You are on page 1of 38

PERDARAHAN

INTRAKRANIAL PADA
BAYI BARU LAHIR
Perdarahan intrakranial pada
neonatus dapat terjadi karena :
- Trauma mekanis
- Trauma hipoksik sering terjadi
pada bayi prematur karena susunan
saraf pusat, sistem sirkulasi serebral,
dan sistem autoregulasi yang masih
immatur.
LOKASI :
Ekstraserebral : - Rongga subdural
- Rongga
subarakhnoid
Parenkim serebrum atau serbelum
Ventrikel yang berasal dari
perdarahan matriks germinal
subependimal atau pleksus koroid.


KLASIFIKASI MENURUT VOLPE :
1. Perdarahan subdural banyak
pada bayi cukup bulan dan karena
trauma.
2. Perdarahan subarakhnoid primer
banyak pada bayi kurang bulan
karena trauma atau hipoksia.

3. Perdarahan intraserebelar
banyak pada bayi kurang bulan
karena hipoksia atau trauma.
4. Perdarahan periventikular-
intraventikular pada bayi kurang
bulan karena hipoksia

Jenis
Perdarahan
Penyebab Gejala klinik Komplikasi
Subarakhnoid Asfiksia
Koagulopati
Asimptomatik,
kejang, LCS
dengan darah
+
Hidrosefalus
Subdural Trauma saat
lahir
Segerasyok,
stupor
Lambatmakr
osefali
Subdural efusi
Intraserebral Ekstraksi
forceps
Asfiksia,
Prematur
Perdarahan
Apnu
Defisit motorik
Hidrosefalus
Periventikular-
intraventikular
Trauma
Asfiksia
Prematur
Kelainan
neurologik
Post
hemorrahgic
Hidrosefalus
PERDARAHAN SUBDURAL
Gejala klinis :
1. Pucat
2. Gawat nafas
3. Ikterus karena hemolisis
4. Peninggian tekanan intrakranial :
iritabel, kejang, letargi, tangis
melengking, ubun-ubun menonjol,
sutura melebar.
DIAGNOSIS :
Riwayat kelahiran bayi kesukaran
lahir seperti sungsang, kejang fokal,
kelemahan otot fokal, ubun-ubun
menonjol, sutura melebar, dilatasi
pupil yang unilateral.
Pemeriksaan radiologik atau USG.
Pemeriksaan angiografi dan
ventrikulografi dipertimbangkan.
PROGNOSIS :
Tergantung besar kecilnya
perdarahan, gejala
neurologik yang ada dan
tindakan intervesi bedah.
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
PRIMER
Terjadi akibat ruptur pada
jembatan vena dalam rongga
subarakhnoid atau akibat ruptur
pembuluh darah kecil di
leptomeningeal.
Timbunan darah terdapat di lekukan
sereberal bagian posterior dan di
fosa posterior.
GEJALA KLINIS :
1. Kehilangan darah
2. Gangguan fungsi neurologik
iritabilitas
dan kejang.
3. Apnu berulang bayi prematur
DIAGNOSIS :
- Riwayat kelahiran bayi yang sukar
dengan ditemukannya riwayat kejang.
- Pemeriksaan LCS perdarahan dan
kenaikan kadar protein.
- USG kurang peka.
- Pemeriksaan Ct scan.

PENATALAKSANAAN :
- Simtomatik mengobati kejang atau
gangguan nafas.
- Pemeriksaan kadar darah tepi dan
kardiovaskular.
- Mencegah terjadinya hidrosefalus.

PROGNOSIS
- Baik jika tanpa komplikasi trauma
lahir atau trauma hipoksik.
- Dapat terjadi hidrosefalus akibat
adhesi sisa perdarahan sehingga
terjadi obstruksi aliran LCS.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
PATOGENESIS
- Dapat bersifat intravaskular, vaskular dan
ekstravaskular.
- Kelahiran sungsang sukar melahirkan
kepala osteodiastasis oksipital.
- Hipoksia atau gagal nafas pada bayi
kurang bulan.

