Professional Documents
Culture Documents
FARMAKOLOGI
MODUL 1
FARMAKOLOGI
Skenario 1 :
MASALAH RINA
Siang itu Rina (22 th) pergi kepoliklinik gigi RSUP Bunda dengan keluhan sakit
gigi di regio belakang kanan bawah swjak 4 hari yanglalu. Ia mengeluh sulit membuka
mulut san sakit sewaktu menelan, gara0gara sakit gigi di badan Rina terasa demam dan
sudah tiga hari tidak masuk sekolah.
Dokter melakukan pemeriksaan dan dijumpai adanya infeksi pericoronitis gigi
48. Pada pemeriksaan ekstraoral dijumpai kelenjar limpe regional submansibularis
dextra teraba membesar, kenyal, dan nyeri tekan. Dokter hanya menuliskan resep
untuk ditebus di apotik dan menganjurkan rina melakukan rontgen foto panoramik di
bagian radiologi bila sudah sembuh.
Rina mendapat obat lincomycin, metampiron dan neurotropik. Rina bertanyatanya dalam hati kenapa obat tsb bisa berkhasiat, apa yang terjadi pada obat tsb dalam
tubuhnya dan kenapa ada berbagai jadwal minum obat?
Bagaimana anda menjelaskan masalah Rina ini?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Langkah 1
1. Infeksi pericoronitis gigi 48 :
Infeksi jaringan lunak di sekitar gigi M3 bawah
2. Neurotropik :
Senyawa yang meningkatkan kemamp[uan kognitif manusia
3. Lincomycin :
Antibiotik untuk infeksi berat, melawan bakteri streptococcus
dan staphylococcus
Antibiotik yang menghambat sintesis protein mikroba
Antibiotik yang mengobati infeksi yuang luas
cakupannya,tertama pada pasien yang sensitif terhadap
penisilin
4. Metampiron :
Disebut juga antalgin, bekerja sebagai analgesik, antipiretik
kuat dari serivat pirazolon
Untuk nyeri kepala dan nyeri otot
Penghilang rasa sakit, turunan NSAID
5. Farmakologi :
Ilmu yang berhubungan dengan obat-obatan
Langkah 2
1.
2.
3.
4.
5.
Langkah 3
1. Apa hubungan sakit gigi dengan demam?
Infeksi pericoronitis disebabkan oleh Mikroorganisme anaerob kemusian
Farmakokinetik
1.Absorpsi : masuknya obat dalam darah
2. Distribusi: obat dari sistemik ke jaringan tubuh
3. Metabolisme : tubuh merubah komposisi obat
4. Eksresi : eliminasi atau pembuangan obat dari tubuh
Langkah 4
Langkah 5
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
farmakokinetik dan farmakodinamik
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
obat-obat yang digunakan dalam kedokteran gigi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
neurotopik
Langkah 7
1.Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat
dari tempat pemberian ke dalam darah.
Bergantung pada cara pemberiannya, tempat
pemberian obat adalah saluran cerna (mulut
sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain.
Yang terpenting adalah cara pemberian obat
per oral, dengan cara ini tempat absorpsi
utama adalah usus halus karena memiliki
permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni
200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter
4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili )
2.Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung dari
aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikokimianya. Obat yang mudah larut dalam lemak
akan melintasi membran sel dan terdistribusi ke dalam
sel, sedangkan obat yang tidak larut dalam lemak akan
sulit menembus membran sel sehingga distribusinya
terbatas terutama di cairan ekstrasel. Distribusi juga
dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya
obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai
keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein
plasma ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein,
kadar obat, dan kadar proteinnya sendiri.
3.Metabolisme
Metabolisme atau biotransformasi obat adalah
proses perubahan struktur perubahan kimia
yang tejadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh
enzim. Pada poses ini molekul obat diubah
menjadi lebih polar (lebih mudah larut dalam
air) dan kurang larut dalam lemak sehingga
mudah
dieksresi
melalui
ginjal
4.Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat
dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh
ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit
dan taraktusintestinal. Obat dikeluarkan dari tubuh
melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit
hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat
atau metabolit yang polar diekskresi lebih cepat
daripada obat yang larut baik dalam lemak, kecuali
pada
eksresi
melaui
paru-paru
FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik
adalah
subdisiplin
farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi
dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah
untuk meneliti efek utama obat, mengetahui
interaksi obat dengan sel, dan mengetahui
urutan peristiwa serta spektrum efek dan
respons
yang
terjadi
A. Golongan penisilin.
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan
bekerja dengan mengganggu sintesis dinding
sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas
secara kimiawi adanya nukleus asam aminopenisilinat, yang terdiri dari cincin
tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum
kuman terutama untuk kuman koki Gram
positif. Beberapa golongan penisilin ini juga
aktif terhadap kuman Gram negatif.
B. Golongan sefalosporin.
Golongan ini hampir sama dengan
penisilin oleh karena mempunyai cincin
beta laktam. Secara umum aktif terhadap
kuman Gram positif dan Gram negatif,
tetapi spektrum anti kuman dari masingmasing antibiotika sangat beragam,
C. Golongan amfenikol
Golongan ini mencakup senyawa induk
kloramfenikol maupun derivat-derivatnya
yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat
dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap
kuman Gram positif dan Gram negatif
maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan
mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap
sumsum tulang, terutama anemia aplastika,
maka kloramfenikol hanya dipakai untuk
infeksi S. typhi dan H. influenzae.
D. Golongan tetrasiklin
Merupakan antibiotika spektrum luas bersifat
bakteriostatik untuk kuman Gram positif dan Gram
negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat
terbatas oleh karena masalah resistensi, namun
demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan
utama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
klamidia, riketsia, dan mikoplasma. Mungkin juga
efektif terhadap N. meningitidis, N. gonorhoeae dan
H. influenzae., termasuk di sini adalah
tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin,
minosiklin, metasiklin dan demeklosiklin.
E. Golongan aminoglikosida
Merupakan golongan antibiotika yang bersifat
bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram
negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram
positif. Streptomisin dan kanamisin juga aktif
terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah
amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin,
neomisin, metilmisin dan tobramisin, antibiotika ini
punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik,
ototoksik dan
neurotoksik.
G. Golongan lain-lain
Masih banyak jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika
lain yang tidak tercakup dalam kelompok yang disebutkan
di atas. Misalnya saja vankomisin, spektinomisin,
basitrasin, metronidazol, dan lain-lain. Informasi
mengenai pemakaian dan sifat masing-masing dapat dicari
dari sumber pustaka baku. Vankomisin terutama aktif
untuk Gram positif, terutama untuk S. areus, S.
epidermidis, S. pneumoniae. Juga merupakan pilihan untuk
infeksi stafilokokus yang resisten terhadap metisilin. Tetapi
karena toksisitasnya, maka vankomisin hanya dianjurkan
kalau antibiotika lain tidak lagi efektif.