Professional Documents
Culture Documents
sekitar usia 10 tahun dan terus berkembang sampai sekitar usia 16 tahun.
Adapun tahap perubahan payudara menurut (Tanner) adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1 : Payudara pra pubertas.
b. Tahap 2 : Penonjolan payudara sebagi tanda pertama pubertas wanita.
c. Tahap 3 : Pembesaran lebih lanjut jaringan payudara dan areola.
d. Tahap 4 : Puting dan areola membentuk tonjolan kedua di atas jaringan payudara.
e. Tahap 5 : Payudara yang lebih besar dengan kontur tunggal
Payudara pada wanita dewasa terletak diantara iga ke-2 samapi iga ke-6 (vertikal) dan antara
sternum sampai linea mid axilaris (secara horizontal). Adapun berat payudara tiap-tiap orang
berbeda, pada wanita yang tidak sedang menyusui berat payudara antara 150-250 gr, sedangkan
pada wanita yang sedang menyusui berat payudara dapat mencapai 400-500 gr.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya yang terdiri atas kulit dan
jaringan erektil yang berwarna tua. Puting dilingkari oleh daerah berwarna coklat yang disebut
areola. Didekat dasar puing terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar montgomery yang
mengeluarkan zat lemak sehingga puting tetap lemas. Puting berlubang antara 15-20 buah yang
merupakan saluran dari kelenjar susu.
Struktur dasar payudara terdiri dari jarigan fibrosa dan lapisan lemak. Jaringan fibrosa akan
mengikat lobus-lobus yng dipisahkan oleh jaringan lemak yang ada. Lobus-lobus yang ada
berjumlah 12-20 buah. Setiap lobus terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam
ductus lactiferus (saluran air susu) yang bergabung dengan duktus lainnya sehingga terbentuk
saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran ini mendekati
puting, kanker akan membesar dan membentuk wadah penampungan air susu yang disebut sinus
lactiferus, kemudian saluran akan menyempit lagi dan menembus puting sehingga akhirnya
bermuara di atas permukaannya.
Jaringan payudara terdapat diatas otot pektoralis mayor dari sternum menuju linea mid
clavicularis, masing-masing meluas ke axilla, suatu area jaringan payudara yang disebut tail of
spence. Terdapat pula ligamen cooper yang merupakan pita fasia yang menyangga payudara
pada dinding dada.
Adapun sekitar 85% jaringan payudara adalah lemak.
Adapun fungsi dari payudara adalah sebagai organ untuk laktasi yang dipengaruhi hormon
prolakin dan corticotropin.
Laktasi dapat tejadi karena adanya persepsi subjektif dari ibu dan stimulasi dari isapan oleh bayi.
Isapan dapat merangsang pengeluaran oxitosin dari kelenjar pituitary yang terletak dilobus
anterior kelenjar hipofisis yang dialirkan melalui aliran darah.
6. Etiologi
Penyebab pasti tidak diketahui, adapaun fakto-faktor resiko dari kanker mammae antara lain :
a. Jenis kelamin.
Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Di Amerika serikat, kanker payudara
berjumlah 30% dari semua kanker invansive pada wanita dan kurang dari 1% dari kanker yang
ditemukan pada pria.
b. Usia
Sebagian besar kanker mammae ditemukan pada wanita berusia 40 tahun keatas, namun lebih
banyak ditemukan pada wanita setelah berusia 50 tahun.
c. Riwayat kanker sebelumnya, terutama kanker payudara atau tumor payudara.
Wanita yang mempunyai tumor payudara yang disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai
resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara.
Sedangkan pada wanita mempunyai riwayat kanker mammae beresiko terjadi kanker mammae
pada payudara di sebelahnya sebanyak 2 kali-4 kali kemungkinan terkena kanker.
d. Riwayat keluarga dengan kanker mammae dan genetik.
Resiko meningkat 2 kali- 4 kali. Jika salah satu anggota keluarga dekat kanker. Resiko akan
meningkat > 4 kali jika ada 2 orang anggota keluarga dekat yang mengidap kanker.
e. Riwayat menstruasi
Resiko payudara meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun dan
mengalami menopause setelah 50 tahun.
Hal ini dapat dikarenakan total waktu dimana seseorang terekspose estrogen dan progesteron
pada payudaranya disertai dengan perkembangan sel dan perubahan jaringan payudara pada
setiap siklus ovulasi.
Bilateral Oophorectany (pengangkatan ovarium) diperkirakan dapat memperkecil resiko kanker
payudara dibandingkan menopause setelah 50 tahun.
f. Riwayat reproduksi .
Keaadaan dimana anak pertama lahir setelah ibu berusia 30 tahun dapat menjadi faktor resiko
terjadi kanker payudara.
