You are on page 1of 23

Logam Transisi Periode 4

1. Skandium (Sc)

Nomor atom : 21
Massa atom : 44,9559 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling : tidak diketahui
Kepadatan : 3,0 g/cm3 pada 20 C
Titik lebur : 1541 C
Titik didih : 2836 C
Radius Vanderwaals : 0,161 nm
Radius ionic : 0,083 nm (+3)
Isotop : 7
Energi ionisasi pertama : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi kedua : 1233 kJ/mol
Energi ionistion ketiga : 2389 kJ/mol
Energi ionisasi keempat : 7089 kJ/mol
Ditemukan oleh : Lars Nilson pada tahun 1879

Sifat Kimia dan Fisika Skandium
Skandium (scandium) adalah unsur transisi lunak dan berwarna keperakan yang pertama
ditemukan pada mineral langka dari Skandinavia. Permukaan unsur ini akan berubah kekuningan
atau merah muda bila terkena udara. Skandium mudah teroksidasi oleh udara dan mudah
terbakar. Unsur ini bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen dan akan larut dalam
banyak asam. Skandium murni diproduksi dengan cara memanaskan skandium fluoride (ScF3)
dengan logam kalsium. Skandium jarang ditemukan di alam karena hanya terdapat dalam jumlah
yang sangat kecil. Skandium biasanya hanya ditemukan pada dua macam bijih. Thortveitite
adalah sumber utama unsur ini. Produksi skandium dunia diperkirakan hanya 50 kg per tahun
dengan jumlah cadangan yang tidak diketahui pasti. Skandium merupakan unsur ke-50 paling
melimpah di bumi dan terdistribusi secara luas di lebih dari 800 mineral. Hanya sekitar 3%
tanaman yang dianalisis memiliki kandungan skandium, itupun dengan jumlah yang amat kecil.
Penggunaan Skandium
Skandium adalah salah satu bahan kimia langka, yang digunakan pada berbagai perkakas
seperti televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi, dan kacamata. Penggunaan skandium
masih terus berkembang mengingat unsur ini cocok untuk memproduksi catalyser serta untuk
memoles kaca. Aplikasi utama skandium adalah untuk membuat paduan aluminium-skandium
yang digunakan oleh industri kedirgantaraan dan peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll)
yang membutuhkan material kinerja tinggi.

Efek Kesehatan Skandium
Skandium tidak memiliki peran biologis. Amat sedikit skandium yang mencapai rantai
makanan, sehingga asupan harian rata-rata per orang kurang dari 0,1 mikrogram. Skandium tidak
beracun, meskipun terdapat dugaan bahwa beberapa senyawanya mungkin bersifat karsinogenik.
Paparan gas dan uap skandium di tempat kerja bisa menjadi berbahaya. Menghirup skandium
dapat menyebabkan emboli paru-paru, terutama akibat paparan jangka panjang. Skandium bisa
menjadi ancaman bagi hati ketika terakumulasi dalam tubuh manusia.

Pengaruh Skandium terhadap Lingkungan
Skandium dibuang ke lingkungan, terutama oleh industri pengolahan minyak. Unsur ini
juga dapat memasuki lingkungan dari berbagai perkakas rumah tangga (mis: TV) yang dibuang.
Skandium akan secara bertahap terakumulasi dalam tanah dan air hingga berpotensi
meningkatkan konsentrasinya pada manusia, hewan, dan partikel tanah. Pada hewan air,
skandium menyebabkan kerusakan membran sel serta memiliki pengaruh negatif pada sistem
reproduksi dan sistem saraf

2. Titanium (Ti)
Simbol : Ti
Radius Atom : 1.45
Volume Atom : 10.6 cm3/mol
Massa Atom : 47.88
Titik Didih : 3560 K
Radius Kovalensi : 1.32
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 4.54 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 2.6 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.54
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d2 4s2
Formasi Entalpi : 18.6 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 21.9 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 6.82 V
Titik Lebur : 1935 K
Bilangan Oksidasi : 4,3
Kapasitas Panas : 0.523 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 455.2 kJ/mol

Sejarah
(Latin: titans, anak pertama bumi dalam mitologi romawi) Ditemukan oleh Gregor di tahun
1791 dan dinamakan oleh Klaproth di tahun 1795. Titanium yang tidak murni dipersiapkan oleh
Nilson dan Pettersson di tahun 1887, tetapi unsur yang murni tidak dibuat sampai pada tahun
1910 oleh Hunter dengan cara memanaskan TiCl
4
dengan natrium dalam bom baja.

Sumber
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi
Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO
2
sebanyak 12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat
jelas terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan
terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous rocks (bebatuan) dan dalam
sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan
sphene dan terdapat dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam
tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di laboraturium sampai
pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara memproduksi titanium secara komersil dengan
mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat
ini. Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan dengan cara medekomposisikan iodanya.
Sifat-sifat
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis
rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika
logam ini tidak mengandung oksigen, ia ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang
terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan
asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida.
Titanium murni diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.
Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama. Logam ini dimorphic. Bentuk alfa
heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880 derajat
Celcius. Logam ini terkombinasi dengan oksigen pada suhu panas merah dan dengan klor pada
suhu 550 derajat Celcius. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia
(physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan
dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.

