Professional Documents
Culture Documents
Virtualisasi
VIRTUALISASI
Pengertian Virtualisasi
Dalam ilmu komputer, virtualisasi atau virtualization adalah istilah umum yang mengacu
kepada abstraksi dari sumber daya komputer. Definisi lainnya adalah sebuah teknik untuk
menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya komputer dari bagaimana cara sistem
lain, aplikasi atau pengguna berinteraksi dengan sumber daya tersebut. Hal ini termasuk
membuat sebuah sumber daya tunggal (seperti server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi,
atau peralatan penyimpanan terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau
dapat juga termasuk definisi untuk membuat beberapa sumber daya fisik (seperti beberapa
peralatan penyimpanan atau server) terlihat sebagai satu sumber daya logikal.
Sedangkan, jika merujuk pada kamus Oxford istilah virtualization merupakan turunan dari
kata virtualize yang memiliki makna: convert (something) to a computer-generated
simulation of reality, yang artinya mengubah sesuatu (mengkonversi) ke bentuk simulasi
dari bentuk nyata yang ada. Jadi inti dari virtualisasi adalah membuat sebuah simulasi dari
perangkat keras, sistem operasi, jaringan maupun yang lainnya. Di bidang teknologi
informasi, virtualisasi digunakan sebagai sarana untuk improvisasi skalabilitas dari hardware
yang ada.
Alasan Penggunaan Virtualisasi
Dengan virtualisasi, beberapa sistem operasi dapat berjalan secara bersamaan pada satu buah
CPU. Berikut merupakan alasan penggunaan virtualisasi:
1. Pengurangan Biaya Investasi Hardware.
Investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena virtualisasi hanya
mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada penambahan perangkat
komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada penambahan kapasitas
harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung stabilitas kerja komputer
induk.
2. Kemudahan Backup & Recovery.
Server-server yang dijalankan di dalam sebuah mesin virtual dapat disimpan dalam 1
buah image yang berisi seluruh konfigurasi sistem. Jika suatu saat server tersebut
crash, kita tidak perlu melakukan instalasi dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil
salinan image yang sudah disimpan, merestore data hasil backup terakhir dan
server berjalan seperti sedia kala. Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
3. Kemudahan Deployment.
Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat dijalankan pada mesin
lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi beban kerja para staff IT dan
mempercepat proses implementasi suatu sistem.
4. Mengurangi Panas.
5.
6.
7.
8.
5.
6.
7.
8.
Emulsi piranti keras akan menjalankan suatu mode yang membuat piranti keras secara virtual
untuk mengemulasi piranti keras yang diinginkan. Setiap instruksi harus disimulasikan pada
piranti keras dibawahnya yang merupakan emulasi dan piranti keras sebenarnya sehingga
kinerja akan menurun hingga 100 kali dari biasanya. Virtualisasi jenis ini adalah virtualisasi
yang paling rumit.
2. Virtualisasi Penuh
Virtualisasi penuh dikenal juga sebagai native virtualisasi, dimana virtualisasi penuh ini
menggunakan sebuah hypervisor yang menghubungkan guest dan piranti keras.
Mesin virtual mengabstarksi piranti keras, mengijinkan sebuah sistem operasi tak
termodifikasi untuk dapat berjalan. Sistem operasi yang berjalan pada mesin virtual
memberikan instruksi kepada piranti keras dengan cara melalui mesin virtual. Virtualisasi
penuh memberikan pemodelan lengkap dari piranti keras.
3. Paravirtualisasi
Paravirtualisasi mirip dengan virtualisasi penuh namun dalam metode ini akan terjadi
pemodifikasian sistem operasi pada guest. Metode ini membutuhkan kompilasi ulang atau
trapping. Kekurangan dari paravirtualisasi terletak pada kemampuan yang tidak mendukung
sistem operasi yang tidak dapat dimodifikasi (misal windows server) namun kinerjanya
mampu mendekati native.