transversa. rendah,
arteri epigastrika superfisialis biasanya dapat ditemukan di antara kulit dan fasia rekti
beberapa sentimeter dari garis tengah.
3


B. Cabang Arteri lliaka Eksterna
Arteri epigastrika inferior dan arteri sirkumfleksa profunda merupakan cabang
dari arteri iliaka eksterna. Arteri-arteri tersebut mendarahi otot dan fasia dinding
abdomen anterior. Arteri epigastrika inferior awalnya berjalan lateral, kemudian
posterior terhadap muskulus rektus, yang dipendarahinya. Kemudian berjalan anterior
ke posterior vagina muskuli rekti abdominis dan berjalan di antara vagina muskuli
rekti abdominis dan muskulus rektus abdominis. Di dekat umbilicus arteri epigastrika
5
inferior beranastomosis dengan arteri epigastrika superior, cabang dari arteri torasika
interna.
3

5. Inervasi
Dinding abdomen anterior dipersarafi oleh nervi interkostalis (T
7-12
), dan
nervus iliohipogastrikus serta nervus ilioinguinalis (L
1
), Dermatom T10 kira-kira
setinggi umbilikus.
3

Nervus iliohipogastrikus merupakan saraf sensorik kulit didaerah suprapubis.
Nervus ilioinguinalis mempersarafi kulit di dinding abdomen bawah dan bagian atas
labium mayus dan bagian medial paha melalui cabang inguinalnya. saraf-saraf tersebut
berjalan 2-3 cm medial dari spina iliaka anterior superior dan berada di antara lapisan
vagina muskuli rekti abdominis.
3,4





Gambar 2. Inervasi rongga panggul dan abdomen
Sumber: http://www.scienceofmassage.com/dnn/som/journal/1001/medical.aspx
6



6
2.2. ORGAN REPRODUKI EKSTERNA



Gambar 3. Organ Reproduksi wanita ekterna
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3



1. Vulva
Pudendum/vulva, mencakup semua struktur yang terlihat secara eksternal dari
pubis ke perineum. Termasuk mons pubis, labia mayora dan minora, klitoris, hymen,
vestibulum, muara uretra, dan kelenjar vestibular mayor atau Bartholin, kelenjar
vestibular minor, dan kelenjar parauretra.
1,3


A. Mons Pubis
Mons Pubis juga disebut mons veneris, bantalan berisi lemak ini terletak di
simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh rambut keriting yang
membentuk perisai (escutcheon). Pada wanita, berbentuk segitiga, dasarnya dibentuk
oleh batas atas simfisis.
1,3


B. Labia Mayora
Secara embriologis, labia mayora homolog dengan skrotum pria. Bentuk
struktur tersebut bervariasi, terutama sesuai dengan jumlah kandungan lemaknya.
7
Permukaan luar labia mayora ditutupi oleh rambut, sedangkan di permukaan dalamnya
tidak. Selain itu ter-dapat banyak kelenjar apokrin dan sebasea. Di bawah kulit,
terdapat lapisan jaringan ikat padat, yang hampir sama sekali tidak terdapat elemen
otot namun kaya akan serat elastik dan jaringan lemak. Lemak merupakan bagian
terbesar labia mayora dan vaskularisasi oleh banyak pleksus vena. Selama kehamilan,
pembuluh darah ini umumnya berkembang menjadi varikositis, ini diakibatkan karena
meningkatnya tekanan vena akibat bertambah beratnya uterus. Varikositis tersebut
tampak sebagai bendungan vena yang berkelok-kelok yang disebut V. bulbi vestibule.
atau sekecil satu buah anggur tetapi umumnya asimptomatik. Labia mayora di
vaskularisasi oleh A. Pudenda interna Rr. Labialis Posterior, dan diinervasi oleh N.
Labialis Posterior.
1,3


C. Labia Minora
Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suatu lipatan tipis
dari kulit sebelah dalam labia mayora. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang di
atas klitoris mernbentuk preputium klitondis dan yang di bawah klitoris mernbentuk
frenulum klitoridis, Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa
navikulare. Fossa navikulare ini pada perempuan yang belum pernah bersalin tampak
utuh, cekung seperti perahu; pada perempuan yang pernah melahirkan keliharan tebal
dan tidak rata. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea
(kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil
sangat sensitif. jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa
otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang. Vaskularisasi dan
inervasi dari labia minora mirip dengan vaskularisasi dan inervasi dari labia mayora.
1,3