Isotop
Titanium alami memiliki lima isotop dengan masa atom dari 46 sampai 50. Semuanya
stabil. Ada delapan isotop titanium yang labil. Titanium sangat penting sebagai agen campuran
logam dengan aluminium, molibdenum, manggan, besi dan beberapa logam lainnya. Campuran
logam titanium digunakan terutama untuk bahan pesawat terbang dan misil, dimana logam
ringan, kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan. Titanium sekuat baja, tetapi 45% lebih ringan. Ia
60% lebih berat daripada aluminium, tetapi dua kali lebih kuat. Titanium memiliki kegunaan
potensial di pabrik desalinasi untuk mengkonversi air laut menjadi air tawar. Logam ini memiliki
resistansi yang baik terhadap air laut dan digunakan untuk baling-baling kapal dan bagian kapal
lainnya yang terekspos pada air asin. Anoda titanium yang dilapisi platinum telah digunakan
untuk memberikan perlindungan dari korosi air garam. Titanium diproduksi secara buatan untuk
permata. Safir dan rubi menunjukkan asterism sebagai hasil keberadaan TiO
2
. Titanium dioksida
sangat banyak digunakan untuk cat rumah dan cat lukisan karena permanen dan memilki sifat
penutup yang baik. Pigmen titanium oksida merupakan aplikasi yang terbanyak untuk unsur ini.
Cat titanium merupakan reflektor sinar infra yang sangat bagus dan banyak digunakan pada
tempat-tempat pengamatan matahari (solar observatories) dimana panas dapat mengganggu
pengamatan. Titanium tetraklorida digunakan untuk mengiridasi gelas. Senyawa ini
mengeluarkan asap tebal di udara.
3. Vanadium (V)
Simbol : V
Radius Atom : 1.34
Volume Atom : 8.35 cm3/mol
Massa Atom : 50.9415
Titik Didih : 3650 K
Radius Kovalensi : 1.22
Struktur Kristal : bcc
Massa Jenis : 6.11 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.63
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
Formasi Entalpi : 22.8 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 30.7 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 6.74 V
Titik Lebur : 2163 K
Bilangan Oksidasi : 5,4,3,2
Kapasitas Panas : 0.489 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 446.7 kJ/mol

Sifat Kimia dan Fisika Vanadium
Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang ditemukan dalam
mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan paduan logam. Vanadium tahan
terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di permukaannya. Vanadium tidak
pernah ditemukan secara murni di alam, melainkan terdapat bersenyawa pada sekitar 65 mineral
yang berbeda seperti patronite, vanadinite, carnotite dan bauksit. Vanadium terbentuk pada
endapan mengandung karbon seperti minyak mentah, batubara, dan pasir tar. Cadangan besar
vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan di Rusia. Produksi bijih vanadium dunia sekitar
45.000 ton per tahun. Vanadium umumnya terdapat di sebagian besar tanah dalam jumlah
bervariasi dan diserap oleh tanaman. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen
penting beberapa enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa
mikroorganisme nitrogen.

Penggunaan Vanadium
Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai
aditif baja. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin jet dan
rangka pesawat. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol, roda gigi,
dan komponen penting lainnya. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena
logam ini memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.Vanadium oksida (V2O5)
digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam
pembuatan keramik. Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan warna hijau atau
biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat memblokir radiasi infra merah
pada suhu tertentu.

Efek Kesehatan Vanadium
Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, namun pekerja yang terpapar debu
vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan parah.
Penyerapan vanadium oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti gandum, kacang
kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel, dan telur. Vanadium dapat mempengaruhi
kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi. Efek akut vanadium diantaranya memicu
iritasi paru-paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Bahaya kesehatan yang berhubungan
dengan paparan vanadium tergantung pada keadaan oksidasinya. Vanadium elemental dapat
teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama proses pengelasan. Bentuk pentoksida lebih
beracun daripada bentuk elemental. Paparan kronis pada debu dan asap vanadium pentoksida
dapat menyebabkan iritasi parah pada mata, kulit, saluran pernapasan atas, radang trakea dan
bronkus, edema paru, dan keracunan sistemik.

Dampak Lingkungan Vanadium
Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrata,
ikan, dan banyak spesies lainnya. Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting
sehingga menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang
ditemukan dalam air laut. Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan
sehingga berdampak secara neurologis. Di samping efek neurologis, vanadium dapat pula
memicu gangguan pernapasan, kelumpuhan, dan efek negatif pada hati dan ginjal. Tes
laboratorium pada hewan uji menunjukkan bahwa vanadium menyebabkan kerusakan pada
sistem reproduksi hewan jantan dan terakumulasi dalam plasenta hewan betina. Vanadium bisa
pula memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus, tetapi tidak sampai menyebabkan kanker
pada hewan.

