Professional Documents
Culture Documents
Dokter Idealkah?
CARYN MIRANDA SAPTARI
405090125
KUHP
UU Praktik
Kedokteran no.29
tahun 2004
DOKTER DI INDONESIA
KODEKI
Sumpah Dokter
Indonesia
Aturan
penerapan Etika
Kedokteran
DISIPLIN
ETIKA
HUKUM
Aturan Hukum
Kedokteran
Etika Dokter
Disiplin Dokter
Hukum
Definisi
Keseluruhan peraturan
tentang tingkah laku dalam
masyarakat yg dapat
dilaksanakannya
Sifat
Intra pribadi
Intern (self imposed regulation)
Antar pribadi
Hukum publik
Antar pribadi
Hukum publik
Tujuan
Kualitas Moral
Pelihara martabat profesi
Ruang
Lingkup
Asuhan medis
SPO
Kompetensi
Perilaku
Pengaturan berkaitan
dengan pelayanan
kesehatan
Bentuk
Etika Dokter
Disiplin Dokter
Hukum
Disusun
oleh
Pelanggar
an
Dilema Moral
(baik/buruk)
Kualitas moral
Kualitas Profesi
(layanan/perilaku)
Dampak
Penyelesaian
konflik/perdamaian
Kehormatan Profesi
Kehormatan Profesi
Sanksi
Teguran
Redukasi
Cabut STR / SIP
Yang
memeriksa
MKEK
MKEKG
(anggota profesi)
Pengadilan:
Negeri
anggota: Hakim, sarjana
hukum
LEARNING OBJECTIVE 1 :
SUMPAH DOKTER
Sumpah
Hipokrates
Deklarasi
Jenewa
Sumpah
Dokter
Indonesia
Beneficence &
Nonmaleficence
Menghormati Hidup
Manusia
Menyadari Keterbatasan
Diri Sendiri
Beneficence, berakhlak,
berbudi luhur
Konfidensialitas
Deklarasi Jenewa
(Sumpah Dokter Internasional)
PEMBAHARUAN
Yang Wajib
Mengambil
Sumpah
Dokter asing tidak harus diambil
sumpahnya karena tamu, ia
menjadi tanggung jawab instansi
yang memperkerjakannya. Dokter
asing yang memberi pelayanan
langsung kepada masyarakat
Indonesia, harus tunduk pada
KODEKI.
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
Saya akan berikhtiar dngn sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, / kedudukan sosial dalam
menunaikan kewajiban terhadap penderita.
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya, penghormatan & pernyataan terima kasih yg
selayaknya .
Saya akan perlakukan teman sejawat saya, sebagaimana saya ingin diperlakukan.
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
LEARNING OBJECTIVE 2 :
KODEKI
(KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA)
KODEKI
17 PASAL
PASAL
1-9
KEWAJIBAN
UMUM
PASAL
10 - 13
PASAL
14 & 15
PASAL
16 & 17
KEWAJIBAN DOKTER
THD TEMAN SEJAWAT
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN DOKTER
DOKTER THD PASIEN
THD DIRI SENDIRI
PASAL 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
PASAL 2
PASAL 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
PASAL 4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
PASAL 5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik
hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien,setelah memperoleh
persetujuan pasien.
PASAL 6
PASAL 7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
PASAL
7a
Seorang dokter harus dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan medis yang
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang dan
penghormatan atas martabat manusia.
PASAL
7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam
karakter atau yang melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani pasien.
PASAL
7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga
kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasien.
PASAL
7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi mahkluk insani.
PASAL 8
PASAL 9
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya
serta masyarakat harus saling menghormati
* Penjelasan
Penjelasan
Pasal 1
----sumpah dokter----
Pasal 2
Standar profesi tertinggi pelayanan sesuai dengan kemajuan iptek, dilandasi etika kedokteran,
hukum dan agama.
