You are on page 1of 4

KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

DAN MENYUSUI
Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana hamil.
Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk
pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana
organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapat
menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur. Karena itu,
gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.
Pertumbuhan sel yang cepat terjadi sejak dua minggu setelah konsepsi dan
mulai terbentuk plasenta. Minggu kedua hingga ke delapan terjadi pembentukan
organ-organ seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati dan tulang. Volume darah pun
meningkat drastis, hingga sampai akhir kehamilan volume darah menjadi 4/3 kali
volume darah normal. Ini menyebabkan terjadinya pengenceran darah, sehingga
kadar hemoglobin (Hb), albumin, dan zat lain menurun.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke
pembuluh darah janin melalui plasenta. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah Sumber
kalori (Karbohidrat & Lemak), protein, asam folat, Vit B12, zat besi, zat seng,
kalsium, vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan
nutrisi yang dibutuhkan bagi jani dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida
(GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin.
Sumber Kalori
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya
berada pada kondisi baik. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil
di indonesia menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan 51 % menderita anemia,
dan ini menyebabkan kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan.
Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori
selama 280 hari, hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300
kalori setiap hari selama kehamilan.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal, kemudian
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan. Energi tambahan untuk trimester II diperlukan untuk pemekaran
jaringan ibu seperti, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan
payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III tambahan energi
digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah Kabohidrat dan lemak. Sumber
karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat
terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Lemak juga
menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-
fungsi pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran sel
dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu lemak
membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam kondisi hamil
asupan lemak juga harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang tinggi.
Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga
meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini dikarenakan
protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang
harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan
protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari
asupan protein dapat mencapai 75 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori).
Asam Folat
Asam folat termasuk vitamin B komplek, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan
usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari
sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti
gandum. Selain itu folat juga dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.

Dalam tubuh, asam folat berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam
nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah
putih di sumsum tulang. Selain itu folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada
pembentukan heme pada molekul hemoglobin.Kekurangan asam folat menyebakan gangguan
metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang
cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan servik
uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya
adalah pembentukan neural tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal
pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.

Di Jakarta, tiga dari lima atau 60 % wanita usia subur memiliki kadar folat kurang dari kadar folat
ideal. Kekurangan folat dapat terjadi karena intake makanan berkurang, gangguan absorbsi pada
pencernaan, alkoholis, pengaruh obat, atau kebutuhan internal yang meningkat karena pertumbuhan
sel yang cepat misalnya pada kehamilan, ibu menyusui, anemia hemolitik dan leukimia. Kekurangan
asam folat pada ibu hamil menyebabkan meningkatnya resiko anemia, keguguran, neural tube
defect. Pada janin kekurangan asam folat akan meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan
rendah atau lahir dengan cacat bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang, downs
syndrome, bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya plasenta sebelum waktunya.

Zat Besi
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolism besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan hemoglobin,
sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat perubahan
pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir
dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling
banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan
kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga digunakan
untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga
diperlukan untuk mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon.
Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan
janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg
perhari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu,
yoghurt. Ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya.
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan
dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak.
Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari.
Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat,
jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi
penglihatan, imunitas, serta perkembangan dan pertumbuhan embrio.
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat
lahir rendah.

You might also like