You are on page 1of 37

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


VOLUME CAIRAN PADA AN.F DENGAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
DI RUANG MELATI RSUD
KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :
ESTANTI NURUL ARINI
NIM.P.09074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
VOLUME CAIRAN PADA AN.F DENGAN
GASTROENTERITIS AKU T (GEA)
DI RUANG MELATI RSUD
KARANGANYAR

KaryaTulisIlmiah
UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan
DalamMenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :
ESTANTI NURUL ARINI
NIM.P.09074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ESTANTI NURUL ARINI
NIM : P.09074
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul Karya Tulis Ilmiah :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN VOLUME CAIRAN PADA
AN.F DENGAN GASTROENTERITIS AKUT
(GEA) DI RUANG MELATI RSUD
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabiladi kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.






HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : ESTANTI NURUL ARINI
NIM : P.09074
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
VOLUME CAIRAN PADA AN.F DENGAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANG MELATI
RSUD KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada
Hari/ Tanggal : Jumat, 27 April 2012

Pembimbing: MushlihahMulianaUtami, S.Kep.,Ns( )
NIK.201187086



iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : ESTANTI NURUL ARINI
NIM : P.09074
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
VOLUME CAIRAN PADA AN.F DENGAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANG MELATI
RSUD KARANGANYAR
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada
Hari/Tanggal : Jumat 4 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns ( )
NIK.201187086
Penguji II :Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns ( )
NIK.20017900
Penguji III :Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns ( )
NIK.201185077

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta


Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK.201084050


v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN VOLUME CAIRAN PADA AN. FDENGAN
GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RSUD KARANGANYAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DII
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing
sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,
memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pengujiyang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan
vi
nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns selaku dosen pengujiyang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu menjadi inspirasi, memberikan
dukungan, semangat, dan doa untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Dekki Kustiyanto yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa
untuk menyelesaikan studi kasus ini.
9. Teman-teman Mahasiswa Program studi DIII Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Surakarta, April 2012
Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 6
BAB II : LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ..................................................................... 8
B. Pengkajian ........................................................................... 9
C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 12
D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 12
E. Implementasi Keperawatan .................................................. 13
F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 15
BAB III : PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................... 17
viii
B. Simpulan ............................................................................. 22
C. Saran ................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP


ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Asuhan Keperawatan
Lampiran 2 : Log Book
Lampiran 3 : Format pendelegasian pasien
Lampiran 4 : Surat keterangan selesai pengambilan data
Lampiran 4 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah
















1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare masih banyak terjadi di dunia dan menyebabkan 4 %
kematian anak pada tahun 2009, Di Indonesia angka morbiditas diare pada
anak mencapai 60 % sampai 80 % dan setiap anak mengalami diare rata-
rata 1,6 sampai 2 kali setahun dengan kematian rata-rata 3,4 per mil per
tahun pada balita dan 12,7 per mil per tahun pada bayi. Kasus diare pada
bayi menduduki tempat kedua atau 11 % setelah infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) sebagai penyebab kematian (Ishak, 2005 : 156).
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia
karena masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik merupakan
salah satu penyakit infeksi dan penyebab utama kesakitan dan kematian
pada anak balita (Rahmawati, 2008 : 111).
Hasil penelitian menunjukkan umur anak balita merupakan faktor
resiko diare. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu yang
menyatakan sebagian besar diare terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun.
Apabila dirinci lebih lanjut angka tertinggi terdapat pada usia 6 sampai 11
bulan kemudian anak usia 18 sampai 23 bulan (Ghani, 2011 : 4).
Dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1,5 sampai
2 juta penderita peyakit diare yang berobat rawat jalan ke sarana kesehatan
2


pemerintah. Jumlah ini adalah sekitar 10 % dari jumlah penderita yang
datang berobat untuk seluruh penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasil
survey rumah tangga diantara 8 penyakit utama, prosentase peyakit diare
yang berobat sangat tinggi, yaitu 72 % dibandingkan 56 % untuk rata-rata
penderita seluruh penyakit yang memperoleh pengobatan
(Suraatmaja, 2007 : 1).
Gastroenteritis atau sering dikenal dengan diare merupakan suatu
keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya,
ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari
3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa
lendir darah (Alimul, 2006 : 12).
Penyebab tersering diare pada anak adalah infeksi saluran cerna
dan data epidemologi memperlihatkan bahwa rotavirus dan bakteri adalah
penyebab tersering. Rotavirus ditemukan pada 60 % anak dan bakteri
(E.coli dan salmonella) pada 20 % anak berumur di bawah 3 tahun dengan
diare akut tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang (Gunardi, 2011 :
64).
Gambaran klinis dari diare, mula-mula pasien cengeng, gelisah,
suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare.Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.Warna tinja
makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi
dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam
3


