You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam komplikasi maternal dan
perinatal. Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak
teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada
yang dapat memberi jawaban memuaskan (Wiknjosastro, 2006). Terjadinya preeklampsia dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia
adalah molahidatidosa, diabetes militus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan
umur yang lebih dari 35 tahun (Mochtar, 1998). Pre-Eklampsia dan Eklampsia
merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan,
walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Istilah kesatuan penyakit harus diartikan
bahwa kedua peristiwa dasarnya sama dan bahwa eklampsia merupakan peningkatan
yang lebih berat dan berbahaya dari pre-eklampsia, dengan tambahan gejala-gejala
tertentu (Wiknjosastro, 2006).
Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh
kehamilan. Seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah sampai
dua pertiganya didiagnosa mengalami preeklampsia (Bobak, 2004). Penyakit hipertensi
adalah komplikasi paling umum dari kehamilan yang mempengaruhi 6-8% kehamilan di
USA (Leeman, 2008). Penyakit hipertensi dalam kehamilan juga merupakan penyebab
utama mortalitas serta morbiditas maternal dan perinatal di Kanada (JOGC, 2008).
Prevalensi hipertensi dalam kehamilan di Los Angeles meningkat dari 40,5 kasus per

1.000 menjadi 54,4 kasus per 1.000 pada tahun 2003 (Baraban, 2008). Penyebab tertinggi
komplikasi ibu adalah penyakit hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia/eklampsia).
Insiden preeklampsia di Indonesia diperkirakan 3,4 persen 8,5 persen. Di
Indonesia angka kejadian preeklampsia cukup tinggi, seperti di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo ditemukan 400 -500 kasus/4000-5000 persalinan per tahun, di RSU
Hasan Sadikin Bandung sebesar 6,4 persen, RSU Palembang sebesar 5,1 persen, dan di
RSU Dr. Sarjito Yogyakarta sebesar 3,63 persen (Suroso, 2005). Frekuensi terjadinya
pre-eklampsia dsn Eklampsia bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya
pada Primigravida Triwulan III, umur > 35 tahun, dan pada pendidikan ibu tidan bisa
dijadikan penyebab yang pasti pada kejadian pre-eklampsia dan eklampsia (Mochtar,
2002).
Wanita dengan hipertensi dalam kehamilan berisiko untuk melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah. Pada preeklampsia berat, perfusi uteroplasenta
berkurang sehingga menyebabkan peningkatan insiden Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR), hipoksia janin dan kematian perinatal (Gezginc, 2008). Preeklampsia (penyakit
hipertensi dalam kehamilan dengan mortalitas tertinggi) adalah penyakit utama pada
primigravida. Preeklampsia dan eklampsia dapat terjadi pada 6-8% wanita hamil, di
antaranya 3-7% pada nullipara dan 0,8-5% pada multipara (Roeshadi, 2006). Selain itu,
faktor risiko preeklampsia lainnya adalah adanya riwayat preeklampsia sebelumnya, dan
kehamilan gemeli (Wagner, 2004).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dan kelompok telah
menemukan data pada 1 bulan terakhir di Paviliun Aster ditemukan bahwa angka
kejadian riwayat Preeklamsia pada Ibu yaitu berjumlah 54 orang, oleh karena itu

kelompok merasa tertarik untuk mengambil kasus Preeklamsia untuk dijadikan kasus
kelompok.

B. Identifikasi Masalah
Dalam penulisan laporan ini identifikasi masalahnya adalah bagaimana aplikasi
asuhan keperawatan pada klien post partum dengan PEB di Ruang Aster RSU
Kabupaten Tangerang
C. Tujuan Penulisan
1.

Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada klien dengan post

partum dengan PEB di Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang


2.

Tujuan Khusus
a.

Dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah keperawatan,


menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan post partum dengan PEB

b.

Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan

c.

Dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai


dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.

d.

Dapat menilai hasil (mengevaluasi) tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

C. Manfaat
1.

Bagi Mahasiswa
Laporan ini berguna dalam menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

2.

Bagi Ilmu Keperawatan


Diharapkan berguna dalam pengembangan pelayanan asuhan keperawatan pada
klien post partum dengan PEB di Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang.

D. Ruang Lingkup
Makalah ini menyajikan tentang data hasil pengkajian, analisa data, masalah
keperawatan, diagnosa keperawatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
post partum dengan PEB di Ruang Aster RSU Kabupaten Tangerang.

E. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini:
1.

Metode deskriptif, tipe studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Teknik
yang digunakan

dalam pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan

pemeriksaan fisik. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
dari klien sedangkan data sekunder yaitu data yang penulis peroleh dari tenaga
kesehatan, dokumentasi catatan keperawatan dan medical record klien.
2.

Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan yang sesuai

F. Sistematika penulisan
1. Bab satu: pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat, ruang
lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab dua: tinjauan teori

3. Bab tiga: tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi.
4. Bab empat: pembahasan yaitu membandingkan dan menganalisa antara kasus dan teori,
termasuk faktor-faktor pendukung dan penghambat serta penyelesaiannya mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
5. Bab lima: penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

You might also like