Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektroplating.
Dosen pembimbing: Hasbullah Panggabean, ST , MT
Disusun oleh : Sonix Gunawan NIM : 13-02-154
Teknologi Mekanik Industri Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan 2013
KATA PENGANTAR Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia. Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu system elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena terjadinya reaksi spontan didalamnya disebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia dimana reaksi tak- spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis.
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, kita dapat mengerti tentang Elektroplating dan Limbah serta cara pengolahan limbah tersebut dalam kehidupan kita di dunia Industri ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dalam waktu untuk membaca makalah ini.
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................1 1.1 Latar Belakang ..................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................1 1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................1 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................2 2.1 Jenis - jenis Limbah ..........................................................2 2.2 Dampak Bagi Lingkungan ................................................2 2.3 Cara Mengatasi .................................................................8 BAB III PENUTUP..........................................................................11 3.1 Kesimpulan ......................................................................11 3.2 Saran.................................................................................11 3.3 Kata Penutup ....................................................................11 BAB IV DAFTAR PUSTAKA ........................................................12
ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektroplating adalah Proses pelapisan suatu logam dengan menggunakan Logam lain yang lebih tahan karat. Proses ini menggunakan Katoda dan Anoda sebagai dasarnya. Logam yang ingin dilapisi kemudian akan dimasukan kedalam larutan KonduktorIon ( Larutan yang mengandung Elektrolit dan Logam pelapis). Larutan ini akan melapisi Logam yang dimasukan kedalam larutan tersebut dengan menggunakan Arus listrik sebagai bahannya. Proses ini bertujuan untuk melapisi logam sehingga lebih tahan terhadap Korosi atau perkaratan. Namun, Proses ini juga menghasilkan Limbah atau hasil yang tidak digunakan dalam Elektroplating. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai limbah tersebut dan cara untuk menanggulanginya. Contohnya yaitu Timbal yang sangat berbahaya jika dikonsumsi. Namun Timbal harus dibuang setelah Proses pelapisan logam jika menggunakan Timbal Sebagai logamnya
1.2 Rumusan Masalah Air limbah industri elektroplating mengandung berbagai jenis ion logam berat seperti ion kromium (Cr) valensi 3 dan 6, Timbal (Pb), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Sianida (CN) dan sebagainya. Kandungan ion logam berat pada setiap industri elektroplating akan berbeda baik jenis ionnya maupun konsentrasinya. Air limbah ini cukup berbahaya jika dibuang langsung ke badan air penerima seperti sungai, danau, dan laut. Air limbah ini dapat mengakibatkan keracunan bagi biota air-air limbah industri elektroplating dengan kandungan ion logam berat yang melebihi baku mutu air limbah diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air penerima.
1.3 Tujuan Penulisan Mengetahui jenis - jenis limbah Elektroplating. Mengetahui dampak limbah Elektroplatng dalam lingkungan. Mengetahui bagaimana cara penanggulangan limbah elektroplating.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jenis - Jenis Limbah\ Kromium valensi 6 :75 mg/L Sianida :1,5 mg/L Nikel :78 mg/L Seng : 5,67 mg/L Timbal : 8,95 mg/L
2.2 Dampak Bagi Lingkungan 2.2.1 Pengaruh Chromium Terhadap Kesehatan a. Efek Klinis Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(VI) dikenal untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium(VI) dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan. Lain permasalahan kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah: Ruam Kulit Ganggu perut dan borok Permasalahan berhubung pernapasan Sistem kebal yang diperlemah Ginjal Dan Kerusakan Hati Perubahan [dari;ttg] material hal azas keturunan Kanker Paru-Paru/Tempat terbuka Kematian 2
b. Efek fisiologi . Faktor utama terjadinya toksisitas dari krom adalah oxidation state dan daya larutnya. Krom (VI) mudah menembus membran sel dan akan terjadi reduksi didalamnya. Organ utama yang terserang karena krom adalah terhisap oleh paru-paru, organ lain yang bias terserang adalah ginjal, liver, kulit dan system imunitas. Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
c. Efek pada kulit. Asam kromik, dikromat dan kromiumVI selain iritan kuat juga korosif. Letak luka biasa di akar kuku, persendian dan selaput antara jari, bagian belakang tangan dan lengan. Karakteristik luka karena krom mula-mula melepuh (papulae) kemudian terbentuk luka dengan tepi yang meninggi dan keras. \. Hingga 20% pekerja menjadi dermatitis. Dermatitis alergika dengan eksim pernah dilaporkan terjadi pada pekerja percetakan, semen, metal, pelukis dan penyamak kulit. Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam
d. Efek pada saluran pernapasan Efek iritasi paru-paru terjadi pada pemajanan (menghirup debu kromium) dalam jangka panjang dan mempunyai efek terhadap iritasi kronis, penyumbatan dan hiperemia, renitis kronis, polip, trakheobronkhitis dan paringitis kronis. Dapat terjadi reaksi delayed anaphylactic reacion. Pada pekerja pelapisan dan penyamakan kulit sering terjadi kasus luka pada mukosa hidung (mukosa bengkak, ulserasi septum, perforasi septum), ini terjadi bila terpajan secara periodik paling sedikit 20 g/m3 di tempat kerja. 3
e. Efek pada ginjal . Studi terhadap tukang las dan pelapisan kromium, pajanan lebih dari 20 g/m3 mengakibatkan kerusakan pada tubulus renalis. Gangguan pada ginjal terjadi setelah menghirup dan menelan kromium. Pernah ditemukan kerusakan pada lomerulus ginjal. Kenaikan kadar Beta-2 mikroglobulin dalam urin merupakan indikator adanya kerusakan tubulus. Urinary treshold untuk efek nefrotik diperkirakan 15 g/gram kreatinin.