4. Krom (Cr)
Simbol : Cr
Radius Atom : 1.3
Volume Atom : 7.23 cm3/mol
Massa Atom : 51.996
Titik Didih : 2945 K
Radius Kovalensi : 1.18
Struktur Kristal : bcc
Massa Jenis : 7.19 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 7.9 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.66
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d5 4s1
Formasi Entalpi : 20 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 93.7 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 6.766 V
Titik Lebur : 2130 K
Bilangan Oksidasi : 6,3,2
Kapasitas Panas : 0.449 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 339.5 kJ/mol
Sejarah
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun
berikutnya. Khrom adalah logam berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses
pemolesan yang cukup tinggi.
Sumber
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru,
Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini
biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.

Kegunaan
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan
logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai
katalis. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit
memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kstabilan struktur kristal.

Senyawa
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah
natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan
khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses
pemucatan kulit.
Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom,
merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil
sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri penerbangan dan lainnya,senyawa khrom
berguna untuk melapisi aluminum.

Penanganan
Senyawa Khrom beracun dan harus ditangani dengan peralatan keselamatan kerja yang
layak.

5. Mangan (Mn)
Simbol : Mn
Radius Atom : 1.35
Volume Atom : 7.39 cm3/mol
Massa Atom : 54.938
Titik Didih : 2235 K
Radius Kovalensi : 1.17
Struktur Kristal : bcc
Massa Jenis : 7.44 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 0.5 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.55
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d5 4s2
Formasi Entalpi : 14.64 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 7.82 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 7.435 V
Titik Lebur : 1518 K
Bilangan Oksidasi : 7,6,4,2,3
Kapasitas Panas : 0.48 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 219.74 kJ/mol
Sifat Kimia dan Fisika Mangan
Mangan merupakan logam keras dan getas berwarn abu-abu merah muda. Logam ini sulit
mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk
akan terbakar dengan oksigen, serta larut dalam asam encer. Mangan merupakan salah satu
logam yang paling melimpah di tanah yang terutama berbentuk senyawa oksida dan hidroksida.
Mangan terjadi terutama sebagai pyrolusite (MnO2), dan pada jumlah lebih rendah sebagai
rhodochrosite (MnCO3). Lebih dari 25 juta ton bijih mangan ditambang setiap tahun dengan
daerah pertambangan utama meliputi Afrika Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon, dan
Australia. Mangan merupakan elemen penting untuk semua spesies makhluk hidup. Beberapa
organisme seperti diatom, moluska, dan spons mengakumulasi mangan. Ikan dapat memiliki
hingga 5 ppm dan mamalia hingga 3 ppm mangan dalam jaringan mereka, meskipun biasanya
tidak melebihi sekitar 1 ppm.

Penggunaan Mangan
Mangan sangat penting pada produksi besi dan baja. Industri baja tercacat menggunakan
sekitar 85% sampai 90% total produksi mangan. Mangan merupakan komponen kunci dari
stainless steel dan paduan alumimum tertentu. Mangan dioksida juga digunakan sebagai katalis.
Mangan digunakan pula sebagai dekolorisasi kaca dan membuat kaca berwarna ungu. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat dan digunakan sebagai desinfektan. Senyawa lain yang
banyak dimanfaatkan adalah mangan dioksida (MnO) yang digunakan untuk pupuk dan keramik,
serta mangan karbonat (MnCO3) yang dimanfaatkan sebagai material awal untuk membuat
senyawa mangan lainnya.

Efek Kesehatan Mangan
Mangan adalah senyawa yang sangat umum dan mudah ditemukan. Mangan merupakan
salah satu dari tiga elemen penting namun beracun, yang berarti bahwa unsur ini diperlukan bagi
manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga beracun ketika konsentrasi terlalu tinggi hadir dalam
tubuh manusia. Penyerapan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti
bayam, teh, dan rempah-rempah. Bahan makanan lain yang mengandung konsentrasi tinggi
mangan adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, minyak zaitun, kacang hijau, dan
tiram. Dalam tubuh, mangan akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar
endokrin. Efek kelebihan mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala
keracunan mangan meliputi halusinasi, mudah lupa, dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat
menyebabkan Parkinson, emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka
waktu lama berpotensi menjadi impoten. Namun, kekurangan asupan mangan juga bisa memicu
berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah diantaranya:
Kegemukan
Intoleransi glukosa
Pembekuan darah
Masalah kulit
Gangguan rangka
Janin lahir cacat
Perubahan warna rambut
Gejala neurologis
Keracunan mangan kronis dapat terjadi akibat menghirup debu dan asap mangan dalam jangka
panjang. Kejadian tinggi pneumonia dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya ditemukan pada
pekerja yang terkena debu atau asap senyawa mangan.

