You are on page 1of 36

TUGAS CASE

SCHIZOPHRENIA TIPE TAK


TERGOLONGKAN

Dewi Anna H Y (030.06.063)
Rudy Adiputra (030.06.230)



STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama : Ny.A
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 47 tahun
Status : Menikah, memiliki
2 anak
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 13 November
2012
RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh pada tanggal 19 November 2012 pukul 15.00 WIB,
20 November 2012 pukul 14.00 WIB.
-Autoanamnesis
Diperoleh pada tanggal 21 November 2012 pukul 14.00 WIB,
dengan suami pasien
-Alloanamnesis
Pasien mengamuk, melempar barang, dan menyerang suami
3 hari SMRS, karena mendengar bisikan yang memerintahkan
pasien untuk memukul.
Keluhan utama
B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke bangsal Jiwa RSAL
Dr.Mintohardjo diantar oleh suami karena pasien
mengamuk, melempar barang, dan menyerang
suami di rumah saat 3 hari SMRS. Pasien
mengamuk tanpa sebab apapun sampai berkelahi
dengan suami dan mengigit suami pasien. Menurut
pasien dirinya melakukan penyerangan karena
mendengarkan bisikan suara yang mengatakan
suami pasien baru pulang dari rumah istri mudanya
sehingga pasien menjadi gelap mata.

Bisikan-bisikan sudah tidak ada lagi
dan pasien tidak mengalami kesulitan
lagi untuk tertidur sejak tanggal 18
November 2012 yaitu setelah 6 hari
dirawat di RSAL. Namun pasien tetap
merasa tidak berdaya karena pasien
sangat tergantung dengan penghasilan
suami untuk meneruskan hidupnya
dan juga merasa bersalah atas
perbuatan yang dilakukan saat
sebelum menikah.
1991
RS Jiwa
Grogol
-menangis &
berbicara al
yang tidak
dimengerti
-berobat
jalan
1997
Mendengar
bisikan
orang
mengatakan
dirinya akan
dibakar
2001
RS POLRI
Kramat Jati
-membanting
benda &
menyerang
suami
-rawat inap 3
minggu
2001
RSAL
Dr.Mintoardjo
- Post rawat
pasien sering
berdiam diri di
rumah
2010 & 2011
Dirawat
sebanyak 1x
-mengamuk &
menyerang
suami
2008
- Mulai
bergaul
dengan
tetangga
- Aktif ikut
pengajian
2012
-Maret 4 hari
-Juli 7 hari
-mengamuk &
menyerang
suami

Sekaran
g
C. Riwayat gangguan
sebelumnya

1. Gangguan psikiatri
Pada saat wawancara dengan pasien (autoanamnesis) pada
tanggal 20 November 2012, pasien mengaku sering
bertengkar dengan suami sejak mengandung anak pertama
tahun 1983. Hal tersebut terjadi karena suami sering tidak
pulang kerumah dan sesekali pulang membawa perempuan
kerumah. Menurut pasien, perempuan tersebut dikenalkan
oleh suaminya sebagai teman. Kejadian ini berlangsung
terus menerus sampai pasien hamil anak kedua tahun 1990,
dan perempuan yang dibawa pulang adalah orang berbeda-
beda. Seingat pasien ada empat perempuan yang berbeda,
perempuan pertama anak kelas 3 SMP bernama Oneng,
perempuan kedua bernama Wati, perempuan ketiga adalah
tetangga sekitar rumah pasien, dan yang keempat adalah
perempuan yang sekarang dijadikan istri kedua oleh suami
pasien. Saat mengandung anak kedua, pasien mengaku
sudah mulai mendengar bisikan-bisikan seseorang yang
tidak dikenalnya.
Kemudian beberapa tahun setelah melahirkan anak
kedua, suami pasien menyatakan bahwa dirinya telah
berkeluarga dengan wanita lain dan pernikahannya
sudah berjalan selama 7 tahun. Sejak saat itu pasien
merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun,
pasien juga merasa tidak bersemangat dalam
melakukan pekerjaan rumah sehari-hari. Namun
sampai saat ini permasalahan yang paling membuat
pasien menyesal adalah kejadian saat beberapa bulan
sebelum menikah dengan suami. Menurut pasien
dirinya pernah melakukan hubungan seksual sebelum
pernikahan dengan suami pasien, kejadian ini
berlangsung beberapa bulan dan pernah sekali
kepergok oleh teman-teman pasien. Sejak saat itu
pasien selalu merasa bersalah, pasien merasa dosa-
dosanya tidak dapat diampuni.
Menurut suami pasien, pada tahun 1990 saat pasien
sedang mengandung anak kedua, pasien sering
mengatakan hal-hal aneh, misalnya pasien mengatakan
bahwa anak yang saat itu dikandungnya telah mati.
Selain itu pasien menjadi lebih sering melakukan sholat
malam atau tahajud sambil menangis, ketika suami
menanyakan alasannya pasien selalu terdiam tidak
mau menjawab. Pada beberapa bulan setelah
melahirkan pasien sering berbicara hal-hal yang tidak
dapat dimengerti oleh anggota keluarga. Selanjutnya
pada tahun 1991 suami pasien membawa pasien
berobat ke RS Jiwa Grogol, pasien berobat jalan
namun suami pasien lupa obat yang diberikan pada
saat itu dan berapa lama
waktu pasien meminum obat.