f. Efek pada hati Pemajanan akut kromium dapat menyebabkan nekrosis hepar. Bila terjadi 20% tubuh tersiram asam kromat akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut. Dari data yang terbatas, disimpulkan bahwa inhalasi kronis kromium dapat juga mengakibatkan efek pada hepar. Hepatitis akut dengan kuning (jaundice) pernah dilaporkan pada pekerja wanita yang telah bekerja di pabrik pelapisan krom selama 5 tahun. g. Efek karsinogenik . Studi epidemiologi secara kohort jelas menunjukkan adanya daya karsinogen. \Telah diketahui bahwa kromium (VI) sebagai penyebab kanker paru, sedangkan kromium (III) tidak. Kanker paru timul 20 ahun setelah terpajan kromium dengan jangka waktu pemajanan sekitar 2 tahun
2.2.2 Pengaruh Sianida Terhadap Lingkungan Sianida seukuran biji beras saja, bisa berakibat fatal bagi manusia, sepersejuta gramnya dalam seliter air bisa fatal bagi ikan. Banyak pengalaman menunjukkan tak pernah ada perusahaan yang berhasil menghindari kebocoran air dan limbah yang mengandung sianida ke ekosistem.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa4 Beberapa bencana akibat sianida telah terjadi. Di antaranya, Januari 2000, di tambang emas Baia Mare Romania, bendungan tailingnya runtuh dan melepaskan lebih 100 ribu ton air limbah mengandung sianida dan logam berat menuju sungai Tisza.
Selain itu pada 1992, di Colorado Amerika Serikat, ada Galactic Resources, tambang emas milik Kanada meninggalkan 3.300 hektar kawasan tambangnya yang mengandung sianida dengan sekitar 25 kilometer kawasan sungai Galactic rusak dan tercemar. Oleh karena alasan itu, banyak negara mulai melarang penggunaan Sianida.
2.2.3 Pengaruh Nikel Terhadap Lingkungan Kegiatan Penambangan terhadap Nikel yang digunakan sebagai bahan untuk elektroplating adalah salah satu penyebab kerusakan Ekosistem. Kegiatan penambangan nikel di Pomalaa menyebabkan kegundulan hutan. Gangguan ekosistem akibat penambangan nikel ini dikategorikan dalam gangguan yang mempunyai intensitas berat. Hal ini dikarenakan sturktur hutan rusak berat/hancur yang menyebabkan produktivitas tanahnya menurun. Dampak lain yang timbul akibat penambangan nikel adalah lahan yang terdegradasi. Degradasi lahan pada bekas tambang meliputi perubahan sifat fisik dan kimia tanah, penuruanan drastis jumlah spesies baik flora, fauna serta mikroorganisme tanah. Dengan kata lain, lahan yang terdegradasi memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan stuktur tanah yang kurang baik untuk pertumbuhan tanaman.
2.2.4 Pengaruh Seng Terhadap Lingkungan Cadmium (Cd) biasanya dihasilkan sebagai produk industri Seng dan keperluan industri tambang lainnya dan dapat ditemmukan pada endapat sulfida terutama biji seng dan endapan biji tembal & tembaga serta batu bara yang mengandung belerang tinggi.
