Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
BERTU NATANA
03081005067
LAPORAN PENDAHULUAN
PRATIKUM FISIKA DASAR
I. Identitas Praktikan :
Nama
: BERTU NATANA
NIM
: 03081005067
Fakultas
: Teknik
Jurusan
: Teknik Mesin
: Jembatan Wheatstone
1. Amperemeter
Diganakan untuk mengukur kuat arus listrikl dalam rangkaian.
2. Voltmeter
Digunakan untuk mengukur besarnya tegangan.
3. Power Supply
Sebagai sumber energi.
4. Tahanan Resistansi
Alat pencatat keseimbangan
V. Dasar Teori
Jembatan Wheatstone adalah alat pengukuran yang ditemukan oleh
Samul Hunter Christie pada tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir
Charles Wheatstone pada tahun 1843
Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan listrik, selain
itu Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur hambatan kawat negative
dan sampai saat ini metode ini masih digunakan.
Jenbatan Whetstone, dapat juga digunakan untuk menggambarkan konsep
perbedaan ukuran, secara akurat, selain itu dapat juga digunakan untuk mengukur
kapasitas, induktansi, dan lainnya.
Konsep ini dilanjutrkan oleh James Clerk Maxwell 1865dan meningkatkan
lebih lanjut olehAlan Blumlein sekitar tahun 1926.
Jembatan Whetstone merupakan sikuit listrik yang tepat untuk
perbandingan resistansi. Sir Charles Wheatstone yang pali8ng terkenal untuk
jembatan wheatstone.
Jembatan Wheatstone terdiri dari satu sumber listrik saat ini ( seperti
baterai ) dan galvanometer pararel yang menghubungkan dua cabang listrik.
Jembatan Wheatstone merupakan alat yang baik dan juga cocok untuk mengukur
perubahan hambatan untuk ukuran kecil. Jembatan wheatstone juga cocok untuk
mengukur hambatan tegangan gauge.
Tegangan gauge juga diterapkan ke dalam sebuah perubahan hambatan.
Hal ini banyak digunakan di seluruh industri, bahkan sampai dengan hari ini.
Rangkaian jembatan whetstone merupakan rangkaian yang terdiri dari
beberapa hambatan yang tidak dapat dijumlahkan secara seri dan pararel.
Rangkaian ini terdiei dari beberapa hambatan. Rangkaian ini juga biasanya
digunakan untuk menentukan nilai hambatan.
Metode jembatan wheatstone yaitu dengan cara membandingkan besarnya
hambatan yang diketahui nilainya.setelah sekian ditutup dalam rangkaian akan
ada arus listrik. Jika jarum galvanometer mengalami penyimpangan berarti ada
arus listrik yang melawan galvanometer. Ini berarti ada juga beda potensial antara
arus listrik. Dengan mengubah ubah besarnya hambatan dapat diusakakan
sehingga galvanometer tidak dilewati arus listrik.
Hukum wheatstone berdasrkan pada kekelan energi. Hukum ini berbunyi :
Jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada suatu
rangkaian harus nol
Untuk memahami mengapa hokum ini berlaku, pertimbangan analogi role
coaster di lintasannya. Hokum II kircoff digunakan untuk menganalisis rangkaian
listrik. Hokum kircoff II merupakan salah satu bentuk hokum kekelan energi
dalam rangkaian listrik yang secara maksimal.
Dalam penggunaan hokum II kircoff untuk menganalisis suatu rangkaian
listrik memenuhi aliran :
1) arah loop dapat berubah searah jarum atau berlawanan arah jarum jam.
2) Nilai E negative jika arah loop bertemu dengan kutub negative
tegangan sebaliknya nilai E positif jika ar4ah loop brtemu dengan
kutub positif tegangan.
Hokum II kircoff ini berlaku pada jaringan penghantar liniear dan pada
setiap kondisi material tidak reaktip.
Ekspresi lain dari hokum II kircoff dengan mempertahankan arus dan
tegangan serta konvensi tanda yang benar.
Salah satu cara untuk mengukur suatu hambatan yang belum dikenal atau
diketahui nilainya adalah dengan menggunakan rangakaian jembatan wheatstone.
Metode jembatan wheatstone pada dasarnya membandingtkan besar hambatan
yang belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang belum diketahui
nilainya.
Hambatan rheoskat Rg digunakan untuk membatasi arus yang melealui
rangkaian dan mengatur kebenaran galvanometer. Untuk meningkatkan ketelitian
pengukuran, dipasang komutator yang berfungsi untuk membalikkan arah arus di
dalam rangkaian
R1.R3
R2
V Jepit = I . R
V Jepit = I . R
I1 . Rx = I2. R3
I1 = R2 .(*)
I2
R1
I1 = R3 ..(**)
I2
Rx
Ruas kiri persamaan (*) sama dengan ruas kiri persamaan (**), sehingga:
R2 = R3
R1
I=
Rx
R+r
V=I.R
R=V
I
Keterangan :
I
Hambatan dalam suatu yang panjangdan suhunya tetap, maka dapat kita
rumuskan sebagai berikut :
R= l.
A
Keterangan :
l
silang hambatan
tidak
sama
= Hambatan (Ohm)
= Kuat arus
E = I.r + I.R
dan
R1 = L1
A
maka :
x . R2 = R . R1
x . L2 = R . L1
A
X . L2 = R . L1
Dengan x adalah hambatan yang tak diketahui, dan R adalah penghambat
baku dimana hambatannya diketahui.
