You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENETAPAN KEASAMAN



Susi Ernawati
13010048

Pembimbing Praktikum:
Lilik Sulastri S.si






LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui kadar asam laktat yang terdapat dalam sampel
Untuk mencari dan mengidentifikasi asam laktat melalui metode alkanimetri
1.2 Latar Belakang
Reaksi asam-basa sering digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau
larutan basa. Penentuan itu dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang sudah
diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Dan dalam pembahasan praktikum ini akan banyak
membahas mengenai alkalimetri. Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari suatu contoh
dengan menggunakan larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai. Larutan baku
standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti dimana larutan ini
setiap liternya mengandung sejumlah gram equivalen tertentu. Larutan baku standar biasa
digunakan sebagai titran, sedangkan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya digunakan
sebagi titrat. Pada praktikum ini larutan basa yang bisa digunakan adalah NaOH.
NaOH bukan merupakan bahan baku primer karena bersifat higroskopis dan mudah
menyerap CO
2
dari udara. Oleh karena itu NaOH harus disatandarisasi terlebih dahulu
menggunakan larutan baku primer didapat dari penimbangan langsung bahan murni,
misalnya asam oksalat (COOH)
2
.2H
2
O.
Dalam praktikum kali ini kita akan menetukan kadar asam oksalat pada yogurt.
Dalam penentuan kadar asam oksalat digunakan larutan baku standar NaOH dari indikator
phenolphtalien. Indikator dalam titrasi adalah indikator pH karena indikator ini berubah
warnanya sesuai dengan perubahan pH. Suatu indikator pH memiliki perubahan warna yang
khas pada daerah pH tertentu. Dalam titrasi standarisasi NaOH dan penentuan kadar asam
oksalat dipakai indikator pH sehingga jelas harus diketahui pH untuk setiap perubahan reaksi.
Jumlah asam laktat pada yogurt sebanding dengan jumlah NaOH yang digunakan dalam
titrasi. Rekasi ini berlangsung menurut persamaan berikut:
C
3
H
6
O
3
+ NaOH NaC
3
H
5
O
3
+ H
2
O
Asam laktat terdapat secara alami pada susu dalam jumlah yang terbatas. Adanya
aktifitas bakteri asam laktat selama proses fermentasi susu memungkinkan kandungan asam
laktatnya meningkat.
1
BAB II
DASAR TEORI
1. Tinjauan Bahan
Yogurt yang dibuat dengan metode industri modern, difermentasikan dalam wadah
yang nantinya dipasarkan. Yogurt ini mempunyai ciri tekstur diantara minuman beralkohol
dan keju lembut. Tak ada pemisahan antara air dadih dengan dadihnya untuk produk ini,
sehingga tidak ada penyusutan komponen susu selama pengolahan kejunya. Yogurt yang
dibuat dari susu utuh menunjukkan susunan kimia yang sama dengan susu asalnya (Robert,
1989).
Bakteri Asam Laktat. Istilah bakteri asam laktat (BAL) mulanya ditujukan hanya
untuk sekelompok bakteri yang menyebabkan keasaman pada susu (milk-souring organisms).
Secara umum BAL didefinisikan sebagai suatu kelompok bakteri gram positif, tidak
menghasilkan spora, berbentuk bulat atau batang yang memproduksi asam laktat sebagai
produk akhir metabolik utama selama fermentasi karbohidrat. BAL dikelompokkan ke dalam
beberapa genus antara lain Streptococcus (termasuk Lactococcus), Leuconostoc,
Pediococcus, Lactobacillus. Sebagai makanan fermentasi tradisional, mikroba utama yang
terlibat selama proses fermentasi dadih adalah bakteri asam laktat. Hasil analisis
mikrobiologis beberapa jenis BAL meliputi genus Lactobacillus, Sterptococcus, Lactococcus.
Selain itu juga ditemukan bakteri yang tergolong non-bakteri asam laktat yaitu Micrococcus
varians, Bacillus cereus dan Staphylococcus saprophyticus serta khamir yaitu Endomyces
lactis. (Pato, 2003).
Etanol merupakan senyawa alkohol yang yang dihasilkan dalam fermentasi bahan
makanan yang mengandung karbohidrat termasuk beras ketan. Karena adanya kandungan
etanol inilah sehingga bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan kandungan etanol yang terdapat dalam tapai hasil fermentasi
beras ketan hitam dan putih yang difermentasi dengan menggunakan 3 macam pembungkus
yang berbeda yaitu daun, plastic dan kaca. Pada penelitian ini beras ketan difermentasi
dengan menggunakan ragi atau yeast selama 7 hari dengan menggunakan 3 macam
pembungkus yang berbeda setelah lebih dahulu dimasak dengan cara dikukus, sehingga
seluruh etanol hasil fermentasi sudah diubah menjadi asam asetat. Selanjutnya kandungan
etanol dalam tapai ditentukan sebagai asam asetat dengan metode titrasi alkalimetri
menggunakan larutan standar NaOH 0,1 N.
2
Berdasar hasil pengukuran menunjukkan bahwa kandungan etanol dalam hasil fermentasi
ketan putih dengan pembungkus daun, kaca dan plastic berturut-turut adalah 0,0751 %;
0,0599 % dan 0,0338 % sedangkan kandungan etanol dalam hasil fermentasi beras ketan
hitam dengan pembungkus daun, kaca dan plastik berturut-turut adalah 0,0407 %; 0,0403 %
dan 0,0388 % (Teja, 2006).
2. Tinjauan Teori
Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah
reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi
basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas)
dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam
yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri).
Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat
reaksi-reaksi tersebut (Anonim
1
, 2010).
Titrasi asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Kata metri berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur. Jadi asidimetri dapat diartikan
penentuan kadar suatu asam dalam larutan dan alkalimetri dapat diartikan penentuan kadar
suatu basa dalam suatu larutan. Asidimetri-alkalimetri menyangkut titrasi asam dan atau basa
diantaranya :
1. Asam kuat-basa kuat
2. Asam kuat-basa lemah
3. Asam lemah-basa kuat
4. Asam kuat-garam dari asam lemah
5. Basa kuat-garam dari basa lemah
Mengingat kembali bahwa perhitungan kualitas zat dalam titrasi didasarkan pada jumlah
perekasi yang tepat saling menghabiskan dengan zat tersebut, sehingga berlaku :
Jumlah ekivalen analat = jumlah ekivalen pereaksi atau ( V x N) analat = ( V x N) perekasi
(Anonim
2
, 2010).
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai (tak diketahui, unknown).
Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya
diketahui disebut analisis volumetri.

