You are on page 1of 5

LATAR BELAKANG

1. Sejarah Perburuan Paus


Perburuan paus sebenarnya sudah dimulai sejak 6000 tahun SM (sebelum Masehi)
yang dilakukan secara tradisional oleh bangsa Arctic. Jumlah perburuan ini semakin
mengalami peningkatan pada abad ke!"# ketika perburuan sudah dilakukan dalam suatu
angkatan laut resmi. Paus diburu dengan alat dan cara sederhana. $ombak# yang diikat tali#
ditancapkan ke badan paus. Setelah lemas dan mati# paus kemudian ditarik dan diikat ke
kapal.
Perburuan ikan paus kian menggila ketika muncul teknik dan peralatan moderen.
Pada !%6&# S'end (oyn# pria berkebangsaan )or*egia# melengkapi kapal uapnya dengan
harpoon# senjata khusus berburu paus biru (Balaenoptera musculus) yang terkenal besar
namun gesit dan sulit ditangkap. Penemuan ini menandai bencana bagi populasi paus biru.
International Union for Conservation of Nature (+,-)) Red List merupakan da.tar status
konser'asi berbagai jenis makhluk hidup yang dikeluarkan /adan 0onser'asi 1unia
menempatkan paus biru sebagai he*an yang terancam punah.
!
Ada banyak alasan negaranegara dahulunya memperbolehkan perburuan paus ini.
Misalnya karena kebudayaan mereka# seperti Jepang dan )or*egia. 0edua negara ini
memiliki budaya memakan daging paus. )amun# bagaimanapun juga dahulunya perburuan
paus ini dilakukan secara ari. dan tidak sampai merusak rantai makanan dan lingkungan.
)amun kemudian# dengan semakin berkembangnya teknologi# man.aat paus semakin
diketahui oleh banyak orang. Misalnya# minyak ikan paus atau yang lebih dikenal dengan
nama 2train oil3 semakin dicari oleh banyak orang dan juga kegunaan minyak paus tersebut
untuk pembuatan margarin. 1an# saat ini# tren yang sedang berkembang ialah memakan
daging paus.
4
Spesies paus yang paling sering diburu untuk diambil minyaknya yaitu paus sperma
(catodon macrocephalus). Paus ini memiliki kandungan 5at yang disebut spermatic di
kepalanya. 6at inilah yang pada masa itu dijadikan sebagai bahan utama pembuat lilin.
1iperkirakan pada abad ke!7 antara !%&.000 dan 486.000 paus sperma mati diburu. )asib
mengenaskan dialami ikan paus abuabu (Eschrichtius robustus) di Atlantik ,tara yang
dinyatakan punah sejak abad ke!% 9meski tahun lalu spesies ini menampakkan diri di :aut
Mediterania.
PascaPerang 1unia ++ ancaman nyata terhadap populasi paus menimbulkan
keprihatinan. Pada 4 1esember !7&6# sebanyak !; negara menandatangani 0on'ensi
+nternasional untuk <egulasi Perburuan Paus (International Convention for the Regulation
of Whaling / +-<=) di =ashington 1-# Amerika Serikat. $ujuannya antara lain untuk
melindungi semua spesies ikan paus dari penangkapan berlebihan dan membuat regulasi
internasional.
Sayangnya# banyak negara tak mengindahkan seruan +-<= karena ketiadaan
pembedaan setiap spesies membuat mereka kebingungan dan akhirnya spesies langka pun
diburu. Pada !7"0an perburuan paus biru ilegal oleh ,ni So'iet# yang mencapai 880.000 di
Antartika# 88.000 di /elahan Selatan# %.400 di Pasi.ik ,tara# dan ".000 di Atlantik ,tara#
mulai menarik perhatian dunia untuk serius melindungi populasi paus biru. Jepang# +slandia#
dan )or*egia juga menjadi negara terbesar pemburu ikan paus. Perdebatan akhirnya
menghasilkan pembentukan 0omisi Perburuan Paus +nternasional (International Whaling
Commission > +=-) pada !7%4# yang dibentuk berdasarkan +-<=.
1
Jay Akbar# ?aus /erburu Paus# http@>>historia.co.id>AcB4B74&CdB"46 diakses pada 6 Maret 40!8# !!.8; =+/
2
1ian )o'ikrishna# dkk# $antangan terhadap 0ampanye Dreenpeace tentang Anti Penangkapan Paus# (+S+P
,+# 4007.
+=- memberlakukan penangguhan sementara penangkapan semua jenis ikan paus
untuk tujuan komersial# dan mulai berlaku sejak !7%6. Penangguhan sementara itu tak
mengikat secara hukum negara anggota# karena +=- belum melakukan penilaian yang
merupakan prasyarat keberlanjutan pemberlakuan penangguhan setelah tahun !770.