Dampak Lingkungan Mangan
Senyawa mangan terdapat secara alami di lingkungan sebagai padatan dalam tanah,
partikel kecil di dalam air, serta partikel debu di udara. Manusia meningkatkan konsentrasi
mangan di udara oleh kegiatan industri dan melalui pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang
berasal dari aktivitas manusia juga dapat meresap ke air permukaan, air tanah, dan air limbah.
Mangan merupakan komponen penting pada hewan dan menyusun tiga puluh enam enzim yang
digunakan untuk metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Hewan yang kekurangan asupan
mangan akan mengalami gangguan pertumbuhan, gangguan pembentukan tulang, dan gangguan
reproduksi. Namun, dosis mangan yang terlalu tinggi bisa memicu masalah paru-paru, hati,
gangguan pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan perkembangan janin, dan
kerusakan otak. Tes laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa keracunan mangan parah
dapat menyebabkan perkembangan tumor.

6. Besi (Fe)
Simbol : Fe
Radius Atom : 1.26
Volume Atom : 7.1 cm3/mol
Massa Atom : 55.847
Titik Didih : 3023 K
Radius Kovalensi : 1.17
Struktur Kristal : bcc
Massa Jenis : 7.674 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 11.2 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.83
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d6 4s2
Formasi Entalpi : 13.8 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 80.2 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 7.87 V
Titik Lebur : 1808 K
Bilangan Oksidasi : 2,3
Kapasitas Panas : 0.449 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 349.5 kJ/mol

Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana semua unsur
transisi lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk melepas
elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang belum penuh menyebabkan
unsur Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan. Elektron- elektron tidak berpasangan
tersebut akan bergerak bebas pada kisi kristalnya sehingga membentuk ikatan logam yang lebih
kuat dibandingkan dengan unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik
leleh dan titik didih serta densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.
Pergerakan elektron- elektron yang tidak berpasangan pada kisi kristal juga menyebabkan
logam besi bersifat konduktor atau penghantar panas yang baik. Apabila logam besi diberikan
kalor atau panas, energy kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian, elektron
memindahkan energinya ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian
logam besi tersebut.

Sejarah
Besi telah digunakan sejak zaman nenek moyang. Genesis menyebutkan bahwa Tubal-Cain,
generas Adam ke tujuh, merupakan guru dari setiap kecerdasan pembuatan kuningan dan besi.
Pembuatan pilar besi yang luar biasa, tercatat sekitar 400 SM, masih berdiri saat ini di Delhi,
India. Merupakan batang besi tempaan dengan tinggi 7,25 meter dan berdiameter 40 cm. Korosi
pada pilar tersebut sangat sedikit meski telah terpapar dengan cuaca sejak ia dibuat.

Sumber
Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan di matahari dan
bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya. Inti atomnya sangat stabil. Besi adalah unsur dasar
dari meteorit jenis siderite dan sangat sedikit terdapat dalam 2 jenis meteorit lainnya. Inti bumi
dengan radius 2150 mil, terdiri dari besi dengan 10 persen hidrogen teroklusi. Besi merupakan
unsur keempat yang berlimpah ditemukan di kerak bumi. Bijih besi yang umum adalah hematit,
yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran.
Isotop
Besi merupakan campuran dari 4 isotop. Ada pula sepuluh isotop lainnya yang tidak stabil.

Kegunaan
Besi adalah penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa
oksigen dalam hemoglobin.

Sifat-sifat
Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara
yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu. Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa,
beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris
molekul tidak berubah. Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat aneh. Besi pig adalah alloy
dengan 3% karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon, mangan dan fosfor.
Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk
menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang dari 0.1%
karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki struktur
berserat. Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si. Alloy baja adalah baja
karbon dnegan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan lain-lain. Besi relatif murah, mudah
didapat, sangat berguna dan merupakan logam yang sangat penting.

7. Kobal (Co)

Simbol : Co
Radius Atom : 1.25
Volume Atom : 6.7 cm3/mol
Massa Atom : 58.9332
Titik Didih : 3143 K
Radius Kovalensi : 1.16
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 8.9 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 17.9 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.88
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d7 4s2
Formasi Entalpi : 16.19 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 100 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 7.86 V
Titik Lebur : 1768 K
Bilangan Oksidasi : 2,3
Kapasitas Panas : 0.421 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 373.3 kJ/mol

