You are on page 1of 7

RENPRA DCA

N
o
1

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Deficit
volume
cairan b/d diare

Setelah dilakukan askep .. jam terjadi


peningkatan keseimbangan cairan dg KH:

Urine 30 ml/jam
V/S dbn

Kulit lembab dan tidak ada tanda-tanda


dehidrasi

Manajemen cairan
Monotor
diare,
muntah
Awasi tanda-tanda
hipovolemik
(oliguri, abd. Pain,
bingung)
Monitor
balance
cairan
Monitor pemberian
cairan parenteral
Monitor BB jika
terjadi
penurunan
BB drastis
Monitor
td
dehidrasi
Monitor v/s
Berikan
cairan
peroral
sesuai
kebutuhan
Anjurkan
pada
keluarga agar tetap
memberikan
ASI
dan makanan yang
lunak
Kolaborasi
u/
pemberian terapinya

Ketidak
seimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh b/d intake
nutrisi inadekuat
b.d faktor biologis

Setelah dilakukan askep .. jam


peningkatan status nutrisi dg KH:
Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
Identifikasi kebutuhan nutrisi.
Bebas dari tanda malnutrisi.

terjadi Managemen nutrisi


Kaji pola makan
klien
Kaji
kebiasaan
makan klien dan
makanan
kesukaannya
Anjurkan
pada
keluarga
untuk
meningkatkan intake
nutrisi dan cairan
kelaborasi dengan
ahli gizi tentang

kebutuhan
kalori
dan tipe makanan
yang dibutuhkan
tingkatkan
intake
protein, zat besi dan
vit c
monitor
intake
nutrisi dan kalori
Monitor pemberian
masukan
cairan
lewat parenteral.
Nutritional terapi
kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT
berikan makanan
melalui NGT k/p
berikan lingkungan
yang nyaman dan
tenang untuk
mendukung makan
monitor penurunan
dan peningkatan BB
monitor intake kalori
dan gizi
3

Risiko infeksi b/d


penurunan
imunitas tubuh,
prosedur invasive,
penyakitnya

Setelah dilakukan askep jam infeksi Kontrol infeksi.


terkontrol, status imun adekuat dg KH:
Batasi pengunjung.
Bersihkan
Bebas dari tanda dangejala infeksi.
lingkungan pasien
Keluarga tahu tanda-tanda infeksi.
secara benar setiap
Angka leukosit normal.
setelah digunakan
pasien.
Cuci tangan sebelum
dan sesudah
merawat pasien, dan
ajari cuci tangan
yang benar.
Lakukan dresing
infus tiap hari
Anjurkan pada
keluarga untuk
selalu menjaga
kebersihan klien dan
menjaga pantat
selalu kering u/

hindari iritasi.
Tingkatkan
masukkan gizi yang
cukup.
Tingkatkan masukan
cairan yang cukup.
Anjurkan istirahat.
Berikan therapi
antibiotik yang
sesuai, dan anjurkan
untuk minum sesuai
aturan.
Ajari keluarga cara
menghindari infeksi
serta tentang tanda
dan gejala infeksi
dan segera untuk
melaporkan
keperawat
kesehatan.
Pastikan penanganan
aseptic semua
daerah IV (intra
vena).

Proteksi infeksi.
Monitor tanda dan
gejala infeksi.
Monitor WBC.
Anjurkan istirahat.
Ajari anggota
keluarga cara-cara
menghindari infeksi
dan tanda-tanda
dan gejala infeksi.
Batasi jumlah
pengunjung.
Tingkatkan masukan
gizi dan cairan yang
cukup
4

Kurang
pengetahuan
keluarga

berhubungan
dengan
kurang

Setelah dilakukan askep jam pengetahuan


keluarga klien meningkat dg KH:
Keluarga

menjelaskan tentang penyakit, perlunya peng


obatan
dan memahami perawatan

Mengajarkan
proses penyakit
Kaji pengetahuan
keluarga
tentang
proses penyakit

paparan
dan Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat Jelaskan
tentang
keterbatasan
dilakukan tindakan
patofisiologi
kognitif keluarga
penyakit dan tanda
gejala penyakit
Beri
gambaran
tentaang
tanda
gejala
penyakit
kalau
memungkinkan
Identifikasi
penyebab penyakit
Berikan informasi
pada
keluarga
tentang
keadaan
pasien, komplikasi
penyakit.
Diskusikan tentang
pilihan therapy pada
keluarga
dan
rasional
therapy
yang diberikan.
Berikan dukungan
pada keluarga untuk
memilih
atau
mendapatkan
pengobatan
lain
yang lebih baik.
Jelaskan
pada
keluarga
tentang
persiapan / tindakan
yang akan dilakukan
Cemas
Setelah dilakukan askep jam kecemasan Pengurangan
berhubungan
terkontrol dg KH: ekspresi wajah tenang , anak kecemasan
dengan
krisis / keluarga mau bekerjasama dalam tindakan Bina
hubungan
situasional,
askep.
saling percaya.
hospitalisasi
Kaji
kecemasan
keluarga
dan
identifikasi
kecemasan
pada
keluarga.
Jelaskan
semua
prosedur
pada
keluarga.
Kaji
tingkat
pengetahuan
dan
persepsi pasien dari