Standar pelayanan dan tanggung jawab dokter bukan terhadap manusia semata namun pada
Tuhan YME
Pelayanan dibawah standar / kesalahan / kelalaian seorang dokter mempengaruhi seluruh korps
dokter
Pasien / keluarga akan menerima apapun hasil upaya penyembuhan dokter asalkan dokter telah
melakukan dengan sungguh-sungguh dan sesuai keahliannya
Pasal 3
* Penjelasan
Penjelasan
Pasal 4
Pengetahuan dan keterampilan profesi yang dimilikinya adalah karunia dan kemurahan Tuhan
YME tidak pantas memuji diri sendiri
Gelar yang dicantumkan di papan nama praktik sesuai dengan pelayanan jasa yang diberikan
Tidak dibenarkan mengadakan wawancara pers atau menulis menulis makalah dalam media
cetak untuk mempromosikan cara ia mengobati penyakit (penyuluhan tidak ada salahnya)
Dianggap tidak etis bila dokter mengizinkan keluarga pasien / orang awam menghadiri /
meyaksikan tindak pembedahan yang dilakukannya / menyebarluaskan foto/kaset video yang
merekam tindak bedah dengan tujuan promosi
Papan nama di tempat praktik tidak boleh lebih dari 60x90 cm, cat putih dengan hitam, ditulis
nama dan gelar sah dan jenis pelayanan sesuai S.Izin dan jam praktek.
Kertas resep berukuran mx. 10,5x15,5 bertuliskan nama dan gelar sah serta nomor SIP dan SID,
alamat praktik, nomor tlp dan jam praktik. Berlaku pula untuk SKD,surat rujukan, amplop,
kwitansi.
Pasal 5
* Penjelasan
Penjelasan
Pasal 6
Pasal 7
* Penjelasan
Penjelasan
Pasal 8
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk kesehatan.
Tanggung jawab untuk terwujudnya hal tersebut berada di tangan seluruh
masyarakat. Dalam hal ini, dokter dapat menggerakan potensi yang bagi
terwujudnya kesehatan individu melalui tindakan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif
Pasal 9
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,maka atas persetujuan
pasien ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian
dalam penyakit tersebut.
PASAL
11
PASAL
12
PASAL
13
PASAL 15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasein dari teman sejawatnya,
kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
PASAL 17
Kewajiban Dokter
menurut KODEKI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Larangan-larangan
Memuji diri
Perbuatan atau nasihat yang melemahkan
daya tahan pasien
Mengumumkan dan menerapkan teknik atau
pengobatan yang belum diuji kebenarannya
Melepaskan kebebasan dan kemandirian profesi
karena pengaruh sesuatu
Mengambil alih pasien sejawat lain
tanpa persetujuannya
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 29 TAHUN
2004 TENTANG PRAKTIK
KEDOKTERAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud
dengan :
1. Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan.
2. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalammaupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Konsil Kedokteran Indonesia adalah suatu badan otonom,
mandiri,nonstruktural, dan bersifat independen, yang
terdiri atas Konsil Kedokterandan Konsil Kedokteran Gigi.
8. Surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter
dan dokter gigiyang telah diregistrasi.
9. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik
kedokteran ataukedokteran gigi.
10. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dankeselamatan pasien.
Pasal 3
Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk :
a. memberikan perlindungan kepada pasien;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter
dan dokter gigi.
BAB VI
REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
Pasal 29
(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran
diIndonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat
tanda registrasi dokter gigi.
(2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia.
(3) Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda
registrasi dokter gigi harus memenuhi persyaratan :
a. memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi
spesialis;
b. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
dokter atau dokter gigi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki sertifikat kompetensi; dan membuat pernyataan akan
mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Pasal 30
(1) Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan melaksanakan
praktik kedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kesahan ijazah;
b. kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang dinyatakan
dengan surat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan
sertifikat kompetensi;
c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
dokter atau dokter gigi;
d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dan. membuat
pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
(3) Dokter dan dokter gigi warga negara asing selain memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus
melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kemampuan berbahasa Indonesia.
