You are on page 1of 76

Kelompok

3
ABSORPSI
Anggoro Wiseso (1206212514)
Mariana (1206212331)
Maylina Chandra P (1206212451)
Sabrina Zahra Fitriani (1206249391)

Definisi Absorpsi
Prinsip Dasar Absorpsi
Mekanisme Absorpsi
Laju Absorpsi
Desain Absorpsi
Pada distillasi, panas mendorong separasi dari komponen yang lebih
volatil dari komponen yang kurang volatil; unit ini selalu memiliki
aliran counter-current.

Pada absorpsi, separasi diindusi oleh penambahan komponen ketiga;
unit ini beroperasi pada aliran counter-current ataupun co-current

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang
diikuti dengan pelarutan.

Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
(pada absorpsi kimia).
Absorbsi Kimia
Gas terlarut didalam larutan penyerap disertai
dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi
kimia adalah sistem NOx-udara-air.
Absorbsi Fisis
Gas terlarut dalam cairan penyerap tidak
disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi
fisika adalah sistem amonia-udara-air.
Solven adalah pelarut bahan yang akan diabsorpsi.
Pemilihan solven didasarkan pada :
1. Kelarutan gas
2. Volatilitas
3. Korosivitas
4. Harga
5. Viskositas
Memanfaatkan besarnya difusivitas molekul-molekul
gas pada larutan tertentu
Syarat mutlak dalam suatu proses absorpsi adalah kelarutan
solute dalam solven harus lebih besar daripada kelarutannya
dalam carrier.

Bahan yang memiliki koefisien partisi hukum Henry (tekanan
uap/kelarutan) rendah sangat disukai dalam proses absorbsi.

Absorbsi dapat ditingkatkan dengan memperluas permukaan
kontak.
Difusi merupakan hasil dari gerakan
acak molekul dalam suatu campuran
yang menyebabkan gradien
konsentrasi dalam campuran
Difusi terjadi karena adanya molekul
yang bergerak ke arah bagian yang
memiliki konsentrasi rendah
Koefisien Difusi (Difusivitas) adalah
parameter penting yang
mengindikasikan pergerakan difusi
Semakin tinggi nilai difusivitas,
maka semakin cepat difusi yang
terjadi
Hukum Fick merupakan analogi dari Hukum Fourier
Difusivitas merupakan suatu koefisien yang difungsikan untuk
campuran dua fasa dan sesuai dengan Hukum Fick
Hukum Stefan berlaku untuk absorpsi gas yang terdiri dari
komponen A yang soluble dan komponen B yang insoluble
Persamaan dasar difusi fasa liquid mirip dengan persamaan
untuk difusi fasa gas
Dimana:

NA : laju perpindahan massa
keseluruhan (mol/unit area.waktu)
DV;DL: Difusivitas fasa gas/liquid
z : jarak yang searah dengan
perpindahan massa
CA;CB;CT : konsentrasi molar A, B,
dan total
Prinsip Dasar Absorpsi
Definisi Absorpsi
Mekanisme Absorpsi
Laju Absorpsi
Desain Absorpsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana
ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapat menyebabkan
komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada
setiap reaktor kimia.
Bagian atas :
Spray untuk mengubah gas input menjadi
fase cair.
Bagian tengah :
Packed tower untuk memperluas
permukaan sentuh sehingga mudah untuk
diabsorbsi
Bagian bawah :
Input gas sebagai tempat masuknya gas
ke dalam reaktor.
Sering digunakan
Spray tower terdiri dari chamber-chamber
besar di mana aliran gas kontaminan
memasuki dasar tower dan melewati
absorbent bersamaan disemprotkannya cairan
pada satu atau beberapa tingkat nozzle.

Spray tower digunakan untuk transfer massa
larutan gas yang tinggi dimana laju
perpindahan massa dikontrol secara normal
pada phase gas.

SPRAY TOWER
Gas terdispersi menjadi fase liquid di dalam
fine bubble. Kontak perpindahan massa
terjadi di dalam pembentukkan bubble dan
bubble naik melalui liquid.

Bubble tower digunakan dengan sistem
dimana pengontrol laju dari perpindahan
massa pada fase liquid yang absorbsinya
adalah fase gasrelatif .
BUBBLE COLUMN
Liquid menuruni downcomer dari tray atas
memasuki area bubbling. Di sini terjadi
kontak liquid dan gas yang naik melalui
perforasi tray, membentuk buih atau spray.

