You are on page 1of 17

BAB III

PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan pada Hemotoraks
1. Pengkajian Keperawatan pada Pasien dengan Hemotoraks
a. Pengkajian
1) Subjektif
Data subjektif dapat diperoleh dengan teknik anamnesa
yang meliputi :
a) Keluhan Utama
Keluhan utama berupa keluhan pasien/klien saat per
tama kali masuk rumah sakit. !"ontoh : Dada mem
bengkak serta membiru. Pasien mengeluh sesak dan
nyeri saat tarik napas dalam).
b) #i$ayat Penyakit Sekarang
%en&eritakan bagaimana kondisi pasien/klien se&ara
kronologis dari sebelum dan sampai di ra$at di
rumah sakit. !"ontoh : 'danya perdarahan di rongga
paru).
&) #i$ayat Penyakit Dahulu
#i$ayat penyakit yang pernah diderita pasien sebe
lumnya.
d) #i$ayat Penyakit Keluarga
#i$ayat penyakit keluarga adalah ri$ayat yang per
nah dialami oleh keluarga dari pasien/klien tersebut(
yang mungkin berjaitan dengan penyakit yang di
derita pasien saat ini.
)) *bjektif
Primer
Airway
Look +endabenda asing di jalan napas(
fraktur.
Listen Dapat bi&ara( ngorok( berkumur
kumur( stridor.
,
Feel
Breathing
Pergerakan dinding dada !asimetris/simetris)(
$arna kulit( memar.
-rekuensi napas.
+unyi napas !.esikuler/stridor/$hee/ing/ron
&hi).
0rama napas.
Pola napas.
Penggunaan otot bantu !retraksi dada).
Ciculation
'kral
Pu&at
Sianosis
Pengisian kapiler
1adi
2ekanan darah
Sekunder
a) Sistem Pernapasan
i. Inspeksi
Pengembangan paru tidak simetris.
2erdapat retraksi dada.
Dispnea dengan akti.itas ataupun isti
rahat.
ii. Auskutasi
'danya suara sonor.
+ising napas yang menghilang.
iii. Papasi
1yeri( semakin kuat saat aspirasi
-remitus menurun dibandingkan de
ngan sisi yang lain.
i!. Perkusi
Dullness
") Sistem Kardio!askuer
1yeri dada meningkat karena pernapasan.
2akikardi( lemah.
Pu&at( 3b turun.
3ipotensi.
14
#) Sistem Persara$an
1ormal
d) Sistem Perkemihan
1ormal
e) Sistem Pen#ernaan
1ormal
$) Sistem Muskuoskeeta % Integumen
Kemampuan sendi terbatas.
'da memar.
2erdapat kelemahan.
Kulit pu&at( sianosis( berkeringat.
g) Sistem Endokrin
2erjadi peningkatan metabolisme.
Kelemahan.
h) Sistem &eproduksi
1ormal
5) Pemeriksaan Penunjang
a) 2orasentesis : %enyatakan darah/&airan serosangui
nosa !hemothoraks).
b) 6D' : 7ariabel tergantung dari derajat fungsi paru
yang dipengaruhi( gangguan mekanik penapasan
dan kemampuan mengkompensasi. Pa"*
)
kadang
kadang meningkat. Pa"*
)
mungkin normal atau
menurun( saturasi oksigen biasanya menurun.
&) Sinar 8dada : %enyatakan akumulasi udara/&airan
pada area pleura( dapat menunjukkan penyimpangan
struktur mediastinal !jantung).
d) #ontgen standar.
#ontgen thora9 anteroposterior dan lateral
dapat membantu diagnosis hematothoraks
dan pneumothoraks ataupun &ontusio pulmo
num. #ontgen thoraks dilakukan bila pasien
dalam keadaan stabil.
2erlihat bayangan difus radioopak pada se
luruh lapangan paru.
11
+ayangan airfluid le.el hanya pada hemato
pneumotoraks.
e) :K6.
f) %onitor laju napas( analisis gas darah.
g) Pulse oksimetri.
'. (iagnosis Keperawatan pada Pasien dengan Hemotoraks
Diagnosis
a. Ketidakefektifan pola napas b/d penurunan ekspansi paru akibat
akumulasi &airan !darah) dalam ka.um pleura.
b. 6angguan pertukaran gas b/d perubahan suplai oksigen.
&. 1yeri akut b/d trauma !&hest injury).
