Professional Documents
Culture Documents
Oleh
THEOFILUS HAYON
FERDIANA D.C RAO
1) Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan usus dan lambung di tandai
dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.(kamus besar dorland
hartanto, 2002 )
Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak
biasanya ( lebih dari 3x sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi
(feses cair). (Brunner and suddart, 2000)
Gastroenteritis di definisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung
dan usus halus yang di tandai dengan muntah. Dan diare yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. (Cecilya L. Bets,2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang berulang-ulang buang air besar
yang sifatnya encer (cair), ia sering di sebut sebagai mencret, atau dalam bahasa
minang mamboco. Istila diare berasal dari bahasa yunani diarrea= mengalir
melalui. Bila seseorang di hinggapi dan menderita penyakit ini diaakan seringkali
ke belakang (ke toilet) untuk membuang hajat yang sifatnya cair dan tidak bias di
tahan-tahan. Penyakit diare ini banyak ditemukan di Negara-negara yang kondisi
hidupnya masih miskin, sehingga mereka makan apa saja dan tidak teratur.
Namun bagi Negara yang standar hidupnya membaik dan suda biasa menyiapkan
makanan yang bergizi sehingga diare sering terjadi. Salah satu yang perlu di catat
bahwa penyakit diare ini banyak diderita oleh anak-anak yang berusia dibawah
dari 5 tahun. Mereka lebih sering buang air besar yang cair biasanya lebih dari 3x
dalam waktu 24 jam dengan kondisi cair.(Cecily Lynn Betz, 2009).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah lebih banyak dari
biasanya (normal ; 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja berbentuk cair/setenga
padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.WHO (1980) .
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari,(Manjoer A, 1999 )
2) Epidemologi
Diare terdapat di seluruh dunia, terutama akibat dari infeksi merupakan salah
satu dari penyebab dari morbiditas dan mortalitas.
3) Etiologi
Penyebab gastroenteritis dapat dibagi dalam beberapa hal, yaitu :
a. Infeksi virus : bakteri dan parasit
b. Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi, laktosa, lemak atau protein).
c. Makanan : makanan basi, terkontaminasi, beracun, alergi terhadap
makanan
d. Imunodefisiensi
e. Psikologis : rasa takut dan cemas.
5) Klasifikasi
Diare di klasifikasi menjadi dua macam jenis diare, yaitu ;
1. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapt
menjadi berat.
Penyebab dari diare akut ytaitu :
a. Gangguan jasad renik/ bakteri yang masuk kedalam usus halus
setelah melewati berbagai rintangan asam lambung.
b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus lambung
3. Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan. Gambaran kliniknya ; turgor
jelek, suara serak, penderita jatuh preshock atau shock nadi cepat, napas cepat
dan dalam, kesadaran menurun, otot kaku dan sianosis.
Penilaian Dehidrasi Menurut WHO ;
Penilayan
Keadaan
umum
Mata
Air mata
Mulut dan
lidah
Rasa haus
Minum
Turgor
Tanpa Dehidrasi
Sadar/kompos
mentis
Biasa
Ada
Basah
Tidak haus dan
Baik
Kembali cepat
Dehidrasi Sedang
Gelisa/rewel
Dehidrasi Berat
Tidak sadar
Cekung
Kurang
Kering
Haus
Ingin minum
Lambat
Sangat cekung
Tidak ada
Sangat kering
Mulas
Tidak bias
minum
Sangat lambat
6) KOMPLIKASI
Dehidrasi berat
Ketidak seimbangan elektrolit
Syok hipovolemik yang terdekompesasi (hipotensi, asidosi, metabolic, dan
perfusi sistemik yang buruk)
Kejang demam
7) PATOGENESIS
Kira-kira air masuk dalam saluran pencernanan selama periode 24 jam, berasal
dari :
Diet
2L
Saliva
1L
Cairann lambung
2L
Empedu
1L
Cairan pancreas
2L
2L
Lebih dari 8 liter air diabsorpsi tiap hari dalam usus halus dengan 1500-2000 ml
hanya memasuki kolon dan hanya 100-200 ml hilang dalam feses. Cairan yang
masuk dalam kolon kurang dari kapasitasarbsorsi maksimum 5-6 liter.
merangsang
sekresi
sekretin
mediated
antagonis
kalsium
verapamil.
Prostaglandin
turunan senna
dan
shingela,
capilobakteri,
yersinia,
salmonella,
E.coly
entamoeba,
dan
clostridium
histolitika,
diffcile)
menimbulkan diare.
