You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seperti telah diketahui, rumah merupakan pusat aktivitas kita untuk beristirahat.
Rumah merupakan tempat kita menghilangkan kepenatan setelah beraktifitas
seharian. Rumah juga merupakan sebuah tempat kita dapat bertemu dan
berinteraksi kembali dengan anggota keluarga, dan juga sebuah tempat kita dapat
mempersiapkan diri untuk beraktifitas di hari berikutnya.
Untuk mencapai semua kebutuhan tersebut, kita mengatur rumah agar dapat
memberikan hasil yang terbaik. Sedangkan kualitas rumah yang baik dapat
dirasakan melalui kenyamanan yang dirasa para penghuninya. Kenyamanan bukan
hanya dilihat dari segi fisik rumah yang ditinggali, tapi penghuni rumah juga
harus memperhatikan keselarasan dan keharmonisan antara penghuni rumah dan
alam/lingkungan sekitarnya. Feng Shui membantu Kita dalam hal tersebut dengan
menghadirkan energi positif ke dalam rumah dan membantu menyalurkan energi
di dalam rumah.
Dewasa ini

karena semakin padatnya perumahan diperkotaan serta semakin

sempitnya daerah ( area ) tanah yang ada untuk bangunan, dan juga harga tanah
yang relatif mahal jika dibandingkan dengan harga bangunannya, maka perluasan
bangunan tidak lagi dalam arah mendatar ( horisontal ), tetapi dibuat pada arah ke
atas ( vertikal ). Dalam realisasinya, pengembangan ke arah vertikal ini
diwujudkan dalam bentuk bangunan gedung bertingkat. Bangunan bertingkat
adalah suatu sistem yang mempunyai lapis lantai lebih dari satu, umumnya
bertingkat ke atas walaupun ada juga yang bertingkat ke dalam tanah. Mengingat
hal tersebut maka , untuk menghubungkan ruang di bawah dengan di atasnya
maka digunakan alat penghubung yaitu tangga. Serta pembatas antara bangunan
bawah dan atas yaitu plat lantai.

1.2 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mampu menjelaskan pengertian plat lantai dan tangga


Mampu menjelaskan fungsi plat lantai dan tangga
Mampu menjelaskan macam-macam plat lantai dan tangga
Mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis plat lantai

dan tangga
5. Mampu menjelaskan konstruksi apa saja yang dapat digunakan untuk plat
lantai dan tangga
1.3 Manfaat
Dapat mengaplikasikan plat lantai dan tangga dalam pembangunan konstruksi
bangunan bertingkat.

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1
PLAT LANTAI (FLOOR PLATE)
2.1.1 Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat
lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

Besar lendutan yang diinginkan


Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung,
besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
2.1.2

Fungsi Plat Lantai

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut


1.
2.
3.
4.
5.

Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas


Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

2.1.3

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya

Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu
semen).
1. Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan
menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.

Ukuran umum
a. Lebar papan
: 20-30cm
b. Tebal papan
: 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok
: 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan
: 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang
oleh balok beton.

Gambar 2.1.3.1 Plat lantai kayu


Keuntungan plat lantai kayu:

Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah


Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:

Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan


Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari

penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya


Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan),
jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung
2.

Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok


penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan
yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat
lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk
menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,
tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk
plat atap sekurang-kurangnya 7cm;
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak
atau baja sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih
dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm,
untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila
untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Gambar 2.1.3.2 Plat lantai beton


Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

Mampu mendukung beban besar


Merupakan isolasi suara yang baik
5

Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat

dapur dan km/wc


Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat
berumum panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat
terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga
berfungsi menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan
menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan
akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar dan harga
persatuan luas akan menjadi mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :
Beban hidup (untuk rumah tinggal)

= 0,200 t/m2

Beban hidup (untuk bangunan umum)

= 0,250 t/m2

Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal

= 0,018 t/m2

Berat tegel+perekat

= 0,120 t/m2

Berat plafon+penggantung

= 0,020 t/m2

Berat dinding pasangan bata tebal batu

= 0,250 t/m2 pas

Berat jenis beton

= 2,4

t/m3

(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan


Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983)
3.

Konstruksi plat lantai baja

Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar


komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan
pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain.
4.

Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini
masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini
buatan dari pabrik semen gresik.
6

Cara pemasangan yumen :


-

Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin


kayu bangkirai 5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm.

Kayu yang berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.


Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut
lalu dibaut.

Gambar 2.1.3.4 Plat lantai yumen

2.2 TANGGA (STAIRS)


2.2.1 Pengertian Tangga
Tangga adalah jalur yang bergerigi (mempunyai trap-trap) yang menghubungkan
satu lantai dengan lantai diatasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik
dan turun antara lantai tingkat. Dalam pembuatan tangga ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
Berapa beban yang harus dipikul
Jenis tangga, berdasarkan fungsi
Materi apa yang harus digunakan
Letak tangga harus dibuat agar mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan
menggunakannya. Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang
yang naik turun tangga tidak mengganggu aktifitas penghuni yang lain. Apabila
tangga dimaksudkan juga sebagai jalan darurat, sebaiknya direncanakan dekat
dengan pintu keluar, agar bila terjadi bencana (kebakaran, gempa) penghuni di
lantai atas dapat turun langsung ke luar menuju ke halaman.
2.2.2

Bagian-Bagian Tangga

a.

Pondasi Tangga

Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami penurunan,


pergeseran, maka di bagian pangkal tangga bawah harus diberi pondasi. Pondasi
tangga dapat berupa pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi kedua
bahan. Pada lantai tingkat, di bawah pangkal tangga harus diberi balok anak
sebagai pengaku plat, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.
b.

Ibu Tangga

Ibu tangga merupakan bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak
tangga. Ibu tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka
bangunannya, tapi boleh juga dibuat terpisah, tergantung cara mana yang
dianggap paling menguntungkan.
c.

Anak tangga

Anak tangga adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak
kaki. Anak tangga dipasang secara teratur, agar enak dan aman dilalui, bentuk dan
lebar serta selisih tinggi masing-masing anak tangga harus dibuat sama. Anak
tangga dapat dibuat secara menerus bersambungan dari bawah sampai atas. Bila
menghendaki variasi bentuk lain, anak tangga dapat juga dibuat secara terpisah
dengan bentuk sesuai selera.

Gambar 2.2.2 Bagian-bagian tangga


8

d.

Pagar tangga (Balustrade)

Pagar tangga adalah pelindung di samping sisi tangga untuk melindungi agar
orang tidak terpelosok jatuh. Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan
tembok tidak perlu dipasang pagar tangga, tapi di sisi lain yang bebas harus diberi
pagar.
e.

Pegangan tangga (Handrail / Railing)

Pegangan tangga adalah batang yang dipasang sepanjang anak tangga untuk
bertumpunya tangan, agar orang yang naik turun tangga merasa lebih aman.
Pegangan tangga dipasang bertumpu pada tiang-tiang pagar tangga. Untuk
menahan dorongan orang pada pegangan tangga, maka tiang-tiang ini harus
ditanam kuat pada anak tangga atau ibu tangga, agar tidak mudah roboh ke
samping. Tinggi pegangan tangga dibuat 80cm diukur dari permukaan anak
tangga.
f.

Bordes

Bordes adalah plat datar diantara anak-anak tangga, berguna sebagai tempat untuk
memberi kesempatan orang yang naik tangga beristirahat sejenak. Bordes
dipasang pada tangga lurus yang terlalu panjang atau pada sudut sebagai tempat
peralihan arah tangga yang berbelok. Bordes dapat dibuat lebih dari satu, apabila
arah beloknya tangga lebih dari dua kali. Lebar bordes untuk bangunan rumah
tinggal cukup dibuat 80-100cm, untuk bangunan umum dibuat lebar 120-200cm.
2.2.3 Jenis Tangga
a. Jenis tangga berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya (siapa yang memakai dan posisi tangga) ada 2 jenis yaitu :
1. Tangga Utama
Tangga utama merupakan tangga yang digunakan oleh penghuni rumah untuk
mencapai ruang di lantai atas dan letaknya di pusat rumah. Ukuran tangga utama
bergantung dari luas rumah dan aktivitas penghuni di lantai atas. Biasanya dibuat
agak lebar, cukup untuk dilalui dua orang yang berjalan berjejer.
2. Tangga Service
Tangga service biasanya digunakan hanya untuk kepersihan dan pemeliharaan
rumah, terletak di dekat area service. Biasanya hanya dapat dilalui oleh satu
orang.
9