Sifat Kimia dan Fisika Kobalt
Kobalt merupakan unsur feromagnetik, keras, getas, berkilau, dan berwarna perak-
keputihan. Seperti besi, kobalt bisa diubah menjadi magnet dengan sifat fisik mirip dengan besi
dan nikel. Unsur ini aktif secara kimia dan mampu membentuk banyak senyawa. Kobalt stabil di
udara dan tidak terpengaruh oleh air, namun perlahan-lahan larut oleh asam encer. Sebagian
besar cadangan kobalt terdapat di inti bumi. Kobalt memiliki kelimpahan relatif rendah dalam
kerak bumi dan di perairan. Meskipun tingkat rata-rata kobalt dalam tanah adalah 8 ppm,
terdapat daerah yang hanya memiliki 0,1 ppm dan tempat lain hingga sebanyak 70 ppm. Dalam
lingkungan laut, kobalt dibutuhkan oleh ganggang biru-hijau (cyanobacteria) dan organisme
pengikat nitrogen lainnya. Kobalt tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas dan umumnya
ditemukan dalam bentuk bijih. Kobalt biasanya tidak ditambang sendiri melainkan sebagai
produk sampingan penambangan nikel dan tembaga. Bijih utama kobalt meliputi cobaltite,
erythrite, glaucodot, dan skutterudite. Produsen utama kobalt dunia adalah Republik Demokratik
Kongo, Cina, Zambia, Rusia, dan Australia .

Penggunaan Kobalt
Kobalt digunakan dalam berbagai paduan logam, pada media perekaman magnetik, sebagai
katalis untuk minyak bumi dan industri kimia, serta sebagai agen pengering untuk cat dan tinta.
Kobalt biru merupakan bagian penting dari berbagai barang kerajinan seperti porselen, tembikar,
kaca patri, ubin, dan perhiasan enamel. Isotop radioaktif kobalt-60 digunakan dalam perawatan
medis dan juga untuk meradiasi makanan sebagai proses pengawetan.



Efek Kesehatan Kobalt
Kobalt mungkin terpapar ke manusia melalui udara, air, dan makanan yang mengandung
kobalt. Kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung kobalt juga mungkin terjadi. Unsur
ini bermanfaat bagi manusia karena merupakan bagian dari vitamin B12 yang penting untuk
kesehatan. Kobalt juga digunakan dalam pengobatan anemia bagi wanita hamil karena mampu
merangsang produksi sel darah merah. Total asupan harian kobalt bervariasi hingga sebanyak 1
mg. Namun, perlu diingat bahwa konsentrasi yang terlalu tinggi justru dapat merusak kesehatan.
Konsentrasi tinggi kobalt yang terhirup melalui udara bisa menimbulkan berbagai keluhan
seperti asma dan pneumonia. Hal ini terutama terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan
kobalt. Tanah dekat fasilitas pertambangan dan peleburan mungkin memiliki kandungan tinggi
kobalt, sehingga saat diasup melalui air atau tanaman yang terkontaminasi akan menimbulkan
berbagai efek kesehatan. Efek kesehatan akibat penyerapan konsentrasi tinggi kobalt diantaranya:
Muntah dan mual
Masalah penglihatan
Masalah jantung
Kerusakan tiroid

Efek kesehatan juga bisa disebabkan oleh radiasi isotop radioaktif kobalt yang memicu
kemandulan, rambut rontok, muntah, perdarahan, diare, koma, dan bahkan kematian.
Radiasi ini antara lain digunakan pada pasien kanker untuk menghancurkan tumor.
Debu kobalt juga menyebabkan berbagai keluhan seperti asma, batuk, sesak napas, penurunan
fungsi paru, fibrosis nodular, hingga kematian .

Dampak Lingkungan Kobalt
Kobalt merupakan elemen yang terjadi secara alami di lingkungan. Manusia menambahkan
konsentrasi kobalt di alam saat melakukan pembakaran batu bara, melakukan kegiatan
pertambangan, pengolahan bijih kobalt, dan penggunaan bahan kimia kobalt. Isotop radioaktif
kobalt tidak hadir dalam lingkungan secara alami, melainkan dilepaskan melalui operasi
pembangkit listrik tenaga nuklir dan kecelakaan nuklir. Karena memiliki umur paruh yang relatif
singkat, isotop radioaktif kobalt umumnya tidak terlalu berbahaya. Kobalt tidak dapat
dimusnahkan setelah memasuki lingkungan dan akan bereaksi dengan partikel lain atau terserap
pada partikel tanah atau sedimen air. Tanah yang mengandung kobalt rendah akan membuat
tumbuhan yang tumbuh kekurangan kobalt. Ketika hewan merumput, maka mereka juga akan
kekurangan kobalt. Di sisi lain, tanah di dekat fasilitas pertambangan dan peleburan mungkin
memiliki kandungan tinggi kobalt.

