You are on page 1of 24

ANALGETIKA

EKA

PUTRI

LUCY

RAHMAWATI

REDITA

PANGESTU P

RIVALDI

EKA

(1031211021)
(1031211043)
(1031211056)
(1031211067)

TUJUAN
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan
daya analgetik asetosal, parasetamol, dan
ibuprofen, menggunakan metode rangsang kimia.

Analgetika

atau obat penghalang nyeri


adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Nyeri adalah perasaan sensoris dan
emosional yang tidak nyaman, berkaitan
dengan (ancaman) kerusakan jaringan.
Keadaan psikis sangat mempengaruhi
nyeri,

PENYEBAB NYERI
Trauma
Neoplasma (jinak atau ganas)
Inflamasi
Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh
darah

Rangsangan
mekanis,
kimiawi, fisis

Kerusakan
jaringan

Merangsang
reseptor nyeri
(nociceptor)

Pusat nyeri
(otak besar)

Sumsum tulang
belakang, sumsum
lanjutan, otak
tengah

Otak

Nyeri

Berdasarkan kerja farmakologisnya,


analgetika dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu:
Obat Analgetik Narkotik
khusus digunakan untuk menghalau rasa
nyeri hebat, seperti pada kasus patah
tulang dan penyakit kanker kronis,
menyebabkan ketergantungan. Contoh
Opium, Morfin.
Obat Analgetik Non Narkotik
menghilangkan atau meringankan rasa
sakit tanpa berpengaruh pada sistem
susunan saraf pusat atau bahkan hingga
efek menurunkan tingkat kesadaran.
Contoh Parasetamol, Asetosal.

BERDASARKAN PROSES TERJADINYA, RASA NYERI


DAPAT DILAWAN DENGAN BEBERAPA CARA, YAKNI
DENGAN :

Analgetik perifer, yang merintangi terbentuknya


ransangan pada reseptor nyeri perifer.
Anestetika lokal, yang meringtangi penyaluran
rasangan di saraf saraf sensoris.
Analgetika sentral (narkotika), yang memblokir pusat
nyeri di SSP dengan anestesi umum
Antidepresiva trisiklis, yang digunakan pada nyeri
kanker dan saraf, mekanisme kerjanya belum diketahui,
misal amitrptilin.
Antiepileptika, yang meningkatkan jumlah
neurotransmitter di ruang sinaps pada nyeri, misal
pregabalin. Juga si karbamazepin, okskarbazepin,
fenitoin, valproat, dll.

Alat
Spuit injeksi
Jarum oral
Beaker glass
Stopwatch

Bahan
Larutan CMC Na 0.5%
Suspensi asetosal 1% dalam CMC Na 0,5%
Suspensi parasetamol 1% dalam CMC Na 0,5 %
Suspensi ibuprofen 0,5% dalam CMC Na 0,5%
Larutan steril asam asetat 1%

Hewan Uji : mencit

Sediakan mencit 25 ekor


Masing-masing kelompok 5 mencit

Kelompok I

Kelompok II

suspensi parasetamol
dalam CMC Na 0,5% .O

1%

suspensi asetosal 1% dalam


CMC Na 0,5% P.O

Dosis

Dosis

30ml/KgBB,

30ml/KgBB

Kelompok III suspensi


ibuprofen 0,5% dalam CMC Na
0,5% P.O

Dosis
30ml/KgBB

Setelah 30 menit, disuntikkan i.p


Larutan steril asam asetat 1%v/v dengan dosis 300mg/KgBB.

Diamati dan hitung jumlah geliat mencit tiap 5 menit selama 50 menit

Perhitungan dosis Asetosal


Asetosal 1%, CMC Na 0,5%, dosis 30ml/kgBB
Asetosal 1% x 25 ml = 250 mg
BR 5tab = 0,23058 g @ 80 mg/tab
yg ditimb. = 250 mg x 0,23058 mg = 0,721 g
80 mg
CMC Na= 0,5% x 25 ml = 125 mg

PERHITUNGAN DOSIS ASETOSAL

No.

Bobot
mencit +
tara(g)

Bobot
mencit (g)

Dosis (ml/kgBB)

1.

82,2

19,7

= 1000 g x 30 ml/kgBB

19,7 g

Volume pemberian
obat

0,59 ml/kg BB

= 0,591 ml/kg BB
2.

91,6

29,1

29,1 g

= 1000 g x 30 ml/kgBB

0,87 ml/kg BB

= 0,873 ml/kg BB
3.

81,9

19,4

19,4 g

= 1000 g x 30 ml/kgBB
= 0,582 ml/kg BB

0,58 ml/kg BB

Perhitungan Asam asetat


Asam asetat 1% => BJ= 1,05 g/ml
Konsentrasi larutan stok
= 1% x 1,05 g/ml = 1,05 g/ml
Dosis 300mg/kgBB

No.

