You are on page 1of 2

DD

1. Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
varian hominis yang masuk ke dalam lapisan kulit, stratum korneum dan
membentuk terowongan atau kanalikuli lurus maupun berkelok sepanjang
0,6 sampai 12 cm. Gatal-gatal dan kemerahan dapat terjadi 6-8 minggu
setelah kutu menginfeksi. Lesi yg timbul dapat berupa nodul atau papula
yg merah, bersisik, timbul krusta (ekskoriasi) pada sela-sela jari, pinggir
jari, pergelangan tangan dan pinggir telapak tangan, siku, ketiak, skrotum,
penis, labia dan areola pada wanita (Gawkrodger, 2003).

Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama (gejala kardinal/ cardinal
sign) yaitu (Arief, et al 2000):
1. Pruritus nokturna atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan
aktivitas kutu yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan
kemerahan diperkirakan timbul akibat sensitisasi oleh kutu.
2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok. Mereka yang
tinggal di asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan
berpeluang lebih besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah
menular melalui pemakaian handuk, baju maupun seprai secara
bersama-sama. Skabies mudah menyerang daerah yang tingkat
kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.
3. Adanya lesi kulit yg khas, berupa papula, vesikel pada kulit atau
terowongan-terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yang
berbentuk lurus atau berkelok-kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi
infeksi skunder oleh bakteri, maka akan timbul gambaran pustul (bisul
kecil). Kanalikuli ini berada pada daerah lipatan kulit yang tipis,
seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar kemaluan, wajah dan kulit
kepala (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong
dan perut bagian bawah.
4. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya kutu,
telur atau skibala (butiran feses).


Gambar xx. Kanalikuli di daerah Palmaris

Arief, M., et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI.
Gawkrodger, David J. 2003. Dermatology ed. 3. Philadelphia: Churchill
Livingstone.

You might also like