DIAGNOSIS
- Gambaran klinis yang timbul pada hari
pertama atau kedua setelah lahir.
- Gejala neurologik : kompresi batang otak,
apnu dan pernafasan yang tidak teratur,
bradikardi, obstruksi cairan LCS dan
peningkatan tekanan intrakranial ( ubun-
ubun menonjol dan sutura melebar ).
- Adanya riwayat kesukaran pada
kelahiran letak sugsang, tarikan
forceps, atau adanya riwayat
hipoksia.
- USG atau Ct scan pembesaran
ventrikel.
PROGNOSIS
Baik Pada bayi cukup
bulan dan buruk pada
bayi kurang bulan.
PENATALAKSANAAN
- Pembedahan hanya
pada bayi cukup bulan yang
pada pengobatan
konservatif tidak ada
perbaikan.
PERDARAHAN
PERIVENTIKULAR-
INTRAVENTIKULAR
Terjadi pada bayi lahir < 1000 gram atau masa
gestasi < 32 minggu.
Faktor resiko :
- Masa gestasi kurang
- Trauma hipoksia
- Faktor intravaskular fluktuasi aliran darah
serebral ( Ventilasi ), peningkatan aliran serebral
( pemberian cairan IV yang cepar ), peninggian
tekanan vena serebral ( asfiksia dan kesulitan
kelahiran bayi ).
- Faktor vaskular : kelemahan
integritas vaskular dan kerentanan
kapiler matriks terhadap trauma
hipoksik iskemik.
- Faktor ekstravaskular : kelemahan
sistem penyangga vaskular, aktifitas
fibrinolitik pada bayi prematur,
penurunan tekanan jaringan
ekstravaskular.
PATOGENESIS
- Pada bayi prematur, jaringan matriks
germinal subependimal masih ada,
pembuluh darah kapiler masih matur,
integritas kapiler lemah, autoregulasi
kapiler belum baik.
- Hipoksia/asfiksia dan hiperkapnia
PCO2 meningkat, pH darah dan PO2
turun, tekanan vena meningkat.
- Aktivitas fibrinolitik Perfusi serebral
dan jumlah darah ke otak bertambah
yang akan meliputi jaringan kapiler
matriks germinal di periventikular
kenaikan tegangan jaringan kapiler
immatur dan kerusakan endotel
ruptur kapiler.
- perdarahan kaplier perdarahan
periventikular.
GEJALA KLINIS :
1.Sindrom perburukan katastrofik
penurunan kesadaran, gangguan
respirasi, kejang tonik umum,
deserebrasi, refleks cahaya negatif,
refleks vestibular negatif, ubun-ubun
besar menonjol, hipotensi, bradikardi,
asidosis metabolik, hematokrit turun.
2.Sindrom perburukan saltatorik
penurunan kesadaran, gerakan berkurang,
hipotonia, gangguan nafas.
3.Gambaran klinis tenang tidak ada
kelainan neurologis yang berarti tetapi
ditemukan kelainan pada gambaran
radiologik dan USG. Terdapat hematokrit
yang menurun atau kadar hematokrit yang
tetap setelah transfusi.
DIAGNOSIS :
- Kehamilan < 32 minggu dengan berat badan
bayi < 1000 gram dan nilai APGAR rendah.
- Pungsi lumbal LCS berwarna xantokrom,
eritosit >>, kadar protein meninggi.
- Pemeriksaan hematokrit berkala.
- USG serial cegah hidrosefalus dan tidak
dilakukan pada anak umur 30 bulan.
- Ct scan.