(4) Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi
dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran
Indonesia.
Pasal 31
(1) Surat tanda registrasi sementara dapat diberikan kepada
dokter dan dokter gigi warga negara asing yang melakukan
kegiatan dalam rangka pendidikan,pelatihan, penelitian,
pelayanan kesehatan di bidang kedokteran atau kedokteran
gigi yang bersifat sementara di Indonesia.
(2) Surat tanda registrasi sementara berlaku selama 1 (satu)
tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun
berikutnya.
(3) Surat tanda registrasi sementara diberikan apabila telah
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (2).
Pasal 32
(1) Surat tanda registrasi bersyarat diberikan kepada peserta program
pendidikan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis warga negara asing
yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
(2) Dokter atau dokter gigi warga negara asing yang akan memberikan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk waktu tertentu, tidak memerlukan surat tanda registrasi
bersyarat
(3) Dokter atau dokter gigi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada
ayat(2) harus mendapat persetujuan dari Konsil Kedokteran Indonesia.
(4) Surat tanda registrasi dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dan ayat (3) diberikan melalui penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Pasal 33
Surat tanda registrasi tidak berlaku karena :
a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;
c. atas permintaan yang bersangkutan;
d. yang bersangkutan meninggal dunia; atau. dicabut Konsil Kedokteran
Indonesia.
Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi ulang,
registrasi sementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan
Konsil KedokteranIndonesia.
Pasal 35
(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi mempunyai wewenang melakukan
praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik
di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
LEARNING OBJECTIVE 3 :
UU RI NO 29 TAHUN 2004 TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 47
1.
2.
3.
d.
e.
Kolegium
KKI
Dinkes Kab/Kota
Ijazah Sertifikat
Kompetensi
FK/PS
Sertifikat
Kompetensi
Surat Tanda
Registrasi (STR)
SIP
Mutu
Ijazah
Praktik
Kolegium
KKI
Dinkes Kab/Kota
Surat Tanda
Registrasi (STR)
SIP
Uji
Kompetensi
Tiap 5 Tahun
Registrasi Ulang
Sertifikat
Kompetensi Baru
Praktik
Jaga
Mutu
STR
STR
Setiap dokter yang melakukan praktek kedokteran di Indonesia wajib
memiki STR.
Untuk memiliki STR tersebut, dokter mengajukan permohonan kepada
KKI dengan melampirkan:
1. STR lama.
2. Fotocopy SIP dan atau SP.
3. Mengisi surat permohonan
untuk memperoleh STR.
4. Melampirkan bukti
pembayaran ASLI
permohonan pengurusan
STR ke rekening KKI no
93.20.5556 BNI cabang
Melawai Raya Kebayoran
Baru Jakarta Selatan.
5. Fotocopy ijazah dokter/dokter
spesialis yang dilegalisir oleh
Dekan Institusi Pendidikan.
6. Surat Pernyataan telah
mengucapkan sumpah/janji
dokter.
STR
STR berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat di
registrasi ulang setiap 5 tahun dengan tetap
memenuhi persyaratan diatas.
Pemohon mengajukan permohonan ke KKI dengan
melampirkan persyaratan yang diperlukan.
KKI meneliti seluruh berkas dan menerbitkan STR
selambat lambatnya 3 bulan setelah permohonan
diterima.
Setiap dokter memperoleh satu STR asli dan 3(TIGA)
lembar fotocopy STR yang dilegalisasi KKI,
dikirim langsung ke pemohon dengan tembusan ke Biro
Kepegawaian DepKes RI, DinKes Propinsi dan
PB IDI
STR
Dokter yang STR nya telah habis masa berlakunya
wajib melakukan registrasi ulang, dengan mengajukan
permohonan kepada KKI, dengan melampirkan
kelengkapan persyaratan sbb:
a. Fotocopy STR dokter yang masih berlaku.
b. Surat Keterangan Sehat fisik dan mental dari dokter
yang telah memiliki SIP.
c. Fotokopi Sertifikat Kompetensi.
d. Surat Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
e. Pas Foto terbaru, berwarna, ukuran 4x6cm sebanyak
4 lembar dan ukuran 2x3cm sebanyak 2 lembar.
f. Bukti pembayaran biaya registrasi.