Sebuah weir pada sisi downstream pada
bubbling area membantu mempertahankan
tingkat cairan di atas tray.

Buih meluap dari weir dan memasuki
downcomer. Di sini, gas memisahkan diri dari
cairan, dan cairan turun ke tray di bawah.
TRAYED COLUMN
Tray crossflow
Bubbling Area Downcomer
TRAYED TOWER
TRAY TOWER
SIEVE TRAYS FIXED VALVE TRAYS MOVING VALVE TRAYS
TRAYED TOWER
TRAY TOWER
BUBBLE CAP TRAY DUAL FLOW TRAY BAFFLE TRAY
TRAYED TOWER
TIPE WEIR
ADJUSTABLE SWEPT BACK PICKET FENCE
TRAYED TOWER
TIPE DOWNCOMER
SEGMENTAL CIRCULAR SLOPED
PACKED COLUMN
Packing terdiri dari keping-keping yang
jumlahnya banyak untuk meningkatkan
kapasitas absorbsinya

Packed column mendispersi scrubbing liquid
di atas packing material yang memberikan
surface area yang luas tempat terjadinya
kontak antara gas dan cairan.

Aliran gas memasuki dasar tower dan
mengalir ke atas melewati packing material.
Cairan disemprotkan di bagian atas sprayer
atau weir dan mengalir ke bawah sepanjang
packing material.
PACKED COLUMN
KELAS
PACKING
Random
Packing
Packing
Terstruktur
atau
Sistematis
Grid
First
generation
Second
generation
Third
generation
PACKED COLUMN
RANDOM PACKING
GENERASI PERTAMA DAN KEDUA
RANDOM PACKING
GENERASI KETIGA
PACKED COLUMN
PACKING TERSTRUKTUR
ATAU SISTEMATIS
RANDOM PACKING
GENERASI KETIGA
Larutan dipompa dan diumpankan
pada bagian atas menara pada
konsentrasi yang telah ditetapkan
Campuran gas diumpankan pada
bagian bawah menara absorber
Didalam absorber terjadi kontak
antar dua fasa yaitu fasa gas dan
fasa cair
Terjadi perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari
ke dalam larutan (absorber)
PACKED COLUMN
Materi ditransfer dalam sebagian
besar fase oleh arus konveksi,
dan perbedaan konsentrasi
diabaikan kecuali di sekitar
interface.

Pada kedua sisi interface ini
dianggap bahwa arusnya mati
dan ada film tipis dari fluida di
mana transfer dilakukan oleh
difusi molekuler.

Film ini akan sedikit lebih tebal
dari laminar sub-layer, karena
memberikan ketahanan yang
setara dengan seluruh lapisan
batas.
PACKED COLUMN
Arah transfer material di
seluruh antarmuka tidak hanya
tergantung pada perbedaan
konsentrasi, tetapi juga pada
hubungan ekuilibrium.

Konsentrasi pada antarmuka
berada dalam kesetimbangan,
dan resistensi terhadap transfer
berpusat di film tipis di kedua
sisi, di mana ketahanan utama
untuk transfer terletak pada
film tipis di kedua sisi dinding;
di sini transfer adalah dengan
konduksi.
Cairan absorber yang akan didaur
ulang masuk kedalam kolom
pengolahan dari bagian atasnya
dan akan dikontakan dengan
stripping vapor.
Absorber yang bersih
lalu digunakan kembali
di absorpsi kolom.
Gas ini bisa uap atau gas
mulia, dengan kondisi
termodinamika yang telah
disesuaikan dengan
pelarut yang terpolusi.
Absorber yang akan didaur ulang
masuk ke kolom pemanasan
stripping column. Stripping vapor
dibuat dari cairan pelarut itu
sendiri.
Bagian yang telah didaur
ulang lalu digunakan lagi
untuk menjadi absorber
Absorber yang terpolusi
dilewatkan kedalam
destilasi kolom.
Pelarut dikumpulkan dan
dikirim kembali ke
absorber.
Prinsip Dasar Absorpsi
Definisi Absorpsi
Mekanisme Absorpsi
Laju Absorpsi
Desain Absorpsi
Laju Absorpsi
Pada proses absorpsi, laju dari transfer material melalui film gas sama dengan material
yang melalui film liquid, dan persamaan umum untuk transfer massa komponen A
adalah
P
AG
: tekanan parsial bulk gas
C
AL
: konsentrasi bulk liquid
P
ai
dan C
ai
konsentrasi pada
intersep saat equilibrium
Laju Absorpsi
Titik D
(C
AL,
P
AG
) kondisi bulk gas dan
liquid