b. Jenis tangga berdasarkan bentuknya


1. Tangga Lurus - Model I
Tangga ini sering juga disebut atau dikenal dengan nama One Wall Stair. Tangga
ini menerus dari bawah ke atas tanpa adanya belokan. Tapi terkadang ada juga
yang berisi bordes atau tempat istirahat sementara.Tangga jenis ini sangat banyak
memerlukan lahan dan cocok untuk rumah yang luas. Selain itu bagian yang
berada dibawah tangga bisa dimanfaatkan menjadi ruangan tertentu.
2.

Tangga Berbelok Arah - Model L

Disebut dengan Tangga Model L karena tangga ini berbentuk seperti huruf L yang
pada bagian tertentu berbelok arah.Tangga Jenis ini banyak digunakan pada
hunian minmalis modern karena hemat tempat dan pas.
3.

Tangga Berbalik Arah - Model U

Tangga paling umum digunakan oleh masyarakat kita. Hampir sama dengan
tangga model L, hanya saja tangga model ini pada ketinggian tertentu tidak hanya
berbelok arah tapi berbalik arah dari arah datang. Tidak terlalu membutuhkan
ruang seluas tangga model I ataupun U. Sangat umum digunakan di unit-unit
perumahan yang rata-rata tidak terlalu luas. Ruang bawah tangga lebih luas
dibandingkan dengan model I dan L, bahkan bisa digunakan untuk kamar mandi
atau gudang.
Tangga model U terbagi menjadi 3 :
a)

Tangga U dengan bordes


Bordes pada jenis ini disebut bordes penuh, karena bordes ini lebih luas,

lebarnya 2 kali lebar anak tangganya


b) Tangga U dengan dua bordes
Kedua bordes pada tangga ini terletak di sudut-sudut ruang tangga. Bentuk
ini memang akan lebih boros tempat. Tetapi dibagian tengah tangga akan ada
ruang kosong yang cukup lebar. Bentuk ini memang cocok untuk design
c)

4.

yang ingin menampilkan area bawah tangga.


Tangga U tanpa bordes
Tidak adanya bordes membuat ruangan yang dipakai lebih sedikit. Jadi
bentuk ini cocok digunakan untuk rumah yang tidak terlalu besar.
Tangga Bercabang - Model Y

Adalah tangga yang bercabang. Bentuknya mirip huruf Y dengan bordes sebagai
pusat tangga. Biasanya pada rumah-rumah besar. Tangga jenis ini memakan ruang

10

yang cukup luas bahkan sangat luas untuk menampilkan kesan megah dan mewah.
Alurnya, naik dari bawah kemudian pada area peralihan atau bordes, arah tangga
berikutnya akan bercabang ke kiri dan kekanan. Biasanya dari lantai 1 ke lantai 2.
Jarang ada yang menggunakan untuk step tangga berikutnya karena tangga bentuk
ini fungsi estetisnya lebih ditonjolkan. Selain dirumahrumah mewah biasanya
dibangun di gedung-gedung penting.
5.

Tangga Putar - Model Spiral

Tak memiliki lahan yang luas untuk menempatkan tangga? Gunakan tangga putar.
Tangga putar ini kadang ada yang menyebutnya tangga spiral.Tangga ini adalah
tangga yang paling hemat tempat. Biasanya hanya membutuhkan area tidak lebih
dari 1,5mx1,5m. Sering digunakan sebagai tangga menuju loteng atau tempat
jemuran. Penempatannya kadang-kadang di luar ruangan. Bahan material pembuat
tangga ini biasanya dari besi karena relatif mudah untuk dibuat melengkung atau
spiral. Lebar rata-rata anak tangga horizontal adalah 60 cm. sedang tinggi injakan
anak tangga biasanya lebih tinggi dari tangga lain yaitu rata-rata 25 cm. Hanya
untuk dilewati satu orang. Tangga ini lebih menekankan fungsi dari pada
keindahan meskipun ada juga yang membuatnya tampil menarik.
6.