D. Klitoris
Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan
terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan
klitoris ke os. pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang,
penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitive. Inervasi dari klitoris dari N.
dorsalis klitoris yang merupakan cabang dari nervus pudendus.Vaskularisasi dari
klitoris adalah arteri dorsalis klitoris yang merupakan cabang dari arteri pudendal
interna.
1,3,
5


8
E.Vestibulum
Vestibulum merupakan struktur genitalia eksterna wanita yang matang secara
fungsional, berasal dari membran urogenital embrionik. Pada wanita dewasa,
merupakan daerah berbentuk almond yang dibatasi oleh garis Hart sebelah lateral,
permukaan luar himen di sebelah media frenulum klitoridis di anterior, dan fourchette
di posteri Pada vestibulum vaginae biasanya terdapat enam ostium: uretra, vagina, dua
duktus kelenjar Bartholin, dan dua duktus kelenjar parauretral terbesar-kelenjar Skene.
Bagian posterior vestibulum di antara frenulum labiorum pudendi dan ostium vaginae
disebut fossa navikularis. Ini biasanya terlihat hanya pada wanita nullipara.
1,3




Gambar 4. Anatomi eksterna vulva
Sumber: http://www.huidziekten.nl/zakboek/dermatosen/ftxt/FocaleVulvitis.htm, 2009
7



F. Kelenjar Vestibular
Sepasang kelenjar Bartholin, juga disebut glandula vestibularis major, merupakan
kelenjar yang besar. Diametemya 0,5-1 cm. Terletak inferior dari bulbus vestibuli dan
di dalam ujung inferior muskulus bulbokavernosus di kedua sisi ostium vaginae.
Panjang duktusnya 1,5-2 cm dan membuka di distal cincin himen pada jam 5 dan 7.
Karena trauma atau infeksi, kedua duktus dapat membengkak dan tersumbat
membentuk kista atau abses, bila terinfeksi.
1,3

9
Kelenjar parauretral merupakan percabangan kelenjar di sepanjang keseluruhan
aspek inferior uretra. Dua yang paling besar disebut kelenjar Skene, dan duktusnya
biasanya terletak distal didekat meatus uretra. Inflamasi dan obstruksi duktus kelenjar
parauretral apapun dapat menyebabkan udema di vertikulum uretra.
3


G. Ostium Uretra
Dua pertiga bawah uretra terletak tepat di atas dinding anterior vagina. Ostium
atau meatus uretra terletak di garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah ark us
pubikus, dan rerletak sedikit di atas ostium vaginae.
1,3


H. Bulbus Vestibuli
Secara embriologis, bulbus vestibuli dapat disarnakan dengan korpus
spongiosum penis. Merupakan agregasi vena berbentuk almond, dengan panjang 3-4
cm, lebar 1-2cm, dan tebal, 5-1cm, yang terletak di bawah muskulus bulbokavemosus
dan di kedua sisi vestibulum. Bulbus berakhir di interior kira-kira di pertengahan
ostium vaginae dan berjalan ke atas menuju klitoris. Perpanjangan ke anterior tersebut
bergabung di garis tengah, di bawah badan klitoris. Sewaktu melahirkan, bulbus
vestibuli dapat cedera bahkan ruptur menyebabkan hematoma vulva.
1,3


I. Ostium Vaginae dan Himen
Ostium vaginae dikelilingi di distal oleh himen atau sisanya. Pada wanita dewasa,
himen adalah membran dengan berbagai ketebalan yang mengelilingi ostium vaginae
secara lengkap ataupun sebagian. Lubang-Iubang himen berdiameter antara pinpoint
sampai seukuran satu atau dua ujung jari. Himen imperforata merupakan kelainan
yang jarang berupa oklusi lengkap orifisium vagina, yang dapat menyebabkan retensi
darah menstruasi. Kadang, himen terdiri dari beberapa nodul dengan berbagai ukuran,
juga disebut carunculae hymenales.
1,3