). Peren#anaan Keperawatan pada Pasien dengan Hemotoraks
D9 1.
012:#7:1S0 K:P:#';'2'1 #'S0*1'<
1. 0d
entifikasi etiologi/fa&tor pen&etus( &ontoh
kolaps spontan( trauma( infeksi( komplikasi
.entilasi mekanik.
). :.
aluasi fungsi pernapasan( &atat ke&epatan/
pernapasan serak( dispnea( terjadinya
sianosis( perubahan tanda .ital.
5. '
$asi kesesuaian pola pernapasan bila
menggunakan .entilasi mekanik dan &atat
perubahan tekanan udara.
=. '
uskultasi bunyi napas.
1. Pemahaman penyebab kolaps paru perlu untuk
pemasangan selang dada yang tepat dan
memilih tindakan terapeutik yang tepat.
). Distres pernapasan dan perubahan pada tanda
.ital dapat terjadi sebagai akibat stress
fisiologis dan nyeri menunjukan terjadinya
syok b/d hipoksia/perdarahan.
5. Kesulitan bernapas dengan .entilator atau
peningkatan tekanan jalan napas diduga
memburuknya kondisi/terjadi komplikasi
!ruptur spontan dari bleb( terjadi
pneumotorak).
=. +unyi napas dapat menurun atau tidak ada
pada lobus( segmen paru/seluruh area paru
!unilateral). 'rea 'telektasis tidak ada bunyi
napas dan sebagian area kolaps menurun
bunyinya.
>. Pengembangan dada sama dengan ekspansi
paru. De.iasi trakhea dari area sisi yang sakit
pada tegangan pneumothoraks.
1)
>. "a
tat pengembangan dada dan posisi trakhea.
?. Ka
ji fremitus.
@. Ka
ji adanya area nyeri tekan bila batuk( napas
dalam.
A. Pe
rtahankan posisi nyaman !peninggian kepala
tempat tidur).
,. Pe
rtahankan perilaku tenang. +antu klien untuk
kontrol diri dengan gunakan pernapasan
lambat/dalam.
14. +i
la selang dada dipasang :
Periksa pengontrol pengisap untuk jumlah
hisapan yang benar !batas air( pengatur
dinding/meja disusun tepat).
Periksa batas &airan pada botol pengisap
pertahankan pada batas yang ditentukan.
*bser.asi gelembung udara botol
penampung.
:.aluasi ketidak normalan/kontuinitas
gelembung botol penampung.
2entukan lokasi kebo&oran udara !berpusat
pada pasien atau system) dengan
?. Suara dan taktil fremitus !.ibrasi) menurun
pada jaringan yang terisi &airan/konsolidasi.
@. Sokongan terhadap dada dan otot abdominal
buat batuk lebih efektif/mengurangi trauma.
A. %eningkatkan inspirasi maksimal(
meningkatkan ekspansi paru dan .entilasi
pada sisi yang tidak sakit.
,. %embantu pasien alami efek fisiologis
hipoksia yang dapat dimanifestaikan sebagai
ansietas/takut.
14. %empertahankan tekanan negatif intra pleural
sesuai yang diberikan( meningkatkan ekspansi
paru optimum atau drainase &airan.
'ir botol penampung bertindak sebagai
pelindung yang men&egah udara atmosfer
masuk kearea pleural.
6elembung udara selama ekspirasi
menunjukan lubang angin dari
pneumothorak !kerja yang diharapkan).
+ekerjanya pengisapan( menunjukan
kebo&oran udara menetap mungkin
berasal dari pneumotoraks besar pada sisi
pemasangan selang dada !berpusat pada
pasien)( unit drainase dada berpusat pada
sistem.
+ila gelembung berhenti saat kateter
diklem pada sisi pemasangan( kebo&oran
terjadi pada pasien !sisi pemasukan/dalam
tubuh pasien).
%engisolasi lokasi kebo&oran udara pusat
sistem.
+otol penampung bertindak sebagai
manometer intra pleural !ukuran tekanan
intrapleural)( sehingga fluktuasi !pasang
surut) tunjukan perbedaan tekanan antara
inspirasi dan ekspirasi. Pasang surut )?
selama inspirasi normal dan sedikit
meningkat saat batuk. -luktuasi
berlebihan menunjukan abstruksi jalan
15
mengklem kateter torak pada bagian distal
sampai keluar dari dada.
Klem selang pada bagian ba$a unit
drainase bila kebo&oran udara berlanjut.