8
2. Perlindungan Paus
Secara +nternasional# sebenarnya masalah penangkapan ikan paus telah diatur dalam
suatu perjanjian yang disebut International Convention for the Regulation of Whaling
(+-<=). Perjanjian ini termasuk dalam ?ukum :ingkungan ?idup +nternasional yang
ditandatangani pada tahun !7&6 untuk 2menyediakan sarana konser'asi yang tepat dari stok
ikan paus yang ada dan dengan demikian memungkinkan pengembangan secara tertib
industri penangkapan ikan paus3. 0on'ensi ini juga mengatur penangkapan paus untuk
tujuan penelitian# komersial# dan praktikpraktik penangkapan ikan paus dengan cara
tradisional yang berlaku untuk lima puluh sembilan negara anggota dalam 0on'ensi ini.
$ujuan dari perjanjian ini adalah untuk melindungi semua spesies ikan paus dari
ancaman kepunahan# membentuk sistem regulasi internasional untuk perikanan ikan paus
yang tepat untuk menjamin konser'asi dan perkembangan jumlah ikan paus# dan juga
menjaga untuk kebutuhan sumber daya alam di masa mendatang.
Meski demikian terkadang masih terdapat beberapa celah dari kon'ensi ini yang
digunakan untuk melegalkan aksi perburuan ikan paus. /eberapa negara yang melegalkan
perburuan ikan paus seperti Jepang untuk alasan riset ilmiah. 0orea Selatan yang barubaru
ini melegalkan aksi perburuan ikan paus# mengatakan bah*a nelayan di negaranya
mengeluhkan pertumbuhan paus yang mengurangi jumlah ikan. Akti'is lingkungan seperti
dari World Wildlife und (==() mengatakan kata ilmiah merupakan tipu muslihat yang
membuka kesempatan perburuan paus yang dikenal karena dagingnya yang le5at. 1engan
ini# 0orea Selatan bergabung dengan Jepang# )or*egia dan +slandia termasuk negara yang
terangterangan melegalkan perburuan paus.
&
3
:oc.cit# !.
4
:oc.cit# 8.
PEMBAHASAN
1. Posisi Kasus Aus!ralia "s #e$ang%
/era*al dari kegiatan tahunan Jepang untuk melakukan perburuan paus# lama
kelamaan Australia menjadi EpanasF dan akhirnya memutuskan untuk memba*a kasus ini ke
Mahkamah +nternasional (International Court of !ustice / +-J).
1ari $okyo dilaporkan bah*a Menteri Perikanan Jepang ?irotaka Akamatsu kece*a
mendengar langkah Australia. G0ami menyesalkan keputusan (Australia) ini#G ujarnya.
:agipula# menurut Akamatsu# ritual perburuan paus yang dilakukan Jepang berkekuatan
hukum. Sebab# saat ini# peraturan tentang komersialisasi paus sedang dibekukan.
0ementerian :uar )egeri (0emlu) Jepang juga menyesalkan langkah )egeri
0angguru tersebut. GJika sampai disidangkan# kami akan tetap berupaya menjelaskan kepada
mereka# bah*a perburuan paus untuk keperluan riset yang kami lakukan ini dilindungi
undangundang. Hakni# pasal % peraturan internasional tentang paus#G tandas Jubir 0emlu
Jepang# ?idenobu Sobashima.
;
)amun pada 40!4# Jepang mengakhiri musim perburuan pausnya dengan hasil
buruan hanya sepertiga dari target tahunannya# demikian keterangan 1inas Perikanan negara
tersebut. 0apalkapal pemburu Paus Jepang kembali dari Samudra Antartika pekan ini
dengan 466 paus jenis Minke# kurang dari 700 yang menjadi kuotanya.
1inas Perikanan Jepang menyebut sabotase yang dilakukan pegiat antiperburuan
paus sebagai penyebabnya. Jepang melakukan kegiatan perburuan dengan mengatasnamakan
penelitian sah tetapi para akti'is menyebutnya sekadar kedok untuk melakukan perburuan
paus komersial yang dilarang hukum internasional.
II$angkapan kami lebih sedikit dari rencana karena .aktor cuaca dan juga sabotase
oleh para pegiat# demikian pernyataan dari 1inas Perikanan Jepang yang dikutip oleh kantor
berita Prancis# A(P.
Jrganisasi antiperburuan Paus yang berpusat di Amerika# "ea "hepherd# setiap tahun
membuntuti armada perburuan paus Jepang untuk mengganggu kegiatan mereka. :arangan
perburuan komersial paus telah ada sejak 4; tahun lalu tetapi Jepang menangkap sekitar
!.000 paus setiap tahunnya dengan alasan untuk penelitian ilmiah.
