You are on page 1of 39

PENERAPAN KRITIK SASTRA DI SEKOLAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


MATERI POKOK TEKS ANEKDOT




Oleh
Debbing Kumalasari NIM 11020074035
Nilla Tuwindasari NIM 11020074040
Rayab Dwi Mulyo NIM 11020074050

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014


RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 Waru
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)
K1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
K3: Memahami , menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3 : Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan
bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai
sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks
anekdot, laporan hasil observasi, prosedur

kompleks, dan negosiasi
2.3 : Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan
disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia
untuk menunjukkan tahapan dan langkah yang
telah ditentukan
3.2 : Membandingkan teks anekdot baik melalui lisan
maupun tulisan.
Indikator Pengetahuan:
3.2.4 Mempelajari teks anekdot yang disajkan.
3.2.5 Mengidentifikasi teks anekdot yang
disajikan.
3.2.6 Membandingkan teks anekdot yang
disajikan
4.2 : Memproduksi teks anekdot baik secara lisan
maupun tulisan.
Indikator Keterampilan:
4.2.4 Menimbang struktur dan kaidah teks
anekdot.
4.2.5 Mengkonstruksi kerangka teks anekdot.
4.2.6 Memproduksi teks anekdot berdasar
kerangka teks anekdot yang dibuat.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Tujuan Pengetahuan
a. Disajikan 2 (dua) contoh teks anekdot, siswa dapat mempelajari
penggunaan bahasa dalam teks anekdot yang disajkan dengan mengisi
check list dan keterangan.
b. Setelah mempelajari penggunaan bahasa dalam teks anekdot, siswa dapat
mengidentifikasi penggunaan bahasa pada 2 (dua) contoh teks anekdot
yang disajikan dengan mengisi daftar pertanyaan.
c. Setelah mengidentifikasi penggunaan bahasa pada 2 (dua) contoh teks
anekdot yang disajikan, siswa dapat membandingkan 2 (dua) contoh teks

anekdot yang disajikan dengan menuliskan uraian persamaan dan
perbedaannya ke dalam minimal 3 (tiga) kalimat.

2. Tujuan Keterampilan
a. Setelah membandingkan teks anekdot, siswa dapat menimbang struktur
dan kaidah penulisan teks anekdot dengan mengisi pertanyaan uraian
struktur teks anekdot dan kaidah penulisan teks anekdot.
b. Setelah menimbang struktur dan kaidah teks anekdot, siswa dapat
mengkonstruksi kerangka teks anekdot ke dalam minimal 3 (tiga) pokok
bahasan.
c. Setelah mengkonstruksi kerangka teks anekdot, siswa dapat memproduksi
teks anekdot berdasar kerangka teks anekdot yang dibuat.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Teks anekdot

2. Konsep
a. Ciri-ciri bahasa teks anekdot.
b. Struktur teks anekdot.
c. Kaidah dalam teks anekdot.

3. Prinsip
Ciri-ciri aspek bahasa, struktur, dan kaidah dalam teks anekdot.

4. Prosedur
a. Definisi teks anekdot.
b. Ciri-ciri bahasa teks anekdot.
c. Konjungsi dalam teks anekdot.
d. Struktur teks anekdot.
e. Kaidah penulisan teks anekdot.



E. Metode Pembelajaran
1. Pengetahuan
a. Mengamati dengan mempelajari ciri-ciri bahasa teks anekdot.
b. Menanya dengan berdiskusi dan tanya-jawab seputar ciri-ciri bahasa
dalam teks anekdot.
c. Mengeksplorasi dengan merumuskan ciri-ciri bahasa dalam teks
anekdot berdasar hasil analisisnya.
d. Menalar dengan membandingkan 2 (dua) contoh teks anekdot.
e. Mengkomunikasikan dengan mengungkapkan secara lisan hasil
bandingan teks anekdot.


2. Keterampilan
a. Mengamati dengan mengumpulkan konjungsi, struktur, dan kaidah
dalam teks anekdot.
b. Menanya dengan berdiskusi dan tanya-jawab seputar konjungsi,
struktur, dan kaidah dalam teks anekdot.
c. Mengeksplorasi dengan menuliskan struktur dan kaidah teks anekdot
secara mandiri.
d. Menalar dengan membuat teks anekdot secara mandiri sesuai dengan
bahasa, struktur, dan kaidah teks anekdot.
e. Mengkomunikasikan dengan mengungkapkan secara lisan hasil
kerjanya secara mandiri.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Power point, amplop batik teks anekdot, dan
naskah lama anekdot
2. Alat/bahan : LCD, laptop,
3. Sumber Pembelajaran :
a. Buku siswa kelas X,
1) Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2) Kokasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia: Untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
b. LKS,
c. Internet

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

a. Guru memberi salam, menyiapkan peserta didik secara fisik dan
mental agar siap memulai pembelajaran.
b. Guru mengulas materi pada pertemuan sebelumnya, dan memberikan
umpan-balik kepada siswa untuk aktif menjawab.