2. Vagina
Struktur muskulo membranosa ini memanjang dari vulva ke uterus dan terletak di
vesika urinaria dan rektum. Bagian atas berasal dari duktus Muller, dan bagian bawah
dibentuk dari sinus urogenital. Di anterior, vagina dipisahkan dari urethra dan vesika
urinaria oleh jaringan ikat septum vesikovaginal. Di posterior, di antara bagian bawah
10
vagina dan rektum, terdapat jaringan serupa yang membentuk septum rektovaginal.
Seperempat atas vagina dipisahkan dari rektum oleh kantong rektouterus.
Normalnya, dinding vagina anterior dan superior saling berkontak, dengan
hanya sedikit jarak terdapat di antara batas lateral. Panjang vagina cukup bervariasi,
tetapi umumnya dinding vagina anterior dan posterior panjangnya berturut-turut 6-8
cm dan 7-10 cm. Selama hidupnya, rata-rata wanita dapat mengalami pemendekan
vagina 0,8 cm.
3,8


A. Vaskularisasi Vagina
Vagina mempunyai banyak vaskularisasi. Bagian proksimal(1/3 bagian atas)
divaskularisasi oleh cabang arteri uterina dan 1/3 bagian tengah divaskularisasi oleh
arteri vaginalis, dan bagian distal (1/3 bagian bawah) divaskularisasi oleh arteri
hemoroidalis media dan a. pudendus . Arteri vaginalis dapat berasal secara bervariasi
dari arteri uterina, vesikalis inferior, dan secara langsung berasal dari arteri iliaka
interna. Pada masing-masing tingkat, suplai vaskularisais dari tiap sisi beranastomosis
pada dinding vagina posterior dan inferior dengan pembuluh darah kolateral yang
sesuai. Pleksus vena yang luas mengelilingi vagina dan mengikuti perjalanan arteri.
1,3




Gambar 5. Vaskularisasi vagina
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3


11

B. Inervasi Vagina
Inervasi Vagina oleh saraf simpatis dan para simpatis dari plexus Lee-
Frankenhauser (Plexus Sacralis) di bagian superior dari muscul levator ani dan nervus
pudendus menginervasi daerah vagina bagian inferior musculi levator ani.
9




Gambar 6. Plexus Lee- Frankenhauser
Sumber: http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=317334_1472-6874-3-6-
1&req=4, 2010
10


3. Perineum
Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.
Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma
urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior
serta fasia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari
diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis.
Diafragma urogenitalis meliputi muskulus transversus perinci profunda, otot
konstrikror uretra dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya. Perineum
mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan cabang-cabangnya.
Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan cabang-cabangnya. Oleh
sebab itu, dalam rnenjahit robekan perineum dapat dilakukan anestesi blok pudendus.
Otot levator ani kiri dan kanan bertemu di tengah-tengah di antara anus dan vagina
yang diperkuat oleh tendon sentral perineum. Di tempat ini bertemu otot-otot
bulbokavernosus, muskulus transversus perinci superfisialis, dan sfingterani eksternal.
Struktur ini membentuk badan perineum yang memberikan dukungan bagi perineum.
12
Dalam persalinan sering mengalami laserasi, kecuai dilakukan episiotomi yang
adekuat.
1


A. Vaskularisasi Perineum
Vaskularisasi utama perineum adalah melalui arteri pudenda interna dan
cabang cabangnya, arteri rektalis inferior dan cabang-cabangnya, serta arteri labialis
posterior.
3



Gambar 7. Anatomi, vaskularisasi, inervasi perineum
Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta ed.22, 2006
11


Gambar 8. Vaskularisasi Perineum
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3

13
B. Inervasi Perineum
Nervus pudendus dibentuk dari nervi sacrales II-IV rami anteriores. Saraf ini
berjalan di antara muskulus piriformis dan koksigeus serta keluar melalui foramen
iskiadikum majus di bagian posteromedial terhadap spina iskiadika.
12
Nervus
pudendus kemudian berjalan di sepanjang muskulus obturatorius internus. Sepanjang
otot ini, saraf terletak di dalam kanalis pudendalis, juga disebut kanalis Alcock.
13

Nervus pudendus meninggalkan kanalis ini untuk memasuki perineum dan
terbagi menjadi tiga cabang akhir. Nervus labialis posterior menginervasi labia dan
percabangannya menjadi nervus dorsalis clitoris yang menginervasi clitoris. Nervus
perineum superfisial dan profunda menginervasi otot-otot di trigonum anterior dan
kulit labia. Nervus rektalis inferior mempersarafi muskulus sfingter ani eksternus, dan
kulit perianal.
14