Galvanometer menunjukkan angka nol yang membuktikan bahwa poin B
dan D mempunyai potensial yang sama, karena itu tegangan turun dari A ke B
adalah sama dari A ke D yang ditunjukkan dengan persamaan:
VAD = VAB
I1 . R1 = I2 . R2
Atau :
Tegangan yang melewati Rx harus sms dengan tegangan yang melewati
R3, oleh karena itu :
Iv . Rx = I2 . R3
Pembagian pada persamaan ( 4 ) dengan persamaan ( 3 ) :
I1 . Rx = I2 . R3
I1 . R1
I2 . R2
Jadi
Rx = R3
R1
R2
B
D
(4)
Untuk suatu konduktor homogen dengan panjang L dan luas penampang A, besar
hambatan adalah :
R = (L/A)
(5)
Dari hukum Ohm, hambatan total untuk rangkaian terhubung seri dapat ditulis :
Rtot = R1
(6)
(7)
Jembatan Kelvin
Rangakaian jembatan berganda dari Kelvin diperlihatkan pada gambar 2-4,
yang merupakan penyempurnaan jembatan Wheatstone untuk memberikan
ketepatan tinggi dalam pengukuran
resistans nilai rendah. Resistans p dan q disebut cabang rasio pembantu, rasio p/q
dibuat sama dengan P/Q.
P
p
RX
RS
P
E ab
PQ
E ad
p q r
E ab I R X S
p q r
dan
p p q r
E ac E amc I R X
p q p q r
Jadi
atau
P
PQ
p q r I R p p q r
I R X S
X
p q r
p q p q r
RX
P
qr
S
Q
pqr
P p
Q q
P
S
Q
b
Z3
Z1
R1
R2
L1
R3
G
L2 r 2
Z2
R4
Z4
d
E
dengan:
L1 = induktans yang tak diketahui dari resistans R1
L2 = induktans variabel dari resistans tetap r2
R2 = resistans variabel terhubung seri dengan induktor L2
R3, R4 = resistans non induktiv yang diketahui
Pada keadaan seimbang;
Z1 Z4 = Z2 Z3 atau
dan
R1
jL1 R4 = jL2 R3
R3
R2
R4
atau
Jadi R 1
L1
R3
(R 2 r2 )
R4
R3
L2
R4
Jembatan Schering
Rangkaian jembatan Schering adalah untuk mengukur nilai kapasitans dan
hubungan dar jembatan keadaan seimbang diperlihatkan pada gambar 5-4.
R4
1
r1
jC1 1 jC 4 R 4
atau
r1R 4
1
R3
jC 2
atau
R3
1
r1
R 4
1 jC 4 R 4
jC1
jC 2
R
R R C
jR 4
j 3 3 4 4
C2
C 1
C 2
r1
C4
R3
C2
dan
C1
R4
C2
R3
R4
C
C 2 4 R 3 C 4 R 4 .
R3
C2
Oleh karena itu nilai kapasitans C1 dan faktor disipasinya diperoleh dari nilai-nilai
elemen jembatan pada keadaan seimbang.
DATA PERCOBAAN
Tegangan Sumber (Vs) = ..3 volt....................................
Pastikan Rangkaian dalam keadaan setimbang yang ditandai dengan nilai
arus yang mengalir pada Ampere meter = nol
sehingga Rp x Rab = Rb x
RB
Rab = jarak ab ()
Rbc = jarak bc ()
Rp ()
1.
10
23.4
76.6
32.73
2.
20
37.8
62.2
32.91
3.
30
47.4
52.6
33.29
4.
40
54.5
45.5
33.39
5.
50
59.7
40.3
33.75
6.
60
64
36
33.75
7.
70
67.4
32.6
33.8
8.
80
70.1
29.9
34.1
9.
90
72.4
27.6
34.3
10.
100
74.4
25.5
34.2
PENGOLAHAN DATA
Selanjutnya dari pengolahan data pada tabel di atas maka dapat dibuat tabel
pengolahan data secara statistik sebagai berikut:
No.
LAB/LBC
RB
( LAB/LBC )2
(RB )2
LAB/LBC X RB
1.
0.305
10
0.09
100
3.05
2.
0.607
20
0.36
400
12.14
3.
0.901
30
0.81
900
27
4.
1.197
40
1.43
1600
47.8
5.
1.481
50
2.19
2500
74.8
6.
1.78
60
3.16
3600
106.8
7.
2.67
70
4.24
4900
144.9
8.
2.34
80
5.47
6400
187.2
9.
2.62
90
6.86
8100
235.8
10.
2.61
100
6.81
10000
261
15.91
550
31.42
38500
1099.74
L
M AB xRB = 35,001
LBC
r = (Lab/Lbc) x Rb / ( (Lab/Lbc)/ Rb )
= 0,134
2
2
1 r * Rb
Sn
2
AB
n 2 *
LBC
12,26
Kr =
Sn
x100% 35,34 %
Rx
Sn
x100% 35,34%
Rx
Rb
80
Lab / Lbc
ANALISA
1. Nilai dari Rp () ditentukan dari nilai Rab dan Rbc, semakin besar
nilai Rab dan semakin kecil nilai Rbc maka nilai Rp akan semakin besar.
2. Nilai dari massa jenis dan luas penampang tidak dihitung karena mereka
merupakan konstanta, maka nilai mereka tidak berubah selama bahan
yang dipakai sama
3. Kesalahan
pengukuran
mungkin
disebabkan
karena
kesalahan
KESIMPULAN
1.
2.