You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
INFARK MIOCARD ACUT

Kelompok 5

Alvina Indah Larasati
Baiq Trika Pustanika Ahadya
Esy Juniartin
Johratul Diana
Marwiyah Jami
Nurzakia Arifani Oktavia
Novi Yuliastari
Susmalia Hartini

Pengertian
Infark miokard adalah
kematian/nekrosis jaringan
miokard
akibat penurunan secara
tiba-tiba aliran darah arteri
koronaria ke jantung atau
terjadinya peningkatan
kebutuhan oksigen secara
tiba-tiba tanpa perfusi arteri
koronaria yang cukup.

Klasifikasi

Infark Transmural
Infark Subendokardial

Etiologi
Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
Curah jantung yang meningkat
Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Gejala Klinis
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak di
bawah bagian sternum dan perut atas.
Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu dan biasanya ke
lengan kiri.
Nyeri muncul secara spontan dan menetap selama beberapa jam samapi
beberapa hari dan tidak akan hilang dngan istirahat maupun nitrogliserin.
Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin,
pusing dan kepala ringan, mual serta muntah
Keluhan yang khas adalah nyeri, seperti diremas-remas atau tertekan
Sering tampak ketakutan
Dapat ditemui bunyi jantung ke-2 yang pecah paradoksal, irama gallop
Takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipertensi ditemukan pada kasus
yang ralative lebih berat.

Patofisiologi
Arterosklerosis, spasme pembuluh darah, dan
emboli trobus merupakan etiologi yang paling
sering menyebabkan terjadinya infark
miokardium. Terjadinya penyumbatan
pembuluh darah koroner menyebabkan aliran
darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi
oleh pembuluh tersebut menjadi terhambat.
Dengan terhambatnya aliran darah maka
oksigen juga tidak dapat disuplai ke sel-sel
miokardium
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Laboratorium
Kateterisasi
Radiologi
Ekhokardiografi
Penatalaksanaan
Pemberian oksigen dilakukan saat awitan nyeri dada.
Analgesik (morfin sulfat).
Farmakoterapi :
Vasodilator untuk meningkatkan sulpai oksigen (NTG).
Antikoagulan (Heparin).
Trombolitik (streptokinase, aktivator plasminogen jenis
jaringan <t-pA> , anistreplase) hanya akan efektif bila
diberikan dalam 6 jam awitan nyeri dada, selama
terjadi neurosis jaringan transmural.

KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Subjektif
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat sebelumnya
Riwayat merokok, riwayat mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, riwayat penyakit hipotensi,
hipertensi, diabetes melitus, hipoksia, obesitas,
hiperlipidemia

b. Data Objektif

a) Airway
Terdapat sumbatan atau penumpukan secret
b) Breathing
Pasien tampak sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit,
irama irreguler dangkal
terdapat suara nafas wheezing, krekel
pasien tampak menggunakan otot bantu nafas
tampak ekspansi dada tidak penuh
c) Circulation
Takikardi / nadi teraba lemah dan cepat (Normal : 60 100 x/menit)
TD meningkat / menurun
Edema pada ekstremitas
Akral dingin dan berkeringat
Kulit pasien tampak pucat, sianosis pada mukosa mulut dan kuku
Output urine menurun
Mual dan muntah
penurunan turgor kulit
diaphoresis
palpitasi
d) Disability
Lemah/fatique
Kehilangan kesadaran

Sakiiittnyaa tuu
disinii...!!!
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan frekuensi,irama jantung
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan menurunnya curah jantung
3. Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan penumpukan sekret

INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.1
Intervensi Rasional
1. Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan ukur
dengan posisi tidur, duduk, dan berdiri bila bisa.

2. Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia
melalui telemetri.


3. Catat respon terhadap aktivitas dan peningkatan
istirahat dengan tepat
Kolaborasi
4. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.


5. Pertahankan cara masuk IV/heparin-lok sesuai indikasi.


1. Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan
disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan
rangsang vagal
2. Frekuaensi dan irama jantung berespon terhadap
obat dan aktivitas sesuai dengan terjadinya
komplikasi/disritmia yang mempengaruhi fungsi
jantung atau meningkatkan kerusakan iskemik
3. Kelebihan latihan meningkatkan
konsumsi/kebutuhan oksigen dan mempengaruhi
fungsi miokardia.
4. Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard, menurunkan iskemia dan
disritmia lanjut.
5. Jalur yang paten penting untuk pemberian obat
darurat pada adanya disritmia atau nyeri dada.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.2
Intervensi Rasional
1. Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan
mental kontinu, contoh: cemas, bingung,
latergi, pingsan.

2. Lihat pucat, sianosis, belang, kulit
dingin/lembab. Catat kekuatan nadi perifer.

3. Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan.


4. Observasi tanda Homan (nyeri pada betis
dengan posisi dorsofleksi), eritema, edema.
1. Perfusi serebral secara langsung sehubungan
dengan curah jantung dan juga dipengaruhi
oleh elektrolit/variasi asam-basa, hipoksia,
atau emboli sistemik
2. vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh
penurunan curah jantung mungkin dibuktikan
oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan
nadi.
3. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan
distres pernapasan. Namun, dispnea tiba-
tiba/berlanjut menunjukkan komplikasi
tromboemboliparu.
4. Indikator trombosis vena dalam.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.3
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas,
missal mengi, krekels, ronki.


2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio
inspirasi dan ekspirasi
3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misal
peninggian kepala tempat tidur, duduk pada
sandaran tempat tidur.
4. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

5. Berikan obat sesuai indikasi:
Bronkodilator(epinefrin)


1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan
obstruksi jalan nafas dan dapat dimanisfestasikan
adanya bunyi nafas adventisius ( penyebaran krekels
basah, emfisema, asma berat)
2. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
memanjang dibanding inspirasi
3. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah
fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi

4. Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi
dan mengontrol dispnea.
5. Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti
local,menurunkan spasme jalan nafas,mengi dan
produksi mukosa.
Terimakasiiihhh

You might also like