Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL..i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
LEMBAR ASISTENSI......iii
KATA PENGANTAR........iv
DAFTAR ISI..vi
DAFTAR GAMBAR..viii
DAFTAR TABEL......ix
BAB I : PENDAHULUAN....1
1.1. Latar Belakang......1
1.2. Maksud dan Tujuan.......2
1.3. Batasan Masalah....................2
1.4. Sistematika Penyusunan.....3
BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA.........4
2.1. Landasan Teori.........4
2.1.1. Umum4
2.1.2. Tahanan Ujung (q
c
)..........10
2.1.3. Gesekan Selimut (f
s
)........12
2.2. Metode Schmertmann - Nottingham.......14
Perpustakaan Unika
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ujung konus sondir.......6
Gambar 2.2. Cara pelaporan hasil uji sondir...10
Gambar 2.3. Contoh sederhana interpretasi hasil uji sondir........11
Gambar 2.4. Bentuk penampang precast reinforced concrete pile......20
Gambar 2.5. Bentuk penampang tiang pancang baja......21
Gambar 2.6. Bentuk penampang tiang pancang komposit......22
Gambar 3.1. Diagram Alir Pemetaan Pondasi Tiang Pancang Wilayah Semarang27
Perpustakaan Unika
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Lokasi Pembagian Wilayah Semarang.29
Tabel 4.2 J umlah Titik Tiap Lokasi di Semarang.29
Tabel 4.3 Contoh Perhitungan Daya Dukung Ujung Tiang dan Daya dukung Selimut
Tiang.33
Tabel 4.4 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang
Barat ..34
Tabel 4.5 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang
Timur34
Tabel 4.6 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang
Selatan..35
Tabel 4.7 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 20 cm wilayah Semarang
Tengah..36
Tabel 4.8 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang
Barat..37
Tabel 4.9 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang
Selatan...37
Perpustakaan Unika
x
Tabel 4.10 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang
Tengah....38
Tabel 4.11 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah Semarang
Timur..39
Tabel 4.12 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang
Barat..39
Tabel 4.13 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang
Timur..40
Tabel 4.14 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang
Selatan40
Tabel 4.15 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah Semarang
Tengah.41
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut adanya perubahan perubahan dalam berbagai segi kehidupan di
masyarakat, diantaranya adalah pembangunan. Menurut perkembangannya,
pembangunan yang terjadi di masyarakat saat ini dapat dilihat secara nyata
melalui pembangunan secara fisik. Dengan berdirinya gedung gedung
bertingkat menandai kemajuan kota Semarang sebagai salah satu kota yang
strategis dan memiliki peranan penting di Indonesia khususnya Jawa Tengah,
dimana berdasarkan ketinggian dan kondisi tanahnya kota Semarang terbagi
menjadi Semarang atas dan Semarang bawah, sedangkan berdasarkan
wilayahnya yaitu Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang Selatan,
Semarang Barat dan Semarang Tengah. Dalam merencanakan suatu
konstruksi pondasi tiang pancang pada bangunan bertingkat diperlukan
perencanaan kontruksi tiang pancang yang benar yaitu dengan
memperhatikan daya dukung dari tiang pancang yang digunakan. Penentuan
daya dukung tiang pancang tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
perhitungan rumus rumus tiang pancang yang sangat kompleks, satu
perhitungan dengan perhitungan lainnya tergantung pada rumus rumus
pendukungnya dimana perhitungan rumus tersebut bisa diperoleh berdasarkan
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
pancang yang digunakan adalah tiang pancang beton bentuk silinder dengan
diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm.
1.3 Sistematika Penyusunan
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini mungkin ada
beberapa bagian yang kurang lengkap. Tetapi penulis telah membuat suatu
sistematika yang diharapkan akan mempermudah para pembaca memahami
laporan tersebut baik dari segi teknis maupun non teknis. Berikut adalah
sistematika penyusunan laporan, yang meliputi:
Bab I : Berisi tentang pendahuluan, yang meliputi latar belakang, maksud
dan tujuan, batasan masalah, dan sistematika penyusunan dalam
pembuatan tugas akhir.