Pada tahun 1996 sampai tahun 1997 menurut
suami, pasien sering mengeluh mendengar
bisikan orang yang tidak dikenal pasien. Selain itu
pasien mulai menjadi lebih pendiam dan kurang
mau bergaul dengan orang-orang di lingkungan
sekitar. Pasien juga mengaku pernah melihat
cahaya putih yang masuk ke dalam mata pasien
saat pasien sedang duduk didepan rumah. Pasien
juga sering merasa sulit untuk tertidur. Menurut
suami, pasien mulai sering berpikir aneh yaitu
pasien selalu berbicara bahwa orang-orang ingin
membakar dirinya. Keadaan ini mulai sering
terjadi, hingga pasien sampai mengamuk sendiri
dengan membanting benda-benda di rumahnya
dan sesekali mengejar orang-orang di lingkungan
sekitar rumah.

Pada tahun 2001 pasien kembali dibawa berobat ke RS POLRI Kramat Jati dan di
rawat inip selama 3 minggu karena pasien mengamuk membanting-banting barang
dan ingin menyerang suami. Setelah keluar dari RS POLRI pasien berobat jalan
namun sering tidak teratur minum obat karena pasien tidak mau minum obat. Pada
tahun yang sama pasien kembali masuk rumah sakit untuk di rawat inap di RSAL
Dr.Mintohardjo karena ingin menyerang suami lagi, setelah keluar dari RSAL pasien
tetap tidak teratur minum obat. Sejak saat itu pasien lebih sering berbicara namun
tidak jelas apa yang dibicarakan. Pasien juga lebih sering berdiam diri di dalam rumah.
Pada tahun 2007 pasien menjadi lebih pendiam dan mengurung diri di kamar. Pasien
terlihat ketakutan jika bertemu dengan orang, khususnya orang-orang yang baru
dikenal. Namun ketakutan tersebut semakin lama berkurang sampai pasien akhirnya
mau bergaul dengan tetangga pada tahun 2008.
Pada tahun 2010 dan 2011 pasien dibawa ke RSAL dikarenakan pasien kembali
mengamuk dan menyerang suami pasien.
Pada tahun 2012 bulan Maret dan Juli pasien dibawa kembali ke RSAL dengan
keluhan yang sama dan dirawat selama 4 hari dan 7 hari. Menurut pasien,
pasien merasa menyesal karena pasien berangapan ibunya meninggal karena
mempertahankan pasien dengan suaminya. Menurut suami pasien, ibu pasien
meninggal karena penyakitnya dan sempat dirawat dirumah sakit selama 3 hari
namun pasien belum sempat berkunjung hingga ibunya meninggal.
2. Gangguan medik
Tidak didapatkan riwayat gangguan medis yang berhubungan
3. Riwayat pengunaan zat
Tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, narkoba, dan tidak suka minum alkohol.
D. Riwayat kehidupan pribadi