Berat mencit
(g)

Dosis (mg/kgBB)

1.

19,7

= 1000 g x 300 mg/kgBB

= 0,0105 g/ml

= 0,00591g/kg BB

= 0,56 ml

2.

3.

29,1

19,4

19,7 g

29,1 g

Volume pemberian

0.00591g

0.00873g

= 1000 g x 300 mg/kgBB

= 0,0105 g/ml

= 0,00873 g/kg BB

= 0,83 ml

19,4 g

0,00582 g

= 1000 g x 300 mg/kgBB

= 0,0105 g/ml

= 0,00582g/kg BB

= 0,55 ml

DATA PENGAMATAN
Perlakuan

Paracetamol

Asetosal

Ibuprofen

Kontrol

Mencit
ke -

Jumlah geliat di 5 menit ke -

Jumlah

10

27

30

21

11

16

14

13

62

11

61

10

10

12

48

24

33

23

PERHITUNGAN % ANALGETIK
Paracetamol
27

% analgetika

30

100 % - (26,67 100%)

30

12,29 %

21

100 % - (26,67 100%)

21

21,26 %

27

100 % - ( 26,67 100%)

%
1,24 %

Asetosal
11

100 % - (26,67 100%)

11

58,36 %

16

100 % - (26,67 100%)

16

40,00%

14

100 % - (26,67 100%)

14

47,515

Ibuprofen
62
26,67

62

100 % - (

100%)

130,43%

61

100 % - (26,67 100%)

61

128,72%

48

100 % - (26,67 100%)

48

79,98%

Paracetamol

Asetosal

Ibuprofen

A = 11,66

A = 34,99

B = 14,27

C = 341,17

2 A= 609,52

2 B = 7309,96

2 C = 40513,96

nA

=3

nB

=3

nC

=3

SA

= 10,03

SB

= 9,44

SC

= 29,28

SA2

= 100,64

SB 2

= 89,15

SC2

= 857,48

= 58,76

= 113,72

T = 522,34
2 T = 48.433,4
N
=9
A.

B. 2

2
(522,34)2
= 48433,4
= 18117,45
9
138 2
138 2
108 2
271 2
655 2
+ 3 + 3 + 3 12
=
3

16021,17

c. 2 = 18177,95 16021,17
= 2096,78

2 b
16021,17
d.RJK =
=
= 8010,59
n1
31
2
2096,78
e.RJK =
=
= 349,46

93
RJK
f.F =
RJK
8010,59
=
= 22,92
349,46

(5,14) F tabel
Jadi F hitung 22,92 >F tabel 5,14 berarti ada perbedaan ratarata antar kelompok maka dilakukan uji pasca anava

UJI PASCA ANAVA

Kontras

F hitung

F = (k-1)(F table) = 2x(5,14)

Keterangan

1 vs 2

5,91

10,28

Non signifikan

1 vs 3

44,76

10,28

signifikan

2 vs 3

18,13

10,28

signifikan

Praktikum kali ini membandingkan daya analgetik


asetosal, parasetamol, dan ibuprofen

menggunakan metode rangsangan kimia.

Untuk kontrol mencit yang hanya diberi CMC Na


lalu di injeksi IP dengan asam asetat glasial yang
menimbulkan banyak geliat.

Diberikan secara intraperitoneal agar kerja obat


lebih cepat karena melalui rongga perut.
Diamati dan dicatat jumlah geliat tiap 5 menit
selama 50 menit, dengan tujuan agar kita dapat
mengamati perbedaan jumlah geliat yang
ditimbulkan mulai dari obat belum bekerja dengan
maksimal sampai obat tersebut dapat bekerja
secara maksimal dalam menghilangkan rasa nyeri.
Sehingga dari masing masing obat analgetik yang
diberikan dapat dibandingkan obat mana yang
dapat bekerja secara efektif dalam nenghilangkan
rasa nyeri

Secara teoritis urutan daya analgetik mulai dari


yang terkuat adalah paracetamol - acetosal
ibuprofen. Berdasarkan hasil perhitungan daya
analgetik parasetamol yaitu 11,66%, asetosal
48,76% sedangkan pada ibuprofen 113,72%.

KESIMPULAN
Parasetamol, asetosal, dan ibuprofen
merupakan analgetik perifer
Urutan efek analgesik yang terkuat
hingga terlemah berdasarkan
percobaan adalah ibuprofen >>
asetosal >> parasetamol. Sedangkan
berdasarkan teoritis adalah
parasetamol >> asetosal >> ibuprofen.

You might also like