P
AG
tekanan parsial A di bulk
utama stream gas
C
AL
konsentrasi rata-rata A di bulk
utama stream liquid

Titik A
(C
Ae,
P
AG
) konsentrasi C
Ae,
di iquiid
setimbang dengan P
AG
di gas
Titik B
(C
Ai,
P
Ai
) konsentrasi C
ai
pada liquid
setimbang dengan P
Ai
di gas, dan
kondisi pada interface
Titik F
(C
AL,
P
Ae
) tekanan parsial
,
P
ae
pada
fase gas setimbang dengan C
AL
di
liquid
Laju Absorpsi
Jadi, driving force yang menyebabkan perpindahan di fase gas adalah
Driving force yang menyebabkan perpindahan di fase liquid adalah
Sehingga
Konsentrasi saat di interface ditemukan dengan membuat garis
melalui D dengan kemiringan -k
L/
/k
G
untuk memotong kurva
kesetimbangan di B

KOEFISIEN
MENYELURUH
Laju Absorpsi
Untuk mengukur k
L
dan k
G
diperlukam pengukuran konsentrasi interface.
Nilai ini akan didapatkan dengan menggunakan koefisien menyeluruh K
G
dan K
L

Diman K
G
dan K
L
adalah keofisien menyeluruh fase gas dan liquid
Laju Absorpsi
Laju transfer A dapat ditulis sebagai
Sehingga
Dan
Laju Absorpsi
Slope rata-rata kurva
kesetimbangan
dengan mengikuti hukum
Henry
Didapatkan
Diperoleh
Jadi, relasi koef
keseluruhan dan
lapisan film adalah
Laju Absorpsi
dimana
Fraksi mol dari komponen
soluble A dalam fasa liquid dan
gas
Koefisien trasnfer dalam fraksi
mol
Jika m adalah slope dari kurva kesetimbangan,
maka
Persamaan perpindahan massa dapat ditulis sebagai
Laju Absorpsi
Very Soluble gas

Almost Soluble gas
Moderately Soluble
gas
Titik E dan F saling berdekatan, driving force pada gas
film (DE) = keseluruhan driving force (DF), k
G
= K
G

Kurva kesetimbangan naik dengan tajam, driving force
(EB) = driving force (AD), k
L
= K
L

Di sini kedua film menawarkan resistensi yang cukup,
poin B pada interface harus diplot dengan menggambar
garis melalui D dengan slope -(k
L/
/k
G
)=-(

P
AG-
P
Ai
)/(C
Ai-

C
AL
)

Semua hal berpengaruh pada kurva kesetimbangan
Laju Absorpsi
Definisi Absorpsi
Prinsip Dasar Absorpsi
Mekanisme Absorpsi
Laju Absorpsi
Desain Absorpsi
Number of Theoritical
Plate
Graphical Method
McCabe Thiele
Analytical Method -
Kremser
Desain Absorpsi
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Absorpsi gas adalah
sebuah unit operasi
dimana satu atau lebih
komponen pelarut dari
campuran gas dilarutkan
dalam liquid

Stripping adalah operasi
inverse yang dilakukan
ketika menginginkan
untuk mentransfer
komponen volatil dari
bentuk liquid ke bentuk
gas
Desain Absorpsi
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
1. Gas stripping/ gas carrier adalah insoluble dalam pelarutan
2. Pelarut adalah non-volatil
Oleh karena itu seluruh aliran baik murni atau biner
3. Kolom-kolom bersifat isotermal dan isobarik
4. Panas Absorpsi diabaikan
Oleh karena itu neraca energi otomatis seimbang
Analisis Derajat Kebebasan (Degree of Freedom D.o.F):
D.o.F. = C P + 2 = 3 2 + 2 = 3
(jumlah komponen = A,B,C) (V,L = jumlah fasa)

Saat T, P tetap (asumsi 3), dapat spesifik hanya lebih dari satu variabel: x
B
atau y
B
Desain Absorpsi
n
th
stage
Kolom Packed digunakan lebih sering dibandingkan kolom
tray (plate) dalam absorpsi/stripping, dikarenakan efisiensi
perpindahan massa rendah.

