Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 17
Oleh : Tauchid Komara Yuda
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menulis essay pada umumnya sebagai berikut:
1. Format standar, jika format tidak ditentukan oleh panitia hendaknya
perhatikan ini : klik page layout, klik margins, custom : left 4cm, top 3cm,
bottom 3 cm, right 3 cm. Dengan Front; Times new roman, size 12cm, dan
spasi 1,5. Perhatikan pastikan size sudah dalam ukuran cm.
2. Huruf Kapital seperti nama orang, kota, tempat, judul dan perhatikan juga
tanda baca. Dan khusus untuk judul, huruf depan harus huruf besar (kapital)
kecuali kata dan. Contoh :
a. perhatikan huruf dan pada contoh judul; Relevansi Politik Media dan
Pemenangan Pemilu Presiden 2014
b. Gerwani dan Hegemoni Orde Baru
c. Dogma Pembangunan Dalam Kepentingan Amerika
d. Paradoks Media Di Era Western-Indonesia
3. Huruf miring (italic) untuk istilah bahasa asing atau bahasa tidak baku,
contoh : On Das capital, The History of Java, The Protestant Ethic and
Spirit of Capitalism. Untuk bahasa tidak baku; ideologi blusukan Jokowi
menjadi tren, untuk mencari yang gratis sama seperti mencari jarum
dalam jerami karena persoalannya sekarang apa-apa mbayar, kecuali
nafas.
4. Mohon dihindari kalimat menurut saya, dan akan lebih etis menurut
penulis
5. Essay akademik pada umumnya bersifat deduktif atau yang akrab disapa
pola umum ke khusus, contoh:.......Pulau Jawa, Pulau Sumatra, dan Pulau
Kalimantan. Itulah Indonesia. Sedangkan yang bersifat Induktif (biasanya
terdapat pada surat kabar, mengingat efesiensi waktu) contoh: Indonesia
terdiri dari beraneka suku, ada jawa, sunda, batak, dan minang.
| maksudnya: buku
Ini contoh cara menulis daftar pustaka yang berasal dari web:
d. Kafi, dalam
http://industri.bisnis.com/read/20140811/44/248899/pembatasanbbm-bersubsidi-mti-anggap-sebagai-kebijakan-panik. Diakses pada
tanggal 12 Agustus 2014 pukul 23:48 | Atau bisa juga :
e. Kafi, 2014 dalam
http://industri.bisnis.com/read/20140811/44/248899/pembatasanbbm-bersubsidi-mti-anggap-sebagai-kebijakan-panik. Diakses pada
tanggal 12 Agustus pukul 23:48
f. Kalau dari Koran/media cetak: Kompas, edisi 12 Januari 2013
*Format daftar pustaka tidak hanya seperti ini, masih banyak bentuknya dengan
nama yang berbeda-beda. Jadi, untuk lebih jelas silahkan mencari literatur
mengenai penulisan akademik. Tutorial ini hanya bersifat memberikan pandangan
umum saja.
Contoh Essay :
MODEL REHABILITASI PELAKU DEVIAN PADA KASUS PELECEHAN
SEKSUAL
TERHADAP
WANITA
DITEMPAT
UMUM
MELALUI
PERSPEKTIF PATOLOGI
--------------------------------------------------------------------------------------------------Oleh : Tauchid Komara Yuda
Seringkali diberita, baik televisi, radio, media massa, ataupun sosial media
memberitakan sejumlah kasus pelecehan terhadap wanita ditempat umum, seperti
di bus kota, pasar, ataupun tempat keramaian lainnya yang memungkinkan terdapat
potensi pelaku-pelaku ini memiliki kesempatan. Pelecehan yang dilakukan baik
dalam bentuk fisik (molestation)[1] ataupun non-fisik (sexual and emotional
harrasment)[2]. Acapkali peristiwa demikian menimbulkan keresahan bagi
masyarakat, bukan hanya perempuan itu sendiri namun bagi para suami, dan orang
tua yang memiliki anak perempuan. Tidak berlebihan jika kasus pelecehan ini
dikategorikan menjadi sebuah masalah sosial mengingat, secara pada umumnya
secara definitif masalah sosial ditafsirkan sebagai sebagai kondisi yang tidak
Kesimpulan
Masyarakat benar seperti sebuah organisme yang senantiasa berkembang
dan diikuti bagian-bagian lainnya. Perkembangan tersebut semakin berkembang
terlebih jika mendapat insentif baru dari luar (dalam kasus ini seperti streotipe
akibat pornografi). Entitas masyarakat terbentuk dan terintegrasi karena adanya
nilai yang disepakati, jika ada salah satu bagian yang terinfeksi (kasus streotipe
diatas) maka akan merusak keharmonisan suatu sistem tersebut dan mengganggu
bagian yang lain yang tertular melalui interaksi. Dari interaksi tersebut akan
membentuk suatu pola-pola yang diwariskan dan dikonstruksikan melalui
pengalaman sehingga termanifestasikan dalam tindakan yang menjadi cerminan
dari human nature tersebut. Sama dengan tindakan pelecehan tersebut, tindakan
tersebut merupakan hasil dari interaksi warisan sosial dan pengalaman yang
dikonstruksikan sebelumnya melalui bias gender mengenai streotipe negatif pada
perempuan. Ditambah insentif globalisasi berupa pornografi yang diinternalisasi
dan menjangkit seluruh sistem (masyarakat ditempat umum yang sering terjadi
tindakan pelecehan sosial), dan sistem tersebut goyah karena kurangnya peran
institusi-institusi terkait advokasi terhadap wanita sebagai agen pengendalian
sosial.
Catatan Kaki :
1. Molestation, merupakan kekerasan terselubung yakni tindakan memegang
tubuh atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan dengan
berbagai cara dan kesempatan tanpa kerelaan si pemilik tubuh (Faqih, 2013
: 19)
2. Sexual
and
emotional
harrasment,
Pelecehan
seksual
seperti