IIAkti'itas perburuan paus yang dilakukan Jepang melanggar hukum internasional#II
kata pemerintah Australia. II+tu sebabnya Australia mengajukan dan akan terus mengajukan
gugatan hukum ke pengadilan internasional.II
6
2. Tinda&an Hu&u' Aus!ralia
/agi pemerintah Australia# perburuan paus untuk kepentingan sains tidak lebih dari
sekadar kedok. Mantan Menteri :ingkungan ?idup dan Sumberdaya Air Australia# Malcolm
$urnbull# yang berbicara le*at .asilitas telekon.erensi dalam diskusi panel di kampus ,K
St.:ucia itu menegaskan bah*a perburuan paus Jepang tidak lain bertujuan komersial tapi
bersembunyi di balik istilah perburuan paus untuk sains.
Argumentasinya adalah tidaklah perlu membunuh begitu banyak paus untuk sains
dan membunuh paus tidak dapat dibenarkan dari sudut pandang kemanusiaan maupun
konser'asionis.
"
5
Anonim# Australia /a*a Perburuan Paus 0e M+# http@>>***.jpnn.com>berita.detail6&""6 diakses pada 6
Maret 40!8# !!.!; =+/.
6
Anonim# Perburuan Paus Jepang 0urang dari 0uota#
http@>>***.bbc.co.uk>indonesia>dunia>40!4>08>!40807LjapanL*hale.shtml diakses pada 6 Maret 40!8# !!.4;
=+/.
7
<ahmad )asution# +su Perburuan Paus /ayangi ?ubungan AustraliaJepang#
http@>>rnasution.blogspot.com>400">!4>isuperburuanpausbayangihubungan.html diakses pada " Maret 40!8#
!".&& =+/.
/ila mengikuti ketentuan yang terdapat dalam peraturan internasional tentang paus
(pasal 7)# maka Australia memiliki hak untuk mengajukan tuntutan mela*an Jepang yang
dianggap telah melanggar ketentuan dalam pasal % +-<=. Pasal 7 +-<= menyatakan bah*a
2pengajuan tuntutan dapat dilakukan oleh suatu negara dimana di dalam *ilayahnya terjadi
pelanggaran.3
Selain itu# apabila memang terbukti Jepang melakukan perburuan paus untuk tujuan
komersial# maka kasus ini memang layak diajukan ke +-J oleh Australia. Jepang berdalih
bah*a perburuan paus yang dilakukan merupakan sebuah tradisi kebudayaan dan digunakan
untuk tujuan penelitian# namun bila mempertahankan sebuah tradisi maka tidak perlu sampai
menangkap ratusan paus biru. 1itambah lagi# paus biru sudah masuk da.tar merah +,-)#
yang berarti keberadaan paus biru sudah diambang kepunahan# sehingga harus dilestarikan
dan tidak boleh ditangkap (diburu).
/ukti lain bah*a Australia berhak mengajukan tuntutan atas tindakan Jepang ke +-J
ialah karena +-<= merupakan perjanjian publik# dimana setiap negara baik yang sudah
ataupun yang belum melakukan rati.ikasi harus tunduk pada ketentuan dalam kon'ensi ini.
Seperti diketahui# Australia melakukan rati.ikasi terhadap +-<= pada !7&%# sedangkan
Jepang melakukan noti.ikasi pada !7;!.
PM),$,P
Jepang telah melanggar ketentuan yang tercantum dalam +-<= apabila memang
benar melakukan perburuan paus atas dasar alasan komersial. Meskipun Jepang telah
menyangkal bah*a perburuan paus yang dilakukan merupakan suatu tradisi kebudayaan#
namun .akta menunjukkan bah*a hasil tangkapan paus oleh Jepang juga ada yang dijual.
Jepang sendiri meskipun tidak merati.ikasi +-<= tetapi telah melakukan noti.ikasi#
sehingga Jepang pun telah terikat dan harus mematuhi semua ketentuan yang tercantum di
dalam +-<=.
0einginan Australia untuk memba*a masalah perburuan paus oleh Jepang ke
Mahkamah +nternasional (+-J) sangatlah tepat. Sebelumnya# Australia telah mencoba
melakukan diplomasi# tapi ternyata gagal dan Jepang masih saja melakukan perburuan paus.
Australia pun berhak mengajukan gugatan terhadap Jepang karena pihak Jepang melakukan
perburuan paus di *ilayah yang termasuk dalam yurisdiksi Australia.

You might also like