laktat yag berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama
diare. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka
gejala dehidrasi mulai timbul (Ngastiyah, 2005 : 225).
Pendekatan awal diare akut adalah menentukan derajat dehidrasi.
Sedangkan tujuan utama terapi adalah mencegah dehidrasi, mengoreksi
kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi), dan
mencegah gangguan nutrisi (Gunardi, 2008 : 66).
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dehidrasi dapat di
katagorikan menjadi 3 antara lain tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang,
dehidrasi berat. Pada diare tanpa dehidrasi, anak tampak sadar, kelopak
mata tidak cekung, bibir dan lidah basah, turgor kulit kembali dengan
cepat, dalam hal ini dapat diberikan larutan oralit sebanyak 5 sampai 10ml
per kgBB. Pada dehidrasi ringan sedang ditemukan tanda mata cekung,
anak gelisah atau rewel, haus minum dengan lahap, cubitan kulit perut
kembali dengan lambat. Pada keadaan ini anak harus mendapatkan larutan
oralit sebanyak 75 ml per kgBB yang diberikan selama 3 jam dengan
memantau kemajuan hidrasi. Pada dehidrasi berat, anak terlihat tidak
sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, cubitan kulit
perut kembalinya sangat lambat. Pada keadaan ini anak harus dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan cairan 100cc/kgBB selama 6 jam pada bayi
berumur di bawah 12 bulan dan 3 jam pada anak berumur di atas 12 bulan.
(Suraatmaja, 2007 : 8).
4


Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya,
manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi
yang tepat di berbagai jaringan tubuh.Air menempati proporsi yang besar
dalam tubuh. Air menyusun 75 % berat badan bayi, 70 % berat badan pria
dewasa, dan 55 % tubuh pria lanjut usia, 10 % dalam tubuh wanita (Iqbal,
2008 : 70).
Pada bayi cairan total tubuh adalah 80% berat badan, pada usia 3
tahun cairan total tubuh adalah 65 % berat badan, dan pada usia 15 tahun
cairan total tubuh adalah 60 % berat badan. Cairan total tubuh terdiri atas
cairan dan elektrolit yang didistribusikan diantara kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraselular. Cairan intraselular (CIS) mencakup seluruh
cairan didalam dinding sel, kalium merupakan elektrolit utama CIS.
Cairan ekstraseluler (CES) mencakup semua cairan yang berada di luar
dinding sel (misal: plasma, limfe, dan cairan serebrospinal) natrium
merupakan elektrolit utama CES (Mary, E, 2005 : 107).
Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa defisit volume
cairan, dalam hal ini merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan yang
ditandai dengan defisiensi cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun
proporsi antara keduanya (cairan dan elektrolit) mendekati normal.Kondisi
ini dikenal dengan hipovolemia.Pada keadaan ini, tekanan osmotic
mengalami perubahan sehingga cairan interstisial masuk ke ruang
intravaskuler. Akibatnya ruang interstisial menjadi kosong dan cairan
5


intrasel masuk ke ruang interstisial sehingga mengganggu kehidupan sel
(Iqbal, 2008 : 77).
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan dapat menimbulkan
beberapa perubahan.Diantaranya adalah penurunan volume ekstrasel
(hipovolemia) dan perubahan hematokrit. Pada dasarnya kondisi ini bisa
disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya asupan cairan, tingginya
asupan pelarut (protein dan klorida atau natrium) yang dapat menyebabkan
ekskresi urine berlebih, berkeringat banyak dalam waktu yang lama
(Iqbal, 2008 : 77).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan studi kasus tentang pemenuhan kebutuhan
volume cairan pada An.F dengan gastroenteritis akut atau diare di bangsal
Melati Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan volume cairan pada An.F
dengan gastroenteritis akut di Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan
volume cairan pada pasien dengan gastroenteritis akut di Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar.
6


b. Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pemenuhan
kebutuhan volume cairan pada pasien dengan gastroeteritis akut di
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan volume cairan pada pasien dengan
gastroenteritis akut di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pemenuhan
kebutuhan volume cairan pada pasien dengan gastroenteritis akut
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanranyar.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pemenuhan
kebutuhan volume cairan pada pasien dengan gastroenteritis akut
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan
volume cairan yang terjadi pada pasien dengan gastroenteritis akut
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan stadart asuhan
keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan
pemecahan masalah khususya dalam bidang/profesi keperawatan.


