You are on page 1of 10

PENENTUAN DAYA HAMBAT DARI SUATU SEDIAAN YANG

BERPOTENSI SEBAGAI ANTISEPTIK ATAU DESINFEKTAN


TERHADAP BAKTERI UJI
I. TUJUAN
Menentukan daya hambat suatu sediaan yang berpotensi sebagai antiseptika
atau desinfektan, dengan membandingkannya terhadap standar fenol (koefisien
fenol).
II. PRINSIP
1. Koefisien fenol adalah bilangan pecahan yang menunjukkan
perbandingan kekuatan daya bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan
kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai pembanding dalam kondisi yang
sama, yaitu jenis bakteri yang sama dan waktu kontak yang sama.
2. ensiti!itas bakteri terhadap desinfektan
". #engenceran konsentrasi desinfektan
III. TEORI
$ntuk menentukan kualitas suatu desinfektan atau antiseptik, dapat
dilakukan penentuan daya bunuh desinfektan atau antiseptik tersebut terhadap
suatu bakteri menggunakan metode koefisien fenol. %enol adalah jenis desinfektan
tertua yang kekuatannya telah diketahui, sehingga fenol digunakan sebagai
pembanding untuk menentukan kekuatan desinfektan atau antiseptik yang baru.
Koefisien fenol adalah bilangan pecahan yang menunjukkan
perbandingan kekuatan daya bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan
kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai pembanding dalam kondisi yang sama,
yaitu jenis bakteri yang sama dan waktu kontak yang sama. Kondisi yang sama
berarti &
1. 'enis bakteri yang sama, pada umumnya Salmonella typhi atau
Staphylococcus
Uji koefisien fenol
1
aureus.
2. (aktu kontak antara bakteri dengan desinfektan atau antiseptik baru sama
dengan waktu kontak antara bakteri tersebut dengan fenol.
(aktu untuk menguji antibiotika adalah 1)*2+ jam, sedangkan untuk mata
tidak mungkin selama itu. ,leh karena itu, digunakan waktu tertentu dengan
metode kontak secara kon!ensional, waktu yang paling cepat adalah 2,- menit,
paling lama 1- menit. Kekuatan fenol untuk pengujian biasanya tidak lebih dari
-..
/ermisida adalah bahan*bahan yang mematikan sel*sel !egetatif, tetapi
tidak selalu mematikan bentuk spora. /ermisida terbagi atas &
1. 0esinfektan.
$nsur kimia yang digunakan untuk mematikan jasad renik pada
permukaan benda mati. ,leh karena itu digunakan untuk membilas benda, contoh&
lisol, fenol, dan karbol.
2. 1ntiseptik.
uatu substansi yang melawan infeksi (sepsis) atau mencegah
pertumbuhan atau bekerja terhadap mikroorganisme dengan cara menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan secara akti!itasnya pada permukaan tubuh. ,leh
karena itu digunakan terhadap permukaan tubuh, baik sebagai obat luar (lebih
banyak) maupun obat dalam. 2ontoh & obat merah dan betadine. 1ntiseptik dapat
digunakan untuk tujuan pre!entif, seperti bagian tubuh yang akan dioperasi diberi
betadine.betadine juga digunakan untuk obat kumur (gargarisma) dan sediaan
!agina. 1ntiseptik peroral contohnya adalah nitopentoran, yang digunakan untuk
infeksi saluran kemih.
". 1ntibiotik.
0efinisi dahulu menyebutkan bahwa antibiotik adalah suatu 3at yang
dihasilkan oleh makhluk hidup (mikroorganisme) yang menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroorganisme lain. ekarang antibiotik dapat dibuat secara
semi sintetis maupun secara sintetis. 1ntibiotika dapat digunakan sebagai obat
dalam maupun obat luar.
Uji koefisien fenol
2
+. Kemoterapeutika.
Kemoterapeutika dapat digunakan sebagai obat dalam maupun obat luar.
2iri*ciri suatu desinfektan yang ideal adalah memenuhi hal*hal sebagai
berikut&
1. 1kti!itas antimikrobial, pada konsentrasi rendah harus mempunyai akti!itas
mikrobial dengan spektrum luas.