'$asi pasang surut air penampung
menetap atau sementara.
Pertahankan posisi normal dari system
drainase selang pada fungsi optimal.
"atat karakteristik/jumlah drainase selang
dada.
:.aluasi kebutuhan untuk memijat selang
!milking).
Pijat selang hatihati sesuai proto&ol( yang
meminimalkan tekanan negatif berlebihan.
+ila kateter torak putus/lepas. *bser.asi
tanda distress pernapasan.
Setelah kateter torak dilepas. 2utup sisi
lubang masuk dengan kasa steril.
IN*E&+ENSI K,-AB,&ASI
Kaji seri foto thorak.
'$asi 6D' dan nadi oksimetri( kaji kapasitas
.ital/pengukuran .olume tidal.
+erikan oksigen tambahan melalui
kanula/masker sesuai indikasi.
napas atau adanya pneumothorak besar.
+erguna untuk menge.aluasi
kondisi/terjadinya komplikasi atau
perdarahan yang memerlukan upaya
inter.ensi.
Pemijatan mungkin perlu untuk
meyakinkan/mempertahankan drainase
pada adanya perdarahan segar/bekuan
darah besar atau eksudat purulen
!:mpiema).
Pemijatan biasanya tidak nyaman bagi pasien
karena perubahan tekanan intratorakal( dimana
dapat menimbulkan batuk/ketidaknyamanan
dada.
Pemijatan yang keras dapat timbulkan tekanan
hisapan intratorakal yang tinggi dapat
men&ederai.
Pneumothorak dapat terulang dan memerlukan
inter.ensi &epat untuk &egah pulmonal fatal
dan gangguan sirkulasi.
Deteksi dini terjadinya komplikasi penting(
&ontoh berulang pneumothorak( adanya
infeksi.
%enga$asi kemajuan perbaikan
hemothorak/pneumothorak dan ekspansi paru.
%engidentifikasi posisi selang endotraheal
mempengaruhi inflasi paru.
%engkaji status pertukaran gas dan
.entilasi.'lat dalam menurunkan kerja napas(
meningkatkan penghilangan distress respirasi
dan sianosis b/d hipoksemia.
1=
D9. )
0nter.ensi #asional
1. Kaji respirasi : kualitas( tingkat(
pola( kedalaman( dan usaha
pernapasan.
). <akukan auskultasi suara paru dan
kaji bila terdapat distensi .ena
jugularis atau penyimpangan
trakea.
5. Kaji tandatanda hipoksemia.
=. %onitor tandatanda .ital.
>. Kaji bila terdapat perubahan
orientasi dan tingkah laku.
1. Pernapasan &epat( dangkal(
hipo.entilasi( dispnea( ta&hypnea
atau apnea merupakan tanda
ga$atdarurat yang membutuhkan
penanganan segera.
). 2idak adanya suara paru( distensi
.ena jugularis( dan penyimpangan
trakea dapat menandakan
hemotoraks.
5. 2a&hikardi( gelisah( sakit kepala(
lesu( bingung merupakan gejala
hipoksia.
=. '$alnya dengan hipoksia dan
hiperkapnia( denyut jantung dan
laju pernapasan mengalami
kenaikan. Ketika kondisi ini
terjadi( tekanan darah turun( denyut
jantung terus meningkat &epat
dengan aritmia( sehingga gagal
napas dapat terjadi.
>. Kegelisahan merupakan gejala
a$al hipoksia. Status mental dapat
menjadi lebih buruk dengan
meningkatnya hipoksia karena
kurangnya pasokan darah ke otak.
?. Peningkatan Pa"*
)
dan penurunan
Pa*
)
merupakan tanda kegagalan
pada pernapasan.
@. Pulse oksimetri berguna dalam
mendeteksi setiap perubahan pada
oksigenasi.
1>
?. %onitor '+6 !'nalysis +lood
6as).
@. 2empatkan pasien pada pulse
oksimetri se&ara terusmenerus.
A. Kaji $arna kulit bila sianosis
berkembangan.
,. +ila hemotoraks masih ada :
<akukan pemeriksaan 8#ay
dada.
Siapkan penyisipan selang dada.
14. <akukan su&tion sesuai kebutuhan.
A. Kekurangan oksigen pada jaringan
dapat mengakibatkan sianosis.
Sianosis membutuhkan
penanganan dengan &epat karena
bila terlambat mengakibatkan
hipoksia.