Bab II : Berisi tentang tinjauan pustaka, yang meliputi landasan teori,
metode dengan beberapa rumus.
Bab III : Berisi tentang metodologi, yang meliputi flowchart dan data data
yang diperlukan.
Bab IV: Berisi tentang pembahasan, yang meliputi proses perhitungan dangan
menggunakan metode Schmertmann Nottingham.
Bab V : Berisi tentang kesimpulan dan saran tentang penyusunan laporan.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Umum
Pondasi sering disebut struktur bangunan bagian bawah (sub
structure), terletak paling bawah dari bangunan yang berfungsi mendukung
seluruh beban bangunan dan meneruskan ke tanah di bawahnya. Untuk
tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban beban berguna dan gaya
gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain lain, dan tidak
boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi yang
merata lebih dari batas tertentu.
Ditinjau dari segi fungsinya sebagai pendukung bangunan dan
mencegah kerusakan struktur tanah di bawahnya, perencanaan pondasi
sebaiknya mengikuti rekomendasi dari hasil penyelidikan tanah (soil
investigation), yaitu suatu usaha penyelidikan ke dalam lapisan tanah untuk
mengetahui jenis dan kekuatan tanah.
Untuk dapat melakukan analisis geoteknik (mekanika tanah dan
teknik pondasi) yang baik dan benar, sangat diperlukan data data tanah
(soil test) bawah permukaan yang lengkap dan akurat. Data data ada yang
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
dapat diperoleh langsung dari survey geoteknik lapangan dan ada yang
diperoleh langsung dari uji laboratorium terhadap contoh tanah yang
diambil dari bawah permukaan melalui boring.
Penyelidikan tanah di lapangan dapat berupa penggunaan dan
interpretasi foto udara dan remote sensing, metode geofisik, metode
geolistrik, pemboran (boring), uji penetrometer (uji sondir, CPT),
California Bearing Test (CBR) dan lain lain. Pemboran tanah (boring)
dan sondir (CPT) adalah pekerjaan yang paling umum dan akurat dalam
survey geoteknik lapangan.
Sondir adalah suatu alat berbentuk silinder dengan ujungnya berupa
suatu konus. Dalam uji sondir, alat ini ditekan ke dalam tanah dan
kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan
gesekan pada selimut silinder diukur. Teknik pendugaan lokasi atau
kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah dipraktekan sejak jaman
dulu. Karena kondisi tanah yang lembek dan banyaknya penggunaan
pondasi tiang, pada tahun 1934 orang Belanda memperkenalkan alat sondir
sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936). Alat ini sangat
populer di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan
tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat
dan amat ekonomis.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Gb. 2.3. Contoh sederhana Interpretasi Hasil Uji Sondir
(sumber: Schmertmann. 1978)
Pada tanah lempung umumnya mempunyai tahanan ujung yang kecil
akibat rendahnya kuat geser dan pengaruh tekanan air pori saat penetrasi.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Pada gambar a dan b, lapisan pasir dan lempung dengan mudah dapat
dibedakan. Sedangkan untuk gambar c, memberikan petunjuk bahwa pada
pasir yang terkonsolidasi normal, harga tahanan ujung (
c
q ), akan
meningkat terhadap kedalaman sedangkan tanah pasir overkonsolidasi
dapat memberikan respon yang lebih konstan. Hal ini adalah akibat
peningkatan tegangan lateral. Namun hal ini dapat diragukan karena pasir
yang menurun kepadatannya terhadap kedalaman juga akan memberikan
respon yang serupa.
2.1.3 Gesekan selimut (
s
f )
Disamping memberikan data yang dapat dipergunakan untuk desain
pondasi tiang, rasio gesekan yang tak berdimensi dari
s
f dan
c
q yang
kemudian dikenal dengan nama rasio gesekan (R
f
) dapat digunakan untuk
membedakan tanah butir halus daripada tanah butir kasar. Berdasarkan
penelitian pakar sondir, tanah butir kasar ternyata mempunyai nilai rasio
gesekan R
f
yang kecil ( 2%), sedangkan pada tanah butir halus (lanau dan
lempung) nilai rasio gesekan tersebut lebih tinggi. Kenyataan diatas
dimanfaatkan para ahli untuk melakukan klasifikasi jenis tanah berdasarkan
kombinasi nilai tahanan ujung (
c
q ) dan nilai rasio gesekan (R
f
).
