You are on page 1of 16

LAPORAN HASIL

PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS


RT 03/ RW 23 Gg. TERPADU KECAMATAN PONTIANAK UTARA KELURAHAN
SIANTAN HULU PONTIANAK

28 MARET 2013


OLEH :
KELOMPOK III
PRODI S1 KEPERAWATAN REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADYAH PONTIANAK
TAHUN 2012/ 2013




LAPORAN HASIL PRAKTIK
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 03/ RW 23 Gg. TERPADU KECAMATAN PONTIANAK UTARA
KELURAHAN SIANTAN HULU KABUPATEN PONTIANAK
28 MARET 2013

Disusun dalam rangka memenuhi tugas praktek keperawatan komunitas III
OLEH :
KELOMPOK III
1. NONI WULANDARI
2. NOVARIANI YUSAN
3. NURHIDAYATI
4. NURUL FAJRI
5. NURUL KAMILATI
6. PRIMAWATI
7. PUJI RESTY NOVIANTI
8. PUTRI RAHAYU
9. RAISYA WAULYSCA
10. RAJIS MAULANA MALIK
11. RIDWAN
12. RINALDHI
13. RINI AGUSPYANI
14. RIKA APRIANTI
15. SARIATI
16. SITI HALWA



SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADYAH
PONTIANAK
TAHUN 2012/2013


KATA PENGANTAR

Alhamdullillahhirobbil alamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat
serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN KOMUNITAS III Itepat
waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Pontianak, MARET 2012

Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil
kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta
konstribusi positif pelbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil
serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan
kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Dengan perkataan lain
untuk dapat terwujudnya INDONESIA SEHAT 2010, para penanggungjawab
program pembangunan harus memasukkan pertimbanganpertimbangan kesehatan
dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak
berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap
kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya
pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan seperti
dimaksud diatas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus
berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa
kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka,
hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan
masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.

2. MASALAH
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah mengenai
masalah kesehatan yang terdapat di lngkungan RT 03/ RW 23 gg. Terpadu kecamatan
pontianak utara kelurahan siantan hulu pontianak


3. TUJUAN
Setelah melaksanakan kegiatan praktik keperawatan komunitas III mahasiswa
dapat menerapkan proses asuhan keperawatan komunitas melalui upaya promotif, dan
upaya preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral menggunakan manajemen masalah
kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat.



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KEPERAWATN KOMUNITAS
1. PENGERTIAN
Komunitas adalah kelompok sosial yg ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-
nilai keyakinan & minat yg sama serta adanya saling mengenal & berinteraksi antara
anggota masy yg satu dgn yg lainnya. (WHO, 1974)
Komunitas adalah sebagai tempat / kumpulan orang-orang / sistem sosial.
(Sounders, 1991). Komunitas adalah sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dlm hidupnya. (Spradley, 1985)
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yg ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompk resiko tinggi , dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit & peningkatan
kesehatan dengen menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan &
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Spradley, 1985; Logan & Dawklin, 1987, dikutip dari Sahar, J, 1999)
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan &
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan & peningkatan kemampuan
kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus / masyarakat & pelayanan tersebut mencakup spectrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat. (Freeman, 1981)
Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktek keperawatan dan
praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan & memelihara
kesehatan penduduk. (ANA, 1973)
Proses kepr komunitas dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktik
askep secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan yang berkaitan dengan
masalah kesehatan masyarakat.
2. TUJUAN & SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tujuan keperawatan komunitas adalah pencegahan & peningkatan kesehatan masyarakat
melalui :
a. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam
konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat & mempertimbangkan
masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi individu, keluarga dan
masyarakat.
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok beresiko tinggi ( keluarga / penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi, daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil).
Menurut Anderson (1988) sasaran kepr komunitas terdiri dari tiga tingkat, yaitu :
a. Tingkat individu
Perawat memberikan askep kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tentang masalah yang dijumpai dipoliklinik, puskesmas dengan sasaran
& pusat perhatian pada masalah kesehatan & pemecahan masalah kesehatan
individu.
b. Tingkat keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dengan anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehtaan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur
sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga sebagai berikut : mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberi perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang
sehat, memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.

c. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai suatu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
berisiko atau masyarakat wilayah binaan dengan memandang komunitas sebagai
klien.

3. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat & kerugian.
b. Autonom
Diberikan kebebasan untuk melakukan / memilih alternative yang terbaik yang
disediakan untuk komunitas.
c. Keadilan
Melakukan upaya / tindakan sesuai dengan kemampuan / kapasitas komunitas.

4. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan baik : biologi, psikologis, sosial, cultural dan spiritual
terhadap kesehatan komunitas.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau
paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari
setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan &
bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri
4 komponen dasar, yaitu :manusia, kesehatan, lingkungan, keperawatan.

5. PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu proses yang komplek ,
menggunakan suatu pendekatan yang sistemik, mempunyai prinsip penyelesaian
masalah dengan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan pelibatan
peran serta aktif masyarakat secara totalitas guna meningkatkan derajat kesehatan
secara optimal.


5 Tahapan Proses Keperawatan
Teori Newman mengatakan bahwa kelompok / komunitas dilihat sebagai klien
yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima tahapan :
A. PENGKAJIAN
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses, merupakan upaya untuk dapat
mengenal masyarakat.
Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah untuk mengidentifikasi
faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi keshehatan.
Perawat mencari, mengambil, mengidentifikasi informasi secara terus menerus
terhadap semua komponen yang ada pada suatu komunitas.
Metode yg dpt digunakan dlm rangka pengumpulan data di komunitas :
a) Interview
b) Observasi partisipasi
c) Analisa data sekunder
d) Windshield survey
e) Survey terstruktur
f) Angket

Jenis data :
Data Subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
Data Obyektif adalah Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.



Pengkajian meliputi :
a) Pengkajian data dasar
1) riwayat kesehatan yang ada ( bagaimana terjadinya resiko penyakit, jenis penyakit
yang sering ada, mengenai siapa saja, berapa lama, didaerah mana, bagaimana
upaya masyarakat, bagaimana program yang ada),
2) konsep diri ( bagaimana persepsi anggota terhadap kelompok / masyarakat itu
sendiri, bagaimana koping masyarakat terhadap suatu masalah yang sedang
dihadapi)
3) Kultur yaitu bagaimana perkembangan masyarakat itu sendiri, bagaimana
nilai/keyakinan masyarakat, adakah tradisi khusus, bagaimana mengartikan sehat-
sakit.
4) Support yaitu adakah dukungan dari profesi, masyarakat, bagaimana bentuk
dukungan yg ada
5) Statistik yaitu distribusi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan,
pekerjaan, suku, mortalitas, morbiditas, dll
6) Data lingkungan fisik (masyarakat maupun lingkungan) yaitu melakukan
pemeriksaan pada masyarakat dengan berkeliling wilayah melakukan observasi
sekilas (windshield survey).
Pengkajian data masyarakat yaitu interaksi 8 sub sistem , meliputi :
1) Lingkungan fisik yaitu bagaimana bentuk rumah, kondisinya, halaman,
pembuangan sampah, MCK, sumber air, Map/denah daerah, batas wilayah, bgm
lingk sekitarnya, kondisinya, geografisnya, kepadatan (luas daerah/jmh
penduduk), bgm kualitas udara-tumbuh-tumbuhan-binatang peliharaan, keindahan
alam, kondisi air,
2) Pelayanan kesehatan / social adalah apakah ada pusat pelayanan umum, jenisnya,
bagaimana karakteristik pemakainya, statistiknya, adekuatkah, dapat dicapai,
diterima, bgm tingkat kepercayaan pengguna jasa.
3) Ekonomi adalah bagaimana tingkat perekonomiannya, sejauhmana mempengaruhi
tingkat kesehatan, berapa jumlah pengangguran, prosentase masyarakat yang
hidup dibawah garis kemiskinan, pendapatan perbulan, kemampuan daya beli
masy terutama kesh, apakah terdpt tmpt industri, pertokoan, lapangan kerja,
kemana warga berbelanja.
4) Keamanan & transportasi yaitu bagaiamana keadaan keamanan masyarakat,
pelayanan keamanan, tingkat kriminalitas, jenis transportasi yang ada, bagaimana
situasi jalannya, apakah dekat dengan pelayanan kesehatan bagaimana
mencapainya.
5) Politik dan pemerintahan yaitu bagaimana struktur organisasi dimasyarakat, aktif
tidak, formal/non formal, jenis keyakinan/nilai terhadap politik kelompok tentang,
apakah ada peran serta partai politik dlm yankesh, adakah distribusi power di
masy, toma, toga , tempat berkumpul.
6) Komunikasi yaitu bagaimana masyarakat memperoleh informasi, apakah ada
papan informasi, jenis perkumpulan /pertemuan yang ada, alat komunikasi,
7) Pendidikan adalah Prosentase masyarakat yang sekolah, apa saja pendidikan yang
tersedia di masyarakat, apakah masyarakat memerlukan pengetahuan khusus,
tersedia sarana pendidikan khusus, siapakah pengguna, bagaimana
karakteristiknya.
8) Rekreasi adalah bagaimana persepsi masyarakat tentang rekreasi, tempat yang
sering digunakan, fasilitas rekreasi yang ada, apakah terjangkau oleh komunitas,
dimana anak-anak bermain