8. Nikel (Ni)

Simbol : Ni
Radius Atom : 1.24
Volume Atom : 6.6 cm3/mol
Massa Atom : 58.6934
Titik Didih : 3005 K
Radius Kovalensi : 1.15
Struktur Kristal : fcc
Massa Jenis : 8.9 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 14.6 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.91
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d8 4s2
Formasi Entalpi : 17.2 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 90.7 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 7.635 V
Titik Lebur : 1726 K
Bilangan Oksidasi : 2,3
Kapasitas Panas : 0.444 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 377.5 kJ/mol

Sifat Kimia dan Fisika Nikel
Nikel merupakan logam keras, ulet, bisa ditempa, dan berwarna putih keperakan. Nikel
merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik. Senyawa nikel umumnya bersifat
bivalen, meskipun terdapat pula tingkat valensi lainnya. Unsur ini juga membentuk sejumlah
senyawa kompleks. Sebagian besar senyawa nikel berwarna biru atau hijau. Nikel larut perlahan
dalam asam encer namun, seperti besi, menjadi pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat.
Kebanyakan nikel di bumi tidak dapat diakses karena berada dalam inti bumi cairr. Nikel
diketahui menyumbang 10% komposisi inti bumi. Jumlah total nikel yang terlarut dalam laut
berada pada kisaran 8 miliar ton.
Bahan organik memiliki kemampuan menyerap logam ini sehingga menjelaskan mengapa
batubara dan minyak bumi memiliki kandungan nikel cukup besar. Kandungan nikel dalam tanah
bisa serendah 0,2 ppm atau setinggi 450 ppm di beberapa jenis tanah liat, dengan rata-rata
kandungan sekitar 20 ppm. Nikel terdapat pada sebagian kacang-kacangan yeng menjadi
komponen penting beberapa enzim. Makanan lain yang kaya nikel adalah teh yang memiliki 7,6
mg nikel/kg daun teh kering. Nikel bersenyawa dengan sulfur dalam mineral millerite dan
dengan arsenik dalam mineral niccolite. Kebanyakan bijih nikel diekstrak dari besi-nikel sulfida,
seperti dari pentlandit. Logam ini ditambang di Rusia, Australia, Indonesia, Kaledonia Baru,
Kuba, Kanada, dan Afrika Selatan.

Kegunaan Nikel
Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam paduan. Logam paduan
nikel memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta tahan karat. Sekitar 65 % nikel digunakan
untuk membuat stainless steel, yang umumnya memiliki komposisi sebagian besar besi, 18 %
kromium, dan 8 % nikel. 12 % dari semua nikel digunakan sebagai elemen paduan super. Sisa 23%
antara lain digunakan sebagai paduan baja, baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia lainnya,
mata uang logam, produk pengecoran, dan plating. Nikel mudah dibentuk dan bisa ditarik
menjadi kawat. Logam ini tahan korosi bahkan pada suhu tinggi sehingga banyak digunakan
pada turbin gas dan mesin roket. Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang tidak hanya keras
tapi bisa menahan korosi oleh air laut, sehingga ideal digunakan sebagai baling-baling kapal dan
fasilitas desalinasi.

Efek Kesehatan Nikel
Senyawa nikel terjadi dalam lingkungan pada tingkat yang rendah. Berbagai bahan pangan
secara alami mengandung sejumlah kecil nikel. Cokelat dan lemak diketahui mengandung
jumlah tinggi nikel. Asupan nikel akan meningkat pada orang yang makan sayuran dari tanah
yang tercemar limbah nikel. Tanaman dikenal mengakumulasi nikel sehingga saat dikonsumsi
akan turut dipindahkan ke dalam tubuh manusia. Perokok akan mengasup nikel lebih tinggi
melalui paru-paru. Nikel juga ditemukan dalam deterjen. Manusia dapat terpapar nikel melalui
udara, air minum, makanan atau rokok. Kontak kulit dengan tanah atau air yang terkontaminasi
juga dapat mengakibatkan paparan nikel.
Dalam jumlah kecil, nikel merupakan unsur penting, tetapi ketika berada dalam konsentrasi
terlalu tinggi akan membahayakan kesehatan manusia. Paparan nikel dalam jumlah besar akan
memiliki konsekuensi sebagai berikut:
Kemungkinan lebih tinggi mengalami kanker paru-paru, kanker hidung, kanker laring, dan
kanker prostat
Sakit kepala dan pusing setelah terpapar gas nikel
Emboli paru
Kegagalan pernapasan
Janin lahir cacat
Asma dan bronkitis kronis
Reaksi alergi seperti ruam kulit, terutama dari perhiasan
Gangguan Jantung
Asap nikel merupakan iritan pernapasan dan dapat menyebabkan pneumonitis. Paparan
nikel dan senyawanya bisa memicu dermatitis yang dikenal sebagai gatal nikel pada individu
yang peka.

Dampak Lingkungan Nikel
Nikel dilepaskan ke udara oleh pembangkit listrik dan pembakar sampah yang kemudian
mengendap di tanah atau terserap tanah setelah reaksi dengan air hujan. Nikel juga dapat
berakhir di air permukaan saat menjadi bagian limbah sungai. Konsentrasi nikel yang tinggi pada
tanah berpasir dapat merusak tanaman dan konsentrasi nikel yang tinggi di permukaan air dapat
mengurangi tingkat pertumbuhan alga. Mikro organisme berpotensi mengalami penurunan
pertumbuhan karena kehadiran nikel, meskipun mereka biasanya mampu mengembangkan
resistansi terhadap nikel setelah beberapa saat. Pada hewan, paparan nikel berlebih berpotensi
menyebabkan berbagai jenis kanker.