Riwayat kehamilan dan persalinan
Tidak didapatkan informasi karena pasien dan keluarga pasien tidak ingat
Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan
tingkah laku normal seperti anak seusianya.
Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Tumbuh dan berkembang baik, anak pendiam dan tertutup, sayang
kepada kedua orang tua, kakak dan adik, hubungan sosial baik. Pasien
sekolah di madrasah ibtidaiyah sampai kelas 2.
Masa kanak akhir (pubertas sampai masa remaja)
Pasien adalah anak yang cenderung pendiam, tertutup dan tidak suka
bergosip. Pasien mempunyai cukup banyak teman tetapi tidak mempunyai
teman dekat, tidak pernah berurusan dengan obat-obat terlarang.
Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah sampai kelas 2.
Riwayat pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja secara formal
Riwayat pernikahan
Pasien menikah satu kali pada tahun 1982
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang mengakibatkan
pasien berurusan dengan polisi.
Aktivitas sosial
Pasien adalah orang yang pendiam, tertutup dan tidak suka bergosip.
Pasien mempunyai cukup banyak teman tetapi tidak mempunyai teman
dekat.
Masa dewasa
E. Riwayat Keluarga


F. Situasi sekarang

Pasien adalah ibu rumah tangga. Saat ini
sebagai pasien rawat inap RSAL dr. Mintoharjo.
Pasien bisa diajak berbicara tetapi
pandangannya tampak kosong. Pasien ingin
segera keluar dari rumah sakit dan berkumpul
kembali bersama anak dan cucunya.
Pasien tinggal di rumah miliknya bersama
suaminya. Pasien memiliki dua anak
perempuan yang sudah menikah. Kedua
anak perempuan pasien tinggal terpisah
dengan pasien. Sebelum sakit hubungan
pasien dengan anaknya baik, tetapi tidak
banyak membicarakan masalah
peribadinya.
G. Persepsi pasien tentang
dirinya dan kehidupannya

Pasien mengetahui dirinya
sedang berada di RSAL
mintoharjo dan pasien
mengerti tujuan pasien
dirawat. Pasien ingin segera
keluar dari rumah sakit dan
berkumpul kembali bersama
anak dan cucunya.
II. STATUS MENTAL (Tanggal 19 November
2012)

1. Penampilan
Pasien merupakan seorang wanita berusia 47 tahun
dengan wajah dan penampilan fisik sesuai usianya,
warna kulit sawo matang, rambut kurang rapi, ikal
dan beruban, mandi teratur, baju diganti setiap habis
mandi.
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos mentis
Kualitatif : Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien kooperatif. Tidak ada
aktifitas psikomotor berlebihan.
A. Deskripsi umum
Tanggal 19 November 2012 : komunikasi dapat
dilakukan, pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan intonasi yang jelas, volume bicara
normal.pembicaraan pasien relevan (menjawab
sesuai yang ditanyakan pemeriksa) tetapi mendetail
setiap kata-katanya dan berputar sebelum sampai
kepada yang dituju.
Tanggal 20 November 2012 : komunikasi dapat
dilakukan, pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
dengan intonasi yang jelas, volume bicara normal.
4. Pembicaraan
Pada umumnya sikap pasien selama wawancara
kooperatif. Pasien menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan pemeriksa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
B. Keadaan afektif (mood)
perasaan, ekspresi efektif serta
empati

Datar
Pasien menatap dengan pandangan
kosong, otot-otot muka tampak lemah
dan berbicara dengan suara datar.
Afek
Serasi antara mood dengan konteks
pembicaraan Keserasian

Tidak dapat diempati
Empati
C. Fungsi Intelektual

Taraf pendidikan
Taraf pendidikan formal : SD tidak tamat/lulus
Taraf pengetahuan umum : pasien mengetahui presiden RI saat ini
Taraf kecerdasan : pasien dapat menjawab soal matematika
Daya konsentrasi : baik
Orientasi
Waktu : mengetahui hari saat dilakukan wawancara
Tempat : Pasien tahu bahwa ia sedang berada di Rumah Sakit
Orang : Pasien tahu dengan siapa ia diwawancara
Daya ingat
Jangka panjang : mengingat sekolah di madrasah saat kecil
Jangka pendek : mengingat makanan sarapan tadi pagi
Segera : Pasien dapat mengulang perkataan yang diucapkan oleh pemeriksa.
Pikiran abstrak : pasien berkeinginan untuk dapat pulang ke rumah
D. Gangguan
Persepsi
Halusinasi
:
mendengar
bisikan yang
memerintahkan
pasien untuk
memukul
Ilusi : Tidak
ada
Depersonalisasi
: Tidak
ada
Derealisasi
: Tidak
ada
E. Proses Pikir