PK: hipovolemia

stress situasional.
Berikan informasi
factual
tentang
diagnosa
dan
program tindakan.
Temani
keluarga
pasien
untuk
mengurangi
ketakutan
dan
memberikan
keamanan.
Anjurkan keluarga
untuk mendampingi
pasien.
Berikan
sesuatu
objek
sebagai
sesuatu
simbol
untuk
mengurang
kecemasan orangtua.
Dengarkan keluhan
keluarga.
Ciptakan
lingkungan
yang
nyaman.
Alihkan perhatian
keluarga
untuk
mnegurangi
kecemasan keluarga.
Bantu
keluarga
dalam mengambil
keputusan.
Instruksikan
keluarga
untuk
melakukan
teknik
relaksasi.

Setelah dilakukan askep jam perawat akan Pantau status cairan


mengurangi terjadinya hipovolemia
(oral, parenteral)
Pantau
balance
cairan
Pantau td syok ( v/s,
urine <30 ml/jam,
gelisah, penurunan
kesadaran,
peningkatan

respirasi,
haus,
penurunan
nadi
perifer, akral dingin,
pucat, lembab)
Kolaborasi
pemberian terapinya
Batasi
aktivitas
klien
7

PK;
Ketidakseimbang
an elektrolit

Setelah dilakukan askep jam perawat akan Pantau


td
mengurangi
episode
ketidakseimbangan hipokalemia
(poli
elektrolit
uri, hipotensi, ileus,
penurunan tingkat
kesadaran,kelemaha
n, mual, muntah,
anoreksia,
reflek
tendon melemah)
Dorong klien u/
meningkatkan intake
nutrisi yang kaya
kalium
Kolaborasi
u/
koreksi
kalium
secara parenteral
Pantau cairan IV

Mengukur pencapaian tujuan klien


Dalam tahap ini perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk mendapatkan data
yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor yang di evaluasi mengenai status kesehatan klien
terdiri atas beberapa komponen yaitu: KAPP( Kognitif,Afektif,Psikomotor,Perubahan fungsi
tubuh)
Kognitif (pengetahuan)
Tujuannya adalah mengidentifikasikan perubanhan spesifik yang diperlukan setelah klien
diajarkan tentang teknik-teknik tertentu. Lingkup evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan
klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala-gejalanya, pengobatan, diet, aktivitas, persediaan
alat-alat, risiko komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan lain-lain.
Evaluasi kognitif dapat diperoleh dari wawancara dan tes tertulis.
Afektif (Status emosional)
Penilaian afektif klien cenderung bersifat subjektif dan sangat sukar di evaluasi. Hasil
penilaian afektif ditulis dalam bentuk perilaku yang akan memberikan suatu indikasi terhadap
status emosi klien. Hasil tersebut meliputi tukar-menukar perasaan tentang sesuatu,cemas yang
berkurang ada kemauan untuk berkomunikasi dan seterusnya.
Psikomotor
Psikomotor biasanya lebih mudah untuk di evaluasi dibandingkan yang lainya jika
perilaku yang dapat diobservasi sudah diidentifikasikan pada kriteria hasil(tujuan). Hal ini dapat
dilakukan melalui observasi perilaku klien secara langsung. Melihat apa yang dilakukan klien
sesuai dengan yang diharapkan merupakan cara yang terbaikuntuk mengevaluasi psikomotor
klien.
Perubahan fungsi tubuh
Evaluasi pada komponen perubahan fungsi tubuh mencakup beberapa aspek status
kesehatan klien yang dapat diobservasi.untuk mengevaluasi perubahan fungsi tubuh maka
perawat memfokuskan pada bagaimana fungsi kesehatan klien berubah setelah dilakukan asuhan
keperawatan.
Evaluasi pada gejala yang spesifik digunakan untuk menilai penurunan atau peningkatan
gejala yang mempengaruhi status kesehatan klien. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
observasi secara langsung,wawancara, dan pemeriksaan fisik. Contoh : observasi secara
langsung : tidak adanya tanda dan gejala Wheezing dalam waktu 24 jam. Untuk mengevaluasi
hasilnya maka perawat mendengarkan suara nafas pada bagian anterior atau posterior dada.

You might also like