You are on page 1of 21

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

LAPORAN PENDAHULUAN
PRATIKUM FISIKA DASAR
I. Identitas Praktikan :
Nama

: BERTU NATANA

NIM

: 03081005067

Fakultas

: Teknik

Jurusan

: Teknik Mesin

II. Judul Percobaan

III. Tujuan Percobaan

: Jembatan Wheatstone

1. Dapat memahami pengertian tentang jembatan wheatstone.


2. Dapat mempelajari dan memahami sistem rangkaian
pada jembatan wheatstone
IV. Alat dan Bahan

1. Amperemeter
Diganakan untuk mengukur kuat arus listrikl dalam rangkaian.
2. Voltmeter
Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan.
3. Power Supply
Sebagai sumber energi.
4. Tahanan Resistansi
Alat pencatat keseimbangan

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

V. Dasar Teori
Jembatan Wheatstone adalah alat pengukuran yang ditemukan oleh
Samul Hunter Christie pada tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir
Charles Wheatstone pada tahun 1843
Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan listrik, selain
itu Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan kawat negative
dan sampai saat ini metode ini masih digunakan.
Jenbatan Whetstone, dapat juga digunakan untuk menggambarkan konsep
perbedaan ukuran, secara akurat, selain itu dapat juga digunakan untuk mengukur
kapasitas, induktansi, dan lainnya.
Konsep ini dilanjutrkan oleh James Clerk Maxwell 1865dan meningkatkan
lebih lanjut olehAlan Blumlein sekitar tahun 1926.
Jembatan Whetstone merupakan sikuit listrik yang tepat untuk
perbandingan resistansi. Sir Charles Wheatstone yang pali8ng terkenal untuk
jembatan wheatstone.
Jembatan Wheatstone terdiri dari satu sumber listrik saat ini ( seperti
baterai ) dan galvanometer pararel yang menghubungkan dua cabang listrik.
Jembatan Wheatstone merupakan alat yang baik dan juga cocok untuk mengukur
perubahan hambatan untuk ukuran kecil. Jembatan wheatstone juga cocok untuk
mengukur hambatan tegangan gauge.
Tegangan gauge juga diterapkan ke dalam sebuah perubahan hambatan.
Hal ini banyak digunakan di seluruh industri, bahkan sampai dengan hari ini.
Rangkaian jembatan whetstone merupakan rangkaian yang terdiri dari
beberapa hambatan yang tidak dapat dijumlahkan secara seri dan pararel.
Rangkaian ini terdiei dari beberapa hambatan. Rangkaian ini juga biasanya
digunakan untuk menentukan nilai hambatan.
Metode jembatan wheatstone yaitu dengan cara membandingkan besarnya
hambatan yang diketahui nilainya.setelah sekian ditutup dalam rangkaian akan
ada arus listrik. Jika jarum galvanometer mengalami penyimpangan berarti ada

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

arus listrik yang melawan galvanometer. Ini berarti ada juga beda potensial antara
arus listrik. Dengan mengubah ubah besarnya hambatan dapat diusakakan
sehingga galvanometer tidak dilewati arus listrik.
Hukum wheatstone berdasrkan pada kekelan energi. Hukum ini berbunyi :
Jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada suatu
rangkaian harus nol
Untuk memahami mengapa hokum ini berlaku, pertimbangan analogi role
coaster di lintasannya. Hokum II kircoff digunakan untuk menganalisis rangkaian
listrik. Hokum kircoff II merupakan salah satu bentuk hokum kekelan energi
dalam rangkaian listrik yang secara maksimal.
Dalam penggunaan hokum II kircoff untuk menganalisis suatu rangkaian
listrik memenuhi aliran :
1) arah loop dapat berubah searah jarum atau berlawanan arah jarum jam.
2) Nilai E negative jika arah loop bertemu dengan kutub negative
tegangan sebaliknya nilai E positif jika ar4ah loop brtemu dengan
kutub positif tegangan.
Hokum II kircoff ini berlaku pada jaringan penghantar liniear dan pada
setiap kondisi material tidak reaktip.
Ekspresi lain dari hokum II kircoff dengan mempertahankan arus dan
tegangan serta konvensi tanda yang benar.
Salah satu cara untuk mengukur suatu hambatan yang belum dikenal atau
diketahui nilainya adalah dengan menggunakan rangakaian jembatan wheatstone.
Metode jembatan wheatstone pada dasarnya membandingtkan besar hambatan
yang belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang belum diketahui
nilainya.
Hambatan rheoskat Rg digunakan untuk membatasi arus yang melealui
rangkaian dan mengatur kebenaran galvanometer. Untuk meningkatkan ketelitian
pengukuran, dipasang komutator yang berfungsi untuk membalikkan arah arus di
dalam rangkaian