3
Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama,
volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Anonim
3
, 2010).
Titrasi alkalimetri. Bila suatu larutan dinatrium etilenadiaminatetraasetat, NaH
2
Y,
ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion-ion logam, terbentuklah kompleks-
kompleks dengan disertai pembebasan dua ekivalen ion hidrogen :
M
n+
+ MgY
2-
(MY)
(n-4)+
+ 2H
+

Ion hidrogen yang dibebaskan demikian dapat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida
standar dengan menggunakan indikator asam-basa, atau titik akhir secara potensiometri;
pilihan lain, suatu campuran iodida-iodida ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod
yang dibebaskan dititrasi dengan larutan tiosulfat standar. Larutan logam yang akan
ditetapkan harus dinetralkan dengan tepat sebelum titrasi; ini sering merupakan hal yang
sukar, yang disebabakan oleh hidrolisis banyak garam, dan merupakan segi lemah dari titrasi
alkalimetri (Anonim
4
, 2010).
Indikator dalam titrasi adalah indikator pH karena indikator ini berubah warnanya
sesuai dengan perubahan pH. Suatu indikator pH memiliki perubahan warna yang khas pada
daerah pH tertentu. Dalam titrasi standarisasi NaOH dan penentuan kadar asam oksalat
dipakai indikator pH sehingga jelas harus diketahui pH untuk setiap perubahan reaksi
(Anonim
5
, 2010).
Seiring berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak
yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber energi alternatif yang murah
dan ramah lingkungan, salah satunya adalah biogas. Biogas dapat dihasilkan dari limbah
organik seperti sampah, sisa-sisa makanan, kotoran hewan dan limbah industri makanan.
Hasil fermentasi dari bahan-bahan diatas menghasilkan biogas dengan kadar komponen
terbesar yaitu CH
4
(55% - 75%) dan CO
2
(25% - 45%). Pemanfaatan biogas sebagai bahan
bakar masih dalam skala rumah tangga dan belum terpakai secara optimal. Hal ini disebabkan
biogas masih mengandung CO
2
dalam kadar yang tinggi sehingga effisiensi panas yang
dihasilkan rendah. Untuk mengurangi kadar CO
2
yang terkandung dalam biogas adalah
dengan mengabsorbsi CO
2
menggunakan larutan NaOH secara kontinyu dalam suatu reactor
(absorber). Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah pengaruh laju alir NaOH terhadap
CO
2
yang terserap dan CH
4
yang dihasilkan. Absorbsi CO
2
dilakukan dengan mengumpankan
larutan NaOH secara kontinyu pada bagian atas menara pada konsentrasi dan laju alir
tertentu, sementara biogas dialirkan pada bagian bawah menara.
4
Gas dan cairan akan saling kontak dan terjadi reaksi kimia. Tiap interval waktu 3 menit,
larutan NaOH setelah diabsorbsi diambil untuk dianalisa jumlah CO
2
terserap dengan metode
acidi alkalimetri. Dari hasil analisa dan perhitungan didapatkan jumlah CO
2
yang terserap dan
CH
4
yang dihasilkan semakin besar seiring berkurangnya laju alir NaOH serta %CO
2
yang
terserap maksimum 58,11% dan kadar CH
4
yang dihasilkan sebesar 74,13% (Fuad, 2007).
Kapasitas menetralisasikan asam atau alkalin dengan aquades dengan takaran yang
sesuai adalah sebagai survei kualitas air dan pembelajaran batas air intensif. Alkalin adalah
produksi primer dari beberapa model sistem asam batas air. Syarat keduanya digunakan
sebagai indeks yang luas dari sistem asam atau kelemahan dari aquades ke sistem asam.
Alkali biasanya dilihat sebagai indeks yang lebih sesuai dari aquades status asam basa
daripada pH karena dipertimbangkan bukan untuk mengubah sementara waktu (harian)
mengubah isi karbon inorganik (C
T
