You are on page 1of 10

I .

FLOW SHEET
Nama : Tn. K
Diagnosis : TB paru kambuh BTA (+)-radiologi (+) dalam pengobatan OAT kategori 2 fase awal bulan pertama, PPOK, decompensatio cordis, penurunan fungsi ginjal,
DM tipe 2.
N
o
Tgl Keluhan/Kondisi
Pasien
Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target
1. 20-
9-
201
4
Nyeri dari
bahu kanan
sampai lutut
kanan hingga
kesulitan
berjalan dan
mengganggu
tidur, dada
kiri nyeri,
terasa panas
didaerah
punggung,
penglihatann
ya kabur,
mulut dan
kulit terasa
kering, sering
sakit kepala
dan lemas,
nafsu makan
Tanda Vital, Tensi: 90/60 mmHg, Nadi: 102
x/menit (reguler, isi cukup, simetris),
Pernafasan: 25 x/menit, Suhu: 36,0
0
C per
axiler. Status Gizi, BB: 49 kg, TB: 165,
BMI: BB/TB
2
= 49/(1,67)
2
= 17,57 kg/m
2 ,
Status gizi: BB kurang (<18,5 kg/ m
2
).
Status Generalis :
luka di kepala (diameter 2cm, tepi
irreguler, dasar eritem terdapat bercak
darah)visus menurun (+/+), bibir kering
(+), gigi tanggal (+)
Status Lokalis :
1. Thoraks : Normochest, simetris,
pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-
), spider nevi (-), pulsasi infrastenalis (-),
sela iga melebar (-)
2. Cor
a) Inspeksi
Ictus cordis tampak
b) Palpasi
Kuratif :
1. Rifampisin 450 mg (1x1)
2. Pirazinamid 500mg (1x2)
3. Etambutol 500mg (1x2)
4. Isoniazid 300mg (1x1)
5. Salbutamol 2mg (3x2)
6. Furosemid 40mg (pagi 1x,
siang 1x bila bengkak)
7. Codein ...mg (1x1 bila
batuk)
8. Injeksi Streptomisin 750mg/hari
9. Injeksi insulin 2x/hari
10. Colipred Cream dioleskan
pada luka di kepala
Promotif :
1. Pemahaman tentang TB, cara
penularan, pengobatan dan efek
samping pengobatan
1. Terapi fase
awal
2. Kontrol rutin
sesuai jadwal
3. Pemeriksaan
sputum BTA
setelah 2 bulan
pengobatan
fase awal,
bulan ke-5 dan
ke-6 setelah
pengobatan
fase lanjutan
Menyelesaika
n pengobatan
OAT kambuh
fase awal
hingga selesai
(fase
lanjutan),
sputum BTA
(-),
meningkatkan
berat badan
atau
diusahakan
stabil, kondisi
gula darah
(DM tipe 2),
jantung,
ginjal dan
paru-paru
akibat TB
berkurang,
gangguan
sosialisasi
dengan
masyarakat
sekitar

Ictus kordis kuat angkat, letak SIC
VI Linea Axilaris Anterior Sinistra
(bergeser ke caudolateral)
c) Perkusi
Batas kiri atas : SIC IV Linea Mid
Clavicularis Sinistra
Batas kanan atas : SIC II
Linea Para Sternalis Dextra
Batas kiri bawah : SIC VI
Linea Axilaris Anterior Sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV
Para Sternalis Dextra
Batas jantung melebar
(decompensatio cordis
kardiomegali)
d) Auskultasi
BJ II lebih keras daripada BJ I,
bising (+)
3. Pulmo
a) Inspeksi :
pengembangan dada
kanan=dada kiri
b) Palpasi : fremitus raba
kanan=kiri menurun
c) Perkusi : sonor/sonor
d) Auskultasi : suara dasar
2. Mendorong anggota keluarga
yang ditemui untuk memberi
dukungan moril kepada pasien
dalam menjalani pengobatan
dan membantu tugas pasien di
rumah selama pasien sakit
3. Menjaga ventilasi dan
pencahayaan rumah yang sudah
baik
4. Membiasakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
dan selepas bekerja dengan
menggunakan sabun
5. Asupan makanan harus tetap
dijaga meskipun nafsu makan
berkurang
6. Edukasi keluarga untuk selalu
mengingatkan pasien untuk
minum dan injeksi obat yang
sudah diberikan sesuai aturan
7. Menyarankan agar
menggunakan pelembab/body
lotion untuk dioleskan ke kulit
pasien yang kering dan bersisik
paru dan
PPOK
diusahakan
terkontrol
dengan baik
vesikuler melemah, ronkhi
basah kasar (-/-), wheezing
(-/-), ekspirasi memanjang
4. Ekstremitas
Atas : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Bawah : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (+/+)