FK/ FKG/KPS
-Ijasah
-bukti sumpah
KOLEGIUM
(Uji kompetensi
&sertifikat kompetensi)
Tembusan:
IDI/PGDI, Dinkes
Kirim ke pihak yang
bersangkutan
melalui pos
KKI
(proses registrasi)
Dokter /dokter
gigi
(STR hilang)
Kelurahan
POLISI
Tembusan:
IDI/PGDI, Dinkes
KKI
(proses
registrasi)
STR
Dokter spesilis/
dokter gigi spesialis
(kelengkapan
persyaratan STR)
KOLEGIU
M
SPESIALI
S
Tembusan:
IDI/PGDI, Dinkes
Kirim ke
pihak yang
bersangkutan
melalui pos
STR
KKI
(proses
registrasi)
UU NO 29 TAHUN 2004
BAB VI
REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
Pasal 29
(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang
melakukan praktik kedokteran diIndonesia
wajib memiliki surat tanda registrasi dokter
dan surat tandaregistrasi dokter gigi.
(2) Surat tanda registrasi dokter dan surat
tanda registrasi dokter gigisebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
Konsil KedokteranIndonesia.
Pasal 30
(1) Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan
melaksanakan praktikkedokteran di Indonesia harus
dilakukan evaluasi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. kesahan ijazah;
b. kemampuan untuk melakukan praktik
kedokteran yang dinyatakan dengansurat
keterangan telah mengikuti program adaptasi
dan sertifikatkompetensi;
c. mempunyai surat pernyataan telah
mengucapkan sumpah/janji dokter ataudokter
gigi;
d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan
Pasal 31
(1) Surat tanda registrasi sementara dapat diberikan
kepada dokter dan doktergigi warga negara asing
yang melakukan kegiatan dalam rangka
pendidikan,pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan
di bidang kedokteran ataukedokteran gigi yang
bersifat sementara di Indonesia.
(2) Surat tanda registrasi sementara berlaku selama 1
(satu) tahun dan dapatdiperpanjang untuk 1 (satu)
tahun berikutnya.
(3) Surat tanda registrasi sementara diberikan apabila
telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (2).
Pasal 32
(1) Surat tanda registrasi bersyarat diberikan kepada peserta
program pendidikandokter spesialis atau dokter gigi spesialis
warga negara asing yang mengikutipendidikan dan pelatihan
di Indonesia.
(2) Dokter atau dokter gigi warga negara asing yang akan
memberikanpendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu
pengetahuan dan teknologiuntuk waktu tertentu, tidak
memerlukan surat tanda registrasi bersyarat
(3) Dokter atau dokter gigi warga negara asing sebagaimana
dimaksud pada ayat(2) harus mendapat persetujuan dari
Konsil Kedokteran Indonesia.
(4) Surat tanda registrasi dan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)dan ayat (3) diberikan melalui
penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Pasal 33
Surat tanda registrasi tidak berlaku karena :
a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar
ulang;
c. atas permintaan yang bersangkutan;
d. yang bersangkutan meninggal dunia; ataue. dicabut Konsil
Kedokteran Indonesia.
Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi
ulang, registrasisementara, dan registrasi bersyarat diatur
dengan Peraturan Konsil KedokteranIndonesia.
Pasal 35
(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi mempunyaiwewenang melakukan
praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan
dankompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan
pengobatan pasien;
Pengertian
Dasar Hukum
Instansi Pemroses
Dinas Kesehatan
Instansi Pemberi
Pertimbangan
Kewenangan Penanda
Tanganan
6 hari kerja
Syarat syarat
Permohonan Izin
Tekhnis Pemrosesan
UU NO 29 TAHUN 2004
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesiawajib memiliki surat izin
praktik.
