Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah
ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis
A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis
D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda
antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip,
yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan
infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV
(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu
hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat
ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau
B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B
(NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya
ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat
ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PTNANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically
Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease
Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai
Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel
virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi
Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa
HBV.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami definisi hepatitis
b. Mengetahui penyebab dari hepatitis
c. Mengetahui manifestasi klinis hepatitis
d. Mengetahui proses terjadinya hepatitis
e. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada hepatitis
f. Mengetahui penatalaksaan hepatitis
g. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radialmengelilingi
vena sentralis.
Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini
penting untuk sekresi empedu, namun juga memiliki fungi lain antara lain :
1. Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari
saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa
asing lainya.
3. Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan
darah dan untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol.
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak
7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin.
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus
yaitu susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral.
Hati memiliki bagian terkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati
(hepatosit), sel-sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna
dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kupffer
dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Tugas aktifitas fagositik
dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel kupffer. Setiap hepatosit
berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah vena yang langsung
datang dari saluran pecernaan dan darah arteri yang datang dari aorta. Darah
dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer
lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.
Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan
kompleks yang dikenal sebagai sistem porta hati. Vena yang mengalir dari
saluran cerna tidak secara langsung menyatu pada vena cava inferior akan
tetapi vena vena dari lambung dan usus terlebih dahulu memasuki sistem
vena porta. Pada sistem ini produk-produk yang diserap dari saluran cerna
untuk diolah, disimpan, dan didetoksifikasi sebelum produk produk tersebut
kembali ke sirkulasi besar.
diaphragmatica
berbentuk
konveks,
menempel
: diaphragm
Inferior
: kartilago kosta ke 6-10 pada sisi kanan dan 6-7 pada sisi
kiri.
dinding
abdomen
anterior
daerah
epigastrium.
atas
dengan
iga,
pleura
dan
diaphragma.
terbentuk oleh lig. Koronarius bagian atas dan bawah. Puncak segitiga ini
(pertemuan lapisan atas dan bawah lig. Koronarium), membentuk lig.
Triangularis dekstra.
Lapisan bawah ligamentum koronarius terdapat pada batas
tumpul antara permukaan difragmatika dan viseral. Disini sebuah lapisan
peritoneum menyelimuti kebawah diatas hepatorenal pouch dan ruang
paracollic gutter kanan. Bila diikuti terus kekiri perlekatan, lapisan bawah
lig. Koronarius akan bertemu dengan lig. Falsiformis. Pertemuan ini ke
posterior melalui celah membentuk lig. Venosum. Ligamen-ligamen
tersebut membatasi lobus kaudatus hepar. Lobus kaudatus hepar
merupakan bagian yang berada pada bursa omentum. Lobus ini melalui
diaphragma di sebelah depan aorta thoracalis, disebelah kiri v. kava
inferior dan sebelah kanan esophagus.
Porta hepatis adalah hilus hepar dan dilengkapi oleh kedua
lapisan omentum minus yang pada sebelah kirinya terikat dengan
ligamentum venosum. Porta ini ditempati oleh duktus hepatika dekstra
dan sinistra, a. hepatika dekstra dan sinistra serta v. porta. Susunannya
dari belakang ke depan adalah vena-arteri-duktus.
Duktus cystikus terletak pada sebelah kanan porta hepatis dan
pada tempat ini terdapat beberapa nodus limftikus. Nodus limfatikus ini
bersama saraf menempel diantara tepi bebas omentum minus. Di sebelah
kanan porta terdapat vesika fellea yang terletak dalam fossa. Leher vesika
ini terletak dalam tempat yang lebih tinggi dari fundusnya. Struktur yang
ada pada permukaan viseral adalah: porta hepatis, omentum minus yang
berlanjut hingga fissura lig. Venosum, impresio ginjal kanan dan glandula
supra renal, bagian kedua duodenum, fleksura kolli dekstra, vesika fellea,
lobus kuadratus, fissura ligamentum teres dan impresio gaster.
Stabilitas
Hepar dipertahankan pada tempatnya oleh :
Vena hepatica dan vena cava inferior. Seluruh vena hepatica
terletak intra hepatika terletak intra hepatik dan masuk kedalam vena cava
Fibrosa
(terbentuk
dari
embriogenik
vena
umbilikalis)
Bagian kanan dan kiri dipisahakan oleh v. kava inferior dan fossa vesika
fellea pada facies posterior dan oleh sisi kanan lig. Falsimorfis pada
permukaan anterior.