Perhitungan daya dukung aksial pondasi tiang berdasarkan data uji
sondir sering disebut ekstrapolasi dengan atau tanpa koreksi. Hal ini adalah
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
karena komponen komponen yang terukur dari uji sondir (tahanan ujung
dan gesekan selimut) merupakan representasi dari komponen komponen
daya dukung tiang. Perbedaan utama alat sondir dan pondasi tiang terletak
pada ukurannya, bentuk ujung, sifat permukaan dan mekanisme
keruntuhannya. Analisis yang dikemukakan ini berlaku untuk tiang
pancang. Analisis yang dipakai untuk menghitung daya dukung tiang
pancang menggunakan beberapa metoda yaitu metoda langsung (direct
cone method), metoda Schmertmann & Nottingham (1975), metoda
Lambda Cone (metoda Tumai & Fakhroo, 1981) dan metoda Cone M.
Karena uji sondir merupakan simulasi dari pondasi tiang, maka sangat
relevan bila hasil uji sondir tersebut digunakan untuk memperkirakan daya
dukung suatu pondasi tiang. Berdasarkan mekanimesnya maka uji sondir
lebih sesuai untuk memperkirakan daya dukung pondasi tiang pancang.
Briaud (1986) melakukan evaluasi terhadap 98 buah uji pembebanan tiang
dengan menggunakan beberapa cara daya dukung yang diturunkan dari data
uji sondir, diantaranya menggunakan cara langsung (direct cone method)
tanpa koreksi, metoda LPC dan metoda Schmertmann & Nottingham. Hasil
penelitian Briaud ternyata memberikan kesimpulan bahwa metoda LPC
cone yang dinyatakan baik, sedangkan metoda terbaik berikutnya yang
masih dapat diandalkan adalah Schmertmann & Nottingham (1975). Tiga
buah metoda lain De-Ruiter & Beringen (1979), Tumai & Fakhroo (1981)
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
dan Penpile (1978) kurang baik. Kemudain yang paling buruk adalah
metoda langsung (direct cone method). Studi oleh Rahardjo et al. (1993)
menggunakan teori keandalan (reability study) pada 18 buah pondasi tiang
di Indonesia memberikan kesimpulan yang serupa dengan penelitian diatas.
Berbagai metoda yang diutarakan diatas telah terbukti dan dapat
disimpulkan bahwa metoda Schmertmann & Nottingham (1975) baik untuk
diterapkan dalam menganalisis daya dukung pondasi tiang. Berdasarkan
penelitian diatas, maka dalam penulisan skripsi ini analisis yang digunakan
yaitu dengan metoda Schmertmann & Nottingham.
2.2 Metode Schmertmann Nottingham
Schmertmann Nottingham (1975) telah menganjurkan perhitungan
daya dukung ujung pondasi tiang menurut cara Begemann, yaitu diambil
dari nilai rata rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung tiang dan
0,7D 4D dibawah ujung tiang. D adalah diameter tiang.
