Professional Documents
Culture Documents
(dp)
(bdp)
c) Persilangan N >< bcl
P1 : N >< bcl
Genotipe :
><
Gamet : b+ cl+, b cl
F1 :
(N heterozigot)
Genotip :
><
(N) ><
(bcl)
b+ b+ b b
cl+ cl+ cl cl
b+ b+ b b b+ b+ b b
cl+ cl+ cl cl cl+ cl cl cl
Gamet : b+cl+, b cl+, b+cl , b cl b cl
F2 :
(N)
(b)
(cl)
(bcl)
d) Persilangan N>< bcl
P1 : N>< bcl
Genotipe :
><
Gamet : b+ cl+, b cl
F1 :
(N heterozigot)
Genotip :
><
b cl
b cl
(N) ><
(bcl)
b+ b+ b b
cl+ cl+ cl cl
b+ b+ b b b+ b+ b b
cl+ cl+ cl cl cl+ cl cl cl
Gamet : b+cl+, b cl+, b+cl, b cl b cl
F2 :
b cl
b dp
(N)
(b)
(cl)
(bcl)
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa hasil persilangan parental antara
Drosophila melanogaster stain N >< bdp dan N >< bcl beserta resiproknya
menghasilkan strain normal yang bermata merah, bertubuh coklat dan sayap
menutupi tubuh sempurna. Pemunculan strain normal pada F1 menunjukkan
bahwa alel pembawa gen-gen normal dominan terhadap alel pembawa gen bdp
dan gen bcl sehingga pada F1 muncul strain N yang bersifat heterozigot. Suatu
karakter heterozigot adalah suatu karakter yang dikontrol oleh dua gen sepasang
yang berlainan (Corebima, 2003).
Pada persilangan antara F1 dihasilkan F2 yang memunculkan tipe parental N,
bdp dan bcl serta muncul pula tipe rekombinan berupa b, dp dan cl. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa strain N heterozigot yang disilangkan akan akan menghasilkan
pemisahan bebas dari alel-alel resesif yang sebelumnya tertutupi oleh alel
dominan. Sehingga sifat yang sebelumnya tidak muncul pada hasil persilangan
parental muncul pada persilangan kedua.
Hal ini sesuai dengan rekonstruksi kromosom. Dimana terjadi penyimpangan
hukum Mendel berupa pindah silang yang terjadi pada gen-gen kromosom betina
dari masing-masing strain N heterozigot yang disilangkan. Pindah silang yang
terjadi adalah pindah silang tunggal, dimana pindah silang terjadi pada satu
tempat. D. melanogaster strain bdp terletak pada kromosom II yang merupakan
kromosom tubuh. Dalam Corebima (2003), pemetaan kromosom kelamin X yang
telah dilakukan oleh A. H. Sturtevan menunjukkan bahwa strain b dan strain dp
juga terletak pada kromosom II. Begitu pula dengan D. melanogaster strain bcl
yang terletak pada kromosom II dan menghasilkan F2 yaitu b dan cl yang juga
terletak pada kromosom II.
Dengan terjadinya pindah silang maka akan muncul 4 macam gamet.
Gamet-gamet tersebut adalah dua macam gamet dengan gen parental, dan dua
macam gamet dengan gen tipe rekombinan. Gamet-gamet tipe parental berjumlah
lebih banyak daripada gamet-gamet tipe rekombinan. Munculnya tipe rekombinan
disebabkan adanya pertukaran bagian-bagian antara kromosom-kromosom
homolog sehingga terjadi perubahan posisi faktor (gen) tertentu dari suatu
kromosom ke pasangan homolognya.
Dalam analisis belum bisa dilakukan analisis secara statistika dikarena
ulangan persilangan parental belum memenuhi 3 kali ulangan. Maka belum bisa
diketahui nilai pindah silang yang bisa digunakan untuk membandingkan tipe
parental dan tipe rekombinan yang muncul. Untuk itu kami akan meneruskan
percobaan lebih lanjut untuk memenuhi jumlah ulangan yang belum selesai
tersebut.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fenotip yang muncul dari persilangan pertama Drosophila
melanogaster strain N >< bdp dan N >< bcl beserta resiproknya
menghasilkan keturunan berupa strain N dan N yang bersifat
heterozigot. Setelah N dan N yang merupakan F1 disilangkan
menghasilkan dua macam tipe gamet, yaitu gamet parental dan gamet
rekombinan. Fenotip dari persilangan F1 strain N yang berasal dari
persilangan N >< bdp beserta resiproknya menghasilkan F2 tipe
parental N dan bdp serta tipe rekombinan b dan dp. Fenotip dari
persilangan F1 strain N yang berasal dari persilangan N >< bcl beserta
resiproknya menghasilkan tipe parental N dan bcl serta tipe rekombinan b
dan cl.
B. Saran
1. Dalam melakukan penelitian mengenai Drosophila melanogaster ini
dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan ketekunan untuk selalu konsisten
dalam melakukan semua prosedur penelitian. Terutama dalam
peremajaan, pengampulan, persilangan, maupun dalam pengamatan
hasil persilangan.
2. Faktor yang paling penting dalam melakukan penelitian ini terutama
adalah kekompakan antar individu dalam kelompok agar didapatkan
hasil yang efisien dengan waktuktu yang bisa efektif dimanfaatkan
sebaik mungkin.
3. Dalam melaksanakan penelitian juga diharapkan peneliti
memperhatikan faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi
keberhasilan proyek seperti kebersihan dan kualitas medium.
DAFTAR RUJUKAN
Corebima, A. D. 2004. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press
Gardner, E.J. dkk. 1991. Priciples of Genetics. John Wiley dan Sons, New York
Kimball, John W. Biologi. Jakarta: Erlangga
Klugh, W.S & Clummings M.R. 2000. Consep of Genetic. Nre Jersey: Pretince
Hall Inc.
Strickberger, M. W. 1985. Genetics Third Edition. New York: Macmillan
Pubishing Company
Strickberger, M. W. 1985. Genetics Third Edition. New York: Macmillan
Pubishing Company
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi: Proyek Pendidikan Tenaga Guru.