2. Kelarutan, harus dapat larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang
diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
". tabilitas, perubahan yang terjadi pada substansi bila dibiarkan beberapa hari
harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat
antimikrobialnya secara nyata.
+. 4idak bersifat racun.
-. 5omogen.
6. 4idak bergabung dengan bahan organik.
7. 1kti!itas mikrobialnya pada suhu kamar.
). 4idak menimbulkan karat dan warna.
8. kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.
19. Memiliki kemampuan sebagai deterjen atau pembersih.
11. 4ersedia dalam jumlah yang besar dengan harga yang pantas.
Metode koefisien fenol dilakukan untuk menentukan kualitas suatu
desinfektan yang ingin diketahui terhadap bakteri dibandingkan dengan kekuatan
fenol yang merupakan desinfektan yang paling kuno yang telah diketahui
kekuatan daya bunuhnya terhadap bakteri. %enol merupakan desinfektan yang
popular sejak pertama kali lister menggunakan asam karboksilat dalam ruang
operasinya %enol itu sendiri umumnya masih digunakan sebagai standar dalam
mengukur potensi antibakteri dari substansi lain. Karena sifatnya yang mengiritasi
dan korosif untuk kulit fenol sekarang jarang digunakan sebagai suatu antiseptic
atau desinfektan, tetapi beberapa dari deri!atnya mempunyai akti!asi yang lebih
aman. Kebanyakan gugus fenolik tepatnya mempunyai molekul fenol yang secara
kimia berubah sehingga kadar toksisitasnya berkurang atau dalam kata lain
Uji koefisien fenol
"
meningkatkan akti!itas antibakterinya, dalam kombinasinya dengan sabun atau
dengan detergen. Kemudian digunakan untuk mendispersi protein, lipid, dan
senyawa organik lainnya. Mengurangi kemungkinan terikatnya senyawa*senyawa
lain dan menyebabkan desinfektan menjadi inaktif,
Kombinasi deri!ate fenol dengan sabun atau detergen yang paling terkenal
adalah 2resol dan :is*%enol. Mungkin yang paling popular dari golongan
2resoladalah 4ricresol, ;ysol, taphene, ,syl dan 1mphyl. Masing*masing
senyawa dari tiap golongan tersebut di atas mempunyai formulasi yang berbeda,
yang digunakan sebagai desinfektan lingkungan. :is*%enol dinamakan demikian
karena adanya 2 ikatan molekul fenol. alah saru contoh senyawa adalah
he<achlorophene. Kombinasi dari he<achlorophene dan bis*fenol lainnya dengan
sabun atau detergen merupakan senyawa yang relati!e non*toksik untuk kulit tapi
mempunyai akti!itas anti bakteri yang bagus. 2ontohnya p5iso5e< dan 0ial
soap.
enyawa fenol dapat mengkoagulasi protein sehingga efektif membunuh
sel*sel !egetatif bakteri. Ketika dikombinasikan dengan detergent fenol juga
merupakan anti tubercolosida, anti*!irus, dan anti fungi yang baik. %enol tidak
dapat membunuh spora pada kondisi normal tetapi dapat membunuh spora pada
larutan yang dipanaskan dalam jangka waktu yang lama. Ketika dikombinasikan
dengan waktu dan detergen, fenol agak sukar larut dalam air tetapi tetap aktif
dalam konsentrasi larutan serendah 1*-.. Kombinasi dari kualitas tersebut
membuat fenol tidak mahal untuk digunakan tetapi yang paling penting harus
dipertimbangkan efek residu bakterisidalnya atau efek bakteristatik ketika larutan
tersebut menguap dari permukaan seperti halnya air yang menguap dari lapisan
fenol, molekul desinfektan beberapa saat masih aktif menghalangi pertumbuhan
bakteri. 0esinfektan*desinfektan tersebut juga dapat digunakan untuk men*
treatmen jaringan sampingan, sputum, feses dan objek yang terkontaminasi parah
karena rendahnya afinitas terhadap senyawa organic dan akti!itas antibakterinya,
bahkan dalam pengenceran yang tinggi.
Uji koefisien fenol
+
BACILLUS SUBTILIS
Bacillus subtilis dapat menyebabkan meningitis, endokarditis, infeksi mata
dan lain*lain (yahrurachman, dll.,188+).