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa keperawatan komunitas merupakan respon masyarakat terhadap
masalah kesehatan (aktual/resiko) yang dapat diantisipasi perawat, menggambarkan
masalah, respon, kondisi, mengidentifikasi faktor etiologi serta karakteristik tanda dan
gejala (ANA).
Menurut Mueke (1984) : rumusan diagnosa keperawatan komunitas terdiri
dari masalah (aktual/resiko), karakteristik populasi serta karakteristik lingkungan.
Contoh diagnosa
Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pada anak di desa
Muktiharjo Kidul Semarang b.d belum diterimanya program imunisasi scr baik oleh
masy yg dimanifestasikan dgn :
- cakupan imunisasi DPT II baru 20%, angka DO imunisasi 20%.
- lebih dari 50% anak belum terimunisasi lengkap.
- Hanya ada 1 posyandu di desa yg jadwalnya selalu berubah-ubah.
- jml balita 500 orang
- Kurangnya tenaga kader, hanya 2 orang yg aktif
- 75% dari ortu yg anaknya tdk diimunisasi mengatakan tdk tahu
manfaat imunisasi & tdk mau membawa anaknya ke posyandu
- 20% ortu yg mpy anak yg tdk diimunisasi mpy pengalaman jelek saat
diimunisasi (panas)

C. PERENCANAAN
Langkah awal dari perencanaan adalah pemrioritasan diagnosa keperawatan,
merumuskan tujuan jangka panjang, merumuskan tujuan jangka pendek, menetapkan
rencana intervensi dan rencana evaluasi.
Penapisan masalah adalah untuk menetapkan prioritas masalah keperawatan
dilakukan penapisan dengan menggunakan beberapa kriteria sbb :
1) Kesesuaian dengan peran perawat kesehatan masyarakat yaitu sejauhmana peran
perawat CHN dalam membantu mengatasi masalah tersebut.
2) Resiko terjadi yaitu bagaimana masalah tersebut beresiko untuk menjadi masalah
lain yang lebih besar, dilihat dari host, agent dan environment.
3) Resiko parayaitu bagaimana masalah tersebut bisa menjadi lebih parah,
bagaimana dengan dampak yang ditimbulkan, severity, kompleksitasnya masalah
tersebut bila tidak diatasi
4) Kemungkinan untuk dilakukan penkes yaitu sejauhmana potensi untuk dilakukan
pendidikan kesehatan dalam upaya mengatasi masalah tersebut.
5) Minat masyarakat yaitu apakah masyarakat berminat untuk menyelesaikan
masalah tsb.
6) Kesesuaian dengan program pemerintah yaitu apakah ada andil dari pemerintah
dalam mengatasi masalah tsb, adakah program yang sama untuk puskesmas dalam
mengatasi masalah yang sama.
7) Kemungkinan untuk diselesaikan / diatasi yaitu bagaimana cara masyarakat /
petugas kesehatan mengatasi masalah tersebut, bagaimana kemungkinannya untuk
dapat diatasi.
8) Ketersediaan sumber : Tempat
9) Ketersediaan sumber : Dana
10) Ketersediaan sumber : Waktu
11) Ketersediaan sumber : Fasilitas
12) Ketersediaan sumber : Petugas yaitu adakah petugas untuk mengatasi masalah tsb,
bgm kemampuannya dan kesiapan petugas dlm mengatasi masalah tersebut.