7


2. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan
kasus pemenuhan kebutuhan volume cairan di lapangan dan dalam
teori.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik
pelayanan kesehatan di rumah sakit.

















8
BAB II
LAPORAN KASUS

Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan
keperawatan yang dilakukan pada tanggal 2 April 2012 di ruang Melati RSUD
Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan teori proses
keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan yang
menjadi prioritas, perencanaan, pelaksanan dan evaluasi keperawatan untuk
masalah yang menjadi prioritas.

A. Identitas Pasien
Hasil pengkajian pada tanggal 2 April 2012 jam 10.00 WIB, pada
kasus ini diperoleh dengan caraalloanamneses dan autoanamnese,
mengadakan pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, catatan
medis dan catatan perawatan. Hasil pengkajian tersebut didapatkan data
identitas pasien, bahwa pasien bernama An.F, umur 9 bulan, alamat Badran,
Asri, Koripan, Matesih, Karanganyar, agama Islam, jenis kelamin laki-laki,
yang dirawat di Ruang Melati, di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
Pasien dirawat sejak tanggal 31 maret 2012 dengan diagnosa Gastroenteritis
Akut. Penanggung jawab pasien adalahNy.F, umur 25 tahun, agama Islam,
pendidikan SLTA, pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, hubungan
dengan pasien sebagai ibu.

9


B. Pengkajian
Pengkajiantanggal 2 April 2012 jam 10.00 WIB, keluhan utama yang
ada pada pasien saat dikaji adalah diare. Riwayat kesehatan saat ini keluarga
mengatakan pada tanggal 30 Maret 2012 An.F mengalami diare, dengan
buang air besar cair lebih dari 20 kali, bercampur lendir dan darah. Oleh
orangtuanya, An.F dibawa ke bidan terdekat, tetapi diare pada An.F belum
sembuh, kemudian An.F dibawa ke puskesmas dan dari puskesmas An.F
dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dan mendapatkan terapi
infus RL 15 tetes yang terpasang pada tangan kiri, cefotaxim 150 mg per 8
jam, L-bio 2 x 1 mg, zinc 1 x 1 mg kemudian An.F dipindahkan ke bangsal
melati.
Riwayat kesehatan masa lalu, An.F lahir tanggal 6 juni 2011, dan
saat mengandung Ny.F tidak mengkonsumsi obat, An.F merupakan anak
pertama, Ny.F baru melahirkan anak yang pertama dan tidak pernah aborsi.
Tipe kelahirannya secara spotan, lama kelahiran kira-kira 2 jam dan
bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Pada saat lahir,
ditemukan data dari An.Fbahwa berat badan lahir 2600 gram,panjang baru
lahir 50 cm dan tidak terdapat kelainan bawaan. Pada An.F belum pernah
cidera atau melakukan operasi. Pengobatan saat ini yang diberikan adalah
infus RL 15 tetes, cefotaxim 15 mg per 8jam, L-bio 2 x 1 mg, zinc 1 x 1 mg.
An.F mempunyai alergi terhadap antibiotik amoxilin pada waktu
masih bayi yang ditandai dengan mata merah, tetapi pada saat ini An.F sudah
tidak lagi alergi terhadap amoxilin.Selain itu An.F alergi pada cuaca panas
10