,. 8#ay menunjang adanya
hemotoraks atau tidak. Selang dada
berfungsi menurunkan tekanan
pada dada dan mengembangkan
jaringan paru.
14. Su&tion membantu menghapus
sekresi dari jalan napas dan
mengoptimalkan pertukaran gas.
D9 5
0nter.ensi #asional
1. Kaji karakteristik nyeri : kualitas
!terbakar( tersayat)B tingkat nyeri !4
14)B lokasiB serangan nyeri !saat
inspirasi( tibatiba)B durasiB faktor
yang meningkatkan/meredakan
nyeri.
). %onitor tanda .ital.
5. Kaji nyeri non.erbal.
=. +erikan posisi senyaman mungkin
bagi pasien.
>. +eri analgesik sesuai anjuran dokter
dan e.aluasi kefektifannya.
?. 3ilangkan stresor tambahan bila
memungkinkan. Siapkan $aktu
istrirahat( tidur( dan relaksasi.
1. Pengkajian yang benar tentang
nyeri akan membantu pera$atan
dan manajemen nyeri.
). 2akikardi( ta&hypnea menambah
rasa nyeri.
5. Kegelisahan( ketidakmampuan
untuk fokus( mengerutkan dahi(
menyeringai( menjaga area yang
nyeri dapat menjadi gejala nyeri
akut.
=. Posisi nyaman bagi pasien dapat
mengurangi intensitas nyeri.
>. +eberapa medikasi pengobatan
dapat mengurangi nyeri.
?. Sumber stres seperti ke&emasan(
kurang istirahat dapat membesar
1?
besarkan persepsi pasien terhadap
nyeri yang dialami.
.. Impementasi Keperawatan pada Pasien dengan Hemotoraks
a. 3emotoraks ke&il : "ukup diobser.asi( gerakan aktif !fisioterapi)
dan tidak memerlukan tindakan khusus.
b. 3emothorak sedang : Di pungsi dan penderita diberi transfusi.
Dipungsi sedapat mungkin dikeluarkan semua &airan. Cika ternyata
kambuh dipasang penyalir sekat air.
&. 3emotoraks besar : Diberikan penyalir sekat air di rongga antar iga
dan transfusi.
3emotoraks ditangani dengan mengatasi sumber perdarahan dan
mengalirkan darah keluar dari rongga toraks. 3emotoraks die.akuasi de
ngan memasang drainase menggunakan selang dada !&hest tube). Prosedur
ini dikenal dengan pemasangan selang torakostomi !tube thora&ostomy).
Selang dada dipantau se&ara ketat karena indikasi pembedahan didasarkan
pada drainase selang dada dari permulaan dan akumulasi setiap jamnya.
Selang dada disambungkan ke sistem penampung !mis. Pleure.a&) yang
dirangkaikan dengan su&tion pada tekanan kirakira )4 &m 3
)
*. Setelah
selang dada dilepaskan dari su&tion kemudian disambungkan dengan
Water Seal Drainage !;SD). Cika paru telah mengembang selang dada
dapat di&abut.
+iasanya pasien dengan &epat akan pulih setelah pemasangan
drainase ini. 1amun( jika penyebabnya adalah ruptur aorta akibat trauma
berkekuatan tinggi( maka diperlukan inter.ensi bedah oleh ahli bedah
toraks. 3emotoraks yang luas dengan bekuan darah memerlukan tindakan
operasi untuk e.akuasi agar paru dapat mengembang se&ara penuh dan
men&egah komplikasi seperti fibrotoraks dan empiema. Pendekatan de
ngan torakoskopi juga &ukup berhasil dalam penaganan masalah ini !Silfa(
)44,).
1@
+erikut adalah alat yang digunakan dalam tindakan kritikal pada
pasien dengan hemotoraks.
a. Water Seal Drainage !;SD)
1) Pengertian
;SD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain
untuk mengeluarkan udara( darah atau &airan melalui se
lang dada !1uraeni( )41)).
)) 0ndikasi
3emothoraks karena robekan pleura( kelebihan anti
koagulan( pas&a bedah toraks( dsb.
5) 2ujuan Pemasangan
Untuk mengeluarkan darah atau &airan( udara dari
rongga pleura.
Untuk mengembalikan tekanan negatif pada rongga
pleura.
Untuk mengembangkan kembali paru yang kolaps
dan kolaps sebagian.
