You are on page 1of 2

judul jurnal variabel kesimpulan

HUBUNGAN
PENGETAHUAN, SIKAP,
DAN MOTIVASI KADER
KESEHATAN DENGAN
AKTIVITASNYA DALAM
PENGENDALIAN KASUS
TUBERKULOSIS DI
KABUPATEN BULELENG
Jurnal Magister
Kedokteran
KeluargaVol 1, No 1,
2013 (hal 38-48
pengetahuan, sikap,
motivasi, kader
kesehatan
1. Kader kesehatan dengan pengetahuan tinggitinggi memiliki
kemungkinan untuk aktif dalam pengendalian kasus tuberkulosis 18 kali
lebih besar daripada pengetahuan rendah (OR=18.44;CI 95%= 1,89-
179,91; p= 0,012) 2.Kader kesehatan dengan sikap baikmemiliki
kemungkinan untuk aktifdalampengendaliankasustuberkulosis 8 kali
lebih besar daripada sikap kurang (OR= 8.08; CI 95%=1,60-40,71; p=
0,011)
1
HUBUNGAN DUKUNGAN
SOSIAL DENGAN
KUALITAS HIDUP PADA
PENDERITATUBERKULOSI
S PARU (TB PARU) DI
BALAI PENGOBATAN
PENYAKIT PARU(BP4)
YOGYAKARTA UNIT
MINGGIRAN
AKPER Giri Satria
Husada Wonogiri vol,
8 page 12
dukungan sosial,
kualitas hidup
penderita TB paru,
karakteristik
penderita TB paru,
Ada hubungan yang sangat bermakna antara dukungan sosialdengan
kualitas hidup penderita TB paru. Semakin tinggidukungan sosial maka
semakin tinggi kualitas hidup. Variabelumur dan pendidikan memberikan
kontribusi bermaknaterhadap kualitas hidup. Variabel lainnya, yaitu jenis
kelamin,pekerjaan dan riwayat pengobatan tidak memberikankontribusi
terhadap kualitas hidup penderita TB paru
2
RAPID TB TEST Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
RS Persahabatan,
Jakarta vol, 8 page 17
deteksi sel
mikobakterium
1. Diagnosis cepat M.tb adalah uji diagnosis untuk kumanM.tb kurang
dari 1 jam2. Diagnosis cepat M.tb sudah berkembang pesat
denganbermacam metoda3. Diagnosis cepat M.tb dapat menghemat
waktu, biayadan tidak perlu tenaga ahli karena dapat dikerjakan
secaraautomatisasi4. Diagnosis cepat M.tb yang terbaik dan
direkomendasikanWHO adalah PCR-RT
3
MEROKOK DAN
TUBERKULOSIS
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
RS Persahabatan,
Jakarta page 23
TB dan rokok 1. Merokok dan TB masih menjadi masalah kesehatan yangpenting
dinegara maju dan negara berkembang.2. Asap rokok memiliki efek baik
pro-inflamasi danimunosupresif pada sistem imun saluran pernapasan.3.
Merokok meningkatkan risiko infeksi Mycobacteriumtuberculosis, risiko
perkembangan penyakit dan kematianpada penderita TB.4. Berhenti
merokok berperan dalam global tuberculosiscontrol dan mengurangi
kematian pada penderita TB
4
TUBERKULOSIS
DAN HIV-AIDS
jurnal PPTI.vol,8 2012
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
RS Persahabatan,
Jakarta page 29
pasien
TUBERKULOSI
S DAN HIV-
AIDS
1. Penyebab kematian terbesar pada AIDS adalah TB paru.2. Orang
dengan TLBI sesuai dengan definisi tidakmemberikan gejala
asimptomatis.3. Pada penderita HIV dengan dicurigai TB maka
harusditanyakan gejala lainnya tidak hanya batuk saja.4. Pemeriksaan
penunjang dengan IGRA dan TST seringmenunjukkan negatif palsu.5.
Hasil pemeriksaan dahak TB paru dari pasien HIVmenunjukkan hasil -
nya adalah negatif
5
TUBERKULOSIS
NOSOKOMIAL
Departemen Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran
Respirasi Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia, RS
Persahabatan, Jakarta
page 35
infeksi,
TUBERKULOSIS
NOSOKOMIAL
1. Tuberkulosis adalah salah satu masalah kesehatan ditempat kerja
khususnya di rumah sakit, munculnyaepidemi HIV dan MDR TB
menyebabkan kasus ini munculkembali 2. Lingkungan rumah sakit dan