yang ditandai dengan bentol-bentol. Pada An.F sudah dilakukan imunisasi:
polio,BCG,DPT,hepatitis,tetapi belum dilakukan imunisasi campak.
Pertumbuhan dan perkembangan saat ini pada An.F dapat dilihat berdasarkan
Berat badan lahir 2600 gram, saat usia 6 bulan 7 kg, Berat badan saat ini 7.8
kg, sudah tumbuh gigi 2 buah dan pasien belum bisa merangkak atau pun
duduk sendiri. Pasien mempuyai kebiasaan, jika diberi mainan, maka mainan
itu dimasukkan kedalam mulut.
Pemeriksaan fisik ditemukan data bahwa tinggi badan 72 cm, berat
badan 7.8 kg, lingkar kepala 46 cm, lingkar dada 46 cm, dan pada lingkar
lengan tidak terukur dikarenakan An.F menangis. Pada pemeriksaa tanda-
tanda vital didapatkan data tanggal 2 April 2012 suhu tubuh 36.6
o
C,
pernafasan 20 kali per menit, denyut nadi 104 per menit.Pada tanggal 3 April
2012 suhu tubuh 36.6
o
C, pernafasan 20 kali per menit, denyut nadi 108 kali
per menit. Pada tanggal 4 april 2012 suhu tubuh 36.6
o
C, pernafasan 16 kali
per menit, denyut nadi 98 kali per menit ( Alimul, 2006 : 117)
Pemeriksaan umum didapatkan data bahwa status kesehatan An.F
nampak lemas dan sering menangis.Kulit bersih, tidak ada jaundick,turgor
kulit lambat (kurang dari 2 detik).Kepala mesosephal, tidak ada
pembesaran.Rambut tipis,pendek dan bersih.Mata normal, penglihatanbaik,
simetris kanan dan kiri,konjungtiva anemis,sklera putih,pupil isokor.Hidung
normal,simetris, tidak ada polip,tidak ada epitaksis.Mulut tidak terdapat
stomatitis,mukosa bibir kering,gigi sudah tumbuh 2 buah.Leher tidak terdapat
kaku kuduk dan tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
11


Pemeriksaan fisik dada (paru-paru) : inspeksi dada simetris kanan
dan kiri, palpasi vokal premitus kanan dan kiri sama, pengembangan dada
kanan dan kiri baik, perkusi sonor di paru, Auskultasi vesikuler. Dada
(jantung) : inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di
Inter Costa V, perkusi pekak, Auskultasi bunyi jantung 1 sama dengan bunyi
jantung 2 (normal). Pada pemeriksaan abdomen inspeksi simetris, Auskultasi
bising usus 42 kali per menit, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi
hypertimpani. Respirasi 20 kali per menit, pasien belum pernah trasfusi,
muntah 3 sampai 4 kali per shift, feses cair bercampur lendir dan darah,
warna kehijauan dengan frekuensi kurang lebih 8 kali per shift, balance
cairan 38 cc, pasien tampak pucat dan sering menangis, hemoglobin 10,9
gr/dl, turgor kulit lambat ( kurang dari 2 detik ), conjungtiva anemis, tidak
mengalami nyeri saat berkemih, tidak mengalami kaku punggung, kram,
ataupun kesleo, pasien tidak mengalami kejang, pasien mengalami keringat
berlebih saat perubahan cuaca. Di daerah genetalia tidak ada kelainan dan
pasien berjenis kelamin laki-laki.Pada bokong terlihat kemerahan.
Hasil pemeriksaan penunjang dengan hasil laboratorium didapatkan
hasil hemoglobin 10,9 gr/dl, leukosit 15,6 kali 10
3
/L, hematokrit 33,8 %,
trombosit 368000 U/L. Pada pengkajian system pencernaan, pada bagian
nutrisi diperoleh data WAZ -1,4 tergolong gizi normal, HAZ -0,12 tergolong
normal, WHZ -1,6 tergolong normal, selama sakit pasien diberikan diit
bubur. Dalam pemberian ASI frekuensinya kurang lebih 4 sampai 7 kali per
shieft dan lama pemberiannya 10 sampai 15 menit.
12


Pengkajian riwayat kesehatan keluarga didapatkan data bahwa An.F
merupakan anak pertama dari pasangan Bp.K dan Ny.F, Dalam keluarga
tidak terdapat penyakit keturunan atau pun kongenital.Paman dan kakek dari
An.F mempunyai kebiasaan merokok.Letak geografis terletak pada daerah
pemukiman penduduk di dataran tinggi, jauh dari pabrik dan lingkungan
bersih.