akibat asupan air pasien yang
harus dikurangi. Bila punggung
terasa panas dapat dikompres
dengan mengggunakan handuk
basah.
8. Edukasi agar pasien
menghindari risiko jatuh
dengan selalu berhati-hati
dalam mengambil langkah
untuk berjalan dengan dibantu
oleh orang-orang disekitar
pasien dan alat bantu walker
9. Pasien diberi apresiasi untuk
usahanya tidak merokok dan
minum alkohol lagi serta diberi
pemahaman bahwa bila riwayat
kebiasaannya merokok tetap
diteruskan maka dapat
memperburuk kondisi
kesehatannya




2. 25-
9-
201
4
Kondisi
lemas, nyeri
dari bahu
kanan
sampai lutut
kanan hingga
mengganggu
tidur tetapi
ada
kemajuan
dalam
berjalan,
bibir sering
kering, sesak
nafas, kaki
dan tangan
tremor, sakit
kepala,
punggung
pegal dan
terkadang
nyeri dada,
gangguan
interaksi
Tanda Vital, Tensi: 90/70 mmHg, Nadi:
106 x/menit (reguler, isi cukup,
simetris), Pernafasan: 36 x/menit, Suhu:
36,1
0
C per axiler. Status Gizi, BB: 49 kg,
TB: 165, BMI: BB/TB
2
= 49/(1,67)
2
=
17,57 kg/m
2 ,
Status gizi: BB kurang
(<18,5 kg/ m
2
).
Status Generalis :
Luka di kepala sudah mengering
(diameter 2cm, tepi irreguler, dasar
eritem), visus menurun (+/+), bibir
kering (+), gigi tanggal (+)
Status Lokalis :
5. Thoraks : Normochest, simetris,
pernapasan thoracoabdominal,
retraksi (-), spider nevi (-), pulsasi
infrastenalis (-), sela iga melebar (-)
6. Cor
e) Inspeksi
Ictus cordis tampak
f) Palpasi
Ictus kordis kuat angkat, letak
SIC VI Linea Axilaris Anterior
Sinistra (bergeser ke
Kuratif :
1. Rifampisin 450 mg (1x1)
2. Pirazinamid 500mg (1x2)
3. Etambutol 500mg (1x2)
4. Isoniazid 300mg (1x1)
5. Salbutamol 2mg (3x2)
6. Furosemid 40mg (pagi 1x,
siang 1x bila bengkak)
7. Codein ...mg (1x1 bila
batuk)
8. Injeksi Streptomisin 750mg/hari
9. Injeksi insulin 2x/hari
10. Colipred Cream dioleskan
pada luka di kepala
Promotif :
a) Obat diminum dan
diinjeksikan teratur sesuai
aturan. Obat diminum
dengan menggunakan
pisang untuk mengurangi
asupan air (mengurangi
beban kerja jantung dan
ginjal)
b) Bila merasa lelah saat
4. Terapi fase
awal
5. Kontrol rutin
sesuai jadwal
Pemeriksaan sputum
BTA setelah 2 bulan
pengobatan fase awal,
bulan ke-5 dan ke-6
setelah pengobatan
fase lanjutan
Menyelesaika
n pengobatan
OAT kambuh
fase awal
hingga selesai
(fase
lanjutan),
sputum BTA
(-),
meningkatkan
berat badan
atau
diusahakan
stabil, kondisi
gula darah
(DM tipe 2),
jantung,
ginjal dan
paru-paru
akibat TB
paru dan
PPOK
diusahakan
terkontrol
dengan baik
sosial
dengan
masyarakat
sekitar.