5
Pada tahun 1947, masyarakat Jepang yang berdiam di pinggiran sungai Jintsu, Toyama, terjangkit penyakit yang aneh semacam penyakit rematik. Biasaya penyakit nyeri tulang ini disebut penyakit "Ita-Ita". Tahun 1968 setelah para ahli melakukan penelitian, diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh racun limbah logam Cadmium (Cd) dari Perusahaan Tambang Mitsui dan Perusahaan Pemisahan Logam Kamioka Racun Cadmium (Cd) awalnya dimulai dengan perubahan warna kuning pada gigi, kemudian diikuti gangguan pada rongga hidung, bersin, hilangnya indra penciuman, dan mulut menjadi kering. Tanda - tanda yang paling khas dari penyakit ini adalah nyeri pada punggung dan otot kaki. Logam berat Cadmium paling banyak dalam bentuk Cd bervalensi H, yang berikatan dengan gugus anorganik (halida, oksida, sulfida). Cadmium (Cd) dengan gugusan karbonat, sulfida dan hidroksida mempunyai kelarutan yang sangat rendah sehingga Cadmium (Cd) di lingkungan perairan banyak terdapat dalam sedimen.
2.2.5 Pengaruh Timbal Terhadap Lingkungan Menurut Mor et al. (2009), logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), dan merkuri (Hg) merupakan senyawa polutan yang terdapat di dalam tubuh manusia, walaupun terdapat logam-logam berat lain seperti zink (Zn), besi (Fe), kobalt (Co), dan selenium (Se) yang merupakan elemen normal yang dibutuhan tubuh untuk berkembang. Efek toksik dari logam-logam berat adalah menyebabkan efek teratogenik pada embrio. Asupan yang berlebih dari merkuri, timbal, kadmium, arsen, aluminium, tembaga, zink, besi, selenium, dan kromium dapat menyebabkan terjadinya gangguan sistem imun. Timbal (Pb) dapat menyebabkan pencemaran pada makanan, kondisi ini diakibatkan oleh polusi timbal melalui penggunaan cat atau pestisida. Kadar timbal yang diijinkan pada hewan lebih tinggi dari kadar di manusia. Menurut EPA, kadar timbal yang diijinkan pada air minum hewan adalah 100 g/l 5 . WHO menentukan bahwa kadar timbal yang diijinkan masuk ke dalam tubuh per minggu adalah 3 mg/orang.
6 Absorpsi dan akumulasi timbal (Pb) dalam tubuh dapat mencapai kadar toksik. Konsentrasi timbal pada tulang dan juga jaringan lunak mempunyai efek toksik. Pada kasus kehamilan, kalsium akan dimobilisasi dari tulang dan merupakan tanda dari keracunan timbal. Akumulasi timbal juga dapat menyebabkan efek toksik pada sistem saraf dan sistem hematopoietik, serta dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Timbal juga dapat menyebabkan abnormalitas kongenital dan abnormalitas saraf postnatal melalui plasenta. Apabila konsentrasi timbal (Pb) kurang dari 40 g/l di dalam darah maka konsentrasi timbal tersebut tergolong normal. Apabila konsentrasi timbal mencapai 40 80 g/l di dalam darah, maka akan menyebabkan terjadinya anemia dan gejala saraf, serta kerusakan ginjal. Sedangkan apabila konsentrasi timbal di dalam darah mencapai 10 25 g/dl di dalam darah maka dapat menyebabkan kehilangan fetus. Menurut Panggabean dkk (2008), Timbal (Pb) yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorpsi oleh dinding usus, kemudian akan masuk ke dalam darah dan berikatan dengan hemoglobin yang akan menghambat pembentukan sel darah merah sehingga sel darah merah akan mudah pecah dan menyebabkan anemia. Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun dan sifat racun berasal dari komponen gugus alkyl timbal yang biasanya digunakan sebagai bahan aditif bensin. Timbal dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, hematologi, dan mempengaruhi kerja ginjal. Apabila timbal terserap melalui pernapasan maka akan menyebabkan keracunan tehadap sel endotel dan kapiler darah di otak. Menurut Wardhayani dkk (2006), logam timbal (Pb) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan akan terserap dalam aliran darah, setelah itu timbal akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses dan urine, serta sisanya akan tersimpan di dalam tubuh terutama pada bagian tulang dan gigi. Timbal (Pb) mempengaruhi hampir setiap organ dan sistem dalam tubuh termasuk saluran gastrointestinal, sistem hematopoietik, sistem kardiovaskuler, sistem saraf pusat dan perifer, ginjal, sistem kekebalan, serta sistem reproduksi. Dampak timbal terhadap ibu hamil dengan kadar tinggi adalah dapat menyebabkan kelahiran premature dan bobot bayi lebih kecil, serta diikuti dengan kesulitan pembelajaran dan lambatnya pertumbuhan anak.