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Jembatan Wheatstone besarnya digunakan pada pengukuran


tahanan secara teliti, dan termasuk metode nol ( seperti pada neraca ).
R2.Rx = R1.R3 atau Rx =

R1.R3
R2

Tegangan listrik pada ujung-ujung suatu element itu disebut tegangan


jepit.
Dalam keadaan saklar ( S ) ditutup, maka kuat arus ( I ) mengalir sehingga
terdapatbeda potensial sebesar kuat arus ( I ), resistensi/ hambatan ( r ) pada
hambatan dalam S. Pada saat itu, angka yang ditunjukkan oleh voltmeteradalah
tegangan jepit. Tegangan jepit adalah beda potensialantara ujung ujung arus
listrik ketika sumber listrik tersebut mengalirkan arus listrik.
Dalam keadaan saklar ( S ) terbuka, maka tidak ada arus yang mengalir
sehingga tidak ada beda potensial atau tegangan pada hambatan dalam ( r ). Pada
saat itu, angka yang ditunjukkan oleh voltmeter tersebut adalah GGL-GGL atau
beda potensial antara ujung-ujung kutub pada sumber arus listrikitu tidak
mengalirkan arus listrik.
Hubungan antara tegangan jepit dengan GGL dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Tegangan jepit dapat dihitung dari hambatan luar ( R ) dengan persamaan
sebagai berikut.

V Jepit = I . R

V Jepit = I . R

Dari kedua persamaan diatas maka didapatkan persamaan:


Jembatan Wheatstone adalah suatu rangkaian alat yang berguna sebagai
alat pengukur hambatan-hambatan yang tidak diketahui hambatannya.
Rangkaian jembatan Wheatstone seperti gambar diatas R1 adalah
hambatan yang dapat diubah-ubah besar hambatannya. Rx adalah hambatan yang
akan diukur besar hambatannya. Apabila saklar ( S ) dihubungkan , maka jarum
Galvanometer ( E ) akan menyimpang ke kiri atau ke kanan dari kedudukan
setimbangnya. Dengan mengubah nilai hambatab pada R1, maka rangkaian dapat

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

dibuat setimbang sehingga jarum Galvanometer menunjukkan angka nol ( arus


yang mengalir pada Galvanometer ( E ) sama dengan nol ), sehingga arus yang
mengalir melalui R1 dan Rx sama yaitu I1, begitu pula arus yang melalui R2 dan
R3 sama yaitu pada keadaan setimbang.
VAB : VBA dan VBC : VDC
I1 . R1 = I2 . R2

I1 . Rx = I2. R3

I1 = R2 .(*)
I2

R1

I1 = R3 ..(**)
I2

Rx
Ruas kiri persamaan (*) sama dengan ruas kiri persamaan (**), sehingga:
R2 = R3
R1
I=

Rx

R+r

Kuat arus yang mengalir melalui penghantar berbanding lurus dengan


tegangan listrik pada ujung-ujung penghantar tersebut serta berbanding terbalik
dengan hambatan :
I=V
R

V=I.R

R=V
I

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Keterangan :
I

= Kuat Arus Listrik ( Ampere )

= Beda Potensial ( Volt )

= Resistansi / Hambatan ( Ohm )

Hambatan dalam suatu yang panjangdan suhunya tetap, maka dapat kita
rumuskan sebagai berikut :
R= l.
A
Keterangan :
l

= Panjang kawat ( meter )

= luas penampang kawat ( m)

= Hambatan jenis ( Ohm m/m )

Ada beberapa cara menentukan hambatan pengganti :


1. Apabila pada rangkaian dipenuhi hasil perkalian silang hambatan sama,
maka jembatan ( hambatan yang di tengah ) tidak berfungsi.
R1 . R4 = R2 . R3, maka tidak berfungsi
Jadi bagian rangkaian menjadi lebih sederhana. . Nilai hambatan pengganti
diperoleh dengan menghitung nilai kedua rangkaian secara parallel.
2. Apabila pada rangkaian perkalian nilai

silang hambatan

tidak

sama

R1 . R2 R2 . R3, maka hambatan pengganti dihitung dengan


transformasi y.