Segmen kiri lateral adalah lobus sinistra dengan segmen kiri
medial adalah lobus kaudatus dan sebagian besar kuadratus dengan fisura
lig. Venosum dan lig. Teres membatasi lobus satu dengan yang lainnya.
Batas kanan anterior dan kanan posterior merupakan garis yang berjalan
oblik dari permukaan anterior lobus dekstra ke sulkus v. kava.
Berdasarkan perdarahan dan drainase empedu, hepar dibagi menjadi kiri
medial, kiri lateral, kanan anterior dan kanan posterior. Bagian kanan dan
kiri dipisahkan lagi oleh v. kava inferior da fossa vesika fellea pada facies
posterior dan oleh sisi kanan lig. Falsiformis pada permukaan anterior.
Segmen kiri lateral adalah lobus sinistra dengan segmen kiri medial adalah
lobus kaudatus dan sebagian besar kuadratus dengan fisura lig. Venosum
dan lig. Teres membatasi lobus satu dengan yang lainnya. Batas kanan
anterior dan kanan posterior merupakan garis yang berjalan oblik dari
permukaan anterior lobus dekstra ke sulkus v. kava.
Perdarahan
Aliran darah dari seluruh traktus gastrointestinal dibawa menuju ke
hepar oleh v. porta hepatis. Cabang dari vena ini berjalan diantara lobulus
dan berakhir di sinusoid. Oksigenasi darah disuplai oleh arteri hepatica.
Darah meninggalkan hepar melalui v. sentralis dari setiap lobulus yang
mengalir melalui v. hepatica.
a. Vena hepatica
Satu dari beberapa vena pendek yang berasal dari lobus hepar sebagai
cabang kecil. Vena ini mengarah langsung menuju v. kava
inferior,mengalirkan darah hepar.
b. Vena cava inferior
Terbentuk dari bersatunya v. iliaka komunis kanan dan kiri,
mengumpulkan darah dari bagian tubuh dibawah diaphragma dan
mengalir menuju atrium kanan jantung.
c. Arteri hepatica
Arteri ini merupakan cabang dari truncus coeliacus (berasal dari aorta
abdminalis) dan mensuplai 20 % darah hepar.
d. Vena porta hepatis
Pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal dari seluruh
traktus gastrointestinal. Pembuluh ini mensuplai 80 % darah hepar.
Hepar menerima darah dari dua sumber : arterial dan vena.
Perdarahan arterial dilakukan oleh a. hepatika yang bercabang menjadi kiri
dan kanan dalam porta hepatis (berbentuk Y). Cabang kanan melintas di
posterior duktus hepatis dan dihepar menjadi segmen anterior dan
posterior. Cabang kiri menjadi medial dan lateral. Kadang-kadang a.
hepatika komunis muncul dari a. mesenterika superior atau a. gastrika
sinistra disebut a. hepatika abberans. Mereka ini dapat menggantikan
cabang-cabang normal atau merupakan tambahan. Yang paling umum
dijumpai adalah a. hepatika sinistra dari a. gastrika sinistra.
Darah vena dibawa ke hepar oleh v. porta yang didalam porta
hepatis terbagi menjadi cabang kanan dan kiri. Vena ini mengandung
darah yang berisi produk-produk digestif dan dimetabolisme oleh sel
hepar. Hepar sebelah kiri dan kanan tidak mempunyai hubungan arterial.
Jika terpaksa dilakukan ligasi pada salah satu cabang a. hepar, maka suplai
darah dialkukan oleh anastomosis afienicus yang cukup memberikan
kolateralisasi. Dari v. porta darah memasuki sinusoid-sinusoid hati lalu
menuju ke lobulus-lobulus hepar untuk mencapai sentralnya. Darah arteri
dan vena bergabung dalam sinusoid dan masuk kedalam vena sentral dan
berakhir pada v. hepatika. Terdapat tiga vena utama yaitu: medial
(terbesar), dekstra dan sinistra.
