You are on page 1of 2

Missionaris Saksi Yehova Beraksi

Di siang bolong, dengan membawa sebuah mobil, sekelompok bule berhidung mancung
mebgai-bagikan buku dan brosur Kristen di daerah Pasar Sindang, Kecamatan Koja,
Jakarta Utara. Tak memandang apapun agama orang yang lewat, siapapun diberi buku
dan brosur itu. Orang-orang berwajah luar negeri itu juga masuk ke gang-gang kecil,
mengetuk pintu rumah-rumah warga lalu membag-bagikan brosur Kristen itu. Misi yang
sama juga terjadi di daerah Stasiun Jatinegara Jakarta Timur, Bekasi, Bandung, dan
lainnya.

"Buku ini tidak ada bahayanya bagi kami. Tapi kami merasa risih dan tidak nyaman
dengan hal ini," ujar Dina, warga Rawabadak, Jakarta Utara, dalam selembar surat yang
ditujukkan kepada Tim FAKTA.

Brosur yang dimaksud adalah selebaran full colour berjudul Akhir Agama Palsu Sudah
Dekat. Lembaran itu diterbitkan oleh Saksi Yehova, sebuah sekte Kristen yang dibentuk
oleh Charles Tase Russel, tokoh mantan jemaat gereja Seventh Day Adventist (Advent
Hari Ketujuh) pada tahun 1879 di Amerika Serikat. Di Indonesia, sekte ini pernah
dilarang selama seperempat abad sejak awal Desember 1976 berdasarkan Surat
Keputusan Jaksa Agung RI. Pada masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
(Gus Dur), larangan ini dicabut sehingga salah satu aliran dalam Kristen ini bebas
merajalela.

Sedangkan buku yang disebarkan oleh missionaris bule itu berjudul Yesus Juru
Selamatmu terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Cover depan buku itu bergambar
sebuah lukisan seorang pria sedang berusaha menyelamatkan seekor kambing yang
hendak terjatuh ke dalam jurang. Sedangkan cover belakang menampilkan lukisan Yesus
yang sedang berdiri terpentang di tiang Salib setinggi kurang lebih empat meter.

Mendapat buku yang sampulnya berbau pornografi ini, Dina menyatakan dalam suratnya,
"Mungkin buku ini tidak ada bahayanya bagi umat Islam," Ini bisa dimaklumi, karena
ajaran Islam sangat bertolak belakang dengan tradisi Kristen. Dalam Islam, melukiskan
seorang Nabi saja dilarang, apalagi menggambarkan seorang nabi dalam rupa yang
menderita dan tak berbusana wajar sehingga kelihatan auratnya.

Buku setebal 93 halaman yang disusun oleh Tim Penyiapan Naskah LAI ini sepenuhnya
menjajakan doktrin Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat penebus dosa
manusia. Profil, karya, ajaran, mukjizat dan filosofi Yesus yang diungkap dalam buku ini
dikutip dari ayat-ayat Injil ditambah dengan doktrin tulisan Paulus dalam surat-suratnya.
Beberapa mukjizat Yesus yang ditampilkan dalam buku ini, antara lain menyembuhkan
orang yang berpenyakit kusta, orang lumpuh, orang buta, dan memberi makan lima ribu
orang dengan lima ketul roti.

Terhadap mukjizat tersebut, umat Islam tidak merasa aneh lantas menaikan derajat Nabi
Isa sebagai tuhan. Bahkan dalam al-Qur'an masih banyak mukjizat nabi Isa yang tidak
dilukiskan dalam Injil, antara lain menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak,
menghidupkan orang mati, menciptakan burung hidup dari tanah liat, dan lain
sebagainya. Semua ini bukan kemampuan Nabi Isa, tapi karena izin Allah (bi idznillah).
Ini bisa dibaca dalam surat Ali Imran 49.

Injil Yohanes 5:30 juga menyatakan bahwa Yesus tidak bisa berbuat apapun dari dirinya
sendiri, karena semuanya terjadi atas kehendak Tuhan yang mengutusnya. Jadi, segala
mukjizat Yesus itu bukan bukti atas ketuhanan dirinya, tapi bukti kekuasaan Allah yang
mengutus Yesus sebagai seorang Nabi.

Tentang ajaran kemanusiaan Yesus, dalam buku ini dijelaskan syariat Yesus tentang
perzinaan (hlm 33-34). Dalam selebaran itu, dikutip Injil Yohanes 8:1-11 yang
megisahkan bahwa suatu hari orang-orang ahli taurat menangkap basah seorang
perempuan yang sedang berzina. Mereka meminta fatwa kepada Yesus tentang hukuman
yang harus diterapkan kepada pezina itu, karena dalam Taurat Musa disebutkan bahwa
pezina itu harus dirajam. Yesus mengabulkan permintaan mereka dengan syariat baru,
"Barangsiapa di antara kami tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu." Karena tidak ada dari mereka yang tak memiliki dosa, maka
mereka tidak berani menghukum sepasang pezina tersebut. Maka bebaslah kedua pezina
itu setelah dinasihati Yesus dengan sepatah kalimat, "Jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."

Selain bertentangan dengan hukum Taurat tentang hukum rajam (Ulangan 22:22-24),
syariat Yesus tentang perzinaan ini jelas sulit diterapkan di masyarakat. Sulit
dibayangkan apa yang terjadi di masyarakat, jika orang yang terbukti dan tertangkap
basah berzina itu tidak diberi hukuman apapun, kecuali hanya dinasihati dengan kalimat,
"Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ketika menjelaskan misi Yesus yang disampaikan kepada ke-12 muridnya, penulis dari
LAI mengutip Injil Markus 3:13-19. Ayat ini hanya menjelaskan bahwa Yesus memilih
12 orang sebagai murid untuk pendamping dalam menyebarkan kabar baik dari Tuhan.
Sedangkan dalam Injil Matius 10:1-6 tidak dikutip. Ayat-ayat ini juga menceritakan
pemilihan Yesus kepada 12 orang murid yang dilengkapi dengan wasiat berisi undang-
undang penyiaran agar misinya hanya disampaikan kepada orang Israil yang hilang.

Secara tegas, Yesus mewanti-wanti kepada ke-12 muridnya, "Janganlah kamu


menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Matius 10:5-6)

Jika para penginjil bule itu menaati wasiat Yesus ini, maka persoalan mereka dengan
umat Islam sudah selesai. Mereka tidak perlu jauh-jauh meninggalkan tanah airnya
mengkristenkan umat Islam di Nusantara dengan segala cara. Menyebarkan Kristen
kepada bangsa Indonesia yang notabene bukan orang Israel adalah tindakan yang
melanggar wasiat Yesus yang mereka anggap sebagai Tuhan itu. Yesus tidak akan
menyukai tindakan yang menyalahi ajarannya.

You might also like