You are on page 1of 10

Landasan teori

Iodoform berupa zat padat yang berwarna kuning, memiliki bau yang khas, serta
mempunyai efek untuk melumpuhkan saraf pernapasan. Senyawa ini biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi adanya etanol/aseton dalam suatu bahan. Sedangkan dalam kedokteran,
dulunya bahan ini digunakan sebagai antiseptik.
Iodium adalah salah satu bahan obat yang sudah tidak asing lagi dikalangan
masanyarakat luas karena Iodium sudah dikenal sejak dulu sebagai obat merah. Dalam bidang
farmasi Iodium biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan antiseptik. Iodium ini sendiri
dapat dibuat dengan mereaksikan beberapa senyawa diantaranya aseton, sodium hidroksida,
iodium potassium dan sodium hipoklorit. Reaksi senyawa ini akan menghasilkan serbuk atau
kristal pada akhir reaksinya dimana mempunyai titik leleh 120o C. Pada suhu lebih tinggi Iodium
akan mengalami kerusakan bahan yang menyebabkan zat aktif didalam Iodium akan rusak dan
tidak bersifat antiseptik lagi.
Meskipun dalam pengunaanya senyawa ini memang bermanfaat, namun kita tetap
harus berhati-hati dalam penggunaannya, karena kemampuan dari senyawa ini untuk
melumpuhkan pernapasan, sehingga dapat berbahaya bagi pengggunanya.
Pembentukan dari senyawa iodoform ini dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan alkohol maupun dengan larutan aseton. Dengan melakukan percobaan sintesis senyawa
iodoform ini, maka kita dapat lebih mengetahui cara-cara dan teknik yang dapat dilakukan untuk
dapat membentuk senyawa ini dalam jumlah yang cukup banyak, dan tentu saja murni.
Dalam bidang farmasi Iodium biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
antiseptik. Iodium ini sendiri dapat dibuat dengan mereaksikan beberapa senyawa diantaranya
aseton, sodium hidroksida, iodium potassium dan sodium hipoklorit. Reaksi senyawa ini akan

menghasilkan serbuk atau kristal pada akhir reaksinya dimana mempunyai titik leleh 120o C.
Pada suhu lebih tinggi Iodium akan mengalami kerusakan bahan yang menyebabkan zat aktif
didalam Iodium akan rusak dan tidak bersifat antiseptik lagi.

Teori umum
Iodoform adalah suatu padanan spesifik, dimana kristalnya berbentuk heksagonal
yang larut dalam alkohol. Alkohol digunakan sebagai antiseptic untuk luka, tetapi sekarang
diganti oleh komponen lain yang baunya enak. Iodoform masih mempunyai nilai untuk penyakit
kulit (Albert Cotton, 1989 : Kimia Anorganik Dasar).
Iodoform dulu banyak dugunakan sebagai antiseptikum atau untuk borok-borok,
khasiatnya berdasarkan terbatasnya Iod karena baunya yang tidak enak, maka Iodoform kini
banyak tidak digunakan lagin dan terdesak oleh antiseptic lainnya antara lain Vioform, dengan
adanya bakterisit yang kuat (Khop Kar, 1990 : Konsep Dasar Kimiia Analitik).
I2 adalah oksidator lemah sedangkan iodida secara relatif merupakan reduktor lemah.
Kelarutannya cukup baik dalam air dengan pembentukan triodida (KI3). Oleh karena iru I2 (s) + 2
e- = 2I- , Eo = 6,21 adalah reaksi dalam permulaan reaksi. Iodium dapat dimurnikan dengan
sublimasi. Ia larut dalam larutan KI dan harus disimpan dalam tempat yang dingin dan gelap.
Dapat distandarisasi dengan As2O3. Berkurangnya iodium akibat penguapan dan oksidasi udara
menyebabkan banyak kesalahan analisis (Khopkar SM, 1990).

Iodoform adalah sediaan dalam laboratorium yang didapatka dari hasil reaksi
antara Iodin dan alkali dalam alkohol dan aseton. Dalam praktek umumnya digunakan alkohol,
Kalium Iodida dan Natrium Karbonat (Albert Cotton, 1989 : Kimia Anorganik Dasar).

Iodoform atau triiodometana (CHI3) adalah suatu serbuk berwarna kuning yang
memiliki bau yang khas. Karena pembentukan serbuk kuning dengan bau yang khas tersebut
maka seringkali digunakan sebagai reaksi penunjuk adanya alkohol karena alkohol dengan
konsentrasi yang sangat rendah pun seringkali reaksinya jika ditambah Iodoform, maka
penyelidikan adanya etil alkohol hanya dapat dilakukan bila senyawa yang diselidiki tersebut
tidak mengandung aseton dan juga asetaldehida (Albert Cotton, 1989 : Kimia Anorganik
Dasar).
Dan penghambatan ion iodida adalah obat yang dapat transporatif ion iodida dalam
kelenjar tiorid. Pada umumnya obat tersebut berupa amorf monofalen yang bnetuk hidratnya
mempunyai ukuran hampir sebesar hidrat ion iodida. Iodida merupakan obat tertua yang
digunakan untuk pengobatan hipetirodisme sebelum ditempatkan berbagai macam anti tiroid.
Meskipun iodida diperlukan dalam jumlah besar, iodida dapat menybebabkan goiter dan
hipetirodisme pada orang sehat (Sulistia G.Ganiswarna ; 429).