D. IMPLEMENTASI
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan semua rencana yang telah disusun. Dalam
melaksanakan rencana yang sudah dibuat perlu diperhatikan :
a. Keterlibatan petugas kesh non kepr, masy dalam rangka alih peran.
b. Keterpaduan sumber sumber yg ada (kekuatan, tenaga, biaya, waktu, lokasi,
sarana) dgn pelayanan kesh maupun sektor lain.
c. Terselenggaranya rujukan (medis maupun kesehatan)
Pada dasarnya implementasi keperawatan komunitas bertujuan : meningkatkan,
mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang meliputi :
a. Bantuan utk mengatasi mslh krg nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang
/ sehat & meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Prinsip umum dalam implementasi pada keperawatan komunitas :
a. Inovatif
b. Integrated yaitu mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain,
individu, keluarga, kelompok & masyarakat berdasarkan azas kemitraan.
c. Rasional
d. Mampu & mandiri
e. Ugem yaitu harus yakin & percaya atas kemampuannya & bertindak dengan sikap
optimis


Prinsip yang lain
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan & pencegahan penyakit
e. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan & perawatan masyarakat secara
essential
E. EVALUASI
Evaluasi memuat keberhasilan proses & keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan
sehari-hari & tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya.












ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 03/ RW 23 Gg. TERPADU
KECAMATAN PONTIANAK UTARA KELURAHAN SIANTAN HULU
KABUPATEN PONTIANAK

1. GAMBARAN LOKASI
RT 03 / RW 23 Gg. Terpadu, terletak di kecamatan Pontianak utara kelurahan
Siantan Hulu kabupaten Pontianak Utara. Terdapat kurang lebih 26 kepala keluarga di
wilayah tersebut. Lokasi berdekatan dengan Lapangan Golf, dan kampus Poltekes
Kemenkes Pontianak. Pusat pelayanan kesehatan terdekat diwilayah tersebut adalah
Puskesmas Telaga Biru.

2. PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian kelompok mengumpulkan data dengan menggunakan :
a. Menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan 9 subsistem yang
diajukan kepada masyarakat yang harus dijawab sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Melakukan wawancara langsung dengan ketua RT dan Ketua Posyandu di RT
03/RW 23 Gg.Terpadu Kecamatan Pontianak Utara Kelurahan Siantan Hulu
Kabupaten Pontianak.
c. Winshield Survey yaitu melakukan observasi secara umum terhadap keadaan
kesehatan lingkungan yang ada di wilayah RT 03/RW 23 Gg.Terpadu Kecamatan
Pontianak Utara Kelurahan Siantan Hulu Kabupaten Pontianak.












BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dukumpulkan di rt 03/ rw 23 gg. Terpadu kecamatan
pontianak utara kelurahan siantan hulu kabupaten pontianak, maka didapatkan
masalah keperawatan yaitu :
1. Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan
Atas ) di Kelurahan Siantan Hulu
2. Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian DBD (Demam Berdarah ) di
keluarahan Siantan Hulu

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini diharapakan dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenani asuhan keperawatan komunitas. Apabila ada kekurangan dalam
isi makalh ini, kami sarankan agar pembaca mencari referensi tambahan untuk
menambah pengetahuan pembaca.

You might also like