GRADE RADIOLOGICAL APPERANCE-
SITE HEMORRHAGE
I
Subependymal region and/or
germinal matrix
II
Subependymal hemorrhage with
extension into lateral ventricles
without ventricular enlargement
III
Subependymal hemorrhage with
extension into lateral ventricles with
ventricular enlargement
IV
Intraparenchymal hemorrhage
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAAN :
- Intervensi prenatal pencegahan
kelahiran prematur dengan
pemberian tokolitik, jika tidak berhasil
dapat diberikan betametason pada
ibu untuk pematangan paru bayi.
- Intervensi post natal resusitasi untuk
mencegah hipoksia dan hiperkarbia,
pemberian cairan perlahan, hindari
pemakaina Na Bikarbonat untuk
mencegah terganggunya regulasi aliran
darah serberal.

- Fenobarbital segera setelah bayi lahir,
dosisnya 10mg/KgBB (IV) dan diulangi 12 jam
kemudian dengan dosis 2,5mg/KgBB
(IV/IM/oral) selama 6 hari.
Dapat diberikan dengan dosis 5mg/KgBB/hari
dua kali sehari.
Efek : mencegah kenaikan tekanan darah
arterial yang diakibatkan aktivitas motorik
maupun manipulasi pada bayi akibat
suction.


- Etamsilat sebagai stabilisator kapiler yang
berfungsi meningkatkan dan menguatkan
membran basalis serta menambah daya adhesi
tombosit untuk menutup celah endotel
primer.Selain itu sebagai biosintesis
prostaglandin sehingga dapat mengurangi
kerusakan endotel akibat hipoksia.
Kemasan : 125mg/ml
Dosis : 0,1 ml/KgBB (IV) 2 jam setelah lahir
kemudian diulang setiap 6 jam selama 4 hari.

- Vitamin E (IM/oral)
Efek : mengurangi perubahan vaskular
retinopati pada bayi prematur dan sebagai
antioksidant.
Dosis : 20mg/KgBB/hari
- Endomethasin
Efek : mencegah perubahan darah
arterial dan aliran darah serebrsl serta
mencegah biosintesis prostaglandin.
Dosis : 0,1 mg/KgBB (IV) setap 12 jam
dalam 5 dosis.
- Vitamin K
PENATALAKSANAAN AWAL
MASA AKUT
- Perawatan suportif ventilasi,
sirkulasi, suhu dan kebutuhan
metabolisme lainnya.
- USG dan Ct scan interval 5-10
hari.
- Pungsi Lumbal
PENATALAKSANAAN
DILATASI VENTRIKEL
- Pemasangan V-P Shunt
Drug Name
Indomethacin (Indocin) -- Controversial, but possibly
indicated in patients at risk for PVH-IVH, including
those <32 wk of gestation or weighing <1250 g at
birth. Among its actions, indomethacin inhibits the
formation of prostaglandins by decreasing the
activity of cyclooxygenase. Additionally, through
mechanisms poorly understood, indomethacin
causes maturation of the germinal matrix
microvasculature. It also is associated with
decreased cerebral blood flow, cerebral blood flow
velocity, and cerebral blood volume, especially
when administered rapidly. Alterations of oxidative
metabolism also are suggested.
Pediatric Dose
0.1 mg/kg/dose IV when aged 6 h, then q24h for 2 d
for a total of 3 doses
Contraindications
Thrombocytopenia or active bleeding; acute renal
failure; pulmonary hemorrhage; oliguria; electrolyte
disorders; premature infants with or suspected
necrotizing enterocolitis (NEC)
Drug Name
Acetazolamide (Diamox) -- The
suppression of CSF production in
slowly progressive ventricular dilation
is controversial. Acetazolamide is a
competitive and reversible inhibitor of
carbonic anhydrase.
Pediatric Dose
5 mg/kg/dose PO/IV q6h initially;
increase by 25 mg/kg/d; not to exceed
100 mg/kg/d
Contraindications
Patients with hyperchloremic acidosis;
decreased serum sodium and/or
potassium
KOMPLIKASI :
- Hidrosefalus jenis obstruksi dan bukan
obstruksi
- Kejang
- Cerbral palsy
- Kerusakan yang luas

You might also like