Beberapa studi juga menyebutkan bahwa lamanya ibu memberikan ASI pada anaknya dapat
menurunkan resiko kanker payudara.
Wanita yang tidak mempunyai anak juga beresiko untuk terkena kanker payudara (Nulliparity)
g. Obesitas dan diit tinggi lemak
Obesitas juga menunjukan peningkatan resiko kanker payudara pada wanita post menopause.
Diperkirakan wanita dengan obesitas mengalami peningkatan sirkulasi estrogen yang dapat
mengakibatkan sel kanker mengalami ketergantungan hormon.
Selain itu, obesitas dapat menghambat diagnosa dari penyakit kanker payudara sehingga
diagnosa pada wanita dengan obesitas cenderung lebih lambat.
h. Paparan radiasi
Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko
meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara sampai 2 kali lipat.
Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan pada payudara sangat sensitif sehinga efek
pengrusakan dari radiasi meningkat.
i. Penggunaan hormon dari luar tubuh.
Hal ini meliputi penggunaan kontrasepsi oral maupun penggunaan therapi pengganti hormon
estrogen. Hal ini turut di pengaruhi oleh usia saat mulai menggunakan therapi, lama penggunaan
dan dosis yang digunakan. Beberapa studi menunjukan bahwa ada peningkatan resiko terhadap
kanker payudara saat hormon progestin diberi tambahan hormon estrogen maupun saat seseorang
menggunakan therapi jangkan panjang (lebih dri 5 tahun)
j. Penggunaan alkohol
Beberapa studi menyebutkan adanya peningkatan resiko terhadap kanker payudara pada orang
yang mengkonsumsi alkohol walau hanya 1 kali minum dalam sehari. Hal ini juga dipengaruhi
oleh usia seseorang saat mengkonsumsi alkohol, yang dikonsumsi, lamanya orang tersebut
mengkonsumsi alkohol maupun tipe alkohol yang dikonsumsi.
Adapun teori yang menyebutkan bahwa alkohol yang dikonsumsi saat premenopause dapat
menyebabkan injuri pada jaringan payudara.
Teori lain menyebutkan bahwa metabolisme alkohol dan kadar estrogen dapat menstimulasi
Carsinoma in situ.
I. T1 N0 M0.
Tumor kurang dari 2 cm tanpa nodus
II.A. T0-N1 M0, T1 N1M0, T2 N0M0.
Tumor 0-2 cm dengan nodus atau. Ukuran 2-5 cm tanpa nodus.
II.B. T2N1M0, T3N0M0
Tumor 2-5 cm dengan nodus atau lebih dari 5 cm tanpa nodus.
III.A. T0N2M0, T1N2M0, T2N2M0,T3N1M0, T3N2M0
Tumor kurang dari 2 cm dengan nodus limfe yang terfiksasi atau tumor lebih dari 5 cm dengan
ndus terfiksasi/tidak tefiksasi.
Stadium IV TNM1
Semua tumor yang metastase
Perjalanan metastase tumor
9. Tanda dan gejala
a. Teraba massa atau benjolan di mammae, mayoritas ditemukan di kuadran atas terluar dari
payudara, sebagian besar terjadi pada payudara sebelah kiri.
b. Lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras.
c. Batas benjolan tidak teratur.
d. Nyeri pada kanker payudara dapat ditemukan pada kasus yang lebih lanjut.
e. Tampak dimpling atau peau dorange pada kulit payudara, dimana kulit tampak kerut seperti
kulit jeruk.
f. Retraksi puting susu.
g. Metastase ke kulit dapat di manifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi.
h. Kulit berwarna merah, agak gelap, kadang edema.
i. Koping : menyangkal.
j. Pembesaran kelenjar getah bening setempat
10. Pemeriksaan diagnostik
a. BSE (Breast Self Examination)
Pemeriksaan payudara sendiri oleh orang yang bersangkutan. Pemeriksaan dilakukan pada hari
ke-5 sampai hari ke-10 menstruasi. Sebaliknya pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan setelah
berusia 20 tahun.
b. CBE (Clinical Breast Examination)
Pemeriksaan payudara oleh perawat yang sudah terlatih. Dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk
usia 20 tahun sampai 39 tahun dan dilakukan lebih sering bila sudah berusia 40 tahun atau lebih.
c. Mammographi.
Sebaiknya dilakukan setiap tahun bila sudah berusia 40 tahun atau lebih.