). Diambil bersama, C
T
dan alkali cukup untuk
menetapkan dengan komplit pH yang simple, aquades bebas asam organik (Harold, 1990).
Titrasi asam-basa terlibat dalam penentuan solusi asidimetri atau alkalimetri,
kemurnian karbonat dan oksigen bumi alkalin. Sebelum 1800, titrasi asam basa
ditingkahlakukan menggunakan H2SO4, HCl, dan HNO3 sebagai titran asam, dan K2CO3
dan Na2CO3 sebagai titran basa. Poin terakhir ditentukan menggunakan indicator visual
seperti lakmus , yang mana merah pada solusi asam, dan biru pada solusi basa, atau dengan
mengamati penghentian CO2 berbusa (berbuih) ketika menetralisirkan CO23-. Ketelitian
titrasi asam-basa dibatasi dengan ketidakgunaan dari indikator tidak adanya basa titran yang
kuat untuk analisis basa lemah (Harvey, 2000).
Kurva kemajuan (melawan volume titran [H
+
] untuk titrasi asam-basa dari campuran
berubah-ubah dari asam, basa, garam, bias dihitung menggunakan persamaan umum basa
dengan prinsip yang dikenal, seperti hukum Guldberg-Waage dari kimia kesetimbangan dan
pengawetan massa dan harga. Dengan satu dari mereka bisa siap isi seluruh yang
berhubungan kurva titrasi (volume titrasi lawan pH) dengan perubahan (simpangan
koordinasi), atau menghasilkan poin individu dari kurva titrasi dengan penyisipan. Kegunaan
kurva maju memastikan yang sederhana, pernyataan matematika yang jelas dibandingkan
dengan persamaan yang susah bahwa memerlukan solusi angka yang iteratif (Robert, 1999)


5
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Labu takar - NaOH
Gelas kimia - Indikator PP
Erlemeyer - Asam laktat
Buret - yakult
Pipet gondok - Yogurt
Corong
Statif dan klem
3.2 Cara Kerja
1) Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
- Dipipet 10ml asam oksalat 0.1N dan ditambahkan NaOH dan 2tts indikator PP
- Dihitung konsentrasi NaOH dengan rumus V
1
x N
1
(asam oksalat) = V
2
x N
2
(NaOH)
2) Penentuan asam laktat dalam sampel
- 10gr sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas ukur, ukur volumenya
- Ditetesi PP 2tts dan dititrasi dengan NaOH sampai warna merah muda








6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
No Asam Oksalat NaOH N
asam oksalat
N
NaOH
1 7.5 ml 10ml 0.1 0.075
2 8.5 ml 10ml 0.1 0.085

Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan menggunakan larutan
baku standar serta indikator yang sesuai. Larutan standar biasanya digunakan sebagai titran,
sedangkan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya sebagai titrat. Larutan basa yang
biasa digunakan adalah NaOH, distandarkan terlebih dahulu menggunakan larutan baku
primer, yaitu (COOH)
2
. H
2
O atau asam oksalat. Kadar asam yang akan dicari pada
praktikum ini adalah kadar asam laktat yang terdapat di dalam sampel. Standarisasi pada
percobaan ini dilakukan dengan cara mentitrasikan 10 ml asam oksalat 0,1 N dengan NaOH
hingga terjadi perubahan warna pada titrat dari warna putih menjadi merah muda. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan indikator PP pada titrat sebanyak 2-3 tetes. Diketahui
bahwa indikator PP merupakan indikator yang berfungsi untuk mengetahui tercapainya titik
akhir titrasi. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh nilai nornalitas NaOH yang dicari
sebanyak 0,08 N. Sedangkan banyaknya NaOH yang digunakan untuk titrasi sebesar 10,2 ml.
Normalitas NaOH berbanding lurus dengan volum, normalitas (COOH)
2
. H
2
O, dan
berbanding terbalik dengan volume NaOH. Standarisasi ini selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan kadar asam laktat pada suatu sampel.