caudolateral)
g) Perkusi
Batas kiri atas : SIC IV Linea
Mid Clavicularis Sinistra
Batas kanan atas : SIC II
Linea Para Sternalis Dextra
Batas kiri bawah : SIC VI
Linea Axilaris Anterior Sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV
Para Sternalis Dextra
Batas jantung melebar
(decompensatio cordis
kardiomegali)
h) Auskultasi
BJ II lebih keras daripada BJ I,
bising (+)
7. Pulmo
e) Inspeksi :
pengembangan dada
kanan=dada kiri
f) Palpasi : fremitus raba
kanan=kiri menurun
g) Perkusi :
sonor/sonor
beraktivitas, istirahat
terlebih dahulu
c) Tetap menjaga
pencahayaan dan ventilasi
rumah yang sudah baik
d) Keluarga hendaknya selalu
ikhlas dalam membantu
pasien menjalankan
aktivitasnya sehari-hari
dan senantiasa
memberikan dukungan
moril agar pasien tetap
bersemangat dalam
menjalani pengobatan
e) Pasien tidak dapat
berinteraksi secara leluasa
dengan masyarakat sekitar
karena keterbatasan
gerakan dan kondisi
kesehatannya, sehingga
anggota keluarga yang
tidak tinggal serumah
dengan pasien hendaknya
secara rutin dan bergantian
h) Auskultasi : suara dasar
vesikuler melemah,
ronkhi basah kasar (-/-),
wheezing (-/-), ekspirasi
memanjang
8. Ekstremitas
Atas : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Bawah : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (+/+)

menjenguk pasien untuk
memberi dukungan moril
dan semangat pada pasien
f) Membiasakan mencuci
tangan sebelum dan
sesudah makan dan selepas
bekerja dengan
menggunakan sabun
g) Asupan makanan harus
tetap dijaga meskipun
nafsu makan berkurang
h) Menyarankan agar
menggunakan
pelembab/body lotion
untuk dioleskan ke kulit
pasien yang kering dan
bersisik akibat asupan air
pasien yang harus
dikurangi. Bila punggung
terasa panas dapat
dikompres dengan
mengggunakan handuk
basah
i) Edukasi agar pasien
menghindari risiko jatuh
dengan selalu berhati-hati
dalam mengambil langkah
untuk berjalan dengan
dibantu oleh orang-orang
disekitar pasien dan alat
bantu walker