Drainase limfatik
Aliran limfatik hepar menuju nodus yang terletak pada porta
hepatis (nodus hepatika). Jumlahnya sebanyak 3-4 buah. Nodi ini juga
menerima aliran limfe dari vesika fellea. Dari nodus hepatika, limpe
dialirkan (sesuai perjalanan arteri) ke nodus retropylorika dan nodus
10
Persarafan
Persarafan dilakukan oleh :
N. simpatikus : dari ganglion seliakus, berjalan bersama pembuluh darah
pada lig. hepatogastrika dan masuk porta hepatis
N. Vagus : dari trunkus sinistra yang mencapai porta hepatis mneyusuri
kurvatura minor gaster dalam omentum
Struktur
Secara mikroskopis hepar tersusun dari lobulus-lobulus hepar yang
berbentuk heksagonal dengan v. sentral di tengahnya. Dari vena sentral,
sel-sel hepatosit dan sinusoid tersusun radier ke lateralnya. Antara dua
lobulus yang berdekatan terdapat kanalis porta yang berisi a. hepatika, v.
porta dan duktus biliaris. Kedua struktur tersebut membentuk asinus yang
merupakan unit fungsional hepar. Jika terdapat aliran darah maka
perjalannya dari arah kanalis porta hepatis dan akan berakhir pada v.
sentral.Rongga sinusoid dibatasi oleh sel-sel endotelial dengan ronggarongga interseluler yang memungkinkan plasma mengalir keluar untuk
nutrisi sel-sel hati. Sel-sel endothelia ini mempunyai kemampuan
fagositik, berisi sel Kupferr sistem retikuloendothelial.
Aplikasi klinis
Biopsi jarum dilakukan melalui ruang interkostalis 8 atau 9 linea
mid aksilaris. Jarum akan lewat dibawah paru-paru tetapi sejajar sudut
kostodiaphragma dari pleura sebelum melewati diaphragma menuju hepar.
Jarum tidak boleh masuk lebih dari 6 cm untuk menghindari vena kava
inferior. Kesalahan prosedur dapat mengenai ginjal, kolon, pankreas, serta
dapat menyebabkan pneumothorax.
11
untuk
dijaga
adalah
a.
hepatika
dekstra.
B. Pengertian
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin
seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada
anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145).
Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang penyebarannya
luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati dgn
memberikan gambaran klinis yang mirip yang dapat berfariasi dari keadaan
subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang fatal. (Sylvia A. price,
1995; 439).
Hepatitis adalah inflamasi hati. Inflamasi ini bisa disebabkan oleh
virus, bakteri atau substansi toxic. (luckmann dan sorense. 1987; 1353U).
Hepatitis merupakan infeksi yang menyerang bagian hati dengan
menunjukan berbagai perbedaan masa inkubasi tergantung dari unsure virus
hepatitis yang menyerang. (Barbara. C. long. 1996, perawatan medical bedah:
119).
12
13
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari.
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepatitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang
diameternya + 32 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E
dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
D. Insiden
1. Hepatitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan
sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara
negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area
dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 %
kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat
penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada
beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier
hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya
terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
14
E. Manifestasi Klinis
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi
dari masing masing stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri
diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan
tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih
cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab
yang biasanya berbeda
F. Komplikasi
Komplikasi hepatitis B virus yang paling sering di jumpai adalah
perjalanan penyakitnya yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini
dikenal dgn hepatitis kronis akan tetapi keadaan ini akan sembuh kembali
sekitar 5% dari pasien hepatitis kronis akan mengalami kekambuhan setelah
serangan awal, kekambuhan biasanya dihubungkan dgn minum alcohol atau
aktifitas fisik yang berlebihan.
15
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra
seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas
dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis
oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
16
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi.
Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi
BSP.
14. Biopsi Hati
Menunjukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Scan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
17. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan
eksresi
bilirubin
mengakibatkan
hiperbilirubinemia
I. Penatalaksanaan Medis
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus. Aktivitas fisik biasanya
perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi
diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal,
17
ini
adalah
obat-obat
yang
dapta
digunakan
Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fast food.
Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kool,
sawi, lobak, mentimun, durian, nangka.
18
Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang
hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti
gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
19
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu,
agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan
terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan
dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas.
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk
keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta
perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
d. Data
dasar
tergantung
kerusakan/gangguan hati.
20
pada
penyebab
dan
beratnya
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
Urine gelap
Anoreksia
Peningkatan oedema
Asites
e. Neurosensori
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
21
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
8. Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam
empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret.
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus
22
23
24
individu
untuk
mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan,
25
yang berlebih
26
27
E. Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya).
3. Tidak terjadi peningkatan suhu.
4. Tidak terjadi keletihan.
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat.
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
oleh
virus
snack.
Selain
itu juga
anak-anak
kurang
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam
pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan
agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi
sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah
terjadinya hepatitis.
29
DAFTAR PUSTAKA
30