Kuman ini berbentuk batang lurus /ram positif berukuran 1,- < +,- ,
sendiri*sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai, bergerak dan tidak bersimpai.
4umbuh pada agar darah membentuk 3ona hemolisis beta yang lebih lebar. 0apat
juga tumbuh pada kaldu, agar gi3i dan lain*lain. Kuman ini tidak membuat toksin
apapun. :eberapa jenis membuat hemolisin yang dapat larut, kuman ini bersifat
patogen oportunis, menyebabkan infeksi pada telur dan septicemia ('awet3, et al.,
1886).
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Mortir dan stamfer
2. 4abung reaksi besar dan kecil
". =ak tabung
+. >olume pipet berukuran 1 ml dan 19 ml
-. ;abu ukur 199 ml
6. ,se dan kompor spirtus
7. Stopwatch
). ?nkubator
Bahan :
1. ediaan uji, digunakan desinfektan ?0,;1
2. :akteri uji, digunakan Staphylococcus aureus
". Nutrient Broth (NB)
+. 1ir suling steril
V. PROSEDUR
;arutan sediaan uji dan larutan standar fenol (kelompok 1 @ 2) dibuat
dengan konsentrasi -. bA! atau -. !A!. ;arutan desinfektan sebanyak - m;
Uji koefisien fenol
-
dimasukkan ke dalam labu ukur 199 m; kemudian ditambahkan air aBuadest steril
8- m;. 0ibuat 6 pengenceran bertingkat larutan sediaan uji dengan air suling
steril dalam tabung*tabung reaksi besar, sebagai berikut &
4abung Kekuatan
desinfektan
;arutan
fenol -.
yang
dipipet
1Buadest
steril yang
ditambahkan
4otal yang
diperlukan
Cang
dibuang
1 1A29 - 9 - 9
: 1A"9 + 2 - 1
2 1A+9 + + - "
0 1A-9 2 " - 9
D 1A69 2 + - 1
% 1A79 2 - - 2

Kemudian "6 tabung reaksi kecil diisi dengan 1 m; E:. 4abung*tabung disusun
dalam rak tabung.
uspensi bakteri uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar sebanyak
9.2 m; secara berturut*turut dengan rentang waktu "9 detik. atu ose larutan dari
tabung 1 dimasukkan ke dalam tabung a1. 4iga puluh detik kemudian masukkan
satu ose larutan : ke b1, dan setererusnya sampai tabung D ke e1. #ada saat
memasukkan satu ose dari tabung % ke f1, dimasukkan pula satu ose dari tabung
a1 ke a2. 0emikian seterusnya sampai semua tabung kecil terisi satu ose bakteri.
etelah itu dibuat pula kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol positif terdiri
dari satu m; E: dan satu ose bakteri (salah satu saja). Kontrol negatif hanya
berisi satu m; E:. emua tabung kecil diinkubasikan pada suhu "7
9
2 selama 1)*
2+ jam dan diamati kekeruhan yang terjadi, lalu dibandingkan dengan kontrol
positif dan negatif. etelah itu ditentukan dimana letak koefisien fenolnya dengan
rumus &
Koefisen %enol F
(konsentrasi bening pertama G konsentrasi bening terakhir) sediaan uji
(konsentrasi bening pertama G konsentrasi bening terakhir) standar fenol
VI. PERHITUNGAN KONSENTRASI
Koefisen %enol F
Uji koefisien fenol
6
(konsentrasi bening pertama G konsentrasi bening terakhir) sediaan uji
(konsentrasi bening pertama G konsentrasi bening terakhir) standar fenol
Koefisien %enol F
VII. HASIL PENGAMATAN
SIDOLA
waktu
2,- menit - menit 7,- menit 19 menit 12,-
menit
1- menit
konsentrasi
(1)1A29 G * * * * *
(:)1A"9 G G * * * *
(2)1A+9 G * * * * *
(0)1A-9 G * * * * *
(D)1A69 G * * * * *
(%)1A79 G * * * * *
FENOL
(aktu
2,- menit - menit 7,- menit 19 menit 12,-
menit
1- menit
konsentrasi
(1)1A29
(:)1A"9
(2)1A+9
(0)1A-9
(D)1A69
(%)1A79
Keterangan & (G) & 1da pertumbuhan bakteri
(*) & 4idak ada pertumbuhan bakteri
VIII. PEMBAHASAN
:erdasarkan hasil percobaan diatas, terdapat pertumbuhan bakteri pada
setiap tabung dengan berbagai konsentrasi baik pada penggunaan fenol maupun
Uji koefisien fenol
7
penggunaan desinfektan. Eamun, terdapat perbedaan intensitas pertumbuhan
bakteri pada tiap tabung pada penggunaan ?0,;1. emakin lama bakteri kontak
dengan ?0,;1 maka semakin cepat terbunuh. erta semakin pekat konsentrasi
?0,;1 yang digunakan, semakin sedikit bakteri yang tumbuh.
