You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN

CHEPALGIA (SAKIT KEPALA)


A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama

Umur

Jenis kelamin

Agama

Alamat

Suku/ bangsa

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Sakit kepala
b. Riwayat keluhan utama
c. Riwayat kesehatan terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. PENGKAJIAN FISIK
Pengkajian fisik meliputi (Doenges, Moorhouse, & Geissler, 2012).
a. Aktivitas /istirahat
Gejala :

Letih ,lelah, malaise

Keterbatasan akibat keadaan

Katagangan mata , kesuliatan membaca, lemah

Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri


kepala

Sakit kepala yang hebat pada saat perubahan postur


tubuh , aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.

b. Sirkulasi
Gejala :

Riwayat hipertensi

Tanda :

Hipertensi

Denyutan vaskuler, mis. Daerah temporal

Pucat , wajah tampak kemerahan

c. Integritas ego
Gejala :

Factor-faktor stress emosional /lingkungan tertentu.

Perasaan ketidakmampuan , keputusasaan ,


ketidakberdayaan , depresi.

Tanda :

Kekuatiran (takut akan sesuatu yang akan terjadi ),


ansietas, peka rangsang selama sakit kepala.

Mekanisme represif/ defensive (sakit kepala kronis )

d. Makanan /cairan
Gejala :

Makan makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya,


misalnya: kafein, coklat, bawang, keju, alcohol, anggur,
advokat, MSG, saus, hotdog, daging, tomat, makanan
berlemak, jeruk (pada migran).

Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

Penurunan berat badan

e. Neurosensory
Gejala :

Pening, disorientasi (selama sakit kepala ), tidak mampu


berkonsentrasi.

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma,


stroke, infeksi intrakarnial, kraniotomi.

Aura : visual, olfaktorius, tinnitus.

Perubahan visual, sensitive terhadap cahaya /suara yang


keras, epitaksis.

Parestesia, kelemahan prohgresif/ paralisi satu sisi


temporer

Tanda :

f.

Perubahan dalam pola bicara /proses piker

Mudah terserang, peka terhadap stimulus

Penurunan reflex tendom dalam

Papilledema

Nyeri /kenyamanan
Gejala : karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala :

Migren : mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutaan


kuat. Mungkin dimulai pada sekeliling mata dan /
penyebar kedua mata

Cluster : paroksismal, tiba-tiba, tidak berdenyut.


Unilateral, kuat. Mencakup mata , pelipis , leher, wajah.
Hidung tersumbat, cairan terkumpul dibawah mata,
rinorea, wajah kemerahan, biasanya berlangsung 30-90
menit, terjadi periode remisi.

Ketegangan otot : awitan bertahap, bilateral, terasa


tertekan, tidak berdenyut, intermiten sedang, frontooksipital, sesak/kaku, mungkin tidak pulih dalam waktu
lama.

Meningeal : nyeri berat, menyeluruh, dan kostan.


Mungkin menjalar diareah leher.

Tumor otak : nyeri hebat, menetap, menyelutuh dan


intermiten, sering kali membuat pasien terbangun.
Mungkin terlokalisasi pada posisi tertentu.

Arteritis temporal : nyeri llateral atau bilateral pada


daerah temporal, biasanya takberkurang, denyut berat,
sakit, terasa terbakar.

Pascatraumatis : berta dan biasanya bersifat kronis,


kontinu atau intermiten, stempat atau umum, intensitas
beragam, diperburuk oleh gangguan emosional,
perubahan posisi tubuh.

Sinus : awitan tiba-tiba, sakit kepala pagi hari sangt


hebat, nyeri bersifat tumpul dan akibat tekana perubahan

posisi memperberat sakit, mungkin hebat, frontal atau


terjadi pada salah satu sisi wajah.

Tidak menunjukkan keberhasilan dengan pengobatan


mandiri mengunakan obat yang dijual bebas atau obatobat yang diresepkan.

Tanda :

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Focus menyempit

Focus pada diri sendiri

Respon emosional /perilaku takterarahkan, seperti


menangis, gelisah.

Otot-otot daerah leher menegang, rigiditas nukal.

g. Keamanan
Gejala :

Riwayat alergi /reaksi alergi.

Tanda :

Demam (sakit kepala meningeal)

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis.

Drainase nasal purulal (sakit kepala pada gangguan


sinus)

h. Interaksi social
Gejala :

Perubahan dalam tangguang jawab peran /interaksi


social yang berhub ungan dengan penyeakit.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostic :
1) Ronsen kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangn struktur.
2) Ronsen sinus : mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan
mengidentifikasi massalah-masalh struktur, malformasi rahang.
3) Pemeriksaan visual ; ketajaman, lap[ang pandang, refleksi
membantu dalam menentukan diagnosa banding.
4) CT Skan :

Otak : mendeteksi masa intrakarnial, perpindahan


ventrikuler atau hemoragi intrakarnial

Sinus : mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoidal


danetmoidal

5)

MRI : mendeteksi lesi /abnormalitas jaringan, memberikan


informasi tentang biokimia, fisiologis dan struktur anatomis.

6) Ekoensefalografi : mencatat perpindahan struktur otak akibat


trauma, CVS,atau space occupying lesion (SOL).
7) Elektroensefalografi ; mencatat aktivitas otak selama berbagai
aktivitas, saat periode sakit kepala.
8) Angiografi serebral : mengidentifikasi lesi vaskuler (aneurisma,
malforasi , SOL)
9) HSD : leukositosis menunjukkan infeksi, anemia dapat
menstimulasi migren.
10) Laju sedimentasi ; mungkin normal, menetap arteritis temporal,
meningkat pada inflamasi.
11) Elektrolit : tidak seimbang, hiperkasemia, dapat menstimulasi
migran
12) Pungsi lumbal : untuk mengevaluasi /mencatat peningkatan
tekanan CSS, adanya sel-sel abnormal, ada darah, infeksi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan
2) Resiko tinggi koping individu tidakefektif berhubungan dengan
3) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
C. INTERVENSI DAN RASIONAL

You might also like