C. Perumusan Masalah Keperawatan
Data fokus yang didapat pada An.F tanggal 2 April 2012, adalah
secara subjektif ibu An.F mengatakan An.F diare dan frekuensi buang air
besar kurang lebih 8 kali per shift, cair, berlendir, bercampur darah, warna
kehijauan dan muntah 3 sampai 4 kali per shift. Secara objektif pasien
tampak pucat, sering menangis, turgor kulit lambat (kurang dari 2 detik),
balance cairan 38 cc, Hemoglobin 10,9 gr/dl, conjungtiva anemis. Maka
dapat diambil diagnosa keperawatan kurang volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif (Herdman, 2011 : 97).

D. Perencanaan Keperawatan
Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 kali 24 jam, diharapkan kekurangan volume cairan
dapat teratasi dengan kriteria hasil :keseimbangan elektrolit asam-basa dapat
tercapai, hidrasi yang adekuat, status nutrisi yang adekuat, konjungtiva tidak
anemis.
13


Intervensi atau rencana tindakan (Wilkinson, 2007 : 177-178) dengan
rasional (Doengoes, 2000 : 428-476). Intervensi yang akan dilakukan yaitu
pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan, rasional membantu
membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode. Pantau status
hidrasi (kelembaban, membrane mukosa, keadekuatan nadi), rasional
hipovolemia, perpindahan cairan dan kekurangan nutrisi memperburuk turgor
kulit dan menambah edema jaringan.Kaji intake pada pasien, rasional
menghindarkan iritan meningkatkan istirahat usus.Laporkan dan catat
haluaran kurang dan lebih, rasional menunjukkan status hidrasi keseluruhan.
Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam hitung asupan yang
diinginkan, rasional pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang
berdampak pada keseimbangan elektrolit. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi, rasional cefotaxim untuk antibiotik, L-Bio untuk
memelihara fungsi pencernaan, zinc untuk mengatasi dehidrasi.

E. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari senin, 2 April 2012
pada jam 10.00 WIB memantau jumlah, warna, dan frekuensi kehilangan
cairan. Respon subyektif, ibu An. F mengatakan klien buang air besar kurang
lebih 8 kali per shief dengan jumlah sedikit kurang lebih 10 cc, warna
kehijauan, bercampur lendir dan darah. Respon obyektifnya pasien nampak
pucat, sering menangis, hemoglobin 10,9 gr/dl, conjungtiva anemis, balance
14


cairan 38 cc, klien muntah. Tindakan yang kedua pada jam 10.30 WIB adalah
menginjeksi cefotaxim 300 mg. Respon subyektifnya ibu An.F menyetujui.
Respon obyektifnya An.F menangis, injeksi cefotaxim 300 mg sudah masuk
melalui IV.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2012
pada jam 09.00 WIB adalah memberikan L-Bio. Respon subyektifnya ibu
An.F menyetujui, Respon obyektif An.F menangis. Tindakan yang kedua pada
jam 11.15 WIB adalah mengkaji intake pada pasien, tidak ada respon
subyektif dari pasien, respon obyektif makan hanya 2 sendok (10 cc) minum
250 cc, infus 200 cc. Tindakan yang ketiga pada jam 11.30 WIB memberikan
injeksi cefotaxim 300 mg. Respon subyektif ibu An.F mengatakan bersedia
jika anaknya diberi obat, respon obyektif An.F menolak, injeksi cefotaxim 300
mg sudah masuk melalui IV. Tindakan yang keempat pada jam 13.30 WIB
memantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan. Respon subyektif
ibu An.F mengatakan klien buang air besar kurang lebih 12 kali, warna
kehijauan, encer, berlendir dan ada darah, respon obyektif balance cairan -49
cc, tidak muntah, An.F menangis.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 4 April 2012
pada jam 10.00 WIB adalah memantau warna, jumlah, dan frekuensi
kehilangan cairan. Respon subyektif ibu An.F mengatakan pasien buang air
besar kurang lebih 5 kali sampai jam 10.00 WIB. dan sampai jam 14.00 WIB
An.F sudah buang air besar 5 kali jadi total buang air besar pada tanggal 4
April 2012 sebanyak 10 kali, dengan warna kehijauan, encer, berlendir dan
15


ada darah, respon obyektif An.F sering menangis, buang air besar masih
terdapat lendir dan darah, balance cairan -79 cc. Tindakan yang kedua pada
jam 10.30 wib adalah menginjeksi cefotaxim 300 mg. Respon subyektif ibu
An.F menyetujui pasien untuk diinjeksi, respon obyektif An.F menangis,
injeksi cefotaxim 300 mg sudah masuk melalui IV.

F. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan
pada tanggal 2 April 2012 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP, hasil dari subjektif (S) ibu An.F mengatakan An.F buang air besar
kurang lebih 8 kali per shift dengan jumlah 10 cc setiap buang air besar, warna
kehijauan, cair, lendir dan bercampur darah. Objektif (O) klien tampak lemas,
rewel dan menangis, muntah 3 sampai 4 kali per shift, Hb 10,9 gr/dl, balance
cairan 38 cc. Analisa (A) masalah belum teratasi, dengan Planing (P)
intervensi dilanjutkan: pantau warna, frekuensi, jumlah kehilangan cairan,
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan
pada tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP, hasil Subjektif (S) ibu An.F mengatakan An.F buang air besar kurang
lebih 12 kali dengan konsistensi masih encer, berlendir bercampur darah dan
warna kehijauan. Obyektif (O) An.F menangis, sudah tidak muntah, balance
cairan -49 cc. Analisa (A) masalah belum teratasi, dengan Planning (P)
16


intervensi dilanjutkan: pantau warna, jumlah, frekuensi kehilangan cairan,
pantau status hidrasi, kaji intake pada pasien.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan
pada tanggal 4 April 2012 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP, hasil Subjektif (S) ibu An.F mengatakan An.F buang air besar 10 kali
dengan buang air besar masih encer, lendir, bercampur darah dan warna
kehijauan. Obyektif (O) An.F Nampak rewel dan menangis, balance cairan -
79 cc. Analisa (A) masalah belum teratasi, Planning (P) intervensi dilanjutkan:
pantau warna, jumlah, frekuensi kehilangan cairan, pantau status hidrasi,
laporkan dan catat haluaran kurang dan lebih, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi.









17
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Bab ini penulisakan membahas tentang Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Volume Cairan An.F dengan Gastroenteritis Akut di
Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Prinsip dari
pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam
asuhan keperawatan.
Gastroenteritis Akut atau sering dikenal dengan diare akut adalah
buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 1 minggu (Pusponegoro, 2004 : 49). Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (lebih dari 3 kali per hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan / tanpa darah dan / lendir (Suraatmaja, 2007 : 1).
Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus,
adenovirus enterik, Norwalk-virus, dan lain-lain), bakteri atau toksinnya
(Compyclobacter, Salmonella, Shigella, Escericia colli, Yersinia) (Wong,
2004 : 492). Serta parasit (Giardia lamblia, Cryptosporidium) Patogen-
patogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel (Cecily L.betz,
2002 : 155). Selain itu diare dapat juga disebabkan oleh malabsorbsi makanan,
keracunan makanan (Harianto, 2004 : 28).
18


Pasien dengan diare akan timbul gejala mula-mula pasien cengeng,
gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.Warna
tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan. Anus dan daerah
sekitarnya timbul lecet (Ngastiyah, 2005 : 225). Bila pasien telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi mulai timbul: membran
mukosa kering, turgor kurang, ubun-ubun besar dan cekung ( Pusponegoro,
2004 : 50).
Gejala diare yang timbul pada An.F adalah tinja cair yang disertai
dengan lendir dan darah, menunjukkan adanya disentri basiller, jadi di dalam
tinja terdapat infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab
disentri basiler (Anonim, 2012).Melihat hal tersebut seharusnya dilakukan
pemeriksaan tinja, tetapi selama penulis melakukan pengkajian 3 hari tidak
dilakukan pemeriksaan tinja dari pihak rumah sakit. Selain yang disebutkan di
atas gejala diare yang muncul pada An.F adalah warna tinja kehijauan dengan
frekuensi buang air besar kurang lebih 8 kali per shift, muntah 3 sampai 4 kali
per shift, membran mukosa kering, An.F terlihat menangis, conjungtiva
anemis, hemoglobin 10,9 gr/dl.
Dari hasil pengkajian pasien, penulis merumuskan masalah
keperawatan kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif. Masalah keperawatan kurang volume cairan tersebut lebih
diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada
pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah kurang volume cairan karena
19