Dengan foto rontgen mammography dapat di temukan adanya benjolan berukuran 1 mm.
d. Xeromammography
Pemotretan jaringan payudara dengan kontras dan sedikit dosis rendah.
e. Ultrasound
Perpaduan antara mammography dan ultrasound dapat membedakan cairan yang mengisi massa
yang ada.
f. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi)
Dengan cara mengaspirasi jaringan massa dengan menggunakan syringe dan jarum 21-23. Hasil
aspirasi diletakan di objek glass dan diperiksa di laboratorium.
g. Core needle biopsi
Pengambilan jaringan inti dari masa, biasanya digunakan anastesi lokal karena cenderung lebih
berdarah dan lebih nyeri daripada FNAB.
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kanker in situ dan kanker invasif.
h. Pemeriksaan darah : CEA, Ca 15-3 dan Ca 27.29.
Terjadi peningkatan CEA (lebih dari 5) dan peningkatan Ca 15-3, Ca 27. 29.
Kadar Ca 15-3 dan Ca 27.29 tidak akan mengalami peningkatan pada klien yang merokok.
11. Penatalaksanaan medik
a. Pembedahan.
1) Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau
tidak diangkat.
2) Mastectomy total.
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat.
Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
3) Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor
tersebut.
4) Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
5) Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
b. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada
nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang
penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi
endokrin lainnya.
12. Komplikasi
a. Metastase
Terjadi penyebaran sel kanker kejaringan sekitarnya seperti paru-paru, hepar, ovarium, tulang
maupun otak.
Mengetahui apa saja yangsudah di coba oleh klien untuk mengurangi nyeri dan
keefektifannya.
Mengurangi nyeri dengan menurunkan ketegangan pada klien.
Sebagai obat pengurang rasa sakit.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker, konsekuensi kemnotherapi, radiasi : mual-muntah, anoreksia.
HYD : Tidak terjadi kekurangan nutrisi yang ditandai dengan :
1) Hb : 12-18 mg/dl.
2) Tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
Selama proses perawat.
Rencana tindakan Rasional
Pantau masukan makanan setiap hari.
Ukur tinggi badan, berat badan, lipatan kuli bisep-trisep.
Dorong klien untuk makan diit TKTP dengan asupan cairan yang adequat.
Sajikan makanan porsi kecil tapi sering.
Beri snack sebagai pengganti makan bila klien tidak mau makan.
Perhatikan faktor lingkungan: bau, bising.
Kaji hasil laboratorium : Hemoglobin, dll.
Dorong keluarga untuk membawa makanan yang di sukai, ciptakan suasana makan yang
menyenangkan, misal dengan makan bersama Mengetahui jumlah masakan yang dimakan
oleh klien.
Mengetahui apakah terjadi penurunan berat badan.
Untuk mengimbangi peningkatan metabolik sel.
Mengurangi rasa mual.
Untuk memenuhi asupan yang dibutuhkan walaupun tidak maksimal.
Lingkungan yang bau dan bising dapat menurunkan nafsu makan.
Mengetahui apakah klien mengalami penurunan jumlah asupan nutrisi.
Meningkatkan nafsu makan.
e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integrits kulit/jaringan b.d. efek radiasi dan kemotherapi,
penurunan imunologi.
HYD : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit yang ditandai oleh :
1) Membran mukosa utuh.
Rencana tindakan Rasional
1. Kaji kondisi kulit :
2. Warna,suhu, kelenturan, gatal-gatal, turgor kulit.
3. Perhatikan adanya kerusakan/ perlambatan penyembuhan luka akibat radiasi :
4. Kulit samak, deskuamasi kering/lembab, ulserasi, ruam alergi, hiperpigmentasi, alopesia.
5. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
6. Anjurkan klien untuk tidak menggunakan krim kulit, salep, bedak kecuali di izinkan dokter.
7. Anjurkan klien untuk tidak menghapus tanda/tatto yang ada sebagai identifikasi area radiasi.
8. Anjurkan mengenakan pakaian yang lembut dan longgar.
9. Untuk kemotherapi :
10. Kaji lokasi pemasangan vena : gatal, nyeri tekan, rasa terbakar, ulserasi/nekrose jaringan.
11. Segera cuci kulit dengan sabun dan air bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak
terlindungi.
Mengetahui kondisi kulit.
Untuk mengetahui intervensi yang akan dilakukan kemudian.
Mempertahan kebersihan kulit tanpa mengiritasi kulit.
Dapat meningkatkan iritasi, reaksi secara nyata.
Dapat mempengaruhi proses pemberian radiasi.
Dengan pengobatan, kulit menjadi sensitif sehingga semua iritasi harus dihindari.
Bila terjadi tanda-tanda tersebut, maka segera lapor dokter untuk menghentikan intervensi
medis dari agen antineoplastik.
Mengencerkan obat untuk menurunkan resiko iritasi kulit (kulit bakar kimia)
http://nurse87.wordpress.com/2011/10/26/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-ca-mamae/