Tangga Melingkar

Bisa jadi inilah tangga yang paling mewah, karena bentuknya yang sangat artistik
karena melengkung dimana lengkungannya menciptakan keindahan ruang.
Biasanya digunakan pada rumah yang luas dan memiliki atap yang tinggi. Jika
memilih mempunyai tangga melingkar, sebaiknya jangan gunakan ruang bawah
tangga untuk fungsi apapun karena bisa mengurangi tampilan tangga. Lebih cocok
untuk model rumah type klasik, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk
yang diterapkan pada rumah minimalis.
c.

Jenis tangga berdasarkan system mekanis

Tangga dapat bersifat pasif ataupun aktif bergerak dengan menggunakan sistem
mekanis. Jenis tangga mekanis juga dikenal dengan nama eskalator dan umumnya
digunakan pada bangunan-bangunan publik dengan tujuan mempercepat arus
transportasi vertikal antar lantai bangunan.
d. Jenis tangga berdasarkan sifat permanensinya
11

Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.


1.

Tangga permanen, biasanya digunakan untuk menghubungkan:

dua bidang horisontal pada bangunan

lantai bangunan yang berbeda

Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama.
Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar
injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail)
dan bidang pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya
seperti yang kita temui pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga
monyet", dsb.
2.

Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang

horisontal yang lebih tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu
sehingga bisa dipindahkan / disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya
tangga lipat.
2.2.4 Konstruksi Tangga Berdasarkan Materialnya
1. Konstruksi tangga kayu
Konstruksi ini digunakan untuk bangunan sederhana dan semi permanen.
Keuntungan menggunakan konstruksi kayu:
a.
b.
c.

Material kayu ringan


Mudah didapat
Menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan

difinishing dengan rapi.


Kelemahan:
a.
b.
c.

Tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat


Lebarnya terbatas
Memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok

ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan
cahaya.
Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4
cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan
ukuran lebar tangga. Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga dari
papan kayu utuh tanpa sambungan.

12

2. Konstruksi tangga baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan
pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai
karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila
ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
3. Konstruksi tangga beton
Sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih
dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.
Tangga dengan konstruksi cor beton mengekspose papan anak tangga hanya dari
satu sisi saja. Fungsinya hanya membungkus beton supaya secara estetika lebih
indah, baik dibungkus semua atau hanya bagian atas (bagian pijakan / steps) saja.
Adapun ukuran tebal papan kayu adalah dari 1.5 - 2.5 cm, ukuran lebar dari 26 30 cm, sedangkan ukuran panjang menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda.
Tangga dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari
papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.
Tulangan/pembesian :
ukuran penampang tulangan/pembesian didasari atas perhitungan/perencanaan
dan pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang dipergunakan ;
a. untuk pelat tangga :
tulangan utama/pokok

: 8, 10, 12, D.12

tulangan pembagi

: 8, 10

b. untuk balok :
tulangan utama

: D.13, D.16, D.19

beugel/sengkang

: 8, 10

c. untuk anak tangga :


tulangan utama

: 10, 12, D.12

tulangan pembagi

: 8, 10

4. Konstruksi tangga batu/bata


Konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk,
kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.

13

5. Eskalator
Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas
dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh
motor.
Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk
mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek
eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana
menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat
perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum
lainnya.
2.2.5

PERHITUNGAN TANGGA

Untuk membuat tangga tidak dapat asal jadi saja, atau dibuat sesuai selera tanpa
memperhatikan segi-segi teknisnya. Tangga harus dibuat sedemikian, sehingga
memberi kemudahan, kenikmatan dan rasa aman bagi orang yang melaluinya.
Untuk ini perlu diberikan beberapa syarat dan hitungan dalam merencanakan
tangga.
a.

