You are on page 1of 11

PENYULUHAN DIARE

A. Latar Belakang
Diare merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering. Hal ini
disebabkan adanya perubahan-perubahan dalam transfort air dan elektrolit dalam usus,
terutama pada keadaan-keadaan dalam gangguan intestinal pada fungsi digesti, absorpsi dan
sekresi. Diare sering didefinisikan sebagai buang air besar lembek cair sampai cair sebanyak
3 kali perhari. UKK Gastro-Hepatologi IDAI (2009) mendefinisikan diare sebagai
peningkatan frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau
bahkan cair.
Survei Departemen Kesehatan tahun 2003 penyakit diare menjadi penyebab
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur.
Kejadian diare pada golongan balita secara proporsional lebih banyak dibandingkan kejadian
diare pada seluruh golongan umur yakni sebesar 55 %.sehingga usaha pencegahan harus
dalam bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan
cara mengendalikan faktor resiko diare dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha
pencegahan diarePencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi
mempunyai resiko tinggi, sedangkan pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan
memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita.
Dari hasil survey yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa masyarakat di
Lingkungan VII Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan memiliki resiko terkena
Penyakit Diare. Hal ini karenamayoritas masyarakat memiliki ternak yang berdekatan
dengan rumah sehingga masyarakat banyak yang terkena penyakit Diare. Oleh karena itu

melalui kegiatan Co-Ass Public Healthdi Dinas Kesehatan Kota Binjai, maka kami
mengadakan penyuluhan kesehatan mengenai Diareyang diselenggarakan di Lingkungan
VII, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan.

B. Tujuan
1. Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai Diare,
2. Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai faktor resiko Diare sebagai
usaha pencegahan primer,
3. Membantu masyarakat mencegah memburuknya penyakit yang secara klinis telah
diderita sebagai upaya pencegahan sekunder.

C. Definisi
diare adlah perubahan pola defekasi (buang air besar) yaknin pada bentuk atau
frekuensi dimana bentuk feses berubah menjadi lunak atau cair atau frekuensinya yang
bertambah menjadi lebih dari tiga kali dam sehari.

D. Epidemiologi
Penyakit diare akut lebih sering terjad pada bayi dari pada anak yang lebih besar.
Kejadian diare akut pada anak laki laki hamper sama dengan anak perempuan.
Peyakit ini ditularkan secara fecaloral melalui makanan dan minuman yang
tercemar. Dinegara yang sedang berkembang, prefalensi yang paling tinggi dari
penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan
protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan badan.

E. Etiologi

Infeksi interal yaitu infeksi saluran pencernaan penybab utama diare pada anak
meliputi infeksi bakteri : Vibro, E-coli, Salmonella, Sigella, Campilobacter, dll.

Infeksi virus ,eliputi : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll

Infeksi parasit meliputi : cacing (Ascariasis, Tricuris)

Infeksi Protozoa meliputi : Entamoeba Histolitika, Giardia lambia

Inf eksi Jamur meliputi : Candida Albican

Infeksi perenteral yaitu Infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti :
OMA, Tonsilofaringitis, broncopneumonie dll

F.

Factor malabsorbsi : malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein

Factor makan : makanan basi, beracun, aleri terhadap mkanan

Factor resiko

Umur : kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan
pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur
dibawah 24 bulan.

Jenis kelamin : resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah dari pada
laiki-laki karena aktfitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggo.

Musim : variasi pola musim didaerah tropic memperlihatkan bahwa diare


terjadisepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke
musim hujan.

Status gizi : pada anak yang kurang gizi karena pemberian makanan yang kurang,
episode diare akut lebih berat. Berakhir lebih lama dan lebih sering

Lingkungan : diderah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi
yang jelek penyakit mudah menular

Status social ekonomi : status social ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status
gizi anggota keluarga.

G. Klassifikasi Diare
Diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat lebih dari tiga kali perhari, dengan
konsistensi tinja cair bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari satu
minggu.
Diare kronik adalah kondisi dimana terjadi peningatan frekuensi BAB dan peningkatan
konsistensi cair dengan durasi 14 hari atau lebih.

H. Manifestasi klinis

Mula-mula anak/bayi mengeluh cengeng, gelisah suhu tubuh meningkat nafsu


makan berkurang

Sering BAB dengan konsistendi tinja cair

Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu

Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat bnyaknya asam laktat.

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas, ubun ubun dan mata cekung
dan disertai penurunan berat badan

Perubahan tanda-tanda vital, nadi, respirasi cepat, tekanan darah turun, denyut
jantung cepat, lemas, kesadaran menurun

I.

J.

Komplikasi

Dehirasi ringan, sedang, berat

Hypokalemi, hypoglikemi.

Pencegahan
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang, menjaga kebersihan dengan
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebeum makan dan dari kebersihan makanan
yang kita makan.

K. Penatalaksanaan diare
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama daam mengatasi
diare, hal sederhana seperti minum banyak air putih atau seperti oralit. Pemberian ini segera
apabila gejala diare sudah mulai timbul.

L. Sasaran
Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat di Lingkungan VII, Kelurahan
Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Selain itu diharapkan program ini dapat dirasakan
manfaatnya oleh seluruh masyarakat Kelurahan Tanah Merah nantinya.

M. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada minggu kelima kami berada di
Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan Lingkungan VII, Kelurahan Tanah Merah,
Kecamatan Binjai Selatan. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa
Lingkungan Beguldah.

2. Kronologis Kegiatan
a. Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pembuatan media penyuluhan
berupa Karton dan gambar-gambar. Tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh
anggota kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.

b. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu

: Rabu, 03 September Pukul 16.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Rumah Ibu Misrih

Acara

: Penyuluhan Diare

N. Kepanitiaan
Penanggung Jawab

: Muntador Tumanggor, S.KM

Ketua Pelaksana

: Gusti Ayu Marantika

Wakil Ketua Pelaksana : Wiwin


Sekretaris

: Evi Noviliasusi

: Putri Okke Pratiwi


Bendahara

: Putri Apriyanti
: Siti Aisyah

Penyaji Materi

: Zenny Efnita HRP

Konsumsi

: Leny Anjani
: Yovita Agustia

Perlengkapan

: Maratus Sholikhah
: Irwan Saputra

Dokumentasi

: Silvia Stefanni
: Siswo Prayitno

PEMBUATAN LARUTAN GULA GARAM

A. Latar Belakang
Diare merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering. Hal ini
disebabkan adanya perubahan-perubahan dalam transfort air dan elektrolit dalam usus,.
Diare sering didefinisikan sebagai buang air besar lembek cair sampai cair sebanyak 3 kali
perhari.
Survei Departemen Kesehatan tahun 2003 penyakit diare menjadi penyebab
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur.
Kejadiandiare pada golongan balita secara proporsional lebih banyak dibandingkan kejadian
diare pada seluruh golongan umur yakni sebesar 55 %.sehingga usaha pencegahan harus
diusahakan sedapat mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi atau memburuknya
penyakit yang secara klinis telah diderita.
Laruran gula garam merupakan larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering
disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium
klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi oral inibisa menjadi
pengganti cairan dan elektrolit tubuh yang terbuang pada saat seseorang mengalami diare.
Dari hasil survey yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa masyarakat di
Lingkungan VII Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan memiliki resiko terkena
Penyakit Diare. Oleh karena itu melalui kegiatan Co-Ass Public Healthdi Dinas Kesehatan
Kota Binjai, maka kami mengadakan pembuatan larutan gula garam yang diselenggarakan di

Lingkungan VII, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan.

B.

Cara membuat Larutan Gula Garam

Bahan dan alat yang di perlukan :


Gula pasir sebanyak satu sendok teh, tidak lebih tidak kurang agar larutan yang
akan dibuat bisa maksimal.
Garam dapur yang halus sebanyak seperempat sendok teh
Air masak yang masih hangat namun tidak mendidih sebanyak satu gelas atau
sekitar 200 ml.

Cara pembuatan :
Tuangkan air masak kedalam gelas sebanyak satu gelas penuh, kemudian
masukkan gula pasir serta garam dapur sesuai dengan takaran yang telah
ditentukan, aduk sampai gula dan garam benar-benar larut dalam air.

Cara pemberian :
Anak yang berusia dibawah 2 tahun diberikan 1/4 hingga setengah gelas saja.
Anak yang beruisia 2 tahun keatas diberikan 1/2 hingga satu gelas.
Dewasa dianjurkan untuk minum sebanyak banyaknya.

Larutan gula garam sebagai pengganti larutan oralit. Larutan ini diberikan bagi
seseorang yang mengalami diare karena dapat mengurangi dampak diare atau dehidrasi
karena larutan ini dapat menggantikan cairan tubuh yang hialang.

C. Tujuan
1.

Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai larutan gula garam,

2.

Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai manfaat larutan gula garam sebagai
usaha pencegahan komplikasi diare,

3.

Membantu masyarakat mengenai pembuatan laruran gula garam agar bisa diterapkan di
rumah masing-masing.

D. Sasaran
Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat di Lingkungan VII, Kelurahan
Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan. Selain itu diharapkan program ini dapat dirasakan
manfaatnya oleh seluruh masyarakat Kelurahan Tanah Merah nantinya.

E. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


a. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada minggu kelima kami berada di
Lingkungan IV Tanjung Manggusta dan Lingkungan VII, Kelurahan Tanah Merah,
Kecamatan Binjai Selatan. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa
Lingkungan Beguldah.
b. Kronologis Kegiatan
1. Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pembuatan media penyuluhan
berupa Karton dan Gambar-gambar. Tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh
anggota kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.

2.

F.

Pelaksanaan Kegiatan
Waktu

: Rabu, 03 September Pukul 17.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Rumah Ibu Misrih

Acara

: Pembuatan larutan gula garam

Kepanitiaan
Penanggung Jawab

: Muntador Tumanggor, S.KM

Ketua Pelaksana

: Gusti Marantika

Wakil Ketua Pelaksana : Wiwin


Sekretaris

: Zenny Efnita HRP


: Siswo Prayitno

Bendahara

: Putri Apriyanti
: Siti Aisyah

Penyaji Materi

: Maratus Sholikhah

Konsumsi

: Evi Noviliasusi
: Putri Okke Pratiwi
: Yovita Agustia

Dokumentasi

: Silvia Stefanni
: Irwan Saputra
: Leny Anjani

You might also like