You are on page 1of 4

A.

Pengertian
Sindroma turp adalah suatu keadaan klinik yg ditandai dengan kumpulan gejala akibat
gangguan neurologik disebabkan oleh diserapnya cairan irigasi melalui vena-vena prostat
atau cabangnya pada kapsul prostat yang terjadi masa operasi. Hiponatremia,
hipovolemia, dan kadang hiperamonemia mungkin (eaton,2003).
Keuntungan turp adalah :
menghindari insisi abdomen
lebih aman bagi pasien
metode pemulihan lebih singkat
angka morbiditas lebih rendah
menimbulkan nyeri yang sedikit
Kerugian turp adalah :
membutuhkan dokter bedah yang ahli
obstruksi kambuhan trauma uretra dan dapat terjadi striktur
perdarahan lama dapat terjadi

B. Etiologi
Absorpsi masif tergantung oleh :
a. Pr`oses turp yg lma,absorbsi meningkat jika reaksi dilakukan lebih dari 90 menit
b. Tekanan intravaskuler menaik krn tnggi bagian irigasi lebih dri 60cm diatas lokasi
pembedahan
c. Banyak sinus prostat yang terbuka,semakin besar prostat yang direseksi,semakin
banyak sinus prostat yang terbuka
d. Jenis cairan irigan yang digunakan

C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinis awal yaitu restlessncss,nyeri kepala,takipnea dan dapat berlanjut
mejadi respiratory distress,hypoxia,pulmonary,oedema,nausea,vomiting,confusion,dan
koma. Tanda dan gejala dideteksi lebih dini pada pasien sadar pada pasien tidak
sadar(diancstcsi),tanda yang mungkin muncul hanya takikardi dan hipertensi
D. Komplikasi
Gagal napas
Disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak adekuat karena odem paru
Gagal jantung
Terjadinya hiponatremia aritmia jantung gagal jantung
Gagal ginjal akut
Disebabkan oleh aliran darah ke ginjal menurun akibat curah jantung menurun
karena overload cairan
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan turp syndrome :
a. Jika dideteksi saat intra operatif > tindakan segera dihentikan dan pemberian cairan
IV dihentikan
b. Air yang diabsorbsi > harus dikeluarkan : furosemid 40mg iv
c. Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau masker, atau intubasi dan
ventilasi jika diperlukan)
d. Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan kelemahan sampai koma,harus
diatasi dengan cairan hipertonik (Nacl 3%=0.513mmol/ml) sampai gejala hilang
e. Periksa BGA,serum sexlium dan Hb
f. Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam (24mg),diazepam (35gr) atau
thiopental(50 100 mg)
g. Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental
kembali normal
h. Jika odem paru dan hipotensi berlanjut,invasif hemodinamik monitoring
direkomendasikan sebagai petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan
manajemen cairan.

Pencegahan
a. Membatasi waktu operasi <1 jam
b. Melakukan operasi secara berhati-hati untuk meminimalkan sinus-sinus vena yang
terbuka
c. Memposisikan irrigation bag maksimal 60cm diatas area pembedahan
d. Menggunakan cairan irigan yang hangat

F. Asuhan keperawatan klien dng turp syndrom
1. Pengkajian
- Identitas
- Terjadi akibat operasi turp kurang lebih 50% laki-laki>60thn,kurang lbh 80% lki-
laki usia 80thn(purnomo,2003)
- Keluhan utama
- Sesak napas
- Riwayat kesehatan
- Pasien BPH dengan post operasi turp
- Pemeriksaan fisik
B1 breath : distress napas,odem paru,hipoksia,sianosis
B2 blood : hipertensi,aritmia
B3 brain : penurunan kesadaran, TIK naik,konfusi sampai kom
B4 bladder: gagal ginjal akut
B5 bowel : muntah,mual
B6 bone : gatal-gatal pada kulit

2. Diagnosa keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
b. Kelebihan volume cairan b.d adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan
c. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d penigkatan tekanan intrakranial

3. Perencanaan Keperawatan
a. Diagnosa 1 :
Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
Tujuan
Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi selama masa perawatan
Kriteria hasil
- spO2 98-100%
- analisa gas darah
PaO2 80-100 mmhg
PaCO2 35-45 mmhg
pH 7.35-7.45
- tidak ada tanda distress napas:
RR 12-20x/menit,flaring nostril(-),tracheal tug (-), intreking(-)
Intervensi :
1) Posisi semi fowler atau slide head up 30-45 derajat
2) Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi ekstensi
3) Bantu pernafasan dengan oksigen(nasal kanul atau masker,atau intubasi
dan ventilasi jika diperlukan)
4) Pertahankan istiraht klien
5) Kolaborasi pemberian furosemid
6) Monitor evaluasi BGA,pulse oxymeter

b. Diagnosa 2 :
Kelebihan volume cairan adanyan penyerapan cairan irigasi yg berlebihan
Tujuan
Kelebhan vlume cairan teratasi selama masa perawatan
Kriteri hasil
- odem paru (-),odem seluruh tubuh(-)
- Asietas (-)
- Hasillab elektrolit
Na+ 135-145 mEgl
K 3,5-5,0 mEgl
- Hemodinamik CVP=5-15 cmH20
- Tanda vital TD=120/90mmhg,nadi=60-100x/menit
Intervensi

c. Diagnosa 3 :
Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningktan tekanan intraknial
Tujuan
Masalah perubahan perfusi jaringan serebral teratasi selama masa perawatan
Kriteria hasil :
- tidak ada tanda penaikan TIK
- nyeri kepala muntah proyektif,kaku kuduk,papil edema
Intervensi :
1) slide head up 30 derajat-45derajat
2) cegah hal-hal yang dapat menaikkan TIK: batuk,mengejan,posisi
trendelenburg
3) monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK

You might also like