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Tegangan listrik antara ujunh-ujung suatu element disebut tegangan penc.


Telah diketahui bahwa tegangan listrik diukur dengan voltmeter dan dipajang
parallel dengan rangkaian yang diukur beda potensialnya. Amperemeter disusun
seri pada rangkaiannya.
Beberapa hokum yang menunjang rangkaian jembatan wheatstone adalah :
1. Hukum Ohm
Besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding
dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
V=IxR
Dimana :
V

= Tegangan atau beda potensial (volt)

= Kuat Arus (Ampere)

= Hambatan (Ohm)

Dalam persamaan itu hanya R yang tidak bergantungpada I, sehingga


grafik arus ( I ) pada gambar diatas berbentuk linear.
2. Hukum Kirchoof I
Jumlah yang masukke suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik cabang itu.
I1 + I2 = I3 + I 4 + I5
I masuk = I Keluar
3. Hukum Kirchoof II
Keterangan :
E

= Gaya gerak listrik ( GGL ) element.

= Hambatan/ tahanan luar element

= Hambatan dalam element

= Kuat arus
E = I.r + I.R

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Hukum kirchoof II berbunyi jumlah GGL pada suatu rangkaian tertutup


sama dengan jumlah beda potensialpada rangkaian itu tersebut.
Kawat AC panjangnya 1 meter atau meter . Jika saklar S dihubungkan
maka jembatan akan dibuat seimbang dengan menggeser-geser kontak O
sepanjang kawat AC. Pada kawat setimbang, sesuai dengan persamaan:
R2 = L2

dan

R1 = L1
A

maka :
x . R2 = R . R1
x . L2 = R . L1
A

X . L2 = R . L1
Dengan x adalah hambatan yang tak diketahui, dan R adalah penghambat
baku dimana hambatannya diketahui.
Galvanometer menunjukkan angka nol yang membuktikan bahwa poin B
dan D mempunyai potensial yang sama, karena itu tegangan turun dari A ke B
adalah sama dari A ke D yang ditunjukkan dengan persamaan:
VAD = VAB
I1 . R1 = I2 . R2
Atau :
Tegangan yang melewati Rx harus sms dengan tegangan yang melewati
R3, oleh karena itu :

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Iv . Rx = I2 . R3
Pembagian pada persamaan ( 4 ) dengan persamaan ( 3 ) :
I1 . Rx = I2 . R3
I1 . R1

I2 . R2

Jadi
Rx = R3
R1

R2

Persamaan diatas adalah persamaan dasar dari jembatan wheatstone


dengan yang menyelesaikan untuk yang belum diketahui ( Rx ), nilai dari
hambatan dalam pengukuran dapat dihitung.

B
D

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Untuk rangkaian jembatan Wheatstone seperti gambar 1, diperoleh :


Rx = R. (R1/R2) = R (L1/L2)

(4)

Untuk suatu konduktor homogen dengan panjang L dan luas penampang A, besar
hambatan adalah :
R = (L/A)

(5)

Dari hukum Ohm, hambatan total untuk rangkaian terhubung seri dapat ditulis :
Rtot = R1

(6)

Sedangkan hambatan yang terhubung parallel adalah :


1/Rtot = (1/R1)

(7)

Jembatan Kelvin
Rangakaian jembatan berganda dari Kelvin diperlihatkan pada gambar 2-4,
yang merupakan penyempurnaan jembatan Wheatstone untuk memberikan
ketepatan tinggi dalam pengukuran
resistans nilai rendah. Resistans p dan q disebut cabang rasio pembantu, rasio p/q
dibuat sama dengan P/Q.

P
p

RX

RS

Rangkaian jembatan ganda Kelvin


Di bawah kondisi yang seimbang, tidak ada arus listrik yang mengalir
melalui galvanometer G, yang berarti tegangan jatuh (voltage drop) antara a dan
d (Ead) sama dengan tegangan jatuh antara a dan c (Eamc).