Gambar 9. Inervasi Perineum
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3







14
2.3. ORGAN REPRODUKI INTERNA

1. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke
arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 - 7,5 cm, lebar
di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan
fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan
vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri).
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan (3) serviks uteri.
Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba Falloppii masuk ke
uterus. Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai di mana fundus uteri berada,
oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Padakehamilan bagian ini
mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars
vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri
yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina.
1,3
Miometrium adalah : Lapisan tengah dari uterus yang terdiri dari otot-otot
polos yang tersusun sendemikian rupa hingga dapat mendorong isi uterus keluar pada
persalinan. Tersusun dalam 3 lapisan otot :
1. Lapisan luar : Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus yang terletak pada
otium interna tuba dan orifisium uteri internum. Lapisan otot tediri dari lapisan
otot jalannya serabut otot longitudinal.
2. Lapisana Dalam : Merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai spinkter
yang terletak pada ostium interna tuba dan orifisium uteri internum lapisan otot
terdiri dari serabut otot yamg bejalan sirkuler.
3. Lapisan Tengah : Terletak antara kedua lapisan luar dan dalam, merupakan
anyaman serabut otot yang tebal yang ditembsi oleh pembuluh-pembuluh darah
saraf dan kelenjar limfe. Lapisan otot ini berbentuk anyaman sepertri tikar yang
tebal. Dinding uterus teruatama dibentuk oleh lapisan ini. Masing-masing serabut
mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhan berbentuk angka 8. Dengan struktur
15
seperti ini, setelah persalinan serabut-serabut berkonstriksi dan menekan
pemubuluh darah sehingga mempunyai fungsi sebagai penjepit pembuluh darah.

2. Tuba Uterina
Penonjolan berbentuk tubular dari uterus ini panjangnya bervariasi dari 8
sampai 14 cm, dan masing-masing tuba terbagi menjadi bagian interstisial, isthmus,
ampula, dan infundibulum. Bagian interstisial menyatu di dalam dinding otot uterus.
Isthmus, atau bagian sempit tuba, secara perlahan menjadi bagian yang lebih lebar di
lateral, atau ampula. Infundibulum, atau ujung-ujung fimbria, adalah rnuara berbentuk
corong di ujung distal tuba uterina. Tuba uterina bervariasi dalam ketebalannya.
Bagian tersempit isthmus berdiameter sekitar 2-3 mm, dan bagian terlebar ampula
sekitar 5-8 mm. Ujung fimbria infundibulum membuka ke rongga abdomen. Satu
penonjolan, fimbria ovarika, yang dianggap lebih panjang daripada fimbria lainnya,
dapat mendekati atau meneapai ovarium.
1,3


3. Ovarium
Di antara wanita, ukuran ovarium dapat berbeda seeara signifikan. Selama usia
reproduksi, panjangnya 2,5-5 cm, lebar 1,5-3 cm, dan ketebalan 0,6-1,5 cm. Ovarium
terikat dengan ligamentum latum oleh mesovarium. Ligamentum uteroovarian meluas
dari bagian lateral dan posterior uterus, tepat di bawah insersi tuba, ke kurub uterus.
Ovarium ditutupi oleh peritoneum dan terdiri dari otot dan serat jaringan ikat.
Ligamentum infundibulopelvik atau ligamentum suspensorium ovari meluas dari
bagian atas atau kutub tuba ke dinding pelvis; yang terdapat pembuluh darah dan saraf
ovarium di dalamnya.

16

Gambar 10. Vaskularisasi Pelvis
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3