c. Guru menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
d. Guru memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
beserta tugas yang akan dikerjakan siswa berkenaan dengan materi
yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti (300 menit)
Pengetahuan
Guru mereviu struktur dan kaidah teks anekdot

a. Mengamati
1) Guru menyajikan 2 (dua) contoh teks anekdot, siswa mempelajari
penggunaan bahasa dalam teks anekdot yang disajikan.

b. Menanya
1) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai struktur dan kaidah teks
anekdot
2) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara membandingkan
teks anekdot
3) Guru memberikan umpan balik tanya-jawab seputar penggunaan
bahasa dalam teks anekdot.

c. Mengeksplorasi
1) Siswa mengisi check list dan keterangan dalam LKS 2 seputar
penggunaan bahasa pada teks 2 (dua) contoh teks anekdot yang
disajikan.

d. Menalar
1) Siswa membandingkan 2 (dua) contoh teks anekdot yang disajikan
dengan menuliskan uraian persamaan dan perbedaannya ke dalam
minimal 3 (tiga) kalimat di LKS 2.


e. Mengkomunikasikan
1) Siswa mengkomunikasikan secara lisan hasil pembandingan teks
anekdot yang telah dikerjakan.


Keterampilan
a. Mengamati
1) Dalam kelompok, guru memberikan media naskah lama tanekdot
2) Siswa mempelajari struktur dan kaidah penulisan teks anekdot
dalam waktu dalam kelompoknya

b. Menanya
1) Guru memberikan umpan balik dengan tanya-jawab seputar
struktur dan kaidah penulisan teks anekdot dan tahap-tahap
menulis teks anekdot

c. Mengeksplorasi
1) Siswa mengisi sejumlah pertanyaan seputar struktur dan kaidah
penulisan teks anekdot di LKS 2.

d. Menalar
1) Siswa mengkonstruksi kerangka teks anekdot ke dalam minimal 3
(tiga) pokok bahasan di LKS 2.
2) Siswa memproduksi teks anekdot berdasar kerangka teks anekdot
yang dibuat di LKS 2.

e. Mengkomunikasikan
1) Siswa mengkomunikasikan hasil kerjanya secara lisan.
2) Siswa mengumpulkan karyanya

3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru mengajak siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran,
memberikan umpan balik seputar pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru meminta sumbang saran dari siswa berkenaan dengan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
d. Guru merencanakan kegiatan remedi, pengayaan, dll seputar kegiatan
pembelajaran.

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi sikap : observasi
b. Kompetensi pengetahuan : tes tulis
c. Kompetensi keterampilan :penilaian produk

2. Bentuk dan Instrumen Penilaian
a. Kompetensi sikap :lembar observasi
b. Kompetensi pengetahuan : uraian
c. Kompetensi keterampilan :rubrik penilaian

3. Pedoman penskoran
Terlampir





BAGIAN SATU:
MEMBANDINGKAN TEKS ANEKDOT

Kegiatan 1.1 Membaca 2 (dua) contoh teks anekdot
Bacalah 2 (dua) contoh teks anekdot berikut ini dengan saksama!
Teks 1
Tanda Orang Pintar

Sumber: http://miftahrizkamuna.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
Anak-anak tanda orang pintar apa?, guru bertanya.
Rajin baca dan tulis, bu!!!, jawab anak anak.
Bagus bagus, puji guru.
Rajin nyontek bu, jawab Amir.
Lah kok, gitu Mir tegur guru.
Buktinya kita nyontek buat kapal, akhirnya kita pintar buat kapal. Betul kan, bu
Betul juga, kamu Mir, jadi anak rajinlah nyontek guru berkata.
Asiiiik, besok ulangan kita bisa nyotek, Jawab anak-anak gembira.
Bukan yang model itu!, seru guru sambil megang jidat.


Teks 2
Cara Keledai Membaca Buku


Sumber: http://wahanacorp.blogspot.com/2011_12_01_archive.html
Alkisah, Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya
dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk memberi syarat, Ajari terlebih dahulu keledai
itu membaca. Dua minggu setelah sekarang, datanglah kembali kemari, dan kita lihat
apa yang akan terjadi.
Nasrudin berlalu, sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan
diperbuat. Jika dapat mengajari keledai itu membaca, tentu ia akan menerima hadiah,
namun jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk
menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktekkan apa yang telah
ia lakukan. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut,
dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Dan ajaib!! Tak lama kemudian Si Keledai mulai
membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar
hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia
telah membaca seluruh isi bukunya. Demikianlah, kata Nasrudin, Keledaiku sudah
membaca semua lembar bukunya. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan
mulai menginterogasi, Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?
Nasrudin berkisah,Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar
mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalu tidak ditemukan biji
gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Dan itu ia lakukan terus sampai
ia terlatih membalik-balik halaman buku itu.