9. Tembaga (Cu)

Simbol : Cu
Radius Atom : 1.28
Volume Atom : 7.1 cm3/mol
Massa Atom : 63.546
Titik Didih : 2840 K
Radius Kovalensi : 1.17
Struktur Kristal : fcc
Massa Jenis : 8.96 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 60.7 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.9
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d10 4s1
Formasi Entalpi : 13.14 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 401 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 7.726 V
Titik Lebur : 1356.6 K
Bilangan Oksidasi : 2,1
Kapasitas Panas : 0.385 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 300.5 kJ/mol

Sifat Kimia dan Fisika Tembaga
Tembaga merupakan logam kemerahan dengan struktur kristal kubus. Tembaga
memantulkan sinar merah dan oranye dan menyerap frekuensi lain dalam spektrum cahaya
terlihat. Logam ini mudah ditempa, ulet, dan merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.
Tembaga lebih lunak dari seng, dapat dipoles, dan memiliki reaktivitas kimia rendah. Dalam
udara lembab, tembaga perlahan-lahan membentuk selaput permukaan kehijauan yang disebut
patina. Lapisan ini melindungi dari serangan korosi lebih lanjut. Tembaga merupakan unsur yang
banyak terdapat di alam. Manusia tercatat juga banyak menggunakan tembaga. Tembaga
memasuki udara terutama melalui proses pembakaran bahan bakar fosil. Logam ini akan terus
berada di udara hingga kemudian mengendap ke tanah melalui hujan. Manusia juga turut
menyebarkan tembaga ke lingkungan melalui aktivitas pertambangan, produksi logam, produksi
kayu, dan produksi pupuk fosfat. Selain karena aktivitas manusia, tembaga juga dilepaskan ke
lingkungan akibat peristiwa alami, seperti akibat pelapukan tanaman dan kebakaran hutan.
Sebagian besar senyawa tembaga akan menetap dan terikat di tanah atau terserap dalam sumber
air yang bisa menimbulkan ancaman kesehatan. Produksi tembaga dunia diperkirakan sebesar 12
juta ton per tahun serta 2 juta ton tembaga diklaim merupakan hasil daur ulang. Penambangan
besar tembaga dilakukan di beberapa negara seperti Chile, Indonesia, Amerika Serikat, Australia,
dan Kanada. Bijih utama tembaga disebut sebagai kalkopirit (CuFeS2).

Penggunaan Tembaga
Kebanyakan tembaga digunakan untuk peralatan listrik (60 %); konstruksi, seperti atap dan
pipa (20%); mesin industri, seperti penukar panas (15 %); dan paduan logam (5 %). Paduan
tembaga yang sudah dikenal sejak lama adalah perunggu; kuningan (paduan tembaga-seng);
paduan tembaga-timah-seng, yang cukup kuat untuk membuat senjata dan meriam; paduan
tembaga dan nikel, yang dikenal sebagai cupronickel dan digunakan sebagai pembuat mata uang
logam. Tembaga ideal digunakan sebagai kabel jaringan listrik karena mudah ditangani, dapat
ditarik menjadi kawat halus, dan memiliki konduktivitas listrik tinggi.

Efek Kesehatan Tembaga
Tembaga bisa ditemukan dalam berbagai jenis makanan, dalam air minum, dan di udara.
Karena itu, manusia menyerap sejumlah tembaga saat makan, minum, dan bernapas. Tembaga
merupakan elemen yang penting bagi kesehatan manusia. Namun, jumlah asupan terlalu besar
akan menyebabkan masalah kesehatan. Konsentrasi tembaga di udara biasanya cukup rendah,
sehingga paparan melalui pernapasan bisa diabaikan. Tetapi orang-orang yang tinggal di dekat
smelter atau pabrik pengolahan tembaga akan mengalami eksposur lebih tinggi. Eksposur
tembaga jangka panjang dapat menyebabkan iritasi pada hidung, mulut, mata, serta
menyebabkan sakit kepala, sakit perut, pusing, muntah, dan diare. Asupan ekstra tinggi akan
menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan bahkan kematian. Terdapat penelitian yang
menunjukkan adanya hubungan antara paparan jangka panjang konsentrasi tinggi tembaga dan
penurunan kecerdasan pada anak. Paparan pada asap dan debu tembaga bisa menyebabkan
demam asap logam yang diiringi perubahan atropi pada membran mukosa. Keracunan tembaga
kronis bisa memicu penyakit Wilson yang ditandai dengan sirosis hati, kerusakan otak,
demyelization, penyakit ginjal, dan timbunan tembaga di kornea.

