You are on page 1of 5

A.

Prosedur
a. Penandaan hewan uji
1. Pegang ujung ekor mencit dengan tangan kiri biarkan kaki dan
tangannya mencengkram kawat kasa kandang
2. Tangan kanan memberikan tanda kepada hewan mencit
3. Apabila tandanya di ekor menggunakan spidol
4. Jika dibuntut menggunakan asam pikrat

b. Cara pembuatan infusa


1. Ambil bagian tanaman yang akan digunakan, cuci bersih
2. Haluskan tanaman/ simplisia
3. Campur simplisia dalam panci dengan air secukupnya
4. Panaskan air dalam panci
5. Setelah air dalam panci panas mencapai suhu 90o, panaskan simplisia
di atas pengas selama 15 menit mulai suhu 90o
6. Serkai menggunakan kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang di inginkan.

B. Perhitungan
Simplisia (infusa)
5 g x 0,0026

= 0,013 g/20 g BB mencit


= 0,013 g / 0,2 ml
= 6,5 g /100 ml

C. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakuakan percobaan penandaan hewan uji. Hal ini
bertujuan agar hewan uji yang kita uji mudah untuk dikenali. Dan juga karena
karakteristik hewan dalam satu spesies mempunyai karakteristik yang hampir sama
hal ini menyulitkan dalam membedakannya karena hewan yang kita uji dalam hal
pemberian dosis memiliki dosis yang berbeda. Penandaan dilakukan dengan tujuan
membedakan antara hewan satu dengan yang lainnya. Penandaan biasanya dilakukan
seperti pada gambar.

No Hewan

Tanda Tempat

Kepala

Punggung

Ekor

A&B

Kepala & punggung

A&C

Kepala & ekor

B&C

Punggung dan ekor

A,B&C

Kepala, punggung dan ekor

Kaki kanan depan

Kaki kiri depan

Kaki kanan belakang

Kaki kiri belakang

Untuk memegang mencit yang akan diperlakukan (baik pemberian obat


maupun dalam hal penandaan) maka diperlukan cara-cara yang khusus sehingga
mempermudah cara perlakuannya. Secara alamiah mencit cenderung menggigit bila
mendapat sedikit perlakuan kasar. Pengambilan mencit dari kandang dilakukan
dengan mengambil ekornya kemudian mencit ditaruh pada kawat kasa dan ekornya
sedikit ditarik. Setelah mencit dirasa cukup tenang segera lakukan penandaan tersebut
terhadap hewan uji.
Penandaan hewan uji tidak sembarangan terdapt aturan-aturan tertentu
misalnya apabila penandaannya pada ekor maka dapat dilakukan dengan
menggunakan spidol permanen, penandaan pada ekor ini tandanya berdasarkan tata
nama nomor romawi, sementara untuk penandaan pada bulu dapat digunakan asam
pikrat. Asam pikrat adalah senyawa kimia secara yang secara resmi disebut 2,4,6trinitrofenol (TNP). Kristal padat berwarna kuning ini adalah salah satu fenol yang
paling asam dan vinylogous untuk asam nitrat. Penandaan dengan menggunakan asam
pikrat ini dilakuakan agar tanda yang melekat pada bulu hewan uji tersebut tidak
mudah hilang.
Selain melakukan praktikum penandaan hewan uji dilakukan juga pembuatan
sediaan infusa. Infusa dapat diartikan sebagai sari-sari dalam air yang dibuat dari
bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90 0C selama 15 menit. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam infusa, yaitu :
1. Derajat halus dari bahan-bahan bakal
2.

Banyaknya bahan bakal

3. Banyaknya Air : Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya,


tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit.

4. Menghangatkannya : Waktu yang diperlukan untuk pembuatan infus, dihitung saat


isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang
dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas
airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang
menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga
dengan pengadukan.
5. Menyerkai : Infusa, bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus
diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat
yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak
larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.

D. Simpulan
1. Cara penandaan hewan uji dilakukan untuk mengetahui kelompok hewan yang
diperlakukan berbeda dengan kelompok lain.
2. Penandaan dilakukan dengan tujuan membedakan antara hewan satu dengan yang
lainnya.
3. Asam pikrat digunakan untuk menandakan hewan uji pada bulunya.
4. Hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan infusa: banyaknya bahan
simplisia, banyaknya air, waktu menghangatkan dan menyerkai.

DAFTAR PUSTAKA
Sulaksono, M.E, 1987. Pernanan, Pengelolaan dan pengembangan hewan Percobaan.
Jakarta
Anonm. 2010. Penanganan Hewan Percobaan. Jakarta.
Gan Gunawan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: FK-UI.
Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Edisi II, Depok: Leskonfi.

You might also like