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

P
E ab
PQ

E ad

p q r
E ab I R X S
p q r

dan

p p q r
E ac E amc I R X

p q p q r

Jadi

atau

Ead = Eac (Eamc), adalah:

P
PQ

p q r I R p p q r
I R X S

X
p q r
p q p q r

RX

P
qr
S
Q
pqr

P p
Q q

Jika P/Q = p/q, maka diperoleh nilai RX yaitu:


RX

P
S
Q

Jika terjadi ketidakseimbangan dari jembatan ganda Kelvin, maka arus


listrik yang melalui galvanometer dapat diketahui dengan metode Thevenin yang
sama seperti digunakan untuk jembatan Wheatstone.
Jembatan Maxwell
Jembatan ini untuk mengukur nilai induktans dengan membandingkan
sebuah variabel standar induktans diri (self inductance). Hubungan untuk kondisi
keseimbangan diperlihatkan pada gambar 3-4.

b
Z3

Z1
R1

R2

L1

R3

G
L2 r 2

Z2

R4
Z4

d
E

Rangkaian jembatan induktans Maxwell

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

dengan:
L1 = induktans yang tak diketahui dari resistans R1
L2 = induktans variabel dari resistans tetap r2
R2 = resistans variabel terhubung seri dengan induktor L2
R3, R4 = resistans non induktiv yang diketahui
Pada keadaan seimbang;
Z1 Z4 = Z2 Z3 atau

(R4 + jL1 )R4 = (R2 + jL2)R3

Penyamaan masing-masing bagian riil dan imajiner, diperoleh


R1 R4 = R2 R3 atau

dan

R1

jL1 R4 = jL2 R3

R3
R2
R4

atau

Jadi R 1

L1

R3
(R 2 r2 )
R4

R3
L2
R4

Rangkaian jembatan Maxwell juga dapat untuk mengukur suatu induktans


dengan membandingkan dengan kapasitans variabel standar dan dikenal sebagai
jembatan KapasitansInduktans Maxwell.
Jembatan Hay
Jembatan ini juga untuk mengukur nilai induktans dan merupakan
modifikasi dari jembatan Maxwell, hubungannya seperti diperlihatkan pada
gambar 4-4. Jembatan ini menggunakan sebuah resistans yang seri dengan
kapasitor standar.

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Jembatan Schering
Rangkaian jembatan Schering adalah untuk mengukur nilai kapasitans dan
hubungan dar jembatan keadaan seimbang diperlihatkan pada gambar 5-4.

Jembatan Schering tegangan rendah


dengan:
C1 = kapasitor yang kapasitansnya akan ditentukan
r1 = resistans seri yang menggambarkan kerugian pada kapasitor C1
C2 = kapasitor standar yang bebas rugi-rugi
R3 = resistans non induktif
C4 = kapasitor variabel
R4 = resistans non induktif yang variabel terhubung paralel dengan kapasitor
variabel C4
Rangkaian pada keadaan seimbang, diperoleh persamaan:

R4
1
r1

jC1 1 jC 4 R 4

atau

r1R 4

1

R3
jC 2

atau

R3
1
r1
R 4
1 jC 4 R 4
jC1
jC 2

R
R R C
jR 4
j 3 3 4 4
C2
C 1
C 2

Persamaan riil dan imajinir yang diperoleh adalah:

r1

C4
R3
C2

dan

C1

R4
C2
R3

Faktor disipasi dinyatakan D1 tan C1 r1

R4
C
C 2 4 R 3 C 4 R 4 .
R3
C2

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Oleh karena itu nilai kapasitans C1 dan faktor disipasinya diperoleh dari nilai-nilai
elemen jembatan pada keadaan seimbang.

PENYEDERHANAAN RANGKAIAN DENGAN PRINSIP JEMBATAN


WHEATSTONE
Pada kasus tertentu, penyederhanaan rankaian tidak dapat dilakukan
langsung dengan cara seri dan pararel. Salah satu kasus tersebut adalah rangkaian
jembatan wheatstone. Syarat supaya rangkaian ini merupakan rangkaian
jemabatan wheatstone adalah hasil kali dua resistor yang saling berhadapan sama
besarnya. Hambatan pertama berhadapan dan hambatan kedua dengan hambatan
ketiga juga saling berhadapan, sehingga:
R1 x Rx = R2 x R3
Jika syarat jembatan wheatstone dipenuhi maka cabang dimana terdapat
resistor, tidak dialiri arus listrik. Oleh karena itu, resistor pada cabang dapat
dihadapkan.
PENGUKURAN HAMBATANLISTRIK DENGAN HAMBATAN
WHEATSTONE
Pada rangkaian jembatan wheatstone yang seimbang (galvanometer tidak
dialiri arus atau jalan galvanometer menunjukan angka nol), hasil ukur kali dua
hambatan ujung saling berhadapan sama besarnya.
R1 x R4 = R2 x R4
Hambatan sebanding dengan panjang kawat, maka pada keadaan jembatan
seimbang berlaku :
xl2 = rl1

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Ada hal hal yang penting dari kesetimbangan jembatan wheatstone :


1) Keadaan setimbang tidak dipengruhi oleh pergeseran posisi dari
sumber tegangan dan galvanometer
2) Kondisi tegangan tidak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.
3) Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada arus
yang melalui rangkaian.