Lebar anak tangga

Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga dapat dibuat 80cm, untuk bangunan
umum 120-200cm. Lebar anak tangga dapat ditentukan juga berdasarkan orang
yang diperkirakan akan berdiri berjajar pada satu anak tangga atau jumlah orang
yang berpapasan disatu anak tangga.
Untuk satu orang

: lebar diambil 60-80cm

Untuk dua orang

: lebar diambil 2x60cm = 120cm

Untuk tiga orang

: lebar diambil 3x60cm = 180cm

Ukuran lebar ini adalah ukuran bersih, jadi lebar ruang tangga yang dibutuhkan
masih harus ditambah tebal pagar tangganya. Pada sisi yang berbatasan dengan
dinding ditambah dengan tempat untuk pegangan tangga.
b. Lebar dan tinggi anak tangga

14

Untuk memberi kenyamanan dan membuat bentuk yang serasi, semua anak tangga
harus dibuat dengan bentuk dan ukuran yang seragam.
Ukuran lebar dan tinggi anak tangga ditentukan dengan rumus :
2t + l

= 60 - 65cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = Optrede)


l = lebar anak tangga (lebar pijakan = Antrede)
Rumus tersebut didasarkan pada : satu langkah arah datar antara 60 65cm
Ukuran lebar dan tinggi anak tangga akan sangat menentukan kenyamanan,
sehingga orang yang naik tidak cepat lelah dan orang yang turun tidak mudah
tergelincir.
Umumnya diambil ukuran :
tinggi tanjakan

: 16-20cm, agar masih terasa mudah didaki

lebar pijakan

: 26-30cm, agar seluruh telapak kaki/sepatu dapat berpijak

penuh.
Contoh Hitungan :
Misal selisih tinggi lantai = 320cm
Dicoba

: t = 16cm
l = 26cm

Masukkan rumus :
2t + l = 2.16 + 26 = 58 < 60, tangga terlalu landai, melelahkan.
Dicoba

: t = 20cm

l = 28cm
Masukkan rumus :
2t + l = 2.20 + 28 = 68 > 65, tangga terlalu curam, cepat melelahkan.
Dicoba

: t = 18cm
l = 28cm

Masukkan rumus :
2t + l = 2.18 + 28 = 64, boleh dipakai.
Jumlah anak tangga = (selisih tinggi lantai / t) - 1

15

= 320 / 18 1 = 17,778 1 = 16,778 buah ~ 17 buah


c.

Konstruksi tangga

Selain harus dibuat indah dan enak, tangga juga harus mempunyai konstruksi
yang kuat dan stabil. Tangga merupakan jalan penghubung ke lantai tingkat, jadi
kerusakan pada tangga berarti menutup jalan ke atas, hal ini jelas akan
mengganggu aktifitas penghuni di lantai atas.
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983, beban pada
tangga diambil lebih besar daripada beban pada lantai tingkat, hal ini dapat
dimaklumi, karena orang berdesak-desak lebih banyak pada saat naik dan turun
tangga.
Untuk bangunan rumah tinggal diambil

: 250 kg/m2

Untuk bangunan umum diambil

: 300 kg/m2

Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, hanya


kerugiannya bila terjadi penurunan pada bangunan akan menyebabkan perubahan
sudut kemiringan tangga. Bila konstruksi tangga dibuat terpisah secara struktural
dengan rangka bangunannya, dapat dibuatkan pondasi sendiri, rangka tangga tidak
menempel pada dinding, tapi diberi sela + 5cm.

16

BAB III
PENUTUP
3.1
-

Simpulan
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.

Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen
(kayu semen).

Tangga

adalah

jalur

yang

bergerigi

(mempunyai

trap-trap)

yang

menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya, sehingga berfungsi


sebagai jalan untuk naik.
-

konstruksi untuk tangga dapat dibuat dari kayu, baja, beton, batu / bata dan
Eskalator.

3.2
-

Saran
Selain harus dibuat indah dan enak, tangga juga harus mempunyai konstruksi
yang kuat dan stabil.

Untuk memberi kenyamanan dan membuat bentuk yang serasi, semua anak
tangga harus dibuat dengan bentuk dan ukuran yang seragam

Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan
dibuat terlalu lebar.

Plat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2010-2-00449-SP%20bab
%202.pdf
http://eprints.undip.ac.id/34082/7/1928_CHAPTER_IV.pdf
http://www.rudydewanto.com/2011/01/enam-bentuk-tangga.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2012/05/jenis-dan-macamdesain-bentuk-tangga.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tangga#Bahan_konstruksi
http://bangunanbertingkat.blogspot.com/2012/02/bagian-3-plat-lantai.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/1
97612072005011FAUZI_RAHMANULLAH/STRUKTUR_DAN_KONSTRUKSI__BAN
GUNAN/Hand_Out/KONSTRUKSI_TANGGA.pdf

18

You might also like