7
4.2 Penentuan asam laktat dalam sampel
% Keasaman :
()


No Sampel Bobot sampel N V Kadar
1 Yakult 10 gr 0.08 5 ml 3.84%
2 Yakult 10 gr 0.08 6.9 ml 2.38%
3 Yogurt 10 gr 0.08 9 ml 0.76%
4 Yogurt 10 gr 0.08 8ml 1.53%

Untuk dapat mengetahui penentuan kadar asam laktat pada susu dan faktor asam
dilakukan dengan mentitrasi NaOH 0,1 N dengan sampel. Dalam percobaan ini sampel yang
dipergunakan bahannya adalah yogurt dan yakult. Sebelum pentitrasian berlangsung terlebih
dahulu menambahkan indikator PP 1% pada titrat sebanyak 2-3 tetes, agar kita dapat
menghentikan proses pentitrasian sampai adanya titik equivalen. Titik equivalen ditandai
dengan adanya perubahan warna pada titrat pada saaat pentitrasian berlangsung. Dari hasil
percobaan diperoleh perubahan warna pada titrat, yaitu dari putih kekuning-kuningan
menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan sebesar 5.95 ml untuk yakult dan 8.5
ml untuk yogurt, sehingga N NaOH yang didapat sebesar 0,08 N. Sedangkan kadar asam
laktat yang diperoleh sebesar 2.12%.
Besarnya jumlah asam laktat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain berat bahan,
volume NaOH, normalitas NaOH, dan BE asam laktat. Asam laktat berbanding terbalik
dengan berat bahan dan berbanding lurus dengan volume NaOH, normalitas NaOH, dan BE
asam laktat. Asam laktat secara alami pada susu dalam jumlah yang besar. Adanya aktivitas
bakteri asam laktat selam proses fermentasi susu memungkinkan kandungan asam laktatnya
meningkat.



8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Standardisasi NaOH ditandai adanya perubahan warna pada akhir titrasi yaitu putih
bening menjadi pink atau merah muda.
2. Jumlah kadar asam laktat tinggi terdapat pada yogurt dan yakult karena yogurt dan
yakult merupakan susu fermentasi, oleh karena itu jumlah bakteri asam laktat yang
ada lebih banyak, sehingga kadar asam laktat yang dimiliki lebih besar
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas NaOH adalah volume (COOH)
2
. H
2
O,
normalitas (COOH)
2
. H
2
O, dan volume NaOH.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam laktat adalah normalitas NaOH,
volume NaOH, BE asam laktat, berat bahan.














9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim
1
. 2010. Asidimetri Alkalimetri. http://tinz08.wordpress.com.
Anonim
2
. 2010. Asidi Alkalimetri. http://blogkita.info.com
Anonim
3
. 2010. Asidi Alkalimetri. http://ulanira.wordpress.com
Anonim
4
. 2008. Jenis Titrasi EDTA. http://www.chem-is-try.org.
Anonim
5
. 2010. Alkalimetri. http://www.google.co.id
Hemond, Harold F. 1990. Acid Neutralizing Capacity, Alkalinity, and Acid-Base Status of
Natural Waters Containing Organic Acid Vol 24 No 10. Massachusetts.
De Levie, Robert. 1999. A General Simulator for Acid-Base Titrations Vol 76 No 7.
Georgetown University. Washington DC.
Pato, Usman. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Dadih untuk
menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Universitas Riau. Pekanbaru.
Sutanto, Teja Dwi. 2006. Studi Kandungan Etanol Dalam Tapai Hasil Fermentasi Beras
Ketan Hitam Dan Putih Vol 2 No 1. Universitas Bengkulu. Indonesia.
Maarif, Fuad. 2007. Absorbsi Gas Karbondioksida (CO
2
) dalam Biogas Dengan Larutan
NaOH secara Kontinyu . Universitas Diponegoro. Semarang.
Harris, Lobert S. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan Terbitan kedua.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Harjadi. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. McGraw-Hill. United States.

You might also like