7
2.3 Cara Mengatasi Air limbah yang mengandung berbagai jenis ion logam berat dapat dilakukan pengolahan dengan berbagai PROSES (cara) diantaranya : Proses Adsorpsi : Proses ini dilakukan dengan mempergunakan bahan (media) padat untuk menyerap ion logam berat. Bahan media penyerap dapat mempergunakan berbagai media seperti karbon aktif, batubara, mikroba atau limbah padat hasil pertanian. Permasalahan : Bagaimana mengelola media padat yang mengandung ion logam berat ? atau seberapa besar ion logam berat yang dapat diserap oleh media penyerap. Proses Kimia : Proses ini dilakukan dengan mempergunakan bahan kimia, pada proses kimia ini diharapkan ion-ion logam berat dapat bereaksi dengan bahan kimia dan membentuk padatan hidroksida. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah kelarutan masing-masing ion logam berat, setiap ion logam berat mempunyai tingkat kelarutan yang berbeda-beda tergantung pada derajat keasaman (pH). Dalam pengolahan air limbah secara kimia dipilih kelarutan ion logam berat pada tingkat kelarutan ion logam berat terendah agar memudahkan terjadinya pengendapan (terbentuknya hidroksida). Pada pengolahan secara kimia ini akan dihasilkan padatan hidroksida dalam jumlah yang kecil, padatan ini selanjutnya dikeringkan dan dikirim ke pengolahan limbah B3. Bahan kimia yang dapat dipergunakan dalam proses pengolahan secara kimia yaitu Ferro sulfat dan Natrium Hidroksida (NaOH), Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) , Kalium Hidroksida (KOH) dan sebagainya. Proses pengolahan secara kimia ini dilakukan dalam "Tangki Berpengaduk", Jika ingin melakukan penelitian dapat mengkaji pengaruh waktu pengadukan, kecepatan putaran pengaduk dan konsentrasi bahan kimia terhadap persen removal (pengambilan) ion logam berat. Proses Pertukaran Ion (Ion exchange) : Proses ini dilakukan dengan mempergunakan media penukar ion (resin), jenis resin yang dipergunakan tergantung pada muatan ion logam berat yang terkandung dalam air limbah. Pada proses pengolahan air limbah dengan konsep Pertukaran Ion ada 2 Mekanisme yaitu 1. Mekanisme pertukaran ion : ion logam berat yang terkandung dalam air limbah ditukar dengan ion yang terdapat dalam resin (proses pengolahan air limbah), disini ion-ion dalam air limbah terikat pada resin, jumlah ion logam berat yang terikat tergantung pada kapasitas (daya tukar) resin. Bagaimana cara mengeluarkan ion logam berat yang terikat dalam resin. 8 2. Mekanisme Regenerasi Resin: ion-ion yang terikat dalam resin dikeluarkan dari resin dengan menggunakan bahan kimia, pemilihan bahan kimia tergantung pada jenis resinnya. Umumnya untuk resin kation (H + ) diregenerasi dengan asam (asam sulfat, asam chloride) sedangkan resin kation (Na + ) diregenerasi dengan natrium hidroksida (NaOH). Sedangkan untuk resin anion (OH - ) diregenerasi dengan hidroksida (OH), bahan kimia yang mengandung hidroksida seperti NaOH, KOH dapat dipergunakan, yang umum dipergunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH).
Hasil proses regenerasi akan menghasilkan endapan hidroksida- hidroksida logam dalam jumlah yang kecil. Jika proses yang diaplikasikan untuk recovery ion logam berat, maka hasil regenerasi dapat direaksikan dengan bahan kimia sehingga dapat dihasilkan bahan kimia baru yang dapat dimanfaatkan. Pada proses pengolahan air limbah industri elektroplating atau air limbah yang mengandung ion logam berat dengan Proses Pertukaran Ion, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
A. Kapsitas Resin, yaitu kemampuan resin untuk mempertukarkan ion, setiap jenis atau merk dagang resin mempunyai kapasitas resin yang berbeda- beda. Data kapasitas resin dibutuhkan untuk menentukan : Berapa jumlah resin yang dibutuhkan per satuan volume air limbah yang diolah dan menentukan kapan resin tersebut dilakukan proses regenerasi.
B. Selektivitas ion, didalam air limbah terdapat berbagai jenis ion logam berat yang mempunyai valensi dan berat atom yang berbeda-beda, perbedaan valensi dan berat atom akan mempengaruhi mekanisme pertukaran ion.