p
c c
p
A
q q
Q
+
=
2
2 1
..................................................................(2.2-1)
Dimana:
p
Q : daya dukung ujung tiang
1 c
q : nilai
c
q rata rata 0,7D 4D dibawah ujung tiang
2 c
q : nilai
c
q rata rata 8D diatas ujung tiang
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
p
A : luas proyeksi penampang tiang
Bila zona tanah lembek dibawah tiang masih terjadi pada
kedalaman 4D 10D, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata
rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung diambil tidak lebih
dari 150 kg/cm untuk tanah pasir dan tidak melebihi 100 kg/cm untuk
tanah pasir kelanauan. Untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang
maka digunakan formula:
+ =
= =
D
z
L
D z
s s s s c s s
A f A f
D
z
K Q
8
0 8
,
8
..........................................(2.2-2)
Dimana:
s
Q
: daya dukung selimut tiang
K
s, c
: Faktor koreksi gesekan selimut tiang
s
f : nilai friksi
A
s
: luas selimut tiang
Nilai
c s
K
,
pada persamaan diatas dihitung berdasarkan total kedalaman
tiang. Pembuatan tiang bor menyebabkan berkurangnya tegangan efektif
pada sisi tiang sehingga mengurangi gesekan selimut tetapi hubungan
antara beton dan tanah yang cukup besar cenderung untuk meningkatkan
nilai friksi tersebut. Sebagai pendekatan, Schmertmann menganjurkan daya
dukung selimut untuk tiang bor diambil sebesar 75% dari nilai friksi untuk
tiang pancang. Nilai
s
f dibatasi hingga 1,2 kg/cm untuk tanah pasir dan
1,0 kg/cm untuk pasir kelanauan.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Tiang panjang : 3
4
4
EI
D k
l
..................................................(2.2-3)
Tiang pendek : 3
4
1
4
EI
D k
l
.............................................(2.2-4)
Kaison :
1
4
4
EI
D k
l
..........................................(2.2-5)
Dimana, l : panjang tubuh pondasi yang tertanam di dalam tanah (cm)
k : koefisien reaksi tanah dalam arah melintang (kg/cm)
D : diameter atau lebar tubuh pondasi (cm)
EI: kekakuan lentur tubuh pondasi
Menurut cara daya dukung pondasi tiang, tiang pancang dibagi 2
yaitu :
1. Daya dukung ujung tiang (End bearing pile)
Tiang pancang yang dipancang masuk sampai lapisan tanah keras,
sehingga daya dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan pada
tahanan ujungnya. Untuk tiang pancang tipe ini harus diperhatikan
bahwa ujung tiang pancang harus terletak pada lapisan tanah keras.
2. Daya dukung selimut tiang (Friction pile)
Tiang pancang yang tidak mencapai lapisan tanah keras, maka untuk
menahan beban yang diterima tiang pancang, mobilisasi tahanan
sebagian besar ditimbulkan oleh gesekan antara tiang pancang dengan
tanah (skin friction).
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
4. Tiang pancang komposit
BENTUK GAMBAR
Kayu Beton
Baja Beton
Gb. 2.6. Bentuk Penampang Tiang Pancang Komposit
Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekesting),
kemudian setelah cukup kuat (keras) lalu diangkat dan dipancangkan.
Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama
dengan nol, sedangkan berat sendiri daripada beton adalah besar, maka
tiang pancang beton ini haruslah diberi penulangan-penulangan yang
cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu
pengangkatan dan pemancangan. Tiang pancang ini dapat memikul
beban yang besar, hal ini tergantung dari dimensinya.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Dimana
u
P : kapasitas tiang pancang akhir (maksimum) dalam tekanan
biasanya didefinisikan sebagai suatu pertambahan besar atau
kecepatan penetrasi untuk sebuah beban.
u
T : kapasitas tarikan keluar akhir.
pu
P : kapasitas titik akhir.
si
P : kontribusi tahanan kulit (gesekan poros) dari beberapa lapisan
yang ditembus oleh tiang pancang.
W
: berat tiang pancang.
Kapasitas tiang pancang yang diijinkan
a
P atau
a
T didapatkan dengan
menerapkan suatu harga SF yang sesuai pada bagian bagian sebagai berikut :
a.
s
si
p
pu
a
SF
P
SF
P
P
+ = (paling umum).........................(2.3-3)
atau dengan menggunakan suatu harga SF (paling umum) untuk mendapatkan
b.