Dampak Lingkungan Tembaga
Ketika di tanah, tembaga akan terikat pada bahan organik dan mineral. Tembaga tidak
rusak di lingkungan dan karena itu dapat terakumulasi pada tanaman dan hewan ketika berada di
tanah. Pada tanah dengan kandungan tembaga amat tinggi, hanya sejumlah kecil tanaman yang
bisa bertahan hidup. Itu sebab, tidak terdapat banyak keanekaragaman tumbuhan dekat pabrik
atau pembuangan limbah tembaga. Tembaga juga dapat mengganggu aktivitas dalam tanah
karena berpengaruh negatif pada aktivitas mikroorganisme dan cacing tanah. Ketika tanah
peternakan tercemar tembaga, hewan ternak akan mengasup konsentrasi tinggi tembaga yang
bisa merusak kesehatan ternak.

10. Seng (Zn)

Simbol : Zn
Radius Atom : 1.38
Volume Atom : 9.2 cm3/mol
Massa Atom : 65.39
Titik Didih : 1180 K
Radius Kovalensi : 1.25
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 7.13 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 16.9 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.65
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d10 4s2
Formasi Entalpi : 7.38 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 116 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 9.394 V
Titik Lebur : 692.73 K
Bilangan Oksidasi : 2
Kapasitas Panas : 0.388 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 115.3 kJ/mol

Sifat Kimia dan Fisika Seng
Seng merupakan logam putih kebiruan berkilau dan berada dalam kelompok IIb tabel
periodik. Seng bersifat getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa
ketika dipanaskan antara 110 C hingga 150 C. Unsur ini merupakan logam cukup reaktif yang
akan bereaksi dengan oksigen dan non-logam, serta bereaksi dengan asam encer untuk
melepaskan hidrogen. Seng merupakan unsur umum di alam dengan sejumlah makanan
mengandung konsentrasi tertentu seng. Air minum juga mengandung sejumlah seng, yang
mungkin akan semakin tinggi bila disimpan dalam wadah logam. Limbah industri berpotensi
menyebabkan peningkatan jumlah seng dalam air minum sehingga memicu masalah kesehatan.
Seng terjadi secara alami di udara, air dan tanah, tetapi peningkatan konsentrasi seng umumnya
disebabkan oleh aktivitas manusia. Sebagian seng ditambahkan ke alam selama kegiatan industri,
seperti pertambangan, pembakaran batu bara, dan pengolahan baja. Seng merupakan unsur ke-23
paling melimpah di kerak bumi. Bijih utama seng dikenal sebagai sfalerit. Bijih seng lainnya
adalah wurzite, smithsonite, dan hemimorphite. Daerah pertambangan utama berada di Kanada,
Rusia, Australia, Amerika Serikat, dan Peru. Lebih dari 30% kebutuhan seng dunia dipenuhi oleh
seng daur ulang.

Penggunaan Seng
Seng terutama digunakan dalam proses peleburan besi serta sebagai campuran paduan
logam. Logam ini juga digunakan sebagai pelat negatif dalam beberapa baterai listrik serta untuk
atap dan selokan dalam konstruksi bangunan, serta dalam die casting di industri otomotif. Seng
oksida digunakan sebagai pigmen putih dalam cat air atau cat dan sebagai aktivator dalam
industri karet. Sebagai pigmen, seng juga digunakan dalam industri plastik, kosmetik, kertas
fotokopi, wallpaper, tinta cetak dll.

Efek Kesehatan Seng
Seng adalah elemen yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Asupan seng yang terlalu
rendah membuat seseorang kehilangan nafsu makan, penurunan indera perasa dan penciuman,
serta luka lambat sembuh. Kekurangan seng bahkan dapat menyebabkan janin cacat lahir.
Meskipun manusia mampu menangani konsentrasi seng yang cukup tinggi, asupan terlalu tinggi
justru menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kram perut, iritasi kulit, muntah, mual,
dan anemia. Tingkat seng yang sangat tinggi dapat merusak pankreas dan mengganggu
metabolisme protein, serta menyebabkan arteriosclerosis. Seng dapat berbahaya bagi janin yang
belum lahir dan janin baru lahir. Seorang ibu yang menyerap konsentrasi seng terlalu tinggi
dapat menyalurkannya ke janin melalui darah dan ASI.

Dampak Lingkungan Seng
Produksi seng dunia masih tinggi sehingga akan semakin banyak seng yang tersebar ke
lingkungan. Air yang tercemar seng dapat meningkatkan keasaman air. Beberapa jenis ikan
diketahui mengakumulasi seng dalam tubuh mereka. Sejumlah besar seng mungkin ditemukan di
tanah. Ketika tanah lahan pertanian tercemar dengan seng, hewan akan menyerap konsentrasi
tinggi yang merusak kesehatan mereka. Seng tidak hanya menjadi ancaman bagi ternak, tetapi
juga bagi tumbuhan. Tanaman akan sulit tumbuh pada tanah yang memiliki kandungan seng
terlalu tinggi. Pada kasus ekstrim, hal ini bisa mengancam ketahanan pangan. Seng juga
berpotensi mengganggu aktivitas organisme dalam tanah karena berefek negatif pada aktivitas
mikrorganisme dan cacing tanah.

You might also like