5al tersebut dapat terjadi karena penggunaan konsentrasi ?0,;1 yang
kurang pekat sehingga daya bunuh kurang. 4etapi, dapat juga disebabkan karena
?0,;1 yang digunakan sudah lama dan terkontaminasi oleh 3at*3at yang dapat
mempengaruhi potensi trisol terhadap bakteri. 1tau B.Subtilis sudah resisten
terhadap dettol. %aktor lain lagi, komposisi senyawa*senyawa penyusun ?0,;1
tidak resisten terhadap bakteri B.Subtilis sehingga tidak mampu membunuh
B.Subtilis.
0engan kata lain, ?0,;1 tidak mempunyai kualitas dan kestabilan
yang memenuhi syarat sebagai desinfektan yang baik. 0emikian juga dengan
fenol, karena menurut hasil pengamatan, masih terdapat pertumbuhan bakteri pada
berbagai !ariasi konsentrasi dan waktu maka fenol belum cukup baik sebagai
desinfektan.
1dapun faktor*faktor kesalahan pada percobaan ini, antara lain&
H Kesalahan dalam pembuatan pengenceran
H Ketidaktepatan waktu inokulasi
H 4erjadi kontaminasi pada inokolomnya
H Kesalahan dalam pembuatan fenol
H Kualitas dettol yang digunakan tidak cukup baik
H dettol tidak cukup untuk membunuh D.colli
H #erlakuan inokulasi pada desinfektan dan fenol tidak sama
Karena ?0,;1 tidak menunjukan daya bunuh yang baik maka pada
percobaan ini tidak dapat ditentukan koefisien fenolnya. Koefisien fenol yaitu
bilangan pecahan yang menunjukan perbandingan kekuatan daya bunuh dari
desinfektan dibandingkan dengan kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai
pembanding dalam kondisi yang sama, yaitu jenis bakteri sama dan waktu kontak
antara bakteri dengan desinfektan sama dengan waktu kontak antara bakteri
dengan fenol.
Uji koefisien fenol
)

IX. KESIMPULAN
1. :erdasarkan percobaan di dapat hasil sebagai berikut &
SIDOLA
waktu
2,- menit - menit 7,- menit 19 menit 12,-
menit
1- menit
konsentrasi
1A29 G * * * * *
1A"9 G G * * * *
1A+9 G * * * * *
1A-9 G * * * * *
1A69 G * * * * *
1A79 G * * * * *
FENOL
(aktu
2,- menit
- menit 7,- menit 19 menit 12,-
menit
1- menit
konsentrasi
1A29
1A"9
1A+9
1A-9
1A69
1A79
Keterangan & (G) & 1da pertumbuhan bakteri
(*) & 4idak ada pertumbuhan bakteri
2. untuk SIDOLA&
waktu tersingkat bakteri B.Subtilis terbunuh pada konsentrasi F
waktu terlamat bakteri B.Subtilis terbunuh pada konsentrasi F
untuk FENOL:
waktu tersingkat bakteri B.Subtilis terbunuh pada konsentrasi F 1A69
waktu terlama bakteri B.Subtilis terbunuh pada konsentrasi F 1A29
". Koefisien fenol yang didapat adalah
Uji koefisien fenol
8
X. DAFTAR PUSTAKA
D.'awet3, '.;. Melick @ D.1.1delberg I Mikrobiologi untuk profesi Kesehatan.
Dbc ;ange.18)6.
:auer a (etal & 1ntibiotic susceptibility testing by a standardi3ed single disc
method. 1m ' 2lin #athol 1866I+-I+8"
Uji koefisien fenol
19

You might also like