9
*. Ion logam berat yang mempunyai valensi tertinggi akan mengalami pertukaran lebih dahulu (masuk kedalam resin pertama kali) diikuti oleh ion dengan valensi dibawahnya (berurutan sesuai valensinya) *. Jika valensi ion sama, maka Ion yang mempunyai berat Atom terbesar akan mengalami pertukaran lebih dahulu (masuk kedalam resin pertama kali) diikuti oleh ion logam berat dengan berat atom dibawahnya banding dengan valensi lainnya.
Proses pertukaran ion ini dapat diaplikasikan pada : * Penyediaan air untuk air umpan boiler * Pengolahan air limbah yang mengandung ion logam berat * Proses pemisahan ion yang terkandung dalam fasa cair.
Proses Biologi, Pengolahan air limbah inustri electroplating dengan proses biologi pada umumnya terjadi 2 (dua) mekanisme yaitu mekanisme perubahan valensi ion logam berat, disini mikroorganisme bersifat sebagai oksidator atau reduktor sehingga valensi ion logam beratnya berubah, perubahan valensi dimaksudkan untuk mengurangi tingkat racunnya. Disamping perubahan valensi pada proses ini dapat terjadi mekanisme ADSORPSI (penyerapan), ion logam berat terserap kedalam mikroorganisme (proses ini identik dengan Proses Adsorpsi) Proses Vaporizer, Proses pengolahan dengan proses vaporizer atau penguapan dilakukan dengan memanaskan air limbah pada temperature diatas titik didih air. Proses ini membutuhkan biaya yang cukup besar jika volume air limbahnya besar, jika volume air limbah kecil dan konsentrasinya pekat, maka proses ini dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan.
10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari Makalah ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Limbah Elektroplating sangat berbahaya bagi lingkungan. 2. Mengatasi Limbah Elektroplating tidak memerlukan keahlian khusus. 3. Seluruh Limbah elektroplating dapat diolah dengan berbagai Proses. 4. Limbah paling berbahaya adalah Timbal, karena tidak bisa diketahui konsentrasinya di lingkungan.
3.2 Saran Adapun Saran agar limbah elektroplating tidak merusak lingkungan adalah 1. Sebaiknya dibuat Ruang atau Bak khusus untuk menampung limbah dari proses elektroplating untuk sementara sehingga tidak langsung terhubung dengan lingkungan 2. Proses mengatasi Limbah sebaiknya dilakukan segera karena limbah elektroplating dapat terionisasi dengan alam 3. Ruang atau bak untuk menampung sementara limbah elektroplating diharapkan terbuat dari baja yang telah dilapisi dengan aluminium sehingga tahan karat dan tidak bereaksi terhadap seluruh Limbah
3.3 Kata Penutup Demikianlah makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan Pembaca tentang Jenis jenis limbah dari Proses elektroplating dan cara mengatasinya. Bila ada kekurangan dalam informasi atau tata cara penulisan, penulis meminta maaf sebesar - besarnya. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca.
11
DAFTAR PUSTAKA Makalah : Sumada Ketut, 2006. " PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELEKTROPLATING SECARA KIMIA DAN PERTUKARAN ION (ION EXCHANGE) ". Jawa Timur.
Website : 1. Memasuki wilayah yang asing bahaya pembuangan limbah tailing ke laut. http://www.downtoearth- indonesia.org/id/story/memasuki-wilayah-yang-asing-bahaya- pembuangan-limbah-tailing-ke-laut-std. 07 Januari 2013. 13.02 WIB. 2. Sianida tidak Kalah Bahaya ketimbang Merkuri. https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/313280275429 743. 07 januari 2013. 13.10 WIB/ 3.Ini nih 7 sampah yang paling bahaya. http://www.langitberita.com/top-lists/69204/ini-nih-7-sampah-yang- paling-bahaya. 07 Januari 2013. 13.30 WIB. 4. Tambang vs Lingkungan. http://asc04- unhalu.blogspot.com/2012/01/tambang-vs-lingkungan-siti- hardianti.html. 07 Januari 2013. 13.20 WIB. 5. Dampak limbah b3 chromium bagi kesehatan .http://weildsrie.blogspot.com/2013/07/dampak-limbah-b3-chromium- bagi-kesehatan_8545.html. 07 Januari 2013. 13.30 WIB. 6. Resume pencemaran limbah pertambangan. http://edecipiens.blogspot.com/2012/05/resume-pencemaran-limbah- pertambangan.html. 07 Januari 2013. 13.25 WIB. 7. Limbah nikel cemari budidaya rumput laut. http://antarasultra.com/print/260546/limbah-nikel-cemari-budidaya- rumput-laut. 07 Januari 2013. 13.26 WIB.