PROGRAM STUDI PSIKOLGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
2011 AKANKAH AKU MENCINTAI PSIKOLOGI?
Pagi ini, rumput seperti tak bergoyang, tunduk dan terdiam. Butung pun tak bernyanyi. Membuatku tak ingin beranjak dari tempat tidurku. Tetapi seperti biasa, ibuku membangunku. Beliau tidak akan berhenti mencoba membangunkanku sampai aku terbangun. Dan akupun terpaksa beranjak dari tempat tidurku untuk mencoba mengukir pagiku dan berharap keajaiban akan datang. Beginilah aku, setiap pagi setelah bangun pagi kerjaanku hanya di rumah, mengerjakan yang aku sukai dan hal yang aku suka untuk dikerjakan. Seperti semboyan hidupku Do if I like and like do to. Hidup begitu terus memang menyenangkan, tetapi lama-lama aku juga bosan. Ingin rasanya cepat memiliki aktivitas dan sok sibuk seperti saat sibuk belajar dan praktikum di sekolah menengahku dulu. Hari berganti hari, dan akupun semakin bosan. Tapi kini si Juli sudah datang. Kedatangan si Juli tentu sangat dinanti-nanti olehku dan rekan-rekan putih-abu lainnya. Karena kedatangan si Juli menandakan waktu pendaftaran kuliah telah datang. Akupun berbondong-bondong seperti yang lainnya untuk berkompetesi mendapatkan kursi di tempat kuliah yang ku inginkan. Dan akhirnya kursiku direbut orang dan aku terdampar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Banjarbaru. Psikologi? Apa ini?, dalam benakku. Akupun mulai menelaah ilmu yang akan menjadi teman hidupku di maa akan datang ini. Telaah demi telaah ternyata berdasarkan bahasa, psikologi terdiri dua kata yang berasal dari Yunani, psyche (jiwa) dan logos (ilmu). Jadi secara sederhana, psikologi adalah ilmu mengenai jiwa. Pada awalnya psikologi hanya termasuk ilmu kursi goyang maksudnya hanyalah sebuah kajian hasil diskusi para filsuf. Pada telaah yang pertama ini dapat ku simpulkan bahwa ilmu baru ini adalah ilmu yang punya sangat banyak teori dari banyak tokoh. Ini tampak jelas, dari pengertiannya saja banyak sekali pengertian dari tokoh yang berbeda-beda. Seperti : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari adanya jiwa dan kehidupan jiwa (Bigot, Kohnstamm, dan Palland, 1954). Psikologi adalah suatu studi sistematik tentang tingkah laku (Garret, 1961). Psikologi adalah studi ilmiah tentang kegiatan-kegiatan individu dalam hubungannya dengan lingkungan (Woodworth dan Marquis, 1961). Psikologi adalah suatu ilmu tentang tingkah laku organisme (Ruch dan Zimbardo, 1971). Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan proses-proses mental (Hillgard, Atkinson, dan Atkinson, 1975). Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan; hal itu meliputi penerapannya pada masalah-masalah manusia (Morgan, King, dan Robinson, 1979). Teori-teori yang banyak itu membuatku mulai bosan dengan perkuliahan. Mungkin karena hal ini bertolak belakang dengan disiplin ilmu yang ku pelajari waktu sekolah menengah dulu. Seperti ada pergeseran paradigma dalam jiwaku, dari sains ke sosial. Tetapi untunglah karena kebosananku sering terobati oleh berbagai pola tingkah laku rekan-rekan mahasiswa lain dan sangat terobati dengan dosen-dosen yang begitu hebat. Tidak seperti rekan-rekan mahasiswa yang lain yang mengambil jurusan psikologi karena profesi psikologi dianggap mempunyai nilai lebih di masyarakat sehingga mereka mengharapkan nantinya mereka mempunyai pekerjaan yang layak. Mereka beranggapan bahwa profesi psikologi mempunyai peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga mereka mempunyai perkiraan bahwa nantinya akan banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Disamping itu, dengan berkuliah di jurusan psikologi mereka juga punya pengharapan lain yaitu untuk dapat membantu sesama manusia yang membutuhkan. Tetapi tidak sedikit juga kenyataanyang bertolak belakang, bahwa banyak mahasiswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam berkuliah di jurusan psikologi. Kebanyakan dari mereka menunjukkan sikap yang bertentangan dengan apa yang seharusnya ditampilkan. Bulan berganti bulan, hingga akhir semester tiba, dan aku mendapat IP pertamaku di dunia baru ini. Hasilnya memang tak begitu memuaskan, mungkin karena jiwaku belum menyatu dengan dunia baru ini. Hingga aku belum benar- benar mencintainya. Mencintai ilmu baruku ini memang tak semudah mencintai kekasihku. Semester baru pun datang dan ternyata semakin banyak teori-teori yang harus dipelajari. Tetapi kini berbeda, ilmu-ilmu baru itu membuatku memahami bahwa sesungguhnya kehidupan individu tidak bisa lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Di lingkungan tersebut individu menerima stimulus-stimulus yang merangsang individu untuk melakukan persepsi. Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu memberi arti terhadap suatu stimulus atau objek atau fenomena yang terjadi berdasarkan kesan yang ditangkap panca inderanya. Dan mungkin stimulus-stimulus psikologi akan mampu menembus sawar darah otakku, sehingga tertanam kuat di otakku dan persepsiku akan bergeser menjadi Aku mencintai psikologi. Apalagi, perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut perubahan di berbagai bidang, dari ilmu pengetahuan, teknologi, hukum hingga sistem komunikasi. Informasi dari satu tempat ke tempat lain bergerak dengan cepat dan arusnya pun sulit bahkan tidak bisa untuk dibendung. Banjirnya informasi melanda berbagai hal dalam kehidupan, sehingga menggoyahkan tata nilai masyarakat terutama masyarakat yang sedang berkembang. Hal ini menjadikan permasalahan hidup semakin kompleks, baik yang menyangkut hubungan dengan orang lain ataupun yang terjadi pada diri individu itu sendiri, seperti stress kerja, konflik rumah tangga, masalah anak dan lain-lain. Banjirnya informasi yang didapat dari media komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat juga menggoyahkan tata nilai dalam masyarakat. Kondisi semacam inilah, iklim untuk mengembangkan profesi membantu, seperti profesi psikologi.