4. Vaskularisasi Uterus, Tuba, dan Ovarium
Vaskularisasi uterus terutama berasal dari arteri uterina dan arteri ovarica.
Arteri uterina, cabang utama arteri iliaka interna yang sebelumnya disebut arteri
hipogastrika memasuki dasar ligamentum latum uteri dan membuat jalannya ke medial
ke samping uterus. Sangat dekat dari porsio supravaginalis serviks, arteri uterina
terbagi menjadi arteri arteri servikovaginalis yang lebih kecil dan mengvaskularisasi
serviks bawah dan vagina atas. Cabang utama membelok tiba-tiba ke atas dan berjalan
sebagai pembuluh darah yang sangat berliku-Iiku yang melintang sepanjang batas
uterus. Sebuah cabang dengan ukuran yang cukup besar berjalan ke bagian atas
serviks sejumlah cabang lainya memasuki korpus uteri. Sedikit sebelum cabang utama
arteri uterina mencapai tuba uterina, arteri tersebut terbagi menjadi tiga cabang
terminal. Cabang ovarium arteri uterina bercabang beranastomosis dengan cabang
terminal arteri ovarika; cabang tuba membuat jalannya melalui mesosalfing dan
mendarahi bagian tuba uterina; serta cabang fundus didistribusikan ke sebagian atas
uterus.
Kira-kira 2 cm lateral dari serviks, arteri uterina melintasi ureter. Kedekatan
arteri serta vena uterina ke ureter pada titik ini memiliki kepentingan bedah yang
besar. Karena kedekatannya, ureter dapat cedera atau terligasi sewaktu histerektomi
jika pembuluh darah tersebut dijepit atau diligasi.
17
Disebelah portio supravaginalis sernix, arteri, arteri uterine terbagi 2 cabang
utama yaitu : a) Serviko vaginalis dan arteri cabang lain-lain menembus korpus uteri
sebelum mencapai tuba fallopii terbagi menjadi 3 cabang terminal yaitu :
1). Cabang Fundal
Menyebar dan memperdarahi bagian atas uterus.
2). Cabang Tubal :
Berjalan melalui mesosolping memperdarahi sebagian besar tuba falopii
3).Cabang Ovarika:
Beranastomose dengan cabang terminal a. ovarika. Corak vaskuler endometrium
merupakan petanda penting dari kejadian menstruasi dan kehamilan.
Darah arteri dibawah ke uterus melalui arteri uterin. Setelah menembus dinding
uteris dengan arah menyilang dan mencapai 1/3 tengah cabang-cabang arteri sama
lain pada suatu lapisan yang sejajar dengan permukaan uterus yaitu arteri arkuata.
Cabang-cabang radial menyebar dengan arah tegak lurus dari arteri arcuata ke
endometrium yang terdiri dari arteri spiralis yang merupakan kelanjutan arteri
radialis dan arteri basalis yang cabang dari arteri radialis
Arteri Spiralis :
Memperdararahi sebagian besar pertengahan dan semua 1/3 permukaan
endometrium dinding arteri ini responsif bahkan sensitive terhadap kerja hormon
terutama berupa vaskonstriksi penting dalam mekanismr terjadinya haid.
Ateri basalis :
Berbentuk lurus, lebih kecil dan lebih pendek dari spiralis. Pembuluh darah
hanya meluas sampai lapisan basal endomeriumm hanya sedikit mencapai lapisan
tengah dan tidak responsive terhadap kerja hormon.

Arteri ovarika pada ovarium kanan merupakan cabang langsung dari Pars
anterior aorta abdominalis ini memasuki ligamentum latum uteri melalui ligamentum
infundibulopelvikurn. Arteri ovarika pada ovarium kiri berasal dari arteri renalis
sinistra. Pada hilus ovarium, terbagi menjadi sejumlah cabang yang lebih kecil yang
memasuki ovarium. Batang utamanya, memotong seluruh panjang ligamentum latum
uteri dan berjalan ke bagian lateral atas uterus. Di sini beranastomosis dengan ramus
ovarikus arteri uterina.
3


18



Gambar11. Vaskularisasi uterus
Sumber: http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/vaskularisasipersyarafan-
panggul.html, 2011
15


Ketika uterus berada dalam keadaan kontraksi, banyak lumen venanya yang
kontraksi. Di tiap sisi, vena arkuata bersatu membentuk vena uterina, yang masuk ke
vena iliaka interna dan kemudian ke vena iliaka komunis. Sebagian darah dari bagian
atas uterus, ovarium, dan bagian atas ligamentum laturn uteri ditampung oleh beberapa
vena. Dalam ligamentum latum uteri, vena-vena ini membentuk pleksus
pampiniformis besar yang berakhir di vena ovarika. Vena ovarika dextra masuk ke
vena kava, sedangkan vena ovarika sinistra masuk ke vena renalis sinistra.
Vaskularisasi ke pelvis terutama berasal dari cabang-cabang arteri iliaka
interna. Cabang-cabang ini tersusun rnenjadi divisi anterior dan posterior dan cabang-
cabang selanjutnya sangat bervariasi di antara individu. Divisi anterior memberikan
pendarahan substansial ke organ pelvis dan perineum, sedangkan divisi posterior
bercabang ke paha dan bokong.
19
Pelvis mempunyai sirkulasi kolateral yang luas, dan arteri iliaka intema
beranastomosis dengan cabang-cabang aorta, arteri iliaka ekstema dan arteri femoralis.
Jadi, ligasi divisi anterior arteri iliaka intema dapat dilakukan tanpa membahayakan
viabilitas organ pelvis. Untuk alasan ini, sewaktu ligasi iliaka intema untuk
mengontrol perdarahan obstetrik, banyak yang menganjurkan ligasi iliaka intema
distal dari divisi posterior.
3