SF
P
P
u
a
=
..................................................................................(2.3-4)
SF
T
T
u
a
=
..................................................................................(2.3-5)
Harga
a
P atau
a
T ini seharusnya cocok (compatible) dengan kapasitas yang
didasarkan pada bahan tiang pancang (kayu, beton, atau baja) yang ditinjau
sebelumnya, SF menyatakan faktor faktor keamanan yang umumnya
mempunyai nilai yang terletak di antara 2,0 sampai 4,0 atau lebih, tergantung
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
BAB III
METODOLOGI
3.1 Flowchart Metode Schmertmann Nottingham
Gambar 3.1 Diagram Alir Pemetaan Pondasi Tiang Pancang di Wilayah Semarang
FINISH
q
c
150 kg/cm
2
L 8 m
f
s
1.2 kg/cm
2
INPUT
q
c1
, q
c2
, Ap, f
s
, A
s
Daya Dukung Ujung Tiang
Memetakan hasil perhitungan ke
dalam peta wilayah Semarang
Daya Dukung Selimut Tiang
START
Ya
Tidak
Koleksi data data sondir wilayah Semarang
Koleksi data sondir berdasarkan pembagian wilayah Semarang
Q
total
=
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembagian Lokasi Wilayah Semarang
Dalam penelitian ini jumlah lokasi di wilayah Semarang yang diteliti ada
60 lokasi, dimana pembagian wilayah Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Lokasi Pembagian Wilayah Semarang
NO. Wilayah Semarang
Jumlah
Lokasi
1 Semarang Selatan
11
2 Semarang Timur
14
3 Semarang Barat
10
4
Semarang Tengah 25
Total 60
Setiap pembagian lokasi wilayah Semarang berdasarkan tabel di atas, dapat
diperoleh beberapa jumlah titik dari pengujian sondir, antara lain:
Tabel 4.2 Jumlah Titik Tiap Lokasi di Semarang
NO. Lokasi Jumlah Titik
1 MASJID UNIMUS 1
2 RUKO JL. AGUS SALIM 34 1
3 RUKO 3 LT. JL. GAJAH RAYA 2
4 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 1
5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 2
6 RUKO 3 LT. MAJAPAHIT 569 2
7 RUKO-INDRAPASTA 97 2
8 RMH TGL TMN. MALUKU 2
9 RUKO 3 LT. JEND. SUDIRMAN no.258 2
10 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 3
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
q
c2
= (16+16+16+17+20+16+20+20+20)/9 x 10 = 178,89 ton/m
2
A
p
= 0,25 x 3,14 x (0,2x0,2) = 0,03 m
2
Daya dukung selimut
+ =
= =
D
z
L
D z
s s s s c s s
A f A f
D
z
K Q
8
0 8
,
8
Q
s
= 5 ton
Qtotal = (6,26 + 5)/2 = 5,63 ton
Nilai Q
t
sebesar 5,63 ton diploting ke dalam peta wilayah Semarang (lihat peta
zona Semarang Tengah, lokasi bangunan di jalan Gang Besen No. 8 diberi tanda
dengan simbol nomer 6).
Di bawah ini terlampir tabel contoh perhitungan daya dukung ujung tiang dan
daya dukung selimut tiang.
ton Q
p
26 , 6 03 , 0
2
89 , 178 220
=
+
=
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
4.3.2 Perhitungan daya dukung ujung tiang, daya dukung selimut, dan daya
dukung total pondasi tiang pancang diameter 30 cm.
Tabel 4.8 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah
Semarang Barat
NO. SEMARANG BARAT Q
p
Q
s
Q
t
1 Digital Art Sri Ratu Jl. Gatot Subroto 27 9,75 18,38
2 Gedung 3 lt Jl. Muradi, Siliwangi 28,79 7,39 18,09
3 Gedung 3 lt Jl. Siliwangi 268 24,87 9,76 17,31
4 Ruko 3Lt Jl. Jend. Sudirman 258 39,2 8,97 16,06
5 Ruko Jl. Jend. Sudirman 287 0 4,29 2,15
6 Talud Kaw. Industri Candi 32,59 9,25 20,92
7 Gedung PKBI Jl. Dr. Suratmo 44,14 4,87 24,51
8 Pika - BSB 46,37 14,53 30,45
9 Poliklinik Jl.Puspowarno Raya 41 39,44 12,89 26,16
10 Kantor & Gudang Jl.Tmn. Baruna 0 15,17 7,59
Tabel 4.9 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah
Semarang Selatan
NO. SEMARANG SELATAN Q
p
Q
s
Q
t
1 Ruko Jl. Setiabudi 32,48 5,6 19,04
2 Rumah tinggal Jl. Taman Siswa 44,38 7,53 25,95
3 Rumah tinggal Jl. Sinabung 20,84 4,88 19,86
4 Poli Spesialis RS. Elisabet 39,5 9,05 24,28
5 Graha Estetika 52,61 11,75 32,18
6 Rumah tinggal Jl. Karang Rejo 31,28 12,82 22,05
7 Toko Jl. Teuku Umar 8 40,12 4,26 22,19
8 MASJID UNIMUS 54,03 22,95 25,66
9 ADA Fatmawati 11,96 7,45 6,47
10 BGNAN 2 LT. CEMPEDAK UTARA 3 21,01 8,49 14,75
11 SMA SEDES SMP MM DAN SUSTERAN 27,13 8,71 11,95
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Tabel 4.10 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 30 cm wilayah
Semarang Tengah
NO. SEMARANG TENGAH Q
p
Q
s
Q
t
1 RUKO JL. AGUS SALIM 34 4,95 11,08 5,34
2 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 14,77 12,45 9,07
3 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 15,45 11,36 8,95
4 RUKO-INDRAPASTA 97 21,62 8,51 10,04
5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 7,52 9,89 5,81
6 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 13,91 8,14 7,35
7 RUKO GAJAHMADA NO.17 4,59 8,96 4,52
8 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 17,28 9,39 8,89
9 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 8,46 9,26 5,91
10 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 19,05 10,44 9,83
11 RUKO_MT. HARYONO 481 11,33 9,79 7,04
12 RMH_Imam BonjoL No. 53 2,61 2,37 1,66
13 RUKO KARTINI 44 4,95 8,55 3,50
14 RUKO MT. HARYONO 409-411 4,95 8,26 4,40
15 RUKO PEMUDA 0 5,48 1,83
16 TOKO&GUDANG KARANGSARI 11,23 9,56 6,93
17 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 18,97 8,51 13,74
18 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 19,98 8,96 14,47
19 HSO Gajah Mada 35,52 5,85 20,69
20 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 17,04 5,12 11,08
21 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 21,94 10,68 16,30
22 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 15,34 9,08 12,21
23 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 13,4 8,93 11,14
24 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 20,95 9,97 15,46
25 Ruko Jl. Depok 21 13,02 8,86 10,95
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Tabel 4.15 Daya dukung pondasi tiang pancang diameter 40 cm wilayah
Semarang Tengah
NO. SEMARANG TENGAH Q
p
Q
s
Q
t
1 RUKO JL. AGUS SALIM 34 4,95 11,08 5,34
2 RUKO 3 LT. KARANG ANYAR 32 14,77 12,45 9,07
3 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 3 15,45 11,36 8,95
4 RUKO-INDRAPASTA 97 21,62 8,51 10,04
5 RUKO 3 LT. PANJAITAN NO. 62 7,52 9,89 5,81
6 BGNAN 3 LT. GANG BESEN NO.8 13,91 8,14 7,35
7 RUKO GAJAHMADA NO.17 4,59 8,96 4,52
8 RUKO KH. AHMAN DAHLAN 31 17,28 9,39 8,89
9 RUKO 3 LT. MT. HARYONO 573 8,46 9,26 5,91
10 RUKO-JEND. A. YANI 197 A 19,05 10,44 9,83
11 RUKO_MT. HARYONO 481 11,33 9,79 7,04
12 RMH_Imam BonjoL No. 53 2,61 2,37 1,66
13 RUKO KARTINI 44 4,95 8,55 3,50
14 RUKO MT. HARYONO 409-411 4,95 8,26 4,40
15 RUKO PEMUDA 0 5,48 1,83
16 TOKO&GUDANG KARANGSARI 11,23 9,56 6,93
17 Rumah tinggal Jl. Tmn Beringin 1 18,97 8,51 13,74
18 Rumah tinggal Jl. Pekunden Barat 861 19,98 8,96 14,47
19 HSO Gajah Mada 35,52 5,85 20,69
20 Hotel Quirin Jl. Gajah Mada 17,04 5,12 11,08
21 Keuskupan Agung Jl. Imam Bonjol 172 21,94 10,68 16,30
22 Rumah tinggal Jl. A. Dahlan 6b 15,34 9,08 12,21
23 Rumah tinggal Jl. Seroja Selatan 2 13,4 8,93 11,14
24 Ruko Brahmana Jl. A. Yani 20,95 9,97 15,46
25 Ruko Jl. Depok 21 13,02 8,86 10,95
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
Berdasarkan tabel tabel di atas didapat hasil perhitungan daya dukung total (Q
t
)
untuk masing masing wilayah kota Semarang, antara lain:
1. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 20 cm
Wilayah Semarang
Qt
min.(ton)
Qt
max.(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat
1,57 14,87 1,57 - 14,87
Semarang Selatan 3,39
12,88 3,3912,88
Semarang Timur
2,07 11,33 2,0711,33
Semarang Tengah
1,32 10,12 1,3210,12
2. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 30 cm
Wilayah Semarang
Qt min.
(ton)
Qt max.
(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat 2,15 30,45 2,15 - 30,45
Semarang Selatan 6,47 32,18 6,4732,18
Semarang Timur 3,69 22,79 3,6922,79
Semarang Tengah 1,66 20,69 1,6620,69
3. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 40 cm
Wilayah Semarang
Qt
min.(ton)
Qt
max.(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat 2,69 55,81 2,69 - 55,81
Semarang Selatan 9,84 56,12 9,84 - 56,12
Semarang Timur 5,03 37,75 5,03 - 37,75
Semarang Tengah 2,22 34,10 2,22 - 34,10
Data data hasil dari tabel di atas, maka kami dapat memploting nilai Q
t
ke dalam peta sesuai dengan zona zona / pembagian wilayah kota Semarang.
Khusus untuk wilayah Semarang Utara kami tidak mempunyai data yang lengkap
untuk diplotkan ke dalam peta wilayah Semarang.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Keseluruhan isi dari tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 20 cm
Wilayah Semarang
Qt
min.(ton)
Qt
max.(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat
1,57 14,87 1,57 - 14,87
Semarang Selatan 3,39
12,88 3,3912,88
Semarang Timur
2,07 11,33 2,0711,33
Semarang Tengah
1,32 10,12 1,3210,12
2. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 30 cm
Wilayah Semarang
Qt min.
(ton)
Qt max.
(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat 2,15 30,45 2,15 - 30,45
Semarang Selatan 6,47 32,18 6,4732,18
Semarang Timur 3,69 22,79 3,6922,79
Semarang Tengah 1,66 20,69 1,6620,69
3. Nilai Q
t
untuk pondasi tiang pancang diameter 40 cm
Wilayah Semarang
Qt
min.(ton)
Qt
max.(ton)
Qt min-max
(ton)
Semarang Barat 2,69 55,81 2,69 - 55,81
Semarang Selatan 9,84 56,12 9,84 - 56,12
Semarang Timur 5,03 37,75 5,03 - 37,75
Semarang Tengah 2,22 34,10 2,22 - 34,10
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
4. Nilai Q
t
yang terbesar terdapat di wilayah Semarang Selatan sebesar 56,12
Ton, sedangkan yang terendah terdapat di wilayah Semarang Tengah
sebesar 1,32 Ton.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian lebih lanjut tugas akhir ini perlu dilengkapi dengan peta
geologi wilayah Semarang,
2. Bentuk penampang pondasi tiang pancang untuk penelitian lebih lanjut
bisa lebih divariasi lagi misal bentuk penampang persegi dan segitiga,
3. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan data data yang lengkap khusus
wilayah Semarang Utara.
Perpustakaan Unika
Tugas Akhir
Pemetaan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Di Wilayah Semarang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Laporan Penyelidikan Tanah Laboratorium Unika Semarang,
Penerbit Laboratorium Unika, Semarang
Bowles, Joseph.E., 1993, Analisis Dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta
Gunawan, Rudi.Ir., 1990, Pengantar Teknik Pondasi, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Peck, R.B., Hanson, dan Thornburn, 1996, Teknik Pondasi edisi kedua,
Penerbit Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Rahardjo, Paulus.P.Ir., 1992, Uji Sondir Interpretasi dan Aplikasinya Untuk
Perancangan Pondasi, Makalah Shortcourse In Situ, Jakarta
Sardjono, HS.Ir., 1996, Pondasi Tiang Pancang 1, Penerbit Sinar Wijaya,
Surabaya
Perpustakaan Unika