Tapi, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya? tukas Timur Lenk. Nasrudin
menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca; hanya membalik-balik
halaman tanpa mengerti isinya. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa
mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik
serius. hehehe.
Sumber: http://kampungberita.com/kumpulan-contoh-anekdot-pendidikan-lucu-
banget-2014.html


Kegiatan 2.1 Mendiskusikan penggunaan bahasa dalam 2 (dua) contoh teks
anekdot secara berkelompok
1. Diskusikan dengan kelompokmu penggunaan bahasa pada kedua contoh teks
anekdot di atas dengan mengisi check list berikut!
No. Penggunaan Bahasa
Teks 1 Teks 2 Keterangan
(Sebutkan) Ada Tidak Ada Tidak
1. Menggunakan
konjungsi (kata
penghubung).

2. Menggunakan majas.
3. Menggunakan
ungkapan
seru/kalimat perintah.

4. Memiliki
pernyataan/pertanyaan
retoris (berunsur
waktu)

5. Menggunakan kata
kerja tindakan.




2. Setelah menganalisis penggunaan bahasa dalam kedua contoh teks anekdot,
bandingkanlah kedua teks anekdot tersebut dengan mengisi tabel berikut!
No. Aspek Teks 1 Teks 2
1. Penggunaan konjungsi (kata
penghubung).

2. Penggunaan majas
3. Penggunaan ungkapan
seru/kalimat perintah

4. Penggunaan
pertanyaan/pernyataan
retoris

5. Penggunaan kata kerja
tindakan






BAGIAN DUA:
MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT


Kegiatan 2.2 Membuat kalimat sesuai dengan kaidah teks anekdot
Setelah mempelajari beberapa contoh teks anekdot, buatlah contoh kalimat sesuai
dengan kaidah dalam teks anekdot!
No. Kaidah Contoh kalimat
1. Menggunakan keterangan waktu
lampau

2. Menggunakan pertanyaan retoris
3. Menggunakan kata sambung
(konjungsi)

4. Menggunakan kata kerja, seperti
5. Menggunakan kalimat perintah
6. Menggunakan kalimat seru




Kegiatan 3.1 Mengonstruksi kerangka teks anekdot
Buatlah kerangka teks anekdot dengan menuliskan 3 (tiga) pokok bahasan teks
anekdot.
Topik :.......
Pokok bahasan 1 : .......
Pokok bahasan 2 : ........
Pokok bahasan 3 : ........

Kegiatan 3.2 Memproduksi teks anekdot sesuai dengan kerangka teks anekdot
yang dibuat Sebelum memproduksi teks anekdot, perhatikan tahapan struktur teks
anekdot berikut!
1. Abstrak
a. Uraian secara ringkas garis besar
isi cerita yang akan kalian
jadikan teks anekdot.
2. Orientasi
a. Mengenalkan tokoh utama dalam
cerita tersebut.
b. Mengenalkan juga tokoh-tokoh
pendukung dalam cerita tersebut.
c. Menuliskan kapan peristiwa itu
terjadi.
d. Menuliskan dimana dan
bagaimana peristiwa itu terjadi.
3. Krisis
a. Menuliskan tahapan-tahapan
peristiwa yang dialami oleh
tokoh utama dan tokoh
pendukung.
b. Menuliskan puncak konflik

(krisis) dari peristiwa-peristiwa
tersebut.
4. Reaksi
a. Menuliskan bagaimana
jawaban/reaksi terhadap krisis.
b. Reaksi ini harus memuat unsur
kelucuan, sindiran, kritik yang
menarik dan mengesankan.
5. Koda
a. Menuliskan penegasan yang
mengesankan terhadap kritik atau
sindiran yang kalian tonjolkan.
6. Judul
a. Menuliskan judul yang
menggambarkan keseluruhan isi
teks anekdot yang kalian susun.

Setelah memperhatikan tahapan struktur penulisan teks anekdot di atas,
kembangkanlah kerangka teks anekdot yang sudah kamu susun sesuai dengan
struktur dan kaidah penulisan teks anekdot!

1. Abstrak :
2. Orientasi :
3. Krisis :
4. Reaksi :
5. Koda :


LAMPIRAN 1
MATERI PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT
A. Pengertian Teks Anekdot
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin
menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu disajikan
berdasarkan pada kejadian nyata, melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah
terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun,
seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah
anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi "terlalu
bagus untuk nyata". Meskipun terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon,
karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk
mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu
sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia
menghentak kilasan pemahaman yang langsung pada intinya. Anekdot terkadang
bersifat sindiran alami. Anekdot dapat diangkat dari berbagai bidang, missal
pendidikan, politik, sosial, budaya, dll. Anekdot dibagi menjadi dua, yakni anekdot
lisan dan tulis.
Kata 'anekdot' dalam (Yunani: "tidak diterbitkan", secara harfiah
"tidak dikeluarkan") berasal dari Procopius of Caesarea, penulis biografi dari
Justinian I, yang membuat sebuah karya berjudul (Anekdota, secara
beragam diterjemahkan dengan Memoar yang tak diterbitkan atau Kisah Rahasia),
yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana
Bizantin. Secara bertahap, makna anekdot dipakai untuk setiap kisah singkat yang
digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan apapun poin yang si penulis
inginkan.
B. Ciri-ciri Bahasa dalam Teks Anekdot
1. Menggunakan kata konjungsi (kata penghubung)
2. Menggunakan majas
3. Menggunakan kata kerja tindakan
4. Memiliki pertanyaan retoris
5. Menggunakan kata seru
6. Menggunakan kalimat perintah

7. Menggunakan keterangan waktu bersama, kemudian, setelah itu



C. Konjungsi dalam Teks Anekdot
Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan
frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat
beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk
kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut
kalimat majemuk setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan,
padahal, sedangkan.
2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk
kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau
kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara,
bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat.
Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ...,
melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga,
apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.
3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak
memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat
yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat
majemuk bertingkat.
a. Konjungsi subordinatif waktu; sejak
b. Konjungsi subordinatif syarat; jika
c. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
d. Konjungsi subordinatif tujuan; agar
e. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
f. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
g. Konjungsi subordinatif sebab; karena
h. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
i. Konjungsi subordinatif alat; dengan
j. Konjungsi subordinatif cara; tanpa
k. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa

l. Konjungsi subordinatif atributif; yang
m. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing
merupakan kalimat sendiri.
D. Struktur Teks Anekdot
1. Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran
tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di
dalam teks.
2. Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil
di bagian ini.
3. Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak
biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
4. Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul di bagian crisis tadi.
5. Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan
memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang
ditulis.
E. Kaidah Teks Anekdot
1. Menggunakan waktu lampau, seperti : Saya menemukannya semalam.
2. Menggunakan pertanyaan rotoris, seperti : Apakah kamu tahu?
3. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti : kemudian, stelah
itu, dll.
4. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.
5. Menggunakan kalimat perintah
6. Menggunakan kalimat seru.
F. Cara membandingkan Teks Anekdot
1. Membaca kedua teks anekdot
2. Memahami teks anekdot
3. Mengidentifikasi struktur teks anekdot
4. Membandingkan struktur teks anekdot baik persamaan maupun perbedaan
Contoh membandingkan teks Anekdot:

Kotbah Nasruddin
Suatu ketika, orang-orang di kota mengundang Nasruddin untuk
menyampaikan kotbah di sebuah majelis. Ketika tiba di mimbar, dia mendapati
bahwa sebagian besar hadirin dalam majelis itu tidak terlampau bersemangat untuk
mendengarkan kotbahnya. Sesudah menyampaikan salam, Nasruddin bertanya
kepada hadirin, Apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan dalam kotbah ini
? Hadirin serempak menjawab, Tidak ! Sebab itu Nasruddin berkata, Aku tidak
punya keinginan untuk berbicara kepada orang-orang yang tidak mengetahui apapun
tentang apa yang akan aku bicarakan kemudian berjalan turun dari mimbar dan
meninggalkan majelis.
Orang-orang merasa tidak enak hati kepadanya dan mengundangnya lagi
pada keesokan harinya. Keesokan harinya, sesampai di mimbar, Nasruddin
mengulang pertanyaan yang sama dan hadirin pun menjawab, Ya !. Maka
Nasruddin berkata, Baiklah, karena kalian sudah tahu apa yang akan aku katakan
maka aku tidak akan membuang waktu kalian yang sangat berharga. Kemudian ia
turun dari mimbar dan berjalan pulang. Kali ini orang-orang benar-benar dibuat
bingung dan akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba sekali lagi dan
mengundangnya agar datang lagi minggu depan menyampaikan kotbah.
Minggu depannya, ketika naik mimbar, Nasruddin lagi-lagi bertanya tentang
hal yang sama, Apakah kalian tahu apa yang akan saya sampaikan dalam kotbah ini
? Kali ini hadirin sudah bersiap-siap untuk pertanyaan itu, maka sebagian dari
mereka menjawab Tidak ! dan sebagian lagi menjawab Ya !
Nasruddin pun berkata lagi, Baiklah, kalau begitu sebagian yang sudah tahu bisa
menceritakan kepada sebahagian lainnya yang belum tahu dan ia pun kemudian
turun meninggalkan mimbar.

Menunggu Bis Jalur 54
Seorang gadis lugu baru pertama kali mengunjungi kota Washington, DC. Dia sangat
ingin mengunjungi sebuah tempat di kota itu. Karena tidak tahu arah yang pasti, dia
lalu menanyakannya kepada seorang polisi yang ada di dekatnya.
Permisi Pak, kata gadis itu, Saya mau pergi ke Capitol Building, bagaimana
caranya ya? Dengan ramah polisi itu berkata, Anda tunggu saja di sini dan

tunggulah bus nomor 54 dan bus itu akan membawa Anda langsung sampai ke
Capitol Building.
Gadis itu langsung mengucapkan terima kasih kepada si polisi dan polisi itu pergi.
Tiga jam kemudian si polisi kembali lagi ke posnya dan mendapati bahwa si gadis
masih berdiri di tempat yang sama.
Si polisi langsung menghampiri gadis tersebut dan berkata, Permisi Nona, tapi
untuk bisa pergi ke Capitol Building Anda harus naik bus nomor 54. Aku sudah
mengatakannya tiga jam yang lalu bukan? Kenapa Anda masih menunggu di sini?
Dengan lugunya sang gadis menjawab, Nggak usah khawatir Pak, nggak lama lagi
kok barusan bus yang ke-45 sudah lewat kok, jadi masih kurang 9 bis lagi!


MEMBANDINGKAN TEKS ANEKDOT
Mengisi check list seputar penggunaan bahasa dalam 2 (dua) teks anekdot.
No.
Penggunaan
Bahasa
Teks 1 Teks 2
Keterangan
(Sebutkan)
Ya Ti-
dak
Ya Ti-
dak
1. Menggunaka
n konjungsi
(kata
penghubung).



Teks 1:
untuk,
sesudah,
kemudian,
bahwa, dan,
karena,
agar.
Teks 2:
karena, lau,
dan,
dengan.
2. Menggunaka
n majas.


Teks 1: -
Teks 2: -

3. Menggunaka
n ungkapan
seru/ kalimat
perintah.



Teks 1:
Tidak !,
Ya !
Teks 2:
Nggak
usah
khawatir
Pak, nggak
lama lagi
kok
barusan bus
yang ke-45
sudah lewat
kok, jadi
masih
kurang 9 bis
lagi!.

4. Menggunaka
n kata kerja
tindakan.



Teks 1:
mengundan
g,
menyampai
kan,
mendapati,
dan
sebagainya.
Teks 2:
mengunjung
i,
menanyaka
n,
membawa,

dan
sebagainya.


Setelah menganalisis penggunaan bahasa dalam kedua contoh teks anekdot,
membandingkan kedua teks anekdot
No. Aspek Teks 1 Teks 2
1. Penggunaan
konjungsi (kata
penghubung).
Banyak
Cukup
banyak
2. Penggunaan
majas
Tidak ada Tidak ada
3. Penggunaan
ungkapan
seru/kalimat
perintah
ada tiga
ungkapan seru
Hanya ada
satu
ungkapan
seru
4. Penggunaan kata
kerja tindakan
Banyak Banyak

Berdasar tabel pembandingan teks anekdot 1 dan 2, persamaan dan perbedaan kedua
contoh teks anekdot tersebut yaitu:
1. Persamaan:
a. Strukturnya sama.
b. Sama-sama lucu.
c. Teks 1 dan teks 2 adalah teks anekdot tertulis.

2. Perbedaan:
Isi teks snekdot

G. Cara memproduksi teks Anekdot
1. Menentukan tema
2. Menentukan pokok bahasan

3. Mengembangkan pokok bahasan menjadi kerangka (menjadi tiga pokok
bahasan)
4. Membuat teks anekdot
Contoh memproduksi teks anekdot
Beras Warisan Sang Istri
Lebih dari empat puluh tahun hidup berdua dengan sang istri, Bardhono
masih penasaran dengan rahasia yang disimpan rapat oleh istrinya. Rahasia itu
adalah sebuah peti besi yang terkunci dan diletakkan di kolong tempat tidur selama
berpuluh-puluh tahun. Hingga akhirnya sekarang istrinya sedang tergolek sakit dan
Bardhono pun duduk di sampingnya.
Karena masih penasaran dengan rahasia itu maka Bardhono bertanya,
Istriku, maukah kau menceritakan rahasia isi peti besi di kolong tempat tidur ini?
Mas, maukah kau berjanji akan memaafkan aku setelah tahu rahasiaku itu?
pinta sang Istri.
Tentu, aku akan memaafkanmu, jawab Bardhono spontan.
Bukalah peti itu, kata istrinya sambil menyerahkan sebuah anak kunci.
Bardhono pun segera membuka peti itu. Sedikit terkejut karena dalam peti itu
dilihatnya empat kaleng beras dan setumpuk uang berjumlah satu juta rupiah.
Dengan suara terbata-bata, istrinya berkata, Mas, saya minta maaf, selama kita
hidup sebagai suami istri, saya tidak sepenuhnya setia padamu. Setiap kali saya
melakukan selingkuh, saya meletakkan sekaleng beras ke dalam peti itu.
Terharu dengan pengakuan istrinya, Bardhono pun menjawab, Istriku, aku
pun minta maaf. Selama ini aku pun tidak setia padamu. Terutama saat kau hamil
dulu. Kamu hanya empat kali sedangkan aku lebih banyak dari itu, jadi sekarang kita
anggap saja seri.
Bardhono terdiam sejenak lalu bertanya dengan penuh perasaan ingin tahu,
Tapi uang yang satu juta rupiah itu untuk apa?
Ooo. dulu kalau petinya sudah mulai penuh beras maka beras itu saya jual
dan uang itulah hasilnya, kata istrinya.



LAMPIRAN 2
FORMAT MEDIA PEMBELAJARAN

Nama media : Naskah Lama Anekdot
Sekolah : SMA 1 Waru
Kelas : X
Smester : I
Waktu : 8 x 45 menit (satu pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.2 : Membandingkan teks anekdot baik melalui lisan
maupun tulisan.
Indikator Pengetahuan:
3.2.4 Mempelajari teks anekdot yang disajkan.
3.2.5 Mengidentifikasi teks anekdot yang
disajikan.
3.2.6 Membandingkan teks anekdot yang
disajikan
4.2 : Memproduksi teks anekdot baik secara lisan
maupun tulisan.
Indikator Keterampilan:
4.2.4 Menimbang struktur dan kaidah teks
anekdot.
4.2.5 Mengkonstruksi kerangka teks anekdot.
4.2.6 Memproduksi teks anekdot berdasar
kerangka teks anekdot yang dibuat.

B. Tujuan pembuatan Media
Media naskah lama anekdot ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
memahami bentuk, struktur, dan kaidah teks anekdot. Dengan memerhatikan contoh
teks anekdot yang tertera dalam media ini, siswa akan lebih mudah untuk membuat

teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kaidah yang terdapat dalam teks
anekdot.

C. Alat dan Bahan
Alat : Gunting
Bahan : korek api dan teks anekdot yang trelah dicetak

D. Cara pembuatan
1. Cetaklah teks aanekdot pada kertas ukuran A4
2. Bakarlah bagian tepi kertas yang telah berisi teks anekdot dengan lilin, jangan
sampai tulisan (teks anekdo) terbakar
3. Laminatinglah teks anekdot yang telah dibakar tepinya
4. Potonglah tepi surat membentuk pola bekas bakarnya yang telah dibakar
untuk merapikan media

E. Cara Penerapan
1. Masing-masing kelompok yang terdiri atas 56 siswa mendapatkan media
naskah lama anekdot
2. Siswa membaca dan mencermati isi dan bagian-bagian teks anekdot
3. Antar siswa berdiskusi mengenai teks anekdot pada media naskah lama
anekdot
4. Siswa membuat teks anekdot dengan memerhatikan contoh teks anekdot
seperti yang tertera dalam media


LAMPIRAN 3
KUNCI LKS 2

BAGIAN SATU:
MEMBANDINGKAN TEKS ANEKDOT
Kegiatan 3.1 Mengisi check list seputar penggunaan bahasa dalam 2 (dua) teks
anekdot.

No.
Penggun
aan
Bahasa
Teks 1 Teks 2
Keterangan
(Sebutkan)
Ya Tida
k
Ya Tida
k
1. Menggu
nakan
konjungs
i (kata
penghub
ung).
Teks 1: dan,
bukan
Teks 2:
tetapi, dan,
jika, lalu,
sampai, jadi,
dengan.
2. Menggu
nakan
majas.
Teks 1: -
Teks 2: .
Jadi kalau
kita juga
membuka-
buka buku
tanpa
mengerti
isinya, berarti
kita sebodoh
keledai,
bukan?
(majas
perbandingan
)
3. Menggu
nakan
ungkapa
n
seru/kali
mat
perintah.
Teks 1: rajin
baca dan
nulis, bu!!!
Teks 2: Dan
ajaib!!,

4. Memiliki
pernyata
an/pertan
yaan
retoris.
Teks 1:
anak-anak
tanda orang
pintar apa?,
buktinya
kita nyontek
buat kapal,
ahirnya kita
pintar buat
kapal
betulkan, bu
Teks 2:
Bagaimana
caramu
mengajari dia
membaca ?,
Memang
demikianlah
cara keledai
membaca;
hanya
membalik-
balik
halaman
tanpa
mengerti
isinya.

5. Menggu
nakan
kata
kerja
tindakan.
Teks 1: rajin
nyontek bu
jawab amir.
Teks 2:
Sesampainya
di rumah, aku
siapkan
lembaran-
lembaran
besar mirip
buku, Si
Keledai
mulai
membuka-
buka buku itu
dengan
lidahnya,


Kegiatan 3.2 Membandingkan teks anekdot
Setelah menganalisis penggunaan bahasa dalam kedua contoh teks anekdot,
bandingkanlah kedua teks anekdot tersebut dengan mengisi tabel berikut!
No. Aspek Teks 1 Teks 2
1. Penggunaan konjungsi (kata
penghubung).
Sedikit Cukup banyak
2. Penggunaan majas Tidak ada Ada
3.
Penggunaan ungkapan
seru/kalimat perintah
Banyak, hampir
setiap kalimat
menggunakan
ungkapan seru
Hanya ada satu
ungkapan seru
4. Penggunaan
pertanyaan/pernyataan
Ada dua pernyataan
retoris
Ada beberapa
pernyataan retoris

retoris
5.
Penggunaan kata kerja
tindakan
Digunakan dengan
maksimal di kuantitas
teks yang tidak
banyak
Digunakan tersebar
di teks yang lebih
panjang dari teks 1

Berdasar tabel pembandingan teks anekdot 1 dan 2, kemukakan persamaan dan
perbedaan kedua contoh teks anekdot tersebut!
3. Persamaan:
d. Hampir semua aspek sama-sama terkandung dalam kedua teks anekdot
tersebut.
e. Sama-sama sesuai dengan tujuan teks anekdot, yaiut bukan sekadar
membangkitkan rasa humor melainkan juga mengungkapkan suatu
kebenaran umum dengan bahasa retorika.

4. Perbedaan:
a. Teks 1 adalah teks anekdot lisan, sedangkan teks 2 adalah teks anekdot
tertulis, dilihat dari sudut pandang dan cara pengungkapan ceritanya.
b. Teks 2 lebih banyak mengandung aspek teks anekdot sedangkan teks 1
lebih sedikit mengandung aspek-aspek teks anekdot karena secara
kuantitas lebih sedikit dari teks 2.




BAGIAN DUA:
MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT
Kegiatan 2.1 Menimbang struktur dan kaidah penulisan teks anekdot
1. Abstrak: Semua orang punya mimpi. Anda memiliki mimpi dan begitu juga
saya. Kapan mimpi akan menjadi kenyataan, ada sesuatu yang salah menit
terakhir sebelum. Apa yang akan kita rasakan? Apa yang akan kita lakukan?

2. Orientasi: Clak keluarga tinggal di Skotlandia. Mereka bermimpi untuk
melakukan perjalanan ke Amerika. Mereka menyiapkan dengan baik untuk
rencana mereka.
3. Krisis: Beberapa hari sebelum mereka pergi ke Amerika, anak bungsunya
digigit anjing. Hal itu membuat mereka sedang dikarantina. Mereka harus
melupakan rencana mereka.
4. Kejadian: Keluarga penuh dengan kekecewaan dan kemarahan. Sang ayah
marah dengan anaknya dan Tuhan. Keluarga gagal melakukan perjalanan ke
Amerika dan ayah tidak bisa menerimanya.
5. Koda: sang ayah berterima kasih kepada anaknya ketika ia mendengar kapal
tenggelam. Ia berterima kasih kepada Tuhan karena menyelamatkan keluarga
dari tenggelam. Dia berpikir meninggalkan kapal itu bukan tragedi, tapi
berkat.
Kegiatan 2.2 Membuat kalimat sesuai dengan kaidah teks anekdot
No. Kaidah Contoh kalimat
1. Menggunakan keterangan
waktu lampau
Chikita memperbaiki sepatunya yang
rusak kemarin malam.
2. Menggunakan pertanyaan
retoris
Jelaskan kepada saya, bagaimana Anda
bisa lolos seleksi UMPTN 2011?
3. Menggunakan kata sambung
(konjungsi)
Orangtua itu lambat sekali jalannya,
sehingga banyak orang di belakangnya
yang menunggu dengan dongkol.
4. Menggunakan kata kerja Saya bergegas menjemur pakaian saat
masih terik.
5. Menggunakan kalimat perintah Bersihkan kandang ini dalam waktu 15
menit!
6. Menggunakan kalimat seru Pertunjukan itu sangat menakjubkan!




LAMPIRAN 4
LEMBAR PENILAIAN

PERTEMUAN KEDUA
1. Penilaian Afektif
No.
Aspek yang
Dinilai
Skor Keter
angan 1 2 3 4
1. Keaktivan
dalam
berdiskusi,
bertanya, dan
menanggapi

2. Keberanian
dalam
mengkomunika
sikan hasil
kerja individu
maupun
kelompok

3. Kreativitas dan
kemauan

4. Kesantunan
dalam
menggunakan
bahasa
Indonesia

5. Kejujuran dan
keterbukaan

Jumlah

2. Penilaian Kognitif

a. Kegiatan 3.1 Mengisi check list seputar penggunaan bahasa dalam 2
(dua) teks anekdot

No.
Isian check list Keterangan yang diberikan
Jumlah Benar
(skor 10)
Tidak Benar
(skor 1)
30 60 90
1.
2.
3.
4.
5.

b. Kegiatan 3.2 Membandingkan teks anekdot
No.
Jawaban
Jumlah
Teks 1 Teks 2
10 20 10 20
1.
2.
3.
4.
5.

c. Kegiatan 3.3 Mengemukakan persamaan dan perbedaan kedua contoh
teks anekdot.


Skor
Jumlah
6 12,5 25
Persamaan a.
b.
Perbedaan a.
b.


3. Penilaian Psikomotor
a. Kegiatan 2.1 Menimbang struktur dan kaidah penulisan teks anekdot.

Struktur
ke-
Jawaban

Jumlah
7 14 20

1
2
3
4
5

b. Kegiatan 2.2 Membuat kalimat sesuai dengan kaidah teks anekdot.

Kalimat
ke-
Skor
5 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah




c. Kegiatan 3.1 Mengonstruksi kerangka teks anekdot
No.
Menentukan Topik
Membuat pokok
bahasan
Jumlah
5 10 30 60 90


d. Kegiatan 3.2 Memproduksi teks anekdot sesuai dengan kerangka teks
anekdot yang dibuat
No. Aspek yang dinilai
Skor yang
diperoleh
1. Isi
a. Relevansi isi dengan topik yang
dipilih dan kerangka yang dibuat
1) Sesuai .4
2) Cukup sesuai.....3
3) Kurang sesuai2
4) Tidak sesuai...1
b. Kejelasan isi
1) Jelas....4
2) Cukup jelas...3
3) Kurang jelas..2
4) Tidak jelas.....1

2. a. Penggunaan bahasa
1) Sangat baik dan benar..4
2) Cukup baik dan benar.............3
3) Kurang baik dan benar.2
4) Tidak baik dan benar...1
b. Penggunaan tanda baca
1) Tepat. .4
2) Cukup tepat...3
3) Kurang tepat..2


4) Tidak tepat.....1
3. Kreativitas ide/gagasan
1) Sangat kreatif....4
2) Cukup kreatif........3
3) Kurang kreatif....2
4) Tidak kreatif...1

Skor maksimum =




LAMPIRAN 5
KUNCI PENILAIAN
PERTEMUAN KEDUA
1. Penilaian Afektif
Skor 1 = kurang
Skor 2 = cukup
Skor 3 = baik
Skor 4 = sangat baik
Skor maksimal = 4 x 5 aspek = 20

2. Penilaian Kognitif
a. Kegiatan 3.1 Mengisi check list seputar penggunaan bahasa dalam 2
(dua) teks anekdot.
Isian chec list benar = skor 10, salah = skor 1
Skor 30 = keterangan yang diberikan kurang tepat dan tidak jelas.
Skor 60 = keterangan yang diberikan cukup lengkap dan tepat.
Skor 90 = keterangan yang diberikan lengkap, jelas, dan tepat.

b. Kegiatan 3.2 Membandingkan teks anekdot
Skor 10 = jawaban tidak tepat/jelas/logis.
Skor 20 = jawaban tepat, jelas, logis

c. Kegiatan 3.3 Mengemukakan persamaan dan perbedaan kedua contoh
teks anekdot.
Skor ideal per jawaban = 100 : 4 = 25
Skor 6 = keterangan yang diberikan kurang tepat dan tidak jelas.
Skor 12,5 = keterangan yang diberikan cukup lengkap dan tepat.
Skor 25 = keterangan yang diberikan lengkap, jelas, dan tepat.
...... (100) ideal skor X
3
3 - ke 2 - ke 1 - ke Skor
kognitif skor rata - Rata


3. Penilaian Psikomotor
a. Kegiatan 2.1 Menimbang struktur dan kaidah penulisan teks anekdot.
Skor ideal per- struktur = 100 : 5 = 20

Skor 7 = tidak benar/jelas/tepat/menggunakan bahasa efektif.
Skor 14 = cukup benar, jelas, tepat, dan menggunakan bahasa efektif.
Skor 20 = benar, jelas, tepat, dan menggunakan bahasa efektif.

b. Kegiatan 2.2 Membuat kalimat sesuai dengan kaidah teks anekdot.
Skor 5 = penggunaan konjungsi dalam kalimat tidak tepat.
Skor 10 = penggunaan konjungsi dalam kalimat tepat.
Skor maksimal = 10 x 10 = 100

c. Kegiatan 3.1 Mengonstruksi kerangka teks anekdot
Menentukan topik
Skor 5 = topik kurang spesifik
Skor 10 = topik spesifik, jelas, dan menarik
Membuat pokok bahasan
Skor 30 = tidak tepat/sistematis/sesuai topik
Skor 60 = kurang tepat/sistematis/sesuai topik
Skor 90 = tepat, sistematis, sesuai topik

d. Kegiatan 3.2 Memproduksi teks anekdot sesuai dengan kerangka teks
anekdot yang dibuat.
...... (100) ideal skor X
(20) maksimum Skor
Diperoleh yang Skor
Nilai

...... (100) ideal skor X
4
4 - ke 3 - ke 2 - ke 1 - ke Skor
psikomotor skor rata - Rata


Nilai Pertemuan Kedua
......
3
psikomotor kognitif afektif skor rata - rata Jumlah
Nilai



Mengetahui Surabaya, 9 Juni 2014
Guru Pamong Guru Bahasa Indonesia,


Dra. Sri Utami A., M.M. Nilla Tuwindasari
NIP. 19581231 1986032037 NIM. 11020074040

You might also like