Pasal 37
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan olehpejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat praktikkedokteran atau kedokteran
gigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) hanya diberikan untuk paling
banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu)
tempat praktik.
UU NO 29 TAHUN 2004
Pasal 38
(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36,dokter atau dokter gigi harus :a. memiliki
surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
registrasi doktergigi yang masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
Pasal 31,dan Pasal 32;b. mempunyai tempat
praktik; danc. memiliki rekomendasi dari
organisasi profesi.
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku
sepanjang :a. surat tanda registrasi dokter
atau surat tanda registrasi dokter gigi
masihberlaku; danb. tempat praktik masih
sesuai dengan yang tercantum dalam surat
izinpraktik.
UU NO 29 TAHUN 2004
Pasal 42
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang
mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki
surat izin praktik untuk melakukan praktik kedokteran
disarana pelayanan kesehatan tersebut.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
1. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana penjara
palikg lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap dokter atau dokter gigi warganegara asing yang dengan
sengaja melakukan praktiknkedokteran tanpa memiliki surat tanda
registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
dengan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3. Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan
sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda
registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
denda palling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
KETENTUAN PIDANA
Pasal 76
Setiap dokter dan dokter gigi yang dengan sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Pasal 77
Setiap orang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar
atau bentuklain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolaholah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah
memiliki surat tanda registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Divisi Registrasi
HILIR
Divisi Pembinaan
Majelis
Kehormatan
Disiplin
Kedokteran
Majelis Etik
IDI / PDGI
PENDIDIKAN
Kompetensi (UKDI)
AIPKI / AFDokGI
FK / FKG
Kolegium
Profesi
RS Pendidikan
REGISTRASI
( Privilege )
Kewenangan
Administratif
&Kompetensi
S I P
Praktik
DinKes
Kab/Kota
Pendidikan
Berkelanjutan
Profesi
(IDI / PDGI)
Kelalaian
Pelanggaran
Disiplin
Etika
Profesi
Hukum
Institusi
Pendidkan
FK/FKG
PS
Registrasi
Praktik Kedokteran
Kolegium
IDI/PDGI
KKI
DepKes
PemDa
Sertifikasi
Kompetensi
Registrasi
dr/drg
Praktik
Kedokteran
Aplikasi :
Std.Profesi(Ps 50)
SOP (Ps 50)
Std.Yan (Ps 44)
Inf.Consent (Ps 45)
Rekam Med (Ps 46)
Rahasia Ked (Ps 48)
Audit Medis (Ps 49 ay2)
MUTU
PRADOK
Ijazah
Ps 26
St Dik Profesi
Disahkan KKI
Sertifikat
Kompetensi
STR
Ps 7, ayat (1)
Penjelasan
Ps 29, ayat(3d)
AIPKI/AFDOKGI
KIKD & KIKS
Kolegium
Kolegium Ilmu Kedokteran
IRSPI
Kolegium Ilmu Ked Spes
FK / FKG
DepDikNas
Sert Kompetensi Dok
DepKes
KK~KKG
Div Reg
+
Masa Peralihan
Ro Peg DepKes
Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota
Surat
Izin
Praktik
(SIP)
Ps 37,
Ayat (1)
DinKes
Kab/Kota
Depkes
Pemda
Produk
Kolektif
(SYSTEM)
Hak pasien
HAK PASIEN
UU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan psl 53 (2)
1. Hak atas informasi
2. Hak memberikan persetujuan
3. Hak atas rahasia kedokteran
4. Hak atas pendapat ke 2 ( second opinion)
UU Pradoks psl 52
1. Mendapat penjelasan secara lengkap ttg
tindakan medis
2. Meminta pendapat dr/drg lain
3. Mendapat pelayanan sesuai dng
kebutuhan
medis
4. Mendapat isi rekam medis
Kewajiban pasien
UU No.29 Th 2004 (PRADOKS)
Pasal 53
1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur ttg
masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter
gigi
3. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana
pelayanan kesehatan
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yg
diterima
Hak dokter
Menurut psl 50 UU No.29 Th 2004
memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi
medis dan standar prosedur operasional;
memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya ;
menerima imbalan jasa
KEWAJIBAN DOKTER
AEGROTI SALUS LOX SUPREME keselamatan
pasien
adalah hukum yang tertinggi ( utama ) .