Untuk men&egah reflu9 drainage kembali ke dalam
rongga dada.
=) 2empat Pemasangan
+asal
<etak selang pada interkostal 770 atau interkostal 700008
mid aksiller. -ungsi : untuk mengeluarkan darah atau &airan
dari rongga pleura.
>) Cenisjenis ;SD untuk Pasien dengan 3emotoraks
a) ;SD dengan sistem dua botol
1A
Digunakan dua botol. Satu botol mengum
pulkan darah atau &airan drainage dan botol
yang lain adalah botol $ater seal.
+otol satu dihubungkan dengan selang drai
nase yang a$alnya kosong dan hampa udara(
selang pendek pada botol satu dihubungkan
dengan selang di botol dua yang berisi $ater
seal.
Darah atau &airan drainase dari rongga pleura
masuk ke botol satu dan udara dari rongga
pleura masuk ke $ater seal botol dua.
Prinsip kerjasama dengan sistem satu botol(
yaitu udara dan darah atau &airan mengalir
dari rongga pleura ke botol ;SD dan udara
dipompakan keluar melalui selang masuk ke
;SD.
+isasanya digunakan untuk mengatasi hemo
toraks( hemopneumothoraks( atau efusi ple
ural.
b) ;SD dengan sistem tiga botol
Sama dengan sistem dua botol( ditambah satu
botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan.
Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan.
Dang terpenting adalah kedalaman selang di
ba$ah air pada botol ke5. Cumlah hisapan
tergantung pada kedalaman ujung selang
yang tertanam dalam air botol ;SD.
1,
Drainage tergantung gra.itasi dan jumlah hi
sapan yang ditambahkan.
+otol ke5 mempunyai tiga selang( yaitu :
2ube pendek di atas batas air dihu
bungkan dengan tube pada botol ke
dua.
2ube pendek lain dihubungkan de
ngan su&tion.
2ube di tengah yang panjang sampai
di batas permukaan air dan terbuka ke
atmosfer.
Prosedur Pemasangan Water Seal Drainage/;SD
a. Pengkajian
1) %emeriksa kembali instruksi dokter.
)) %enge&ek inform &onsent.
5) %engkaji status pasienB 227( status pernapasan.
b. Persiapan Pasien
1) Siapkan pasien.
)) %emberi penjelasan kepada pasien men&akup :
2ujuan tindakan.
Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang
;SD. Posisi klien dapat duduk atau berbaring.
Upayaupaya untuk mengurangi rangsangan nyeri
seperti napas dalam( distraksi.
<atihan rentang sendi !#*%) pada sendi bahu sisi
yang terkena.
)4
&. Persiapan 'lat
1) Sistem drainage tertutup.
)) %otor su&tion.
5) Selang penghubung steril.
=) +otol ber$arna putih/bening dengan kapasitas ) liter( gas(
pisau jaringan/silet( trokart( &airan antiseptik( benang &atgut
dan jarumnya( duk bolong( sarung tangan( spuit 14 && dan
>4 &&( kasa steril( 1'"l 4(,E( konektor( set balutan( obat
anestesi !lidokain( 9ylokain)( masker.
d. Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Pera$at membantu agar
prosedur dapat dilaksanakan dengan baik dan pera$at memberi
dukungan moral pada pasien.
e. 2indakan Setelah Prosedur
1) Perhatikan undulasi pada selang ;SD. +ila undulasi tidak
ada( berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :
%otor su&tion tidak berjalan.
Selang tersumbat.
Selang terlipat.
Paruparu telah mengembang.
)) *leh karena itu( yakinkan apa yang menjadi penyebab(
segera periksa kondisi sistem drainase( amati tandatanda
kesulitan bernapas.
5) "ek ruang control suction untuk mengetahui jumlah &airan
yang keluar.
=) "ek batas &airan dari botol ;SD( pertahankan dan tentukan
batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada
) &m di ba$ah air.
)1
>) "atat jumlah &airan yang keluar dari botol ;SD tiap jam
untuk mengetahui jumlah &airan yang keluar.
?) *bser.asi pernapasan( nadi setiap 1> menit pada 1 jam per
tama.
@) Perhatikan balutan pada insisi( apakah ada perdarahan.
A) 'njurkan pasien memilih posisi yang nyaman dengan
memperhatikan jangan sampai selang terlipat.
,) 'njurkan pasien untuk memegang selang apabila akan me
ngubah posisi.
