You are on page 1of 22

Asma Bronkhial

Muthia Isna Anindita (20090310226)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RSUD MUNTILAN
2014

Kasus
Seorang wanita datang dengan keluhan
sesak nafas dan nyeri dada 1 hari, batuk
berdahak 3hari, pilek, dan disertai
dengan nyeri dada. Keluhan sesak
nafas dirasakan berulang jika pasien
merasa kedinginan dan menghirup debu
kotor berlebihan. Pasien biasa kontrol di
Poli penyakit dalam secara berkala dan
mengonsumsi obat semprot.

Identitas
Nama
: Ny. R
Usia
: 63 tahun
Alamat
: Kayuares,
Magelang
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status
: Menikah
Tanggal masuk RS
: 17 Maret
2014

Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


Sesak nafas (+) nyeri dada (+) baik saat beristirahat maupun
beraktivitas berdebar-debar (+) batuk (+) dahak (+) kuning,
kental, banyak, darah (-) pilek (+) hidung tersumbat (-) mual
(+) muntah (-) nafsu makan menurun (+) minum (+) BAB (+)
dbn BAK (+) dbn pusing (-) keringat dingin (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki keluhan yang sama dan berulang sejak 10
tahun yang lalu.
Pernah opname dengan keluhan yg sama 4 th yll.
Riwayat Penyakit Jantung (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah dan Ibu kandung memiliki keluhan yang sama (+).
Riwayat Personal Sosial
Lingkungan tempat tinggal : bersih, terkadang ada debu,
berhawa dingin.
Gaya hidup : merokok (-) konsumsi alkohol (-) suami merokok
(+) tetangga banyak yang merokok (+)

Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum
: tampak sesak.
Kesadaran
: compos mentis.
TD
: 150/90 mmHg
Nadi
: 127 kpm
RR
: 34 kpm
Temp
: 36,5C
GDS
: 115 mg/dL

Mata
: Ca -/- Si -/Leher
: Pemb. Lnn (-)
thyroid (-)

Pemb. Kelenjar

Thorax
:
Inspeksi
: Simetris (+) Ketinggalan Gerak (-) Tanda
Peradangan (-) ictus cordis tak tampak (+)
Auskultasi : Pulmo : Vesikuler (+) Wheezing (+) Ronkhi (+)
Cor : Cardiomegali (-) S1 S2 reguler (+) Bising (-)
Gallop (-)
Perkusi : Sonor (+)
Batas jantung : Kanan atas > ICS II linea parasternalis dextra
Kanan bawah > ICS IV linea parasternalis dextra
Kiri atas > ICS II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah > ICS V linea midclavicularis sinistra
Palpasi
: Nyeri tekan (+) massa (-) ictus cordis tak
terraba (+)
Abdomen :
Inspeksi
: Tanda peradangan (-) cembung (-)
Auskultasi: Bising Usus (+)
Perkusi
: Tympani (+)
Palpasi
: Supel (+) massa (-) Hepar
: tak terraba
Lien : tak terraba Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+) nadi kuat dan cepat (+) CRT
<2

Darah Rutin
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-CV

17,12
4,79
13,6
42,0
87,7
28,4
32,4
262
14,8

RDW-SD
PDW
MPV
P-LCR
NEUT %
LYMPH %
MONO %
EO%
BASO %

46,8
10,9
10,0
24,0
90,6
3,7
5,0
0,5
0,2

EKG
Frekuensi
Axis
Transisi zone
Interval
PR
QRS
QT
Irama
Posisi
Kelainan
Kesimpulan

127/min
Normal
V3/V4
126 ms
78 ms
314 ms
Takikardi
Intermediet
Takikardia
NSR
Sinus takikardi

Ro. Thorax
Apex pulmo baik.
Corakan pulmo bertambah.
Infiltrat peribronchial (+).
Air bronchogram (+).
SIC lebar, diafragma mendatar.
COR : CTR <0,5
Kesan : Bronchitis Chronis (Asmatic).

Asma Bronkhial
Asma adalah gangguan pada saluran
bronkhial dengan ciri bronkospasme
periodik (kontraksi spasme pada
saluran nafas).

Klasifikasi
Menurut etiologi :
1. Intrinsik (non atopi)
2. Ekstrinsik (atopi)
3. Mixed (campuran)

Menurut gambaran klinis :

Etiologi
Berbagai pencetus timbulnya asma :
Allergen, terutama debu rumah, spora
jamur, dan sari rerumputan.
Iritan seperti asap, bau-bauan, pollutan.
Infeksi saluran nafas terutama
disebabkan oleh virus.
Perubahan cuaca yang ekstrim.
Kegiatan jasmani yang berlebihan.
Lingkungan kerja.
Obat-obatan.
Emosi.

Tanda dan Gejala

Objektif :
Sesak nafas yang berat dengan ekspirasi disertai
wheezing.
Dapat disertai batuk dan sputum yang kental.
Bernafas dengan menggunakan otot-otot
tambahan.
Sianosis, takikardi, gelisah, pulsus paradoksus.
Fase ekspirium memanjang disertai wheezing.

Subjektif :
Klien merasa susah bernapas, sesak, dan
anorexia.

Psikososial :
Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung.
Kurangnya pengetahuan klien terhadap situasi

Patofisiologi

Faktor
resiko

Faktor
resiko
inflamasi

Hiperreaktivitas
bronkus
Faktor
resiko

bronkokonstriks
i
gejala

Penatalaksanaan
1.

Asma akut/saat serangan


serangan ringan obat yang digunakan
hanya 2 agonis kerja cepat yang
sebaiknya diberikan dalam bentuk
inhalasi.
serangan sedang diberikan 2 agonis
kerja cepat dan kortikosteroid oral, bisa
ditambahkan ipratropium bromida inhalasi
maupun aminoofilin.
serangan berat, pasien perlu dirawat dan
diberikan oksigen, cairan IV, 2 agonis
kerja cepat. Ipratropium bromida inhalasi,
kortikosteroid IV, dan aminofilin IV (bolus
atau drip).

2. Jangka Panjang
bertujuan untuk mengontrol asma dan mencegah
serangan. Pengobatan asma jangka panjang
disesuaikan dengan beratnya asma. Prinsip pengobatan
jangka panjang :
Edukasi
Obat asma (pengontrol dan pelega)
Menjaga kebugaran
Edukasi yang diberikan menyangkup :
Kapan pasien berobat atau mencari pertolongan
Mengenali gejala serangan asma secara dini
Mengetahui obat-obat pelega dan pengontrol serta
cara dan waktu penggunaannya
Mengenali dan menghindari faktor pencetus
Kontrol teratur

Obat

Obat asma terdiri dari obat pengontrol dan


pelega. Obat pelega diberikan daan
serangan asma, sedangkan obat pengontrol
ditujukan untuk mencegah serangan asma
dan diberikan dalam jangka panjang dan
terus menerus. Untuk mengontrol asma
diberikan antiinflamasi (kortikosteroid
inhalasi). Obat yang digunakan sebagai
pengontrol antara lain :
Inhalasi kortikosteroid
2 agonis kerja panjang
Antileukotrien
Teofilin lepas l ambat

Refferensi

NHLBI/WHO Workshop Report. Global


Initiative for Asthma. Global Strategy for
Asthma Management and Prevention.
1995
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.
Departemen Kesehatan RI. 2009
Price SA and Wilson. (1995).
Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Edisi 4. Jakarta :
Penerbit Buku EGC
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990).
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI

Sekian. Wassalamualaikum...

You might also like