Gambar 12. Vaskularisasi Pelvis
Sumber: Williams Obstetrics ed.23, 2009
3


5. Inervasi Uterus, Tuba, dan Ovarium
Inervasi pelvis berasal terutama dari sistem saraf simpatik, tetapi sebagian juga
berasal dari sistem serebrospinal dan parasimpatis. Sistem parasimpatik diwakili di
kedua sisi oleh nervus pelvikus, yang terbentuk dari beberapa serat yang berasal dari
nervus sakralis kedua, ketiga, dan keempat. Sistem simpatis memasuki pelvis melalui
pleksus iliaka intema yang berasal dari pleksus aorta tepat di bawah promontorium
sacrum. Setelah turun di tiap sisi, pelexus ini juga memasuki pleksus uterovaginalis
Frankenhauser, yang terdiri dari ganglia berbagai ukuran, tetapi yang terutama adalah
ganglion besar yang terletak di tiap sisi serviks, dekat dengan ligamentum uterosakrale
dan tepat di atas fomiks posterior di depan rektum.
20
Berbagai cabang dari pleksus-pleksus ini menginervasi uterus, vesika urinaria, serta
vagina bagian atas. Pada nervi torasiki 11 dan 12, terdapat serat-serat sensoris dari
uterus yang menghantarkan rangsangan nyeri kontraksi ke susunan saraf pusat. Saraf
sensoris dari serviks dan bagian atas jalan lahir berjalan melalui saraf pelvis ke nervus
sakralis kedua, ketiga, dan keempat. Yang berasal dari bagian bawah jalan lahir
berjalan terutama melalui nervus pudendus.
Ovarium dipersarafi oleh saraf simpatik dan parasimatik. Saraf simpatik
terutama berasal dari pleksus ovarikus yang mendampingi pembuluh darah ovarium.
Yang lainnya berasal dari pleksus yang mengelilingi cabang ovarium arteri uterina.
Ovarium banyak disarafi oleh serat-serat saraf non mielin, yang sebagian besar
mendampingi pembuluh darah.
1,3,9,11




Gambar 13. Inervasi Jalan Lahir
Sumber: Atlas Anatomi Manusia Sobotta ed.22, 2006
11






21
BAB III
RINGKASAN

Pekerjaan melayani perempuan melahirkan sungguh pekerjaan yang tidak
terhindar dari berlumuran darah. Sampai sekarang perdarahan dalam obstetrik masih
memegang peran penting sebagai penyebab utama kematian maternal, sekalipun di
negara maju. Amerika menyebutkan bahwa 30% kematian maternal disebabkan oleh
perdarahan diluar keguguran. Latar belakang kematian maternal adalah perdarahan
obstetrik (24,8%), infeksi(
14
,9%), eklamsia(12,9%), distosia(6,9%), abortus(12,9%),
dan sebab lain (7,9%).
1
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ
genitalia interna. Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama,
sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel
telur, transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.
Vaskularisasi uterus terutama berasal dari arteri uterina dan arteri ovarica.
Inervasi pelvis berasal terutama dari sistem saraf simpatik, tetapi sebagian juga berasal
dari sistem serebrospinal dan parasimpatis. Sistem parasimpatik diwakili di kedua sisi
oleh nervus pelvikus, yang terbentuk dari beberapa serat yang berasal dari nervus
sakralis kedua, ketiga, dan keempat. Sistem simpatis memasuki pelvis melalui pleksus
iliaka intema yang berasal dari pleksus aorta tepat di bawah promontorium sacrum.
Jadi kita harus menguasai benar vaskularisasi dan inervasi dari jalan lahir agar
dapat megurangi kesalahan pada waktu melakukan tindakan.

You might also like