Menurut Leenen :
1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis
dimana
dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi
medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara
lege
artis
2. Kewajiban untuk menghormati hak hak pasien yang
bersumber dari hak - hak asasi dalam bidang kesehatan
3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial
pemeliharaan kesehatan
SIP
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran di Indonesiawajib memiliki
surat izin praktik.
Pasal 37
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 dikeluarkan olehpejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat
praktikkedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) hanya diberikan
untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu)
tempat praktik.
Pasal 38
(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36,dokter atau dokter gigi harus :a. memiliki
surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
registrasi doktergigi yang masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
Pasal 31,dan Pasal 32;b. mempunyai tempat
praktik; danc. memiliki rekomendasi dari
organisasi profesi.
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku
sepanjang :a. surat tanda registrasi dokter
atau surat tanda registrasi dokter gigi
masihberlaku; danb. tempat praktik masih
sesuai dengan yang tercantum dalam surat
izinpraktik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin
Ketentuan Pidana
No. Pelanggaran
Pidana
UU 29/2004
1.
Ps 75 ay 1
2.
Idem
Ps 76
3.
Idem
Ps 75 ay 2,3
4.
Dr/drg yang:
Tidak memasang papan praktik
Tidak membuat rekam medis yg
baik
Tidak memenuhi kewajiban(Ps 51)
Ps 79
Kurungan max 1 thn;
denda max Rp.50 jt
5.
Ps 77
6.
Ps 80
LEARNING OBJECTIVE 4 :
SURAT KETERANGAN YANG DIBUAT OLEH DOKTER
DAN SANKSI YANG DITERIMA BILA MELANGGAR / MEMBUAT
SURAT KETERANGAN PALSU
dan
UNTUK MENIKAH
Selain pemeriksaan medis, dokter juga harus
memberikan edukasi reproduksi dan pendidikan seks
kepada pasangan calon suami-istri. Yang menjadi
dilema : Apakah dokter harus memberitahukan
kepada salah satu calon suami-istri tersebut apabila
ditemukan kelainan/penyakit pada pasangannya?
Visum et repertum
VeR adalah SK yg dikeluarkan dokter untuk penyidik
dan pengadilan di mana VeR mempunyai daya bukti
dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.
Pada kasus perkosaan akan terdapat kesulitan jika
korban terlambat dikirim karena hasil pemeriksaan
tidak menunjukkan keadaan sebenarnyatidak akurat.
Dalam melaksanakan bedah mayat kedokteran
kehakiman, dokter harus objektif, dan keterangan
dibuat dengan istilah yang mudah dipahami,
berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan,
sehingga tidak berulang kali dipanggil ke pengadilan
untuk diminta keterangan tambahan.
Sanksi hukum
Penyimpangan dalam pembuatan SK, selain tidak
etis juga merupakan pelanggaran thd pasal 267
KUHP :
Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan
surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya
penyakit, kelemahan, atau cacat diancam dengan
hukuman penjara paling lama 4 tahun
Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk
memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila atau
untuk menahannya di situ, dijatuhkan hukuman penjara
paling lama 8 tahun 6 bulan
Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa
dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu
itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran
Sanksi hukum
Selanjutnya dalam pasal 179 KUHAP tercantum :
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai
ahli kedokteran kehakiman / dokter / ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan