You are on page 1of 20

MATI BATANG

OTAK (MBO)
DESTIA AYU CONITA
I11109025

DEFINISI
Conference of Commissioners on Uniform State Laws,
Presidents Commission for the Study of Ethical
Problems in Medicine and Biomedical and Behavioral
Research, seseorang dinyatakan mati otak apabila
mengalami (1) terhentinya fungsi sirkulasi dan respirasi
secara ireversibel, dan (2), terhentinya semua fungsi
otak secara keseluruhan, termasuk batang otak, secara
ireversibel

Tiga temuan penting dalam kematian otak adalah koma,


hilangnya refleks batang otak, dan apnea (New York
State Department of Health, 2005).

Patofisiologi
Terjadinya kematian otak adalah peningkatan hebat
tekanan intrakranial (TIK) yang disebabkan perdarahan
atau edema otak. Jika TIK meningkat mendekati
tekanan darah arterial, kemudian tekanan perfusi
serebral (TPS) mendekati nol, maka perfusi serebral
akan terhenti dan kematian otak terjadi.

DIAGNOSIS

Diagnosis MBO mempunyai dua komponen utama.


Komponen pertama terdiri dari pemenuhan prasyaratprasyarat dan komponen kedua adalah tes klinik fungsi
batang otak.

Menegakkan Diagnosis MBO :

Prasyarat :
Pasien koma dengan ventilator
Diagnosis + kerusakan struktural otak yang
menyebabkan koma.
Eksklusi :
Obat-obatan, hipotermia, gangguan metabolik
Tes
Refleks batang otak negatif

Beberapa kesukaran dalam diagnosis mati otak

Refleks batang otak tidak ada :

Tak ada respons terhadap cahaya


Tak ada refleks kornea
Tak ada refleks vestibulo-okular
Tak ada respons motor dalam distribusi saraf kranial
terhadap rangsang adekuat pada area somatik
Tak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk
terhadap rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan ke
dalam trakea

Tes untuk henti nafas :

Preogsigenasi dengan 100% O2 selama 10 menit


Beri 5% CO2 dalam 95% O2 selama 5 menit berikutnya
untuk menjamin PaCO2 awal : 53 kPa (40 torr)
Lepaskan pasien dari ventilator. Insuflasikan trakea
dengan 100% O2 : 6 L/menit melalui kateter intratrakeal
lewat karina
Lepas dari ventilator selama 10 menit. Jika mungkin
periksa PaCO2 akhir

Untuk menegakkan diagnosis kematian otak, penggunaan


serangkaian protokol sertifikasi kematian otak cukup
membantu. Daftar A, B, C dan D di bawah ini dapat
bermanfaat bagi dokter.

Daftar A: Garis Besar

Tanpa pergerakan spontan, kejang atau gerakan badan


lainnya.

Tanpa respon terhadap jenis rangsang nyeri apa pun (misalnya


menggosok sternum, penekanan pada kuku jari, penekanan
dengan jarum) pada daerah distribusi nervus kranialis.

Hilangnya refleks-refleks batang otak.

Pasien bernapas dengan napas bantuan. Uji apnea


menunjukkan hilangnya pernapasan spontan.

Menyingkirkan kemungkinan keadaan eksaserbasi.

Memastikan kondisi pasien akan kerusakan struktur otak yang


tidak dapat diperbaiki.

Memastikan bahwa bukti-bukti klinis tidak berubah dengan


peninjauan kembali 2 sampai 24 jam kemudian.

Daftar B: Uji Terhadap Hilangnya Refleks-refleks Batang


Otak

Pupil terfiksasi dan dilatasi, tanpa respon langsung atau


tidak langsung terhadap cahaya. Pupil harus dalam ukuran
menengah atau besar. Penggunaan obat seperti atropin dan
obat-obat lain yang menghambat respon pupil terhadap
cahaya dipastikan belum diberikan.

Hilangnya refleks kornea.

Hilangnya respon vestibulo-okuler terhadap rangsang air


dingin (cold calories). Gunakan minimal 120 mm air es
dan posisi kepala 30 derajat terhadap sumbu horizontal.

Hilangnya refleks batuk.

Hilangnya respon terhadap kateter yang ditempatkan dalam


endotracheal tube ke dalam trakea.

Hilangnya fenomena dolls eye.

Daftar C: Uji Apnea

Langkah 1: Garis arterial, oximeter denyut nadi dan fasilitas


untuk pengukuran gas darah arteri.

Langkah 2: Atur ventilasi FI02 ke 1.0.

Langkah 3: Atur ventilasi jika perlu untuk memastikan PaCO2


berada diantara 40 mmHg dan 50 mmHg.

Langkah 4: Gambar sampel ABG nomor 1.

Langkah 5: Mulai stopwatch, cabut ventilator dan masukkan


oksigen sebanyak 6 liter/menit melalui kateter trakea untuk
membantu mencegah hipoksia. Perhatikan setiap gerakan
yang memperlihatkan usaha untuk bernapas spontan.

Langkah 6: Setelah 6 menit, gambarkan sampel ABG


nomor 2 dan sambungkan kembali ventilator.

Langkah 7: Hitung peningkatan PaCO2 selama periode


apnea. Peningkatan harus lebih dari 10 mmHg dan tidak
adanya usaha untuk bernapas spontan harus ada pada uji
apnea yang menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas
pernapasan spontan yang terjadi.

Daftar D: Menyingkirkan Kemungkinan Kondisi Tambahan


o

Pengaruh obat-obatan depresan susunan saraf pusat (mis.


barbiturat, benzodiazepin, narkotik).

Hipotermia suhu rata-rata (mis. suhu esophagus, rektal)


di bawah 32,2 derajat Celcius (900 F).

Gangguan elektrolit (mis. hiponatremia, asidosis


metabolik).

Lanjutan blokade neuromuskuler setelah peemberian agen


penghambat neuromuskuler (tinjau kembali daftar
pemberian anestetik dan riwayat ICU; periksa dengan
stimulator saraf; balikkan efek agen tersebut dengan
neostigmin).

Jika kriteria klinis kematian telah ditemukan, seseorang


tidak dapat ditetapkan mati otak hingga dokter
memastikan tidak ada obat bius (mis. kodein, domerol,
morfin, kokain, heroin) dan tidak ada obat-obatan
barbiturat (mis. fenobarbital, sekobarbital, nembutal,
amytal) yang telah diberikan 24 jam sebelumnya dan bahwa
kematian otak telah ditunjukkan melalui salah satu dari
studi diagnostik berikut:

Angiogram serebral (injeksi larutan kontras ke dalam arteri


leher untuk melihat arteri di otak pada film X-ray),
menunjukkan tidak ada penetrasi larutan ke dalam arteri
otak.

Scan aliran darah serebral (scan kepala setelah injeksi


substansi radioaktif yang aman secara intravena)
memperlihatkan tidak ada aliran darah di otak.

Dua kali EEG (elektroensefalogram atau uji gelombang


otak) pada interval 24 jam menunjukkan tidak ada
aktivitas listrik dari otak, mis. EEG datar atau
isoelektrik.

Poin ketiga dari ketiga tes di atas paling banyak


digunakan karena sangat mudah dilakukan di tempat
tidur pasien.

KESIMPULAN

Pemeriksaan klinis mati batang otak yaitu :


Tes diagnosis mati batang otak yaitu pemeriksaan
klinis mati batang otak yaitu Koma
Tidak ada respon motorik
Tidak ada respon pupil terhadap cahaya dan pupil
berada di posisi tengah dengan dilatasi (4-6 mm)
Tidak ada reflex kornea
Tidak ada reflex tersedak
Tidak ada respon kalorik
Tidak ada batuk sebagian respon terhadap suction
trakea
Tidak ada reflex menghisap dan menutup mulut
Tidak ada usaha respirasi saat PaCO2 setinggi 60
mmHg atau 20 mmHg diatas nilai dasar normal

Yang berwenang menetukan mati batang otak yaitu tenaga


medis yang dimaksud terdiri dari sekurang kurangnya 3
(tiga) orang dokter yang kompeten yaitu dokter umum, jika
ada dokter spesialis anestesiologi atau saraf, yang ditunjuk
oleh komite medic. Keputusan ini dibuat dengan berita
acara pengujian dan pengambil keputusan. Diagnosis MBO
harus dibuat di ruang ICU

Terimakasih

You might also like