kurang volume cairan yang dirasakan pasien merupakan salah satu masalah
kebutuhan dasar manusia, dimana kurang volume cairan tersebut lebih
terdahulu untuk diatasi, jika tidak segera diatasi akan menyebabkan kematian
yang dikarenakan tubuh banyak kehilangan air yang disebut dengan dehidrasi.
Dehidrasi yang sering terjadi pada penderita diare karena usus bekeja tidak
sempurna sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya
dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan (Harianto,
2004 : 28). Pada dasarnya kurang volume cairan adalah suatu gejala subyektif
yang kompleks berupa status dehidrasi yang tidak menyenangkan.
Menurut (Iqbal, 2008 : 70) air menyusun 75 % dari berat badan bayi
dan cairan total tubuh pada bayi adalah 80 % (Mary, E, 2005 : 107). Rumus
kebutuhan cairan pada bayi dengan berat badan kurang dari 10 kg, cairan
tubuh yang diperlukan adalah 100 ml per kgbb.Bayi dengan berat badan 10
sampai 20 kg maka kebutuhan cairan tubuh adalah 1000 ml per kgbb. Bayi
dengan berat badan lebih dari 20 kg maka kebutuhan cairan tubuh 1500 ml per
kgbb pada 20 kg pertama. Jadi, kebutuhan cairan pada pasien dengan berat
badan 7.8 kg adalah 780 ml. Cairan sangat diperlukan oleh tubuh. Dari kasus
diare banyak ditemukan bahwa output lebih besar daripada input sehingga
hasilnya negatife. Tubuh akan mengalami kekurangan volume cairan dan
dapat menyebabkan dehidrasi, oleh karena itu dalam kasus diare memerlukan
pemantauan atau observasi yag maximal. Melihat hal tersebut maka penulis
melakukan pemantauan selama 3 kali 24 jam dalam intervensi keperawatan
untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan volume cairan. Hal ini dilakukan
20


untuk mengurangi angka kejadian dehidrasi yang akan menyebabkan pada
kematian.
Dengan ditegakkannya diagnosa keperawatan kurang volume cairan,
penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi kurang volume cairan pada
pasien yaitu pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan, pantau
status hidrasi (kelembaban, membrane mukosa, keadekuatan nadi), kaji intake
pada pasien, laporkan dan catat haluaran kurang dan lebih, tentukan jumlah
cairan yang masuk dalam 24 jam hitung asupan yang diinginkan, Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi obat. Penulis melakukan tindakan
keperawatan masih belum sesuai dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya untuk menangani masalah kurang volume cairan pada pasien
sehingga pemenuhan kebutuhan volume cairan pasien belum terpenuhi.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan oleh penulis adalah memantau
jumlah, warna, dan frekuensi kehilangan cairan, mengkaji intake pada pasien,
memberikan terapi obat sesuai dengan advis dokter.
Penulis tidak mencantumkan 3 intervensi yang seharusnya di
masukkan dalam implementasi yang telah disusun sebelumnya. Intervensi
tersebut adalah tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam hitung
asupan yang diinginkan, alasan intervensi ini tidak dimasukkan ke dalam
implementasi karena penulis dalam melakukan pengkajian hanya dalam waktu
8 jam ( shift pagi ) sehingga jika dipantau dalam 24 jam tidak sesuai dengan
waktu pengkajian dan tidak akan mendapatkan data yang valid, oleh karena itu
harus dibutuhkan observasi untuk pendelegasian kepada pihak rumah sakit.
21


Intervensi yang kedua adalah laporkan dan catat haluaran kurang dan lebih,
alasan intervensi ini tidak dimasukkan dalam implementasi karena dalam hal
ini penulis lebih memfokuskan pada perhitungan balance cairan, sehingga
penulis mengutamakan implementasi yang berkaitan dengan pemantauan
jumlah, warna, dan frekuensi kehilangan cairan.Intervensi ketiga yang tidak
dilakukan adalah pantau status hidrasi seperti kelembaban, membran mukosa,
keadekuatan nadi, alasan intervensi ini tidak dimasukkan dalam implementasi
adalah keterbatasan penulis dalam melakukan pendokumentasian keperawatan
sesuai dengan teori yang ada.
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, penulis
mengevaluasi keadaan pasien setiap hari dan hasilnya kurang volume cairan
pada pasien belum teratasi, karena dalam waktu pengkajian selama tiga hari
pasien masih menunjukkan buang air besar kurang lebih 10 kali dan tinja
masih terdapat darah dan lendir.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi
kepada pihak lain sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang penyakit
gastroenteritis akut. Penulis menyadari masih mempunyai banyak kekurangan,
tetapi dengan kekurangan tersebut penulis mendapatkan masukan dari pihak
lain sehingga penulis mampu melengkapinya dan menjadikan lebih sempurna
serta dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis.