HETP height (of packing) equivalent to a theoretical
plate.
H
E
T
P

L
n-1
x
n-1
V
n
y
n
L
n
x
n
V
n+1
y
n+1
x
n
, y
n
: fraksi mol pelarut A saat meninggalkan equilibrium
n
th
stage
V
n
: total laju alir gas = (mol zat terlarut A + mol gas
carrier B) / waktu
L
n
: total laju alir liquid = (mol zat terlarut A + mol
pelarut C) / waktu
Potongan stages dimungkinkan dengan kolom packed.
Sejak A ditransfer hanya dalam satu arah (liq gas, atau gas liq), V dan L tidak
tetap. Oleh sebab itu, Component Mass Operation tidak valid.
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Desain Absorpsi
Apa itu konstanta? G laju alir gas carrier, mol B/waktu
saat B idiasumsikan insoluble, G
n
= G
n+1
= G
S laju alir pelarut, mol C/waktu
saat C diasumsikan non-volatil, S
n
= S
n-1
= S


X
A
S =
moles A
moles C

moles C
time
=
moles A
time
in liquid stream

Y
A
G=
moles A
moles B

moles B
time
=
moles A
time
in gas stream

Y
A
=
moles A in gas stream
moles B in gas stream
=
y
A
y
B
=
y
A
1 y
A
Rasio mol uap:

X
A
=
moles A in liquid stream
moles C in liquid stream
=
x
A
x
B
=
x
A
1 x
A
Rasio mol liquid:
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
1. Menentukkan Overall and Component Material
Balance
- Total mass balance


- Component mass balance
a n n a
V L V L + = +
+1
a a n n n n a a
y V x L y V x L + = +
+ + 1 1
0
1
1
Keterangan
x x
y y
x x
y y
a
a
n b
n b
=
=
=
=
+
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
2. Menentukkan Operating Line
- Total mass balance


- Component mass balance
a n n a
V L V L + = +
+1
a a n n n n a a
y V x L y V x L + = +
+ + 1 1
1 n
a a a a
n
1 n
n
V
x L y V
x
V
L
1 n
y
+ +
+ =
+
-
Operating line
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
2. Menentukkan Operating Line
1 n
a a a a
n
1 n
n
V
x L y V
x
V
L
1 n
y
+ +
+ =
+
-
Operating Line menghubungkan fraksi mol zat terlarut (A)
pada fasa gas dengan fraksi mol zat terlarut (A) pada fasa
liquidnya.
Operating Line dapat membantu kita dalam menentukan
Number of Theoritical Plate
Sb-Y
Sb-X
Gradien = m =
1 + n
n
V
L
y = mx + c
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
2. Menentukkan Operating Line
For dilute Solution
For non-dilute
Solution
1 n
a a a a
n
1 n
n
V
x L y V
x
V
L
1 n
y
+ +
+ =
+
-
If x and y are very dilute the donor slope 1-x dan 1-y will be close
to1.0, and the line will be approximately straight with a
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

1
1
1
1
2
2
0
0
1
'
1
'
1
'
1
'
A
A
A
A
A
A
A
A
y
y
V
x
x
L
y
y
V
x
x
L
A plot of the operating line equation as y versus x will give a curved
line
( )
( )
A
A
x L L
y V V
=
=
1 '
1 '
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Ada 2 cara :
Sudah didapatkan langsung dari data.
Didapatkan dengan Hukum Henry.
3. Menentukkan Equilibirium Curve
Untuk zat terlarut saat stage n,
nilai K yaitu:
( )
( )
n
n
n
n
n
X Xn
Y Yn
x
y
K
+
+
= =
1 /
1 /
*
i j j
y H x =
Fraksi mol pelarut / larutan dalam
gas
Fraksi mol pelaurt / laruutan dalam
liquid
Koefisien Henry
( ) ( ) x x X y y Y = = 1 / dan 1 /
dimana
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Operating line Equilibirium curve
Absorber
Stripper
Operating line berhubungan konsentrasi
zat terlarut dalam uap lewat ke atas
antara dua stages ke konsentrasi zat
terlarut dalam liquid lewat ke bawah
antara dua stages yang sama
Equilibirium curve berhubungan
konsentrasi zat terlarut dalam uap
meninggalkan stage kesetimbangan ke
konsentrasi zar terlarut dalam liquid
meninggalkan stage yang sama
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
keluar yang gas fasa molar alir Laju 1 = V
masuk yang gas fasa molar alir Laju 1 = + n V
keluar yang liquid fasa molar alir Laju = n L
masuk yang liquid fasa molar alir Laju 0 = L
gas fasa pada keluar saat diabsorp yang komponen dari mol Fraksi 1 = Y
gas fasa pada masuk saat diabsorp yang komponen dari mol Fraksi 1 = + n Y
Variabel
liquid fasa pada keluar saat diabsorp yang komponen dari mol Fraksi = n X
liquid fasa pada masuk saat diabsorp yang komponen dari mol Fraksi 0 = X
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
1 n
a a a a
n
1 n
n
V
x L y V
x
V
L
1 n
y
+ +
+ =
+
-
Operating line
) (
*
A A
x f y =
A A
Hx y =
*
Equilibrium line
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|

