FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014/2015
BAB I KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah mata kuliah Sistem Komunitas 1 ini, kami membahas mengenai Terapi Komplementer Murottal. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami lebih jauh tentang Terapi Komplementer Murottal, dan merupakan tugas terstruktur kelompok. Makalah ini telah dibuat dengan berbagai sumber buku, jurnal, dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu, memberikan bimbingan, serta memberikan motivasi kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat kami menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ns. Siti Rahima Harahap, S.Kep selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Sistem Komunitas 1 yang telah memberikan masukan-masukan dan membimbing kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Teman-teman setia. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi yang telah membaca makalah ini agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi sarana belajar dan bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa, dan khususnya bagi pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Pontianak, 12 febuari 2014
Penulis BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Terapi Murottal Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang merupakan mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran adalah kitab suci yang diyakini kebenarannya, dan dijadikan salah satu syarat keimanan bagi setiap muslim. Sejarah turunnya Al-Quran Ayat suci Al-Quran diturunkan dikota makkah dan dikota Madinah Munawarah (Asti, 2009). Murottal adalah rekaman suara Al-Quran yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Quran), (Purna, 2006). Lantunan Al-Quran secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon- hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Heru, 2008). Terapi murottal memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam mengatasi kecemasan, yakni kemampuannya membentuk koping baru untuk mengatasi kecemasan. Terapi murottal memiliki dua poin penting, yaitu memiliki irama yang indah dan juga secara psikologis dapat memotivasi dan memberikan dorongan semangat dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapi (Faradisi, 2012). Menurut Purna (2006) dikutip dalam siswantinah (2011), Murottal adalah lantunan ayat-ayat suci Al-Quran yang dilagukan oleh seorang qori direkam serta di perdengarkan dengan tempo yang lambat serta harmonis. Bacaan Al-Quran secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak. Tempo murottal Al-Quran juga berada antara 60/70 menit, serta nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan kecemasan (widayarti, 2011).
B. Indikasi 1. Untuk mengatasi kecemasan pasien serta membentuk koping yang positif. 2. Untuk memberikan motivasi serta dorongan semangat dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapi pasien. 3. Memberikan ketenangan rohani (jiwa) dan meningkatkan gairah hidup.
C. Prosedur Prosedur Pelaksanaan terapi audio adalah dengan melakukan: Persiapan terapi (mp3 recorder murottal, earphone bila perlu), pengkondisian pasien dan pemutaran murottal (lama tindakan disesuaikan kebutuhan klien). Terapi audio dengan murottal Al-Quran dapat diterapkan dirumah sakit jiwa dengan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Menurut Oriordan (2002) dalam Faradisi (2012) terapi murotal memberikan dampak psikologis kearah positif, hal ini dikarenakan ketika murotal diperdengarkan dan sampai ke otak, maka murotal ini akan diterjemahkan oleh otak. Persepsi kita ditentukan oleh semua yang telah terakumulasi, keinginan, hasrat, kebutuhan dan pra anggapan. Menurut Krishna (2001) dalam Faradisi (2012) keinginan dan harapan terbesar pasien yang akan menjalani operasi adalah agar operasi dapat berjalan lancar dan pasien dapat pulih seperti semula. Maka kebutuhan terbesar adalah kekuatan penyokong, yaitu realitas kesadaran terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Menurut MacGrego (2001) dalam Faradisi (2012) dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti Al- Quran atau tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT, dalam keadaan ini otak berada pada gelombang alpha, merupakan gelombang otak pada frekuensi 7-14Hz. Ini merupakan keadaan energi otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stres dan menurunkan. Dalam keadaan tenang, otak dapat berpikir dengan jernih dan dapat melakukan perenungan tentang adanya Tuhan, akan terbentuk koping, atau harapan positif pada pasien.
Tabel.1. Mekanisme Jalannya Ayat Murottal Memberikan Relaksasi
Daun Telinga hipotalamus Telinga tengah Koklea Talamus Amigdala Area auditorik primer Area weraicke Hipokampus Endorfin Area prefrontal Area auditorik sekunder
D. Tujuan Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong oleh rangsangan dari Terapi Murottal, maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut zat neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkutkan kedalam reseptor-reseptor dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan (Abdurrochman, 2008). Murottal mampu memacu sistem saraf parasimpatis yang mempunyai efek berlawanan dengan sistem saraf simpatis. Sehingga terjadi keseimbangan pada kedua sistem saraf autonom tersebut. Hal inilah yang menjadi prinsip dasar dari timbulnya respon relaksasi, yakni terjadi keseimbangan antara sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis (Asti, 2009). Kondisi yang rileks akan mencegah vasospasme pembuluh darah akibat perangsangan simpatis pada kondisi stres sehingga dapat meningkatkan perfusi darah (Upoyo,Ropi, dan Sitorus 2012). Stimulan Al-Quran rata-rata didominasi oleh gelombang delta. Adanya gelombang delta ini mengindikasikan bahwa kondisi naracoba sebenarnya berada dalam keadaan sangat rileks. Stimulan terapi ini sering memunculkan gelombang delta di daerah frontal dan central baik sebelah kanan dan kiri otak. Adapun fungsi dari daerah frontal yaitu sebagai pusat intelektual umum dan pengontrol emosi, sedangkan fungsi dari daerah central yaitu sebagai pusat pengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan. Sehingga, stimulan al-Quran ini dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan kenyamanan naracoba (Abdurrochman, 2008). Mendengarkan ayat-ayat suci Al Quran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Secara umum mereka merasakan adanya penurunan depresi, kesedihan, dan ketenangan jiwa (Siswantinah, 2011). Mendengarkan murottal Al Quran terdapat juga faktor keyakinan, yaitu agama Islam. Umat Islam mempercayai bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang mengandung firman-firman-Nya dan merupakan pedoman hidup manusia. Sehingga dengan mendengarkannya akan membawa subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan serta menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan segala permasalahan yang dimiliki kepada Tuhan, hal ini akan menambah keadaan relaks. Faktor keyakinan yang dimiliki seseorang mampu membawa pada keadaan yang sehat dan sejahtera, teori ini dikemukakan oleh Benson. Menurut Benson seseorang yang mempunyai keyakinan mendalam terhadap sesuatu akan lebih mudah mendapatkan respon relaksasi. Respon relaksasi ini dapat timbul karena terdapat suatu hubungan antara pikiran dengan tubuh (mindbody conection). Sehingga mendengar bacaan Al Quran dapat disebut juga sebagai suatu relaksasi religious (Faradisi, 2009).
E. Kontraindikasi 1. Orang yang mempunyai gangguan dalam pendengaran.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa mendengarkan Murottal Al-Quran dapat menjadi terapi untuk menghilangkan kecemasan, memberikan ketenangan batin dan dapat meningkatkan semangat dalam menghadapi masalah. Dalam pelaksanaannya bisa dilakukan oleh umat Muslim maupun umat Non-Muslim, mulai dari bayi hingga orang yang sudah lanjut usia. Dengan mendengarkan ayat-ayat Al-quran, khususnya seorang muslim dapat lebih meningkatkan kedekatan terhadap Allah SWT. B. Saran Untuk kedepannya mungkin dapat diadakan penelitian lebih lanjut untuk membahas efek Quran terhadap kecemasan seseorang, bahkan bisa jadi dapat diterapkan untuk alternative maksimalisasi fungsi otak dalam belajar. Karena, Al-quran merupakan obat berbagai macam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA Faradisi, Firman. 2012. Efektivitas Terapi Murottal dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan. http://www.journal.stikesmuh-pkj.ac.id Diunduh 20 Oktober 2014 Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Ar-Rahman Terhadap Perilaku Anak Autis. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013, di unduh tanggal 19 Oktober 2014 Siswantinah. 2011. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. http://www.jtptunismus_gdl_siswantinah Diunduh 20 Oktober 2014.