4) Mekanisme lain.
a. Gangguan motilitas, perpindahan dalam interistinal yang
cepat dapat mengatasi usus halus dan atau kolon yang luas
dengan demikian mungkin menimbulkan diare, diare cair
yang dijumpai pada beberapa kasus irritable bowel
sindrome mungkin mencerminkan perpindahan (transit)
yang cepat dari residu dalam sekum ke dalam kolon
sikmoid yang diperantarai dengan kontraksi kolon yang
berlebihan.
b. Filtrasi meningkat. Obstruksi vena atau limfatik (misalnya
neoplasia dan peritonitis tuberkulosa ) menyebabkan
peningkatan hidrostatik dalam dinding usus atau lacteal dan
kehilangan cairan secara pasif ke dalam lumen usus.
1) PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus,
muntah-muntah, yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab
utama gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus, adenovirus, enterik, virus
norwalk, dan lain-lain), bakteri atau toksiknya (campilobacter, salmonella,
shigella, escherichia coly, yersinia, dan lain-lain), serta parasit (giardia lamblia,
cryptosporidium). Patogen-patogen ini menimbulkan penyakit dengan
3) PENATALAKSANAAN
Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan penatalaksanaan dilakukan
dengan rawat jalan, dehidrasi dapat dilakukan per oral dengan larutan
dehidrasi oral (pedialyte, ricelyte). Cairan rehidrasi oral diberikan sedikit tetapi
sering (5 sampai 15 ml). Bagi yang mendapat ASI dapat terus disusui selama
periode diare. Dalam hal dehidrasi berat, anak dirawat dirumah sakit untuk
mendapatkan terapi intravena(IV) demi mengatasi dehidrasinya. Jumlah
dehidrasi dihitung dan cairan diganti dalam 24 jam, bersamaan dengan
pemberian cairan rumatan.
Jika ada syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan salin
normal atau larutan Ringer laktat; ulangi bila perlu). Pada kasus-kasus ini, bila
pemasangan jalur IV tidak berhasil, rute intraoseus dapat dipakai untuk
memberikan cairan dalam keadaan darurat pada anak yang berusia kurang
dari 6 tahun. Bila perfusi sistemik telah membaik, berarti koreksi dehidrasi telah
dimulai.
Setelah dehidrasi selesai, diet dapat dilanjutkan diet biasa yang mudah
dicerna. Makanan yang paling baik di toleransi adalah karbohidrat kompleks
(nasi, gandum, sereal, kentang, dan roti), yogurt, daging tidak berlemak, buahbuahan, dan sayuran. Diet klasik adalah BRAT (banana/pisang, rice/nasi,
applesauce/saus apel, dan toast/roti panggang), walaupun dapat ditoleransi
dengan baik,mengandung protein,lemak, dan kalori yang rendah untuk energi.
Jus, minuman berenergi, dan softdrink harus dihindari.
Pemberian cairan rehidrasi dari ASI dan makanan per oral telah dilaporkan
menurunkan durasi diare. Pengembalian ke makanan oral normal adalah
penting, khususnya pada kasus sebelum terjadinya malnutrisi.
Pembrian antiemetik dan antispasmodik biasanya tidak dianjurkan.
Antibiotik juga tidak diindikasikan pada sebagian besar kasus karena
gastroenteritis bakterial maupun viral dapat sembuhdengan sendirinya. Akan
tetapi, antibiotik digunakan untuk mngobati penyakit yang disebabkan oleh
organisme shigella, E coli, organisme salmonella, ( dengan sepsis atau infeksi
setempat), dan G. Lamblia. Antibiotik dapat memperpanjang status karier pada
infeksi salmonella.
Tindakan yang harus diberikan untuk mengatasi dehidrasi yang
berkelanjutan maka diberi IVFD : cairan RL agar tidak terjadi keadaan yang
tidak diinginkan. tindakan yang harus di berikan, diantaranya :
pemberian cairan
a. Dehidrasi ringan
Jam pertama 25-50/ kg BB/hari
Kemidian 125 ml/kg BB/oral
b. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100/kg BB/ oral
B. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.
Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6 - 11 bulan.
Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini
membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih
besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2.
Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3.
4.
5.
6.
7.
5. Evaluasi keperawatan
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3. Integritas kulit kembali normal.
4. Rasa nyaman terpenuhi.
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne, C, dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Edisi VII. Jakarta : EGC. 2001.
Cecily Lynn Betz (2009). Buku Saku keperawatan pediatri. Ed. 5 Jakarta: EGC Gouzali
Saydam (2011). Memahami Berbagai Penyakit. Ed.1.
Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta
Tayilor.M.C & Ralph. S.S Diagnosis Keerawatan Dengan Rencana Asuhan.Edisi
10.EGC.2010..
Mansjoer, Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius,
1999.
Hayes. P. C, David W. & Gimson. A.E.S Segi Praktik Gastroenterology & Hepatologi
1988.
DR. SUJONO H. Gastroenterologi, Bandung 1983