+
|
|
.
|

\
|

1
1
1
1
2
2
0
0
1
'
1
'
1
'
1
'
A
A
A
A
A
A
A
A
y
y
V
x
x
L
y
y
V
x
x
L
Atau
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
4. Membuat Stages melalui Graphical Method
y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
McCabe-Thiele graphical
construction
operating line
bottom
top
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
4. Membuat Stages melalui Graphical Method
Example
4 Stages = 4
Theoritical Plate
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Limiting conditions: gas-liquid ratio
1 n
a a a a
n
1 n
n
V
x L y V
x
V
L
1 n
y
+ +
+ =
+
-
In general this is not a straight line because mass is
constantly transferred from phase V to phase L (so
L
a
<L
b
and V
a
<V
b
and L
n
/V
n+1
is not constant)

If we decrease L, y
b
does not change but overall
concentration of A in L increases. We can continue this
process until the operating line crosses the equilibrium
line.

At this point (x*
b
, y
b
) the driving force of mass transfer
y-y* is equal to zero. This means we need infinite number
of stages to reach this separation.

y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
DESAIN -- Graphical Method
McCabe Thiele
Limiting conditions: gas-liquid ratio
This condition is called the limiting (L/V)
min
ratio. This is
the lowest flow of solvent possible in the system to achieve
the desired separation, although in an infinite number of
stages.




The actual solvent flow is usually calculated a multiple of
(L/V)min (1.1-1.5 times)
y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
b a
a b a b
b
a a a a
b
b
b
b
V L
V V L L
V
x L y V
x
V
L
y
/
) (
-
* *

+ =
+ =
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Limiting conditions: Gas-liquid ratio; straight operating line
Condition: L, V constant -> L/V constant

This is possible for very dilute (<5% mole fraction) mixtures
so change in total number of moles of each flow is
insignificant

A) Limiting (L/V)
min
value:

y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
B) Number of ideal stages: the actual L/V ratio is
calculated as a multiple of the limiting value (f* (L/V)
min
)
this gives a steeper slope of the operating line.

The number of ideal stages can be then constructed using
McCabe-Thiele method.
a b
a b a a
b b
x x
y y
V
L
V
Lx Vy
x
V
L
y

=
|
.
|

\
|
+ =
*
min
*
-
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Limiting conditions: Gas-liquid ratio; straight operating and equilibrium lines
Condition: L, V constant -> L/V constant, y
e
=mx
e
This is possible for very dilute (<5% mole fraction) mixtures
so change in total number of moles of each flow is
insignificant

and

the region of interest is in the Henrys law regime

A) Limiting (L/V)
min
value:

y
x
(mole fraction of A in L)
(mole fraction of A in V)
x
a
x
b
y
a
y
b
equilibrium line
x*
b
B) Number of ideal stages: can be calculated
analytically
a b
a b
a b
a b
a a
b b
x m y
y y
x x
y y
V
L
V
Lx Vy
x
V
L
y

=
|
.
|

\
|
+ =
/
-
*
min
*
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
feed
S,
X
0
stripping gas
G, Y
N+1
G, Y
1
S, X
N
stage 1
stage N
stage j
S, X
j
G, Y
j+1
CMB: GY
j+1
+ SX
0
= GY
1
+ SX
j

operating line equation:

Y
j+1
= (S/G)X
j
+ [Y
1
(S/G)X
0
]

slope = S/G Y
int
= [Y
1
(S/G)X
0
]

analogous to operating line for stripping
section of distillation column

usually specified: X
0
, Y
N+1
, S/G, X
N


fast plotting of operating line:
the point (X
N
, Y
N+1
) lies on the operating line
calculate Y
1
from CMB
the point (X
0
, Y
1
) also lies on the operating line
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
1. Plot VLE data as mole ratios
(unless x
0
< 0.05)
Note: y = x line has no use
here.

