Professional Documents
Culture Documents
D. Konversi Dosis pada Spesies lain
Untuk dapat memperoleh efek farmakologis yang sama dari suatu obat pada setiap hewan
percobaan, diperlakukan data mengenai aplikasi dosis secara kuantitatif.
spesies
berat
badan
referensi
kisaran BB
Luas
permukaan
tubuh
konversi
dosis dalam
mg/kg ke
dosis mg/m2
konversi dosis hewan dalam
mg/kg ke HED
dosis hewan
dibagi dengan
dosis
hewan
dikali
dengan
manusia
dewasa 60
1,62 37
anak 20
0,8 25
mencit 0,02 0,011 - 0,034 0,007 3 12,3 0,081
hamster 0,08 0,047 - 0,157 0,016 5 7,4 0,132
tikus 0,15 0,080 - 0,270 0,025 6 6,2 0,162
ferret 0,3 0,160 - 0,540 0,043 7 5,3 0,189
marmut 0,5 0,208 - 0,700 0,05 8 4,6 0,216
kelinci 1,8 0,9 -3,0 0,15 12 3,1 0,324
anjing 10 5,0 -17,0 0,5 20 6,2 0,541
primata
monyet 3 1,4 - 4,9 0,25 12 3,1 0,324
monyet kecil 350 0,140 - 0,720 0,06 6 6,2 0,162
squirel
monkey 600 0,290 - 0,970 0,09 7 5,3 0,189
babon 12 7,0 - 23,0 0,6 20 1,8 0,541
micro pig 20 10,0 - 33,0 0,74 27 1,4 0,73
mini pig 40 25,0 - 64,0 1,14 35 1,1 0,946
HED = dosis hewan (
Keterangan : H adalah tinggi badan (m)
W adalah berat badan (kg)
Menurut literatur, luas permukaan tubuh rata-rata orang dewasa adalah 1,73 m
2
,
sedangkan luas permukaan tubuh pada setiap anggota kelompok berbeda dengan literatur
karena bobot badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin pada tiap anggota kelompok
berbeda-beda.
Jika seandainya dosis yang diberikan pada anggota kelompok diatas, didasarkan terhadap
penghitungan dosis yang beracuan kepada bobot badan dewasa yaitu 60 kg, maka akan terjadi
penyimpangan dosis, karena tidak dilakukan penyesuaian terhadap luas permukaan tubuh
masing-masing. Namun, penyimpangannya tidak terlalu besar, karena rata-rata bobot badan
anggota kelompok diatas adalah 54 kg.
Dosis obat berbanding lurus dengan bobot badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh dan
usia. Jadi semakin besar badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh dan usia maka semakin
besar dosis obat. Namun, hal ini tidak berlaku untuk usia lanjut karena secara fungsional
fisiologis maupun biologisnya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
Dari dosis dewasa yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diturunkan rumus yang
menyatakan dosis anak sebagai presentase dosis orang dewasa berdasarkan luas permukaan
badan dengan rumus sebagai berikut:
Beda halnya dengan dosis untuk orang lanjut usia. Lanjut usia (lansia) pasti mengalami
perubahan fisiologis dan biologis tubuh, seperti penurunan fungsi organ tubuh dan penurunan
kecepatan metabolisme, serta berkurangnya hormon maupun perubahan keadaan enzim-enzim
didalam tubuh, sehingga perlu penyesuaian dosis untuk lansia yang dikonversi dari dosis
dewasa. Disamping itu, Secara umum angka kejadian efek samping obat pada usia lanjut
mencapai 2 kali lipat kelompok usia dewasa. Obat-obat yang sering menimbulkan efek samping
pada usia lanjut antara lain analgetika, antihipertensi, antiparkinsion, antipsikotik, sedatif dan
obat-obat gastrointestinal. Sedangkan efek samping yang paling banyak dialami antara lain
hipotensi postural, ataksia, kebingungan, retensi urin, dan konstipasi, maka dapat di konversi
dosis untuk usia lanjut sebagai berikut:
Umur (tahun) Dosis untuk Lansia
60-70 4/5 x Dosis dewasa
70-80 3/4 x Dosis dewasa
80-90 2/3 x Dosis dewasa
>90 1/2 x Dosis dewasa
Berikut ini, akan dijabarkan mengenai istilah-istilah berkaitan dengan dosis :
Dosis adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang
penderia baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar.
Dosis terapi adalah dosis ( takaran ) yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan si sakit.
Dosis Maksimum/minimum adalah dosis ( takaran ) yang terbesar / terkecil yang dapat
diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
Dosis letal adalah dosis ( takaran ) yang menyebabkan kematian pada hewan percobaan.
Ada 2 macam dosis letal yaitu :
- L.D.50 adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 50 % hewan percobaan.
- L.D.100 adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 100 % hewan percobaan.
Dosis toksik adalah dosis (takaran) yang menyebabkan keracunan .
Dosis efektif adalah besaran dosis yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi yang
nilainya adalah jumlah perkalian dosis equifalen yang diterima organ dengan faktor bobot
organ.
Dosis obat dapat dinyatakan dalam jumlah obat/m
2
luas permukaan badan yang dapat
dihitung sebagai berikut:
Dosis individu dapat dinyatakan dalam jumlah obat/m
2
x luas permukaan badan (m
2
) atau
lebih lazim dinyatakan dalam mg/kg bobot badan yang dapat dihitung sebagai berikut:
Dosis individu= mg/kg x bobot badan (kg)
2. Volume Administrasi Obat (VAO) dan Konversi Dosis pada Spesies Lain
Volume cairan yang diberikan pada hewan percobaanharusdiperhatikan tidak melebihi
jumlah tertentu. Jumlah obat yang diberikan kepada hewan percobaan dihitung berdasarkan
rumus:
Kemudian untuk dapat memperoleh efek farmakologis yang sama dari suatu obat pada
setiap hewan percobaan, diperlukan data mengenai aplikasi dosis secara kuantitatif. Berikut
data perhitungan dosis hewan dengan mengkonversi dari dosis manusia:
Diketahui:
kadar obat metazol 1000 mg/60 kg,
konsentrasi obat= 50 mg/mL
berat tikus= 250 gr
km hewan= 6
km manusia= 37
menentukan HED (Human Effective Dose):
HED = dosis hewan (mg/kg) x km hewan/km manusia/
1000mg/60kg = dosis hewan x 6/37
Dosis hewan= 102,7 mg/kg/
Menentukan VAO:
(
VAO = 102,7 mg.kg x 0,25 kg
50 mg.mL
VAO = 0,5 mL
BAB 5
SIMPULAN
Dalam menangani hewan percobaan harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan rasa
berprikemanusiaan. Dosis obat berbanding lurus dengan bobot badan, tinggi badan, luas
permukaan tubuh dan usia. Jadi semakin besar badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh dan
usia maka semakin besar dosis obat.
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni. 2007. Ilmu rerep. Jakarta : EGC
Priyanto. 2008. Farmakologi dassar edisi II. Depok : leskonfi
Buku Diktat Farmakologi Tahun Ajaran 2013/2014