You are on page 1of 3

TRAUMA MEKANIK

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera yang
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa). Pengertian trauma menurut
medis dan medikolegal sedikit berbeda. Pengertian medis menyatakan trauma atau
perlukaan adalah hilangnya kontinuitas dari jaringan, sedangkan dalam pengertian
medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat
menimbukkan gangguan kesehatan seseorang. Aplikasinya dalam pelayanan
kedokteran forensik adalah untuk membuat terang suatu tindakan kekerasan yang
terjadi pada seseorang.
Trauma dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis benda, yaitu akibat
kekerasan benda tumpul, akibat benda tajam, akibat tembakan senjata api, akibat
benda yang muda pecah, akibat suhu/temperatur, akibat trauma listrik, akibat
petir, dan akibat zat kimia korosif.
Trauma mekanik, yaitu trauma yang terjadi karena alat atau senjata dalam
berbagai bentuk, alami atau dibuat manusia. Berdasarkan etiologi, trauma
mekanik terbagi menjadi kekerasan tumpul, kekerasan tajam, dan luka tembak.
1. Kekerasan tumpul
Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka yaitu luka
lecet, memar dan luka robek atau luka terbuka. Dan bila kekerasan benda tumpul
tersebut sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang.
a. Luka lecet (abration)
Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas
hanya pada lapisan kulit yang paling luar. Walaupun kerusakan yang
ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti penting di dalam
Ilmu Kedokteran Kehakiman, oleh karena dari luka tersebut dapat
memberikan banyak hal, misalnya:
1) Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat
dalam tubuh.
2) Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul
yang menyebabkan luka.
3) Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat
dimana kulit ari yang terkelupas banyak terkumpul pada tepi luka.
b. Luka memar (contusion)
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah
dalam jaringan yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan
pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul.
c. Luka robek, retak, koyak (laceration)
Luka robek atau luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan benda
tumpul dapat terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya
hingga melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila
arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan
tubuh yang terkena benda tumpul. Dengan demikian bila luka robek
tersebut salah satu tepinya terbuka ke kanan misalnya, maka kekerasan
atau benda tumpul tersebut datang dari arah kiri; jika membuka ke depan
maka kekerasan benda tumpul datang dari arah belakang.


2. Jenis luka akibat benda tajam.
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka seperti ini adalah benda
yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari
alat-alat seperti golok, pisau, dan sebagainya hingga keeping kaca, gelas, logam,
sembilu bahkan tepi kertas atau rumput.
a. Luka iris / luka sayat (incised wound)
Adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh
karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian
digeserkan sepanjang kulit.
b. Luka tusuk (stab wound)
Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul
yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan
tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir, tanduk kerbau.
c. Luka bacok (chop wound).
Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau
agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup
besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.
d. Luka akibat benda yang mudah pecah (kaca)
Kekerasan oleh benda yang mudah pecah (misalnya kaca), dapat
mengakibatkan luka-luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk,
luka lecet.

3. Luka akibat tembakan senjata api
Luka tembak masuk (LTM) jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen
anak peluru, sedangkan LTM jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru
dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar. LTM jarak sangat dekat dibentuk
oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api. LTM
tempel/kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut di atas (yang akan masuk
ke saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras
akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang
terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu.
Gambaran LTM jarak jauh dapat ditemukan pada korban yang tertembak
pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat
penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya
sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan
api tertahan oleh penghalang tersebut.
Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemukan luka
tembak kleuar (LTK). LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya
deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang
yang pecah keluar dari LTK.
LTK mungkin lebih kecil dari LTM dari LTM bila terjadi pada luka
tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada
saat akan keluar meninggalkan tubuh. Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai
daerah lecet bila pada tempat keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya
ikat pinggang, atau korban sedang bersandar pada dinding.


Aspek medikolegal menjelaskan luka dapat disebabkan perbuatan sendiri
(bunuh diri), perbuatan orang lain (pembunuhan), kecelakaan, luka tangkis atau
luka dibuat. Penentuan luka secara medikolegal dapat ditentukan dengan
mengumpulkan semua data dari pemeriksaan korban. Beberapa faktor yang dapat
menunjang adalah tempat dan jumlah luka, jenis luka, luas daerah luka, arah luka,
letak dan posisi senjata, adanya darah atau benda asing pada senjata, letak dan
sifat darah pada korban dan pakaian, ada tidaknya robekan pada pakaian dan
hubungannya dengan luka di tubuh korban, serta tanda perlawanan yang dapat
dilihat dari pakaian ataupun tubuh.

Derajat kualifikasi luka:
1. Luka ringan, yaitu luka yang tidak menimbulkan halangan dalam
menjalankan mata pencaharian dan tidak mengganggu kehidupan
sehari-hari.
2. Luka berat, yaitu derajat luka yang harus disesuaikan dengan undang-
undang KUHAP pasal 90.

You might also like