2. Plot (X
N
, Y
N+1
) and (X
0
, Y
1
)
and draw operating line.
It will be below the VLE line.
N = 3


(X
0
,Y
1
)

3. Step off stages (use
Murphree efficiencies if
available).

Given X
0
, X
N
, Y
N+1
and S/G, find N.

(X
N
,Y
N+1
)



1

2

3
To find minimum stripping gas flow rate (G
min
):
1. Plot X
0
on VLE line (watch for earlier pinch point, if VLE is curved).
X
0
2. Calculate G
min
= S / (S/G)
max

Rule-of-thumb: (S/G)
opt
0.7 (S/G)
max
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Y
X
X
N

(X
3
, Y
4
)
(X
4
, Y
4
)

VLE
op. line
X
3

X
N
X
4






=
X
N
X
3
X
4
X
3
fractional stage
requirement
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Solvent
S, X
0
feed
G, Y
N+1
G, Y
1
S, X
N
stage 1
stage N
stage k
S, X
k-1
G, Y
k
CMB: GY
N+1
+ SX
k-1
= GY
k
+ SX
N

operating line equation:

Y
k
= (S/G)X
k-1
+ [Y
N+1
(S/G)X
N
]

slope = S/G Y
int
= [Y
N+1

(S/G)X
N
]

analogous to operating line for rectifying
section of distillation column

usually specified: X
0
, Y
N+1
, S/G, Y
1


fast plotting of operating line:
the point (X
0
, Y
1
) lies on the operating line
calculate X
N
from CMB
the point (X
N
, Y
N+1
) lies on the operating line
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
1. Convert VLE data to mole
ratios (unless x
0
< 0.05)
Note: y = x line has no use
here.

2. Plot (X
0
, Y
1
) and (X
N
, Y
N+1
)
and draw operating line.
It will be above the VLE line
(because mass is transferred in
opposite direction, gas liq).
N = 3


(X
N
,Y
N+1
)

3. Step off stages (use
Murphree efficiencies if
available).

Given X
0
, Y
1
, Y
N+1
and S/G, find N.

(X
0
,Y
1
)



Find minimum extracting solvent flow rate (S
min
) for given G:
1. Plot Y
N+1
on VLE line (watch for earlier pinch point, if VLE is curved).

2
1
3

Y
N+1


2. Calculate S
min
= G (S/G)
min
Rule-of-thumb: (S/G)
opt
1.4 (S/G)
min
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
4. Membuat Stages melalui Analytical Method
N = Jumlah Piring Teoritis
m = Gradien Operator Line
A = Faktor Absorpsi
1 + n
V
n
L
Absorption
1 A Saat =
0 1
1 1
mx y
y y
N
n

=
+
n
A A A
1
=
1 +
=
n
n
n
mV
L
A
1
0
1
mV
L
mV
L
A = =
A
A A mx y
mx y
N
n
log
1 1
1 log
0 1
0 1
(

+
|
.
|

\
|

=
+

y
N+1
y
1
y
1
y
0
=
A A
N+1
1 A
Untuk
komposisi
fasa gas
(kolom
absorber)

KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
4. Membuat Stages melalui Analytical Method
Stripping
S = Faktor Stripping
x
N
x
N+1
x
0
x
N+1
=
1 S
1 S
(N+1)
dimana S = mV/L faktor stripping,
dan x
N+1
= y
N+1
/m

Untuk komposisi fasa
liquid (kolom stripper):