pekerja itu sendirimempengaruhi penularan tuberkulosis nosokomial.3.
Pengendalian dan pencegahan infeksi TB adalah deteksidini penderita
TB, pemberian pengobatan antituberkulosisdan mencegah penularan.4.
Risiko penularan nosokomial tuberkulosis dapat dikurangidan dicegah
dengan pengendalian infeksi, diagnosis dini,pemberian terapi secepatnya
pada penderita TB,perlindungan dan prosedur kerja yang baik.5.
Pengobatan TB pada tempat kerja tidak berbeda denganpengobatan yang
biasanya tetapi perlu diperhatikan jugapenyakit penyerta
6
PEMANTAUAN
EFEKTIVITAS OBAT
ANTI TUBERKULOSIS
BERDASARAKAN
PEMERIKSAAN
SPUTUM PADA
PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU
Siti Thomas Zulaikhahx,
Turijan** *) Staf Pengajar
Fakultas Kedoheran,
Departemen IKM,
UNISSULA Semarang **)
Staf Puskesmas
Kabupaten Semarang
Vol.3, No.l, Juni 2010
Anti-Tub
erculos isDrugs,Sputumpul
monarytuberculosispatient
1. Ada perbedaan yang bermakna antara jumlah BTA positif pada
sputum pasienTuberkulosis paru baru sebelum dan sesudah pemberian
Obat Anti Tuberkulosis (OAT). 2. Sebanyak 73,3oA BTA positif pada
sputum pasien Tuberkulosis paru baru telah mengalami konversi setelah
pengobatan dengan OAT pada tahapintensif
7
Hubungan Kondisi
Rumah Dengan
Penyakit TBC Paru Di
Wilayah
KerjaPuskesmas
Karangmojo II
Kabupaten Gunungkidul
JURNAL KESEHATAN
SURYA MEDIKA
YOGYAKARTA page 1
2003 - 2006
Condition of house,
Lung Tuberculosis
ada Hubungan Kondisi Rumah dengan Penyakit TBC Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangmojo II Kabupaten Gunungkidul Tahun2003-
2006. Kedua, besarnya risiko penghuni rumah penderita TBC
Parumaupun pembanding yang langit langit rumahnya tidak memenuhi
syaratkesehatan mempunyai risiko terkena TBC Paru sebesar 5 kali lebih
tinggi jikadibanding pada penduduk yang tinggal pada rumah yang langit
langitrumahnya memenuhi syarat kesehatan. Ketiga, besarnya risiko
penghunirumah penderita TBC Paru maupun pembanding yang dinding
rumahnyatidak memenuhi syarat kesehatan mempunyai risiko terkena
TBC Parusebesar 6 - 7 kali lebih tinggi jika dibanding pada penduduk
yang tinggal padarumah yang dindingnya memenuhi syarat kesehatan
8
Uji Tuberkulin
Jurnal Tuberkulosis Indonesia,
Vol. 3 No. 2 page 7
uji sensivitas
tuberkulin
Imunisasi BCG dapat menyebabkan reaksi ujituberkulin menjdai positif
tetapi keadaan iniberlangsung selama beberapa tahun setelah
BCGdiberikan. Reaksi ini umumnya kecil (< 6mm). Jikareaksi uji
tuberkulin dengan ukuran yang lebihbesar dapat menggambarkan positif
atauabnormal, yang diartikan sebagai seeorangtersebut terpapar dengan
basil TB, terdapatantibodi terhadap basil TB dan sewaktu-waktudapat
menjadi aktif
9
Pemeriksaan Interferon-
gamma Dalam Darah
Untuk Deteksi Infeksi
Tuberkulosis
Jurnal Tuberkulosis Indonesia,
Vol. 3 No. 2 page 12
deteksi infeksi
Tuberkulosis, darah
1. Respons imun seluler pada infeksi M.tbsangat kompleks dan terdiri
atas 2 mekanismeyang belum dapat dipisahkan satu denganlainnya yaitu
mekanisme CMI yang bersifatproteksi dan DTH yang bersifat destruksi2.
Uji tuberkulin saat ini merupakan satu-satunyametode yang digunakan
secara luas untukmendeteksi infeksi M.tb3. Telah ditemukan
pemeriksaan IFN- dalamdarah sebagai alternatif lain deteksi
infeksiM.tb4. Baku emas untuk infeksi TB laten belum adamaka sulit
untuk menilai secara langsungapakah uji yang baru lebih baik daripada
ujituberkulin
0

You might also like