3. 29-
9-
201
4
Kondisi
lemas, nyeri
dari bahu
kanan
sampai lutut
kanan hingga
mengganggu
tidur dan
kembali
kesulitan
berjalan
seperti
semula, bibir
sering
kering, sesak
nafas
Tanda Vital, Tensi: 110/70 mmHg, Nadi:
106 x/menit (reguler, isi cukup,
simetris), Pernafasan: 26 x/menit, Suhu:
35,8
0
C per axiler. Status Gizi, BB: 49 kg,
TB: 165, BMI: BB/TB
2
= 49/(1,67)
2
=
17,57 kg/m
2 ,
Status gizi: BB kurang
(<18,5 kg/ m
2
).
Status Generalis :
Luka di kepala sudah mengering
(diameter 2cm, tepi irreguler, dasar
eritem), visus menurun (+/+), bibir
kering (+), gigi tanggal (+)
Status Lokalis :
9. Thoraks : Normochest, simetris,
pernapasan thoracoabdominal,
retraksi (-), spider nevi (-), pulsasi
Kuratif :
1. Rifampisin 450 mg (1x1)
2. Pirazinamid 500mg (1x2)
3. Etambutol 500mg (1x2)
4. Isoniazid 300mg (1x1)
5. Salbutamol 2mg (3x2)
6. Furosemid 40mg (pagi 1x,
siang 1x bila bengkak)
7. Codein ...mg (1x1 bila
batuk)
8. Injeksi Streptomisin 750mg/hari
9. Injeksi insulin 2x/hari
10. Colipred Cream dioleskan
pada luka di kepala
Promotif :
a) Obat diminum dan
6. Terapi fase
awal
7. Kontrol rutin
sesuai jadwal
Pemeriksaan sputum
BTA setelah 2 bulan
pengobatan fase awal,
bulan ke-5 dan ke-6
setelah pengobatan
fase lanjutan
Menyelesaika
n pengobatan
OAT kambuh
fase awal
hingga selesai
(fase
lanjutan),
sputum BTA
(-),
meningkatkan
berat badan
atau
diusahakan
stabil, kondisi
gula darah
(DM tipe 2),
jantung,
terutama
malam hari
(Paroksismal
Nocturnal
Dyspnea)
sejak 2
malam
terakhir,
sakit kepala,
nyeri dada,
gangguan
interaksi
sosial
dengan
masyarakat
sekitar, sulit
BAK, luka di
lutut kiri
akibat
terbentur,
terasa panas
di daerah
punggung.

infrastenalis (-), sela iga melebar (-)
10. Cor
i) Inspeksi
Ictus cordis tampak
j) Palpasi
Ictus kordis kuat angkat, letak
SIC VI Linea Axilaris Anterior
Sinistra (bergeser ke
caudolateral)
k) Perkusi
Batas kiri atas : SIC IV Linea
Mid Clavicularis Sinistra
Batas kanan atas : SIC II
Linea Para Sternalis Dextra
Batas kiri bawah : SIC VI
Linea Axilaris Anterior Sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV
Para Sternalis Dextra
Batas jantung melebar
(decompensatio cordis
kardiomegali)
l) Auskultasi
BJ II lebih keras daripada BJ I,
bising (+)
diinjeksikan teratur sesuai
aturan. Obat diminum
dengan menggunakan
pisang untuk mengurangi
asupan air (mengurangi
beban kerja jantung dan
ginjal)
b) Keluarga hendaknya
memberikan dukungan
pada pasien untuk
menyelesaikan pengobatan
dan memberikan suasana
yang nyaman untuk proses
kesembuhan pasien
c) Motivasi Tn. K dan Ny. S
agar tidak menjadikan
kejadian sakit pada Tn. K
sebagai beban yang berat
melainkan hendaknya
ikhlas, pasrah, senantiasa
berusaha dan berdoa pada
Tuhan YME seperti yang
telah mereka lakukan.
d) Adanya hubungan yang
ginjal dan
paru-paru
akibat TB
paru dan
PPOK
diusahakan
terkontrol
dengan baik
11. Pulmo
i) Inspeksi :
pengembangan dada
kanan=dada kiri
j) Palpasi : fremitus raba
kanan=kiri menurun
k) Perkusi :
sonor/sonor
l) Auskultasi : suara dasar
vesikuler melemah,
ronkhi basah kasar (-/-),
wheezing (-/-), ekspirasi
memanjang
12. Ekstremitas
Atas : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Bawah : Palmar eritem (-/-),
akral dingin (-/-), oedem (+/+)

kurang harmonis dengan
adik laki-laki Tn. K
hendaknya tidak membuat
Tn. K menjadi tidak
bersemangat dalam
menjalani pengobatan
melainkan tetap berusaha
dan sabar dalam
menghadapi situasi ini.

You might also like