S
S S m y x
m y x
N
n n
n
log
1 1
1
/
/
log
1
1 0
(

+
|
.
|

\
|

=
+
+
A S / 1 =
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Diinginkan untuk menyerap aseton 95% oleh
air dari campuran aseton dan nitrogen yang
mengandung 1.5% komponen di menara
countercurrent tray. Total input gas adalah 30
kmol/jam dan air masuk menara saat laju 90
kmol/jam. Menara beroperasi pada 27C dan
1 atm. Hubungan kesetimbangan adalah
Y=2.53X . Tentukan jumlah stage ideal yang
diperlukanm untuk permisahan
menggunakan (a) Metode grafik (McCabe-
Thiele Method) serta (b) Metode analisis
(Kremser Method).
Basis : 1 jam
V
b
: 30 kmol/jam
Y
b
: 15% = 0.015
L
a
: 90 kmol/jam
X
a
: 0
Y=2.53X
Diketahui
Gambar Ilustrasi
L
a
x
a
V
a
y
a
L
b
x
b
V
b
y
b
b
a
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Pengolahan Data
kmol/jam 30 =
b
V
015 . 0 =
b
y
kmol/jam 90 =
a
L
kmol 45 . 0
015 . 0 30
masuk aseton Mol
=
=
=
b b
y V
kmol 55 . 29
45 . 0 30
masuk nitrogen Mol
=
=
= in aseton mol V
b
1
a a
y V
in aseton mol
= =
=
=
kmol 0225 . 0
45 . 0 ) 95 . 0 1 ( si) terabsorp (95%
) 95 . 0 1 ( keluar aseton Mol
00076 . 0
5725 . 29
0225 . 0
kmol 5725 . 29
0225 . 0 ) 45 . 0 30 (
=
= =
=
+ =
a
a a
a
a
V
y V
y
V
0 =
a
x
kmol 4275 0 95 0 45 0
L fasa dalam absorpsoi Aseton ter
. . . =
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Persamaan Neraca Masssa
( )( )
4275 . 0
0225 . 0 45 . 0 0
0225 . 0 45 . 0 0 90
Aseton untuk Massa Neraca
=
+ = +
+ = +
+ = +
b b
b b
b b
a a b b b b a a
x L
x L
x L
y V x L y V x L
( )
kmol 35 . 91
4275 . 0 00468 . 0
=
=
b
b
L
L
Memasukkan nilai x
b
=
0.00468
L
a
= 90 kmol/jam

X
a
= 0

29.5725 kmol/jam = V
a
0.000761 = y
a
L
b
= 91.35 kmol/jam

X
b
= 0.00461

30 kmol/jam = V
b
0.015 = y
b
b
a
2
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Penentuan Operating Line
( ) ( )
( ) ( )
3
10 68 . 4
90 014239 . 0 5725 . 29
0 90 000761 . 0 015 . 0 5725 . 29

=
=
=
=
b
b
b
a b a a b a
x
x
x
x x L y y V
( ) ( )
( ) ( ) 015 . 0 ; 00468 . 0 ,
000761 . 0 ; 0 ,
=
=
b b
a a
y x
y x
Koordinat Operating Line
X
b
, Y
b
X
a
, Y
a
Graphical
Method
McCabe Thiele
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
a
Penentuan Equilibirium Curve
mx Y
X Y
=
= 53 . 2
Persamaan Equilibirium Curve
X Y
0 0
0.001 0.00253
0.002 0.00506
0.003 0.00759
0.004 0.01012
0.005 0.01265
X
b
, Y
b
X
a
, Y
a
b
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Penentuan Stages
X
b
, Y
b
X
a
, Y
a
stages
Jumlah stages =
8
c
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
Penentuan Stages
( )( )
( )( )
79 . 7
0803 . 0
6256 . 0
0803 . 0
203 . 1
1
203 . 1
204 . 0
20 log
203 . 1 log
203 . 1
1
203 . 1
1
1
0 53 . 2 000761 . 0
0 53 . 2 015 . 0
log
log
1 1
1 log
=
=
(

+
|
.
|

\
|
=
(

+
|
.
|

\
|

=
(

+
|
.
|

\
|

=
N
N
N
N
A
A A mx y
mx y
N
a a
a b
Analytical
Method -
Kremser
2029 . 1 = =
b
b
b
mV
L
A
2036 . 1 = =
a
a
a
mV
L
A
53 . 2 = m
203 . 1 = =
b a
A A A
Jumlah ideal stages 8
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
a
Geankoplis, Christie. J. 1993. Transport Processes and Unit Operation
3
rd
Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Coulson and Richardson. 2002. Particle Technology and Separation
Processes 5
th
Edition. Oxford: Butterworth-Heinemann.
Treybal, Robert. E. 1981. Mass Transfer Operations 3
rd
Edition.
Singapore: McGraw-Hill.
KUNCI ASUMSI
SEDERHANA
THANK YOU

You might also like