Trihalometan-trihalometan, kloroform (titik didih 61oC), bromoform (titik didih


150oC), dan iodoform (titik lebur 119oC) diperoleh dengan mudah melalkui suatu proses yamng
dikenal dengan proses reaksi haloform (Day R.A, 1993 : Analisa Kimia Kuantitatif).
Dalam laboratorium, Iodin sebagai bahan dasar Iodoform dibuat dengan
mereaksikan Kalium Iodida dengan asam sulfat. Kalium Iodida dan asam sulfat ini direaksikan
dengan MnO2 dan dipanaskan. Lama-kelamaan Iodida yang tersublimasi dibawah labu pendingin
yang berisi air (Day R.A, 1993 : Analisa Kimia Kuantitatif).
Rekristalisasi dimaksudkan uantuk memurnikan zat padat dengan cara
mengkristalkan kembali larutan atau cairan campuran pelarut yang sesuai. Tujuan yang paling

utama adalah mengkristalkan kembali ke dalam bentuk kristal yang baik, buka dalam bentuk
endapan yang akan menarik kotoran karena permukaannya luas pada waktu mengkristalkan
kembali. Bentuk kristal yang murni dapat besar dan kecil. Bila dikehendaki kristal yang lebih
besar, maka tiap padatan memisahkan diri difiltrasi harus dilarutkan kembali kemudian gelas
erlenmeyer yang digunakan dibungkus dengan serbet yang didinginkan perlahan-lahan dan bila
dikehendaki kristal yang paling kecil maka larutan jenuh diaduk dengan kuat dan didinginkan
dalam es dengan cepat (Day R.A, 1993 : Analisa Kimia Kuantitatif).
Iod dapat jauh lebih larut dalam larutan kalium iodide dalam air daripada dalam
air. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion tri iodide, I3 tak bebas, yang diperoleh karena
segera setelah iod dihilangkan akibat interaksi dengan tiosulfat. Sejumlah iod baru dibebaskan
dari tri-iodida agar kesetimbangan tidak terganggu. Namun jika larutan dikocok dengan karbon
tetraklorida, dalam mana iod saja yang dapat larut dengan ion bebas dalam air (G. Svehla, 1990
: Vogel I).
Semua iodide larut dalam air, kecuali dalam tembaga, merkuri, dan senyawa
perak. Kebanyakan dari iodide yang larut, kurang larut atau tidak larut dalam alkohol.
Kebanyakan dari iodide tidak larut adalah larut dalam larutan potassium, sodium, atau iodida
larut lain. Garam memiliki kecenderungan untuk menstabilkan larutan iodide, meskipun akan
menjadi asam pada saat bereaksi (Glenn L.J, dkk, 1957 : Scovilles).
Iodoform sangat sukar larut dalam air, dan sedikit larut dalam alkohol. Senyawa
ini didekomposisi oleh cahaya, alkalis, tannin, dan merkuri klorida lemah. Senyawa ini juga
incompatible dengan merkuri oksida ( Glenn L.J, dkk, 1957 : Scovilles).

Jika iodine ditambahkan pada larutan bersifat alkali contohnya natrium


hidroksida, maka akan terbentuk natrium hipoklorit, NaIO, atau senyawa lain yang serupa,
dimana iodine tidak bereaksi dengan arsenit. Oleh karena itu kelebihan natrium hidroksida harus
dinetralkan (Susanti.S, dkk, 2003 : Analisis Kimia Farmasi Kuantitatif).
Iodroform merupakan senyawa organik yang dalam bidang kedokteran gigi masih kadangkadang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Desinfektan adalah zat-zat yang bekerja
bakterisid yang digunakan untuk membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba, tetapi juga
dipakai pada produk eksresi orang sakit. Zat ini juga bekerja mematikan pada hampir semua sel
hidup lainnya. Sedangkan antiseptik umumnya bekerja bakteriostatik. Biasanya dipakai pada
infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan infeksi pada luka (Ebel, 1992).