Arus pikir
Produktifitas
Jawaban yang diberikan sesuai
dengan pertanyaan yang
diberikan dan tidak terputus
Kontinuitas : 19 November 2012
pembicaraan berputar
20 November 2012 pembicaraan
lancar
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
Preokupasi
Pasien merasa berdosa atas
perbuatan yang dilakukan
sebelum menikah
Waham/gagasan mirip waham
: Tidak ada
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial : Baik
Sikap pasien cukup sopan saat
diwawancara dan kooperatif tidak
melakukan hal-hal yang
membahayakan
Uji daya nilai : Baik
Daya nilai realita :
daya nilai realita pasien
tergolong normal.
F. Pengendalian Impuls
Pasien masih dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara, namun
perhatiannya mudah teralih kepada hal lain dan berpindah topik pembicaraan lain .
H. Tilikan
Pasien merasa
dirinya sakit dan
pasien
mengetahui
bahwa dirinya
sedang dirawat di
RSAL, pasien
ingin agar cepat
pulang ke rumah.
I. Taraf dapat
dipercaya
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN LAINNYA

KU : Baik
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,8C
RR : 20 x/mnt
A. Interna
Pemeriksaan N.
Cranialis dalam batas
normal.
B. Neurologi
III. IKTISAR PENEMUAN
BERMAKNA

Terdapat halusinasi auditorik yang sesekali
yang berisikan seseorang tak dikenal
membicarakan pasien. Ada afek yang datar.
Halusinasi auditorik : mendengar bisikan
yang memerintahkan pasien untuk memukul
Simtom negatif : Pasien menatap dengan
pandangan kosong, otot-otot muka tampak
lemah dan berbicara dengan suara datar.
Perilaku kacau, berupa gaduh gelisah
(mengamuk dan mengigit) sebelum masuk
rumah sakit, tetapi selama perawatan gejala
ini tidak didapatkan pada pasien.
A. Dengan
adanya kriteria ini
maka dapat
disimpulkan
gejala yang
terdapat pada
pasien sesuai
kriteria
Schizophrenia
tipe tak
tergolongkan
menurut DSM IV-
TR:
B. Terdapat gangguan fungsi sosial yaitu berkurangnya semangat
pada pasien dalam mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari dan
pasien menjadi jarang bergaul dengan tetangga sekitar.
C. Durasi gangguan sudah berlangsung selama lebih dari 20
tahun
D. Tidak tergolong gangguan skizoafektif atau pun gangguan
mood.
E. Tidak ada riwayat penggunaan narkoba dan tidak ada kondisi
medik umum.
F. Tidak ada riwayat gangguan pervasif sebelumnya.
IV. DAFTAR PROBLEMA

Problema organik

:
Tidak didapatkan
Problema psikologik
/ perilaku
Pasien memiliki
gangguan persepsi
berupa halusinasi
auditorik
3. Problema
keluarga /sosial

Keluarga takut
dicelakai jika
sewaktu-waktu
pasien mengamuk,
untuk itu keluarga
pasien berharap
pasien diberi obat
agar tidak kembali
mengamuk. Oleh
karena itu keluarga
mendukung pasien
untuk kembali
berobat ke dokter
Tanggal 19 November 2012

V. EVALUASI
MULTIAKSIAL
Aksis I : 295.90
Schizophrenia tipe
tak tergolongkan
Aksis II : Tidak ada
diagnosis pada
aksis II
Aksis III :
Tidak ada diagnosis
pada aksis III
Aksis IV :
V61.81 Relational
problem not
otherwise specified
Aksis V : Saat
wawancara GAF
61-70
VI.
PROGNOSIS
Dubia ad
malam
VII. TERAPI

Risperidon 2 x 2mg
Psikofarmaka
Membangun relasi dengan pasien dan membuat
pasien merasa nyaman sehingga pasien merasa
diperhatikan dan diperdulikan sesuai dengan terapi
yang komprehensif
Melakukan pendekatan supportif , direktif, edukatif
yang berorientasi pada insight atau tilikan
Memberikan informasi penting untuk pasien minum
obat secara teratur.
Psikoterapi
Sosioterapi
Edukasi kepada keluarga inti
pasien mengenai keadaan pasien
sesungguhnya dan bagaimana
menyikapi pasien dalam
kesehariannya serta pengawasan
pasien dalam minum obat
Melibatkan keluarga untuk
membatu menguranggi stressor
pada pasien.
VIII. SARAN UNTUK PENDERITA

Jangan lupa
minum obat
Keluarga ikut
dalam proses
penyembuhan
dan terus
memberikan
dukungan dan
perhatian

You might also like