22


B. Simpulan
Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam laporan kasus
dan pembahasan pada asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan volume
cairan pada An.F dengan Gastroenteritis Akut di Rumah Sakit Umum
Daerah Karanganyar, maka penulis mengambil kesimpulan :
Pengkajian yang didapat pada An.F pada tanggal 2 April 2012
secara subjektif ibu An.F mengatakan An.F diare dan frekuensi buang air
besar kurang lebih 8 kali per shift, cair, berlendir, bercampur darah, warna
kehijauan dan muntah 3 sampai 4 kali per shift. Secara objektif pasien
tampak pucat, sering menangis, turgor kulit lambat (kurang dari 2 detik),
balance cairan 38 cc, Hemoglobin 10,9 gr/dl, conjungtiva anemis. Maka
penulis mengambil diagnosa keperawatan kurang volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif .
Intervensi keperawatan untuk diagnosa kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif adalah pantau warna, jumlah,
dan frekuensi kehilangan cairan, kaji intake pada pasien, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi.Implementasi yang sudah dilakukan oleh
penulis adalah memantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan,
mengkaji intake pada pasien, mengkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat seperti cefotaxim, L-Bio, dan zinc.
Evaluasi hari terakhir pada tanggal 4 April 2012 didapatkan data
Subjektif (S) ibu An.F mengatakan An.F buang air besar 10 kali dengan
buang air besar masih encer, lendir, bercampur darah dan warna kehijauan.
23


Obyektif (O) An.F menangis, balance cairan -79 cc. Analisa (A) masalah
belum teratasi, Planning (P) intervensi dilanjutkan: pantau warna, jumlah,
frekuensi kehilangan cairan, pantau status hidrasi, laporkan dan catat
haluaran kurang dan lebih, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran antara
lain :
a. Bagi Institusi pelayanan kesehatan
Diharapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan,
khususnya pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan volume cairan.
b. Bagi Tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien agar lebih
maximal khususnya pada pasein dengan pemenuhan kebutuhan
volume cairan agar melakukan observasi maximal pada pemeriksaan
fisik seperti turgor kulit diperut untuk melihat tanda dan gejala dari
dehidrasi.
c. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui kasus pemenuhan kebutuhan
volume cairan dapat dijadikan refrensi dan daftar kepustakaan.
24




DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012.Penyakit Disentri. http://obatpropolis.com/penyakit-disentri Di
akses tanggal 25 April 2012
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gunardi Hartono, Tehuteru Edi S, Kurniati Nia. dkk. 2011. Kumpulan Tips
Pediatrik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Lannywati, ghani. 2011. Faktor-faktor risiko diare persisten pada anak balita.
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/lannywati_ghani.pdf
Di akses tanggal 9 April 2012
Harianto. 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare Di
Masyarakat. Departement Farmasi. FMIPA Universitas
Indonesia.Jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2004/v0in0i/Harianto010104.pdf
Di akses tanggal 13 April 2012
Herdman, T Heather. 2011. Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika
Ishak Syafie, Ismail Djauhar, Wilopo Siswanto Agus. 2005. Berita Kedokteran
Masyarakat.Yogyakarta
Kasim, Fauzi.2010/2011.ISO INDONESIA Volume 45. Jakarta: PT.ISFI
Mubarak, Wahid Iqbal. 2008. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit.
Jakarta: EGC
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik.Jakarta : EGC
Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC
Pusponegoro Hardiono D, Hadinegoro Sri Rezeki S, Firmanda Dody. 2004.
Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1.Jakarta: Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia


Rahmawati Elfi, Padmawati Ratna Siwi, Widyatama Rendra. 2008. Analisis
Kebutuhan Program Pencegahan Diare Pada Anak Berusia Di
Bawah Dua Tahun Volume 24.Yogyakarta
Suraatmaja, Sudrajat. 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV
Sagung Seto
Wilkonson, Judith. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7.Jakarta.:
EGC
Wong Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

You might also like