Iodoform (tridumetana 975-47))CHI3 terbuat dari aseton,sodium hidrokson.potassium


iodida, dan sodium hiplodarit (pelepasan ion iodine dari KI), kuning kristal atau kristal meleh
atau melebur kira-kira 120o. Pelepasan iodium pada temperatur yang lebih tiinggi.seluruh atau
sedikit dapat larut dalam air, memecahkan satu didalam 60 ml alcohol pada rungan temperatur.
40 ml kloroform atau 3 ml larutan disulfida benzen bebas dapat larut minyak tanah (Alvonso R
Cehavo ; 1172).

Urban
1. Air Suling (Dirjen POM, 1979 dan Merck Indeks, 1968)
Nama resmi

: Aqua Destillata

Nama Lain

: Dihidrogen Oksida, Air Suling

RM / BM

: H2O / 18,02

Rumus bangun

:HOH

Bobot Jenis

: 1

Titik Leleh

: 0o

Indeks Bias

: -

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: Sebagai pencuci filtrat

2. Alkohol (Dirjen POM, 1979 dan Merck Indeks, 1968)


Nama Resmi

: Aethanolum

Nama Lain

: Etanol, Alkohol

RM / BM

: C2H5OH / 46,07

Rumus Bangun

: CH3 CH2 OH

Bobot Jenis

: Antara 0,812 dan 0,816.

Titik Leleh

: 78,5o

Indeks Bias

: 1,361o

Pemerian

: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas, dan


menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaup
pada suhu rendah, dan mendidih pada suhu 78C. mudah terbakar.

Kelarutan

: Bercampur dengan air dan praktis tidak bercampur dengan


semua pelarut organik

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutu rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk,


jauh dari api.

Khasiat

: Zat tambahan

Kegunaan

: Sebagai pembilas (rekristalisator)

3. Aseton (Dirjen POM, 1995 dan Merck Indeks, 1968)


Nama Resmi

: Acetonum

Nama Lain

: Dimetil Keton, Aseton

RM / BM

: CH3COCH3 / 58,08

Rumus bangun

: CH3 C CH3
O

Bobot Jenis

: Tidak lebih dari 0,789

Titik Leleh

: 56,5

Indeks Bias

: 1,3591o

Pemerian

: Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bau khas.

Kelarutan

: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol, eter, dan kloroform.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.

Kegunaan

: Sebagai bahan utama dalam sintesis Iodoform.

4. Iodum (Dirjen POM, 1995 dan Merck Indeks, 1968)


Nama Resmi

: Iodii

Nama Lain

: Iodium

RM / BM

: I2 / 253,82

Rumus Bangun

: II

Bobot jenis

: 4,93

Titik Leleh

: 184,4o

Indeks Bias

: 113,5o

Pemerian

: Keping atau granul, berat, hitam keabua-abuan, bau khas, berkilau


seperti metal.

Kelarutan

: Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam karbon disulfide,
dalam kloroform, dalam karbon tetraklorida, dan dalam eter. Larut
dalam etanol, dan dalam iodide. Agak sukar larut dalam gliserin.

Penyimpanan

: Dalam wadah htertutup rapat.

Khasiat

: Antiseptikum ekstern, antijamur

Kegunaan

: Sebagai bahan utama dalam sintesis iodoform

5. NaOH (Dirjen POM, 1979 dan Merck Indeks, 1968)


Nama Resmi

: Natrii Hydroxydum

Nama Lain

: Natrium Hidroksida

RM / BM

: NaOH / 40,00

Rumus Bangun

: Na OH

Bobot Jenis

: 2,13

Titik Leleh

: 318o

Indeks Bias

: -

Pemerian

: Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras,


rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh
basah.

Sangat

alkalis

dan

korosif.

Segera

karbondioksida.
Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: Sebagai zat tambahan

menyerap

Kegunaan

: Sebagai katalisator

Dapus
Dirjen POM,. (1979). Farmakope Indonesia ed III. Depkes Ri : Jakarta.
Susanti,S,. dkk,.(2003). Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi UMI :
Makassar.
Svehla. G,.(1990). Buku Teks Analisis Anorgnik Kualitatif Makro dan Semimikro bagian
I . PT. Kalman Media Pustaka : Jakarta.
Jenkins, GL,. Et al,. (1957). Scovilles The Art Of Compounding. McGraw Hill Book
Company : New York .
1. Khop kar, S.M, 1990. Konsep DFasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia : Jakarta.

Gennaro, A.R . 1990. Remingtons Pharmaceutical Science 18th Edition.


Mark Publishing Company. Easton, Pensylvania.

4. Albert Cotton, F., 1989, Kimia Organik Sintesis, UI-Press, Jakarta.

5. Day, R.A., Underwood, A.L., 1993, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi V, Erlangga, Jakarta.

Ganiswarna G Sulistia , 2003 , Farmakologi dan Terapi Edisi IV , Jakarta : Ekui Press.
Ebel, Siegrfried, (1992) Obat Sintetik. Buku Ajar Dan Buku Pegangan,Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

You might also like