14) +eri tanda pada batas &airan setiap hari( &atat tanggal dan
$aktu.
11) 6anti botol ;SD setiap 5 hari dan bila sudah penuh. "atat
jumlah &airan yang dibuang.
1)) <akukan pemijatan pada selang untuk melan&arkan aliran.
15) *bser.asi dengan ketat tandatanda kesulitan bernapas(
sianosis( emphysema subkutan.
1=) 'njurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing
&ara batuk efektif.
1>) +otol ;SD harus selalu lebih rendah dari tubuh.
1?) Dakinkan bah$a selang tidak kaku dan menggantung di atas
;SD.
1@) <atih dan anjurkan klien untuk se&ara rutin )5 kali sehari
melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah
pemasangan ;SD.
f. Pera$atan pada Klien yang %enggunakan ;SD
))
1) Kaji adanya distress pernapasan dan nyeri dada( bunyi na
pas di daerah paru yang terkena dan 227 stabil.
)) *bser.asi adanya distress pernapasan.
5) *bser.asi :
Pembalut selang dada.
*bser.asi selang untuk melihat adanya lekukan( le
kukan yang menggantung( bekuan darah.
Sistem drainase dada.
Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan eks
pirasi klien.
6elembung udara di botol air bersegel atau ruang.
2ipe dan jumlah drainase &airan. "atat $arna dan
jumlah drainase( 227( dan $arna kulit.
6elembung udara dalam ruang pengontrol peng
hisapan ketika penghisap digunakan.
=) Posisikan klien :
Posisi fo$ler untuk mengeluarkan &airan !hemo
toraks).
>) Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drai
nase utuh dan menyatu.
?) 6ulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien.
#ekatkan dengan plester.
@) Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari
pun&ak matras sampai ruang drainase. Cika selang dada
mengeluarkan &airan( tetapkan $aktu bah$a drainase di
mulai pada plester perekat botol drainase pada saat persiaan
)5
botol atau permukaan tertulis sistem komersial yang sekali
pakai.
A) Urut selang jika ada obstruksi.
,) "u&i tangan.
14) "atat kepatenan selang( drainase( fluktuasi( 227 klien(
kenyamanan klien.
g. "ara %engganti +otol ;SD
1) Siapkan set yang baru. +otol berisi &airan aFuadest ditam
bah desinfektan.
)) Selang ;SD di klem dulu.
5) 6anti botol ;SD dan lepas kembali klem.
=) 'mati undulasi dalam slang ;SD.
h. Pen&abutan Selang ;SD
0ndikasi pengangkatan ;SD adalah bila :
1) Paruparu sudah reekspansi yang ditandai dengan :
2idak ada undulasi.
"airan yang keluar tidak ada.
2idak ada gelembung udara yang keluar.
Kesulitan bernapas tidak ada.
Dari rontgen foto tidak ada &airan atau udara.
Dari pemeriksaan tidak ada &airan atau udara.
)) Selang ;SD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan
spooling atau pengurutan pada selang.
Pada tahap pelaksanaan penulis melakukan tindakan kepera$atan
sesuai peren&anaan dan prosedur yang ada di masingmasing rumah sakit.
Pada tahap pelaksanaan penulis melibatkan berbagai pihak yaitu : pasien(
keluarga dan pera$at ruangan serta tim kesehatan lainnya.
)=
+ila ada belum dipahami penulis berkonsultasi dengan pera$at
ruangan dan tim kesehatan lainnya. Untuk setiap tindakan kepera$atan
yang telah dilaksanakan dan hasil dari tindakan selalu di&atat dalam
&atatan perkembangan pasien. Dalam melakukan tindakan( penulis
mengadakan pendekatan komunikasi teraupetik dengan jalan mendengar
kan keluhan pasien se&ara aktif sehingga pasien dapat mengungkapkan
perasaan dan ke&emasan yang dialaminya. Penulis mengadakan kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi.
/. E!auasi Keperawatan pada Pasien dengan Hemotoraks
Penulis menggunakan dua ma&am e.aluasi( yaitu : e.aluasi proses
dan e.aluasi akhir. :.aluasi proses diperoleh pada saat selesai memberi
kan tindakan kepera$atan. Sedangkan e.aluasi akhir diperoleh dengan tu
juan yang ditetapkan pada peren&anaan tindakan masingmasing( diagnosis
kepera$atan yang telah didokumentasikan pada &atatan perkembangan.

)>

You might also like