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

VI. DATA HASIL PERCOBAAN


DAFTAR NAMA PERALATAN
1. Power Supply
2. Papan Penghubung
3. Voltmeter
4. Variabel Resistor
5. Resistor

GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

DATA PERCOBAAN
Tegangan Sumber (Vs) = ..3 volt....................................
Pastikan Rangkaian dalam keadaan setimbang yang ditandai dengan nilai
arus yang mengalir pada Ampere meter = nol

sehingga Rp x Rab = Rb x

Rbc selanjutnya Rp = (Rb x Rbc)/Rab


Tabel Data Hasil Pengamatan
No.

RB

Rab = jarak ab ()

Rbc = jarak bc ()

Rp ()

1.

10

23.4

76.6

32.73

2.

20

37.8

62.2

32.91

3.

30

47.4

52.6

33.29

4.

40

54.5

45.5

33.39

5.

50

59.7

40.3

33.75

6.

60

64

36

33.75

7.

70

67.4

32.6

33.8

8.

80

70.1

29.9

34.1

9.

90

72.4

27.6

34.3

10.

100

74.4

25.5

34.2

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

PENGOLAHAN DATA
Selanjutnya dari pengolahan data pada tabel di atas maka dapat dibuat tabel
pengolahan data secara statistik sebagai berikut:
No.

LAB/LBC

RB

( LAB/LBC )2

(RB )2

LAB/LBC X RB

1.

0.305

10

0.09

100

3.05

2.

0.607

20

0.36

400

12.14

3.

0.901

30

0.81

900

27

4.

1.197

40

1.43

1600

47.8

5.

1.481

50

2.19

2500

74.8

6.

1.78

60

3.16

3600

106.8

7.

2.67

70

4.24

4900

144.9

8.

2.34

80

5.47

6400

187.2

9.

2.62

90

6.86

8100

235.8

10.

2.61

100

6.81

10000

261

15.91

550

31.42

38500

1099.74

L
M AB xRB = 35,001

LBC
r = (Lab/Lbc) x Rb / ( (Lab/Lbc)/ Rb )
= 0,134

2
2

1 r * Rb

Sn
2

AB
n 2 *
LBC

12,26

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

Kr =

Sn
x100% 35,34 %
Rx

Nilai hambatan Rx = m= 35,001


Kesalahan Absolut = Sn= 12,26
Kesalahan Relatif =

Sn
x100% 35,34%
Rx

Nilai Terbaik hasil pengukuran = m Sn = 35,001 12,26

Grafik Rb terhadap Lab/Lbc


120
100
60
40
20
0
0.
30
5
0.
60
7
0.
90
1
1.
19
7
1.
48
1
1.
78
2.
67
2.
34
2.
62
2.
61

Rb

80

Lab / Lbc

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

ANALISA
1. Nilai dari Rp () ditentukan dari nilai Rab dan Rbc, semakin besar
nilai Rab dan semakin kecil nilai Rbc maka nilai Rp akan semakin besar.
2. Nilai dari massa jenis dan luas penampang tidak dihitung karena mereka
merupakan konstanta, maka nilai mereka tidak berubah selama bahan
yang dipakai sama
3. Kesalahan

pengukuran

mungkin

disebabkan

karena

kesalahan

pembacaan skala pengukuran ataupun karena kerusakan pada alat.


4. Keadaan setimbang tidak dipengruhi oleh pergeseran posisi dari sumber
tegangan dan galvanometer.

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067

KESIMPULAN
1.

Penghintungan nilai hambatan menggunakan jembatan wheatston


mempunyai nilai yang sama dengan nilai hambatan resistor yang
ada di pasaran

2.

Dengan jembatan wheatstone kita bisa membuat